Anda di halaman 1dari 2

Unsur-unsur Pokok Hadis

Contoh Hadits Nabi dalam periwayatan yang lengkap

ِ ‫ظلَةُ بْنُ اَبِ ْي ُس ْفيَانَ ع َْن ِع ْك َر َمةَ ب ِْن خَالِ ٍد َع ِن اب ِْن ُع َم َر َر‬
‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َما‬ َ ‫ اَ ْخبَ َرنَا َح ْن‬: ‫َح َّدثَنَا ُعبَ ْي ُد هللاِ بْنُ ُموْ َسى قَا َل‬

ٍ ‫ بُنِ َي ا ِال ْساَل ُم َعلَى َخ ْم‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
ِ‫س َشهَا َد ِة اَ ْن اَل اِلهَ اِاَّل هللا َو اَ َّن ُم َح َّمدًا َّرسُوْ ُل هللا‬ َ ِ‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬: ‫قَا َل‬
ِ ‫ َر َواهُ ْالبُخ‬. َ‫ضان‬
ُّ‫َاري‬ َ ‫صوْ ِم َر َم‬ ِ ‫صاَل ِة َو اِ ْيتَا ِء ال َّز َكا ِة َو َح ِّج البَ ْي‬
َ ‫ت َو‬ َّ ‫َو اِقَ ِام ال‬

Dari contoh hadits di atas, ada tiga unsur pokok yang terkandung di dalamnya,
yakni: Rawi, Sanad, dan Matan Hadits (Ismail, 2021).

1. Rawi
Rawi adalah orang yang terlibat dalam periwayatan hadits, selain dari Nabi
sendiri dan ulama yang menulisnya dalam kitab mereka. Jadi, yang disebut
rawi adalah orang-orang yang meriwayatkan hadits Nabi, yaitu sahabat,
tabi’in, tabi’ tabi’in, dan seterusnya (Wahid, 2016)
Hadits di atas ditemukan di dalam kitab Hadits yang disusun oleh Imam
Bukhari. Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh beberapa orang rawi, yaitu:
a. Ibnu Umar ra. sebagai: Rawi pertama
b. Ikrimah bin Khalid sebagai: Rawi kedua
c. Handzholah bin Abi Sufyan sebagai: Rawi ketiga
d. Ubaidullah bin Musa sebagai: Rawi keempat
e. Imam Bukhari sebagai: Rawi kelima atau Rawi
terakhir

Imam Bukhari di sini, selain disebut sebagai Rawi kelima atau terakhir, juga
disebut juga sebagai “Mukharrij”, yakni orang yang telah menukil/mencatat
Hadits tersebut pada kitabnya yang bernama “Al-Jami’us Shahih”. Dengan
kata lain, Imam Bukhari-lah sebagai pentakhrij dari Hadits tersebut (Ismail,
2021).

2. Sanad
Sanad adalah rantai penutur/perawi (periwayat) hadits. Sanad terdiri atas
seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam
bukunya (kitab hadits) hingga mencapai Rasulullah. Sanad, menggambarkan
keaslian suatu riwayat. Sanad mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam menentukan sebuah hadits, apakah ia dapat dijadikan hujjah atau tidak.
Apabila sanadnya lemah, maka haditsnya dianggap mardud. Sedangkan sanad
yang kuat akan menghasilkan sebuah hadits yang maqbul (diterima) (Wahid,
2016).

3. Matan
Matan hadits adalah redaksi (isi) dari pembicaraan dalam sebuah hadits.
Matan selalu terletak setelah sanad (Wahid, 2016).
Untuk contoh Hadits di atas, matan Haditsnya adalah rangkaian kalimat mulai
dari: ‫ بُنِ َي ا ِال ْساَل م‬sampai: َ‫ضان‬
َ ‫صوْ ِم َر َم‬
َ ‫( َو‬Ismail, 2021).

Daftar Pustaka:

Ismail, M. Syuhudi. 2021. Pengantar Ilmu Hadits. Bandung: Penerbit ANGKASA.

Wahid, Abdul dan Zaini, Muhammad. 2016. Pengantar ‘Ulumul Qur’an dan
‘Ulumul Hadis. Banda Aceh: Penerbit PeNA.

Anda mungkin juga menyukai