Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TERSTRUKTUR MAKALAH CPMK KE 1

KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB

MATA KULIAH:
PENDIDIKAN KARAKTER

OLEH :
dr. Jeri Afrimando
NPM.22.13101.12.12

SEMESTER GENAP

DOSEN PENGAMPU :
MARTAWAN MADARI,SKM,MKM

PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADAPALEMBANG
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga
merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya dibebani tanggung jawab,
mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras
dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini.
Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu
ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari
kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan
frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami
maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam
mengarahkan sikap kita menuju hal positif.
Menjadi pribadi yang mandiri adalah idaman dan cita-cita tiap orang. Pribadi mandiri
secara umum gambarannya adalah pribadi yang tak tergantung pada pihak lain dalam
mengekpresikan diri dalam segala bentuknya.Untuk menjadi pribadi mandiri diperlukan
banyak bekal, baik ilmu, kematangan diri, pengalaman hidup dan keberanian mengambil
keputusan.
Menjadi sukses adalah dambaan setiap orang. Namun, tidak semua orang dapat
mengetahui dan memahami jalan menuju kesana. Kadangkala ada orang yang masih
menggantungkan keinginan suksesnya kepada orang lain. Atau bersandar kepada lingkungan
yang menurutnya dapat membuat ia berhasil.
Ternyata hal ini adalah salah. Kita tidak bisa menggantungkan sepenuhnya kepada
orang lain, kepada faktor diluar diri kita. Kesuksesan hanya bisa diraih dengan kemampuan
sendiri. Bergantung kepada sikap kita, perilaku kita. Sehingga, bukanlah tindakan bijak jika
kita menyalahkan lingkungan atau keadaan di luar kita ketika kesuksesan belum diraih.
Maka, mulailah berkaca pada diri sendiri. Lihat kemampuan diri, dan sedapat mungkin
meminimalisir ketergantungan kepada orang lain. Sekuat tenaga kita harus menjadi pribadi
mandiri yang mampu meraih sukses dengan usaha sendiri. Bukankah kita telah dibekali
dengan potensi fisik, akal, dan kalbu? Jika semuanya kita sinergikan dengan baik dan
berimbang, insya Alloh kita akan mampu meraih kesuksesan. Sayangnya, acapkali upaya ini
belum optimal dilakukan. Tak jarang, kita hanya mengandalkan salah satu potensi saja.
Kemandirian seseorang sangat penting di era yang semakin moderen dewasa ini.
Meskipun kemandirian merupakan hal yang tidak mudah untuk diterapkan, apalagi bagi
kaum wanita yang sering di anggap memiliki ketergantungan yang besar pada kaum pria.
Kemandirian merupakan kondisi pribadi yang telah mampu memperkembangkan
pancadaya kemanusiaan bagi tegaknya hakikat manusia pada dirinya sendiri dalam bingkai
dimensi kemanusiaan. Pancadaya, yaitu daya takwa, cipta, rasa, karsa dan karya telah
berkembang dan terwujudkan sedemikian rupa sehingga ia menjadi individu yang
menjunjung hakikat kemanusiaan (yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, memanfaatkan kemampuan diri secara optimal, bermoral tinggi, melaksanakan tugas dan
fungsi dalam status dan kedudukannya, serta menepati kewajiban dan hak dasar diri sendiri
dan orang lain), yang kesemuanya itu terlaksana dalam bingkai dimensi kemanusiaan (yaitu
yang mendukung dan mengutamakan teraktualisasikannya kebenaran dan keluhuran, potensi
diri dan adanya perbedaan dengan orang lain, komunikasi dan kebersamaan nilai dan moral,
yang kesemuanya itu dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang di
sengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.[1]
Menurut kamus besar bahasa Indonesia Tanggung jawab adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab merupakan berkewajiban
menanggung, memikul, dan menanggung segala sesuatunya sebagai kesadaran atas
kewajibannya.
Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang. Tanggung jawab juga
membentuk hubungan tertentu antara pemberi wewenang dan penerima wewenang. Jadi
tanggung jawab seimbang dengan wewenang.
Sedangkan menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung jawab adalah sesuatu yang
menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibalas dan sebagainya.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian. Orang yang
bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas apa yang menjadi
tanggung jawabnya.[2]
Dengan demikian kalau terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani tanggung jawab
wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu manusia yang bertanggung jawab
adalah manisia yang dapat menyatakan diri sendiri bahwa tindakannya itu baik dalam arti
menurut norma umum, sebab baik menurut seseorang belum tentu baik menurut pendapat
orang lain.
Dengan kata lain, tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
B. Macam-macam Tanggung Jawab
Menurut ruang lingkup dan sasarannya, tanggung jawab dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
1. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Pada dasarnya manusia adalah mahluk individu yang harus memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri. Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang
untuk memenuhi kewajibannya terhadap diri sendiri dalam mengambangkan kepribadian
sebagai manusia prbadi. Dengan demikian, bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan
menganai dirinya sendiri, menunrut sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral namun
manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi manusisa mempunyai
pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan sendiri. sebagai perwujudan dari pendapat
perasaan dan angan masnusia berbuat dan bertindak.
Contoh :
Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena adanya tanggung jawab terhadap
dirinya sendiri agar dapat melangsungkan hidupnya.
2. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan Masyarakat kecil, keluarga terdiri dari suami-istri, ayah ibu dan
anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik
keluarga tapi ketangung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan pendidikan dan
kehidupan.[3]
Contoh :
Seorang ayah rela bekerja membanting tulang demi memenuhi tanggung jawabnya
sebagai kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
3. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusai tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lain, sesuai
dengan kedudukannya, manusia sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain
maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian
manusia disini merupakan sebagai anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung
jawab yang sama seperti anggota masyarakat lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam
masyarakat tersebut. Sangat wajar apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus
dipertaggung jawabkan kepada masyarakat.[4]
Contoh :
Seseorang yang menyediakan rumahnya sebagai tempat kemaksiatan pada lingkungan
masyarakat yang baik-baik, apapun alasannya tindakan ini termasuk tidak bertanggung jawab
terhadap masyarakat, karena secara moral psikologis akan merusak masa depan generasi
penerusnya di lingkungan masyarakat tersebut.
4. Tanggung Jawab Terhadap Bangsa/Negeri
Satu kenyataan lagi, bahwa setiap manusia adalah warga Negara, suatu Negara dalam
berpikir, berbuat, bertindak, dan bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semuanya sendiri bila
perbuatan manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara.
Contoh :
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, guru Isa yang terkenal guru
yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan
guru Isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau perbuatan itu di
ketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.[5]
5. Tanggung Jawab Terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan
untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan.
Sehingga dikatakan tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman Tuhan. Yang
diruangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari
hukuman hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika peringatan yang
keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan akan memberikan adzab.
Sebab dengan mengabaikan perintah perintah Tuhan. Berarti menginggalkan tanggung jawab
yang seharusnya dilakukan terhadap Tuhan sebagai penciptanya. Bahkan untuk memenuhi
tanggung jawabnya manusia harus berkorban.
Contoh :
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut
tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya,
hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa
tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya ini ia berkorban tidak
memenuhi kodrat manusia pada umumya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang
sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan.

B.     Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, atau tenaga sebagai
perwujudan kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan
dan semua dilakukan dengan iklas.
Timbulnya pengabdian itu hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita bekerja
dari pagi sampai sore untuk mencukupi kebutuhan keluarga, itu berarti kita mengabdi kepada
keluarga karena tanggung jawab dan kasih sayang kita kepada keluarga.

C. Manusia dan Tanggung Jawab


Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya) manusia merasa bertanggung
jawab bahwa ia menyadari akibat baik ataupun buruk atas perbuatannya, untuk membangun
jiwa yang bertanggung jawab perlu di tempuh memlalui pendidikan, penyuluhan,
keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan YME.
Seseorang bertanggung jawab karena ada kesadaran ataupun keinsyafan atau pengertian
atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung
jawab itu karena manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam linkungan alam. Manusia
tidak boleh berbuat semaunya sendiri terhadap manusia lainnya dan terhadap alam sekitarnya,
manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan, anatara sesama manusia dan
lingkungan.
Manusia pada hakikatnya adalah mahluk yamg bertanggung jawab. Disebut demikian
karena manusia selain merupakan mahluk individual, dan mahluk sosial, juga merupakan
mahluk Tuhan. Manusia mempunyai tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab
mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual, ataupun
teologis.[6]
Allah telah menciptakan manusia lengkap dengan segala peralatannya, diberi hidup,
akal, dan budi pekerti. Semua pemberian itu harus dijaga dan dipelihara, karena hidup, akal
dan budi yang diberikan Allah tersebut nantinya akan dimintai pertanggung jawaban.[7]
Sesuai dengan firman Allah dalam kitab suci Al-Qur’an Surat At-Takatsur ayat 8
Artinya: ”kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu .
.”megah-megahkan di dunia itu)
Manusia adalah hamba Allah. Sebagai hamba Allah maka manusia harus menuruti
semua perintah Allah, dan tidak boleh membangkang pada-Nya. Setiap perilaku kita harus
diridloi-Nya, harus menyenangkan-Nya, harus mengagungkan-Nya. Kita ini memang budak
dihadapan Allah, namun dengan inilah kita menjadi mulia, kita menjadi mempunyai harga
diri, kita menjadi mempunyai jiwa, kita menjadi mempunyai hati, kita menjadi mempunyai
harapan cerah yang akan diberikan atas ketaatan kita.
Dengan kedudukan ini, maka manusia hidup di dunia ini mempunyai dua tugas yang
nantinya akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah, yaitu:
1. Beribadah kepada Allah
Beribadah disini adalah dalam arti yang sempit dan dalam arti yang luas. Beribadah dalam arti
sempit berarti mengerjakan ibadah rital saja, seperti Shalat, Zakat, Puasa, Haji, dan lain
sebagainya. Sedangkan ibadah dalam arti luas adalah melaksanakan semua aktifitas baik
dalam hubungan dengan secara vertikal kepada Allah SWT maupun bermuamalah dengan
sesama manusia untuk memperoleh keridoan Allah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah
SWT dan Hadist. Allah berfirman dalam Adz-Dzariyat ayat 56:Artinya:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."
2. Menjadi kholifah di bumi
Segala sesuatu yang ada di dunia ini telah ditaklukkan Allah bagi manusia, Hewan, tumbuhan,
binatang, bumi dengan segala apa yang terpendam di dalamnya. Allah memberikan gambaran
tentang diberikannya tugas khalifah ketika berdialog dengan malaikat, dalam Q.S Al-Baqoroh
ayat 30: Artinya:
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:'Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak
menjadikan [khalifah] di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.'”
Dari ayat di atas, maka jelaslah bahwa tugas manusia adalah menjadi kholifah di
bumi, dan manusia haruslah menjaga, melestarikan, merawat, dan memelihara bumi ini
dengan sebaik-baiknya. Selain itu, manusia juga diberi kewenangan untuk memanfaatkan apa
yang ada di bumi ini guna memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam menjalankn amanah yang di bebankan Allah kepada mausia, manusai tidak
boleh berbuat semena-mena, tidak boleh berbuat semaunya sendiri. Maka hendaknya kita
berhati-hati, akan amanah yang telah diberikan Allah kepada kita, karena sebenarnya setiap
kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya masing-
masing di sisi Allah Pedoman Dan Bekal Manusia. Untuk pedoman hidup manusia Allah
SWT telah menurunkan Al Qur'an supaya manusia bisa mengemban amanah yang diberikan
oleh Allah SWT, disamping itu juga kita juga wajib untuk melaksanakan pedoman hidup dan
cara beribadah dan bermuamalah berdasarkan Sunnah Rasullullah SAW, serta ijtihad para
ulama dan tabi’in yang berdasarkan pada Al Quran dan Al Hadist. Bekal manusia yang dapat
digunakan untuk memahami ayat-ayatNya. Allah menganugerahkan kepada manusia mata,
telinga, mulut, tangan, kaki, akal, hati, dan seluruh anugerah yang amat banyak, baik yang
lahir maupun yang batin. Dan nantinya mata, telinga, dan hati dan semuanya akan dimintai
pertanggung jawaban Allah. Untuk apa selama ini digunakan.
Tanggung jawab juga berlaku di lingkungan keluarga, masyarakat, dan negara. Semuanya
memiliki norma-norma yang harus ditaati, dan setiap orang harus mematuhi norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat. Jika melanggar norma tersebut, maka mau tidak mau harus
bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut baik, baik kepada manusia maupun kepada
Tuhan. Jiwa beranggung jawab harus dimiliki tiap individu.
B. Pengertian Pribadi Mandiri
Menjadi pribadi yang mandiri adalah idaman dan cita-cita tiap orang. Pribadi mandiri
secara umum gambarannya adalah pribadi yang tak tergantung pada pihak lain dalam
mengekpresikan diri dalam segala bentuknya.Untuk menjadi pribadi mandiri diperlukan
banyak bekal, baik ilmu, kematangan diri, pengalaman hidup dan keberanian mengambil
keputusan.
Menjadi sukses adalah dambaan setiap orang. Namun, tidak semua orang dapat
mengetahui dan memahami jalan menuju kesana. Kadangkala ada orang yang masih
menggantungkan keinginan suksesnya kepada orang lain. Atau bersandar kepada lingkungan
yang menurutnya dapat membuat ia berhasil.
Ternyata hal ini adalah salah. Kita tidak bisa menggantungkan sepenuhnya kepada
orang lain, kepada faktor diluar diri kita. Kesuksesan hanya bisa diraih dengan kemampuan
sendiri. Bergantung kepada sikap kita, perilaku kita. Sehingga, bukanlah tindakan bijak jika
kita menyalahkan lingkungan atau keadaan di luar kita ketika kesuksesan belum diraih.
Maka, mulailah berkaca pada diri sendiri. Lihat kemampuan diri, dan sedapat mungkin
meminimalisir ketergantungan kepada orang lain. Sekuat tenaga kita harus menjadi pribadi
mandiri yang mampu meraih sukses dengan usaha sendiri. Bukankah kita telah dibekali
dengan potensi fisik, akal, dan kalbu? Jika semuanya kita sinergikan dengan baik dan
berimbang, insya Alloh kita akan mampu meraih kesuksesan. Sayangnya, acapkali upaya ini
belum optimal dilakukan. Tak jarang, kita hanya mengandalkan salah satu potensi saja.
Kemandirian seseorang sangat penting di era yang semakin moderen dewasa ini.
Meskipun kemandirian merupakan hal yang tidak mudah untuk diterapkan, apalagi bagi
kaum wanita yang sering di anggap memiliki ketergantungan yang besar pada kaum pria.
Kemandirian merupakan kondisi pribadi yang telah mampu memperkembangkan
pancadaya kemanusiaan bagi tegaknya hakikat manusia pada dirinya sendiri dalam bingkai
dimensi kemanusiaan. Pancadaya, yaitu daya takwa, cipta, rasa, karsa dan karya telah
berkembang dan terwujudkan sedemikian rupa sehingga ia menjadi individu yang
menjunjung hakikat kemanusiaan (yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, memanfaatkan kemampuan diri secara optimal, bermoral tinggi, melaksanakan tugas dan
fungsi dalam status dan kedudukannya, serta menepati kewajiban dan hak dasar diri sendiri
dan orang lain), yang kesemuanya itu terlaksana dalam bingkai dimensi kemanusiaan (yaitu
yang mendukung dan mengutamakan teraktualisasikannya kebenaran dan keluhuran, potensi
diri dan adanya perbedaan dengan orang lain, komunikasi dan kebersamaan nilai dan moral,
yang kesemuanya itu dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa).

A. Ciri-ciri Pribadi Mandiri


1. Pribadi mandiri adalah pribadi yang berani, mau belajar, dan mau berlatih
berdasarkan pengalaman hidupnya. Ia melihat, mencoba, dan merasakan sendiri
hal-hal tertentu yang memang seharusnya sudah dilakukan, misalnya :
 Seorang siswa dengan kesadaran sendiri mau belajar sesuai dengan jadwal
yang ia tetapkan
 Seorang siswa dengan kemauan sendiri berlatih suatu ketrampilan tertentu,
seperti musik, tari, teknologi.
2. Pribadi yang berani menetapkan gambaran hidup yang ia inginkan. Gambaran
hidup ini menjadi tujuan yang hendak dicapai dalam hidupnya
 Seorang siswa yang bercita-cita menjadi pakar ekonomi yang dapat membantu
negara untuk mengatsi krisis yang terjadi dibidang ekonomi
3. Pribadi yang berani mengarahkan kegiatan hidupnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Ia memiliki langkah-langkah, kegiatan atau tingkah
laku yang efektif untuk mencapi gambaran kehidupan yang diidealkan, misalnya
 Siswa yang bercita-cita menjadi ekonomi mulai sekarang belajar dengan
sungguh-sungguh mengenai apa saja yang berkaitan langsung atau tidak
langsung dengan masalah ekonmi.
4. Pribadi yang berani menyusun langkah kegiatannya melalui tahapan yang realistis,
berproses dan membutuhkan waktu. Ia menyusun program dan menetapkan
rentang waktu yang dibutuhkan, serta mau untuk mengevaluasinya.

 Seorang siswa menetapkan target keberhasilan prestasinya pada semester satu,


lalu dilanjutkan pada semester dua, hingga kahirnya lulus dengan prestasi
yang baik sesuai dengan potensinya
5. Pribadi yang berani mengatur dan mengelola waktu dan kesempatan dalam
banyak hal.
 Berfikir agar mendapatkan kekuatan diri dan akal terus berkembang
 Belajar agar mendapatkan belajar dan ilmu
 Bermain agar terjaga keseimbangan hidup yang rileks
6. Pribadi yang berani menata dan menata diri dan menjaga diri. Ia terus berlatih
untuk menjadi berkepribadian yang terpuji. Ia juga menjaga dan merawat
kesehatan tubuhnya
7. Pribadi yang berani mengambil keputusan secara cepat dan cepat. Ia
melakukannya dengan berdasarkan adata dan informasi yang memadai,
mendalami secara mandalam sebab akibatya, memperhitungkan segala
kemungkinan, menenmukan solusi, menganalisi dampak dari solusi dan akhirnya
ia mengambil keputusan dan menjaankan dengan sadar dan bertanggung jawab
8. Pribadi yang berani mengembangkan rasa percaya diri. Matap, tegas dan bijak
9. Pribadi yang berani mengurangi ketergantungan hidupnya dari oang lain untuk
lebih bnayak bersandar pada pada kekuatan sendiri.

B. Sifat yang Mencerminkan Kemadirian


1. Bertanggung jawab
Tampil mandiri berarti memiliki sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang
telah dilakukannya. Berani berbuat berarti berani bertanggung jawab, dan wujud
tanggung jawab adalah sesuatu yang bisa diterima dengan baik oleh banyak orang.
2. Mampu mengatasi kesulitan
Pribadi yang mampu mengatasi kesulitannya sendiri, mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri . Meskipun pada awalnya terasa sulit tapi dapat mencari jalan
keluar/solusi dari permasalahan yang dihadapi.
3. Mengenal kemampuan diri sendiri
Menyadari sepenuhnya akan kemampuan yang dimiliki. Pada dasarnya manusia
memiliki kelebihan dan kekurangan. Pribadi mandiri yang mengenal dirinya, pasti
tahu persis untuk memaksimalkan kelebihannya dan meminimalisir
kekurangannya.
4. Senantiasa berpikir positif
Berpikir positif terwujud dalam tindakan positif yang dilakukan pribadi mandiri.
Dapat mengambil keputusan yang positif dan bersikap bijaksana.
5. Berwawasan global
Pribadi mandiri memiliki wawasan global dan tidak berpikiran sempit yang
mengarah pada ketergantungan terhadap orang lain karena kurang percaya diri.
C. Cara Menjadi Orang yang Mandiri
1. Menerima diri sendiri.
Anda tidak dapat membangun kepribadian mandiri yang kuat jika Anda tidak bisa
hidup dengan diri sendiri. Terimalah diri Anda sendiri, kepribadian Anda,
pendapat Anda, pilihan Anda, preferensi Anda, dan kisah hidup Anda. Jangan
mengatakan hal-hal yang melawan kehendak diri sendiri. Setiap orang bisa
menjadi cukup kuat. Semua orang telah menempatkan diri pada sesuatu untuk
membuktikan kekuatan mereka. Lupakan semua kesalahan Anda dan belajarlah
darinya. Berusaha untuk menjadi lebih baik dan yang paling penting mencintai
diri sendiri.

 Ini adalah bagian penting untuk menjadi mandiri karena menerima siapa Anda
akan membuat Anda terhindar dari mencoba untuk bertindak seperti orang
lain.
2. Percaya pada diri sendiri.
Jika Anda tidak percaya pada diri sendiri lalu siapa lagi yang akan percaya? Kita
semua berbeda dan memiliki sesuatu yang unik untuk dikatakan. Tidak ada orang
yang disa dengan mudah berbicara dan tidak semua orang akan setuju dengan apa
yang Anda katakana, itu kenapa penting bagi Anda untuk berdiri sendiri, karena
pada akhirnya Anda adalah semua yang Anda punya dan jika Anda percaya pada
sendiri itu merupakan hal yang paling penting. Percaya pada diri sendiri akan
membuat Anda percaya keputusan sendiri - bahkan saat orang lain menentang -
atau bahkan masyarakat – harapan Anda.
 Jika Anda tidak memiliki iman dalam diri sendiri, Anda tidak akan bisa
membuat keputusan dan kemudian meminta orang lain untuk membantu setiap
kali Anda harus membuat keputusan. Menjauhlah dari hal tersebut.
3. Menerima dunia.
Orang yang mandiri bukan berarti harus sombong dan tidak percaya kepada orang
lain karena itu sangatlah kejam. Orang mandiri adalah mereka yang mampu
melihat dunia walau baik atau buruk, dan secara sadar memilih untuk menjadi
yang paling kuat untuk dirinya dan maupun bagi orang lain. Anda tidak mandiri
karena Anda tidak mempercayai siapa pun. Anda tidak mandiri karena Anda
berpikir terlalu tinggi dari diri sendiri. Ikuti panduan ini: Belajarlah untuk
menerima dunia, dan memutuskan untuk menjadi kuat.

 Menerima dunia dan semua komplikasinya juga akan membantu Anda melihat
bahwa ada banyak cara untuk hidup di luar sana - tidak ada yang memaksa
Anda untuk memenuhi salah satu dari mereka.
4. Jadilah pribadi mandiri secara emosional.
Kemungkinannya adalah, Anda tergantung pada banyak orang untuk dukungan
emosional. Mungkin orang tua Anda, kekasih Anda, teman, atau sahabat terdekat
Anda. Meskipun dimungkinkan untuk terus bergantung pada orang-orang dalam
sisa hidup Anda, namun Anda harus menyadari bahwa tidak akan selamanya
mereka akan selalu tetap berada diantara Anda. Beberapa akan menjauh, beberapa
akan berhenti berbicara dengan Anda, dan mereka semua akhirnya akan mati.
Satu-satunya orang yang akan selalu dengan Anda adalah Anda sendiri. Jika Anda
bergantung pada diri Anda sendiri untuk mendapatkan dukungan, Anda tidak akan
pernah dikecewakan.

 Tidak masalah untuk tetap dekat dengan orang-orang terdekat dalam hidup
Anda, tetapi Anda tidak bisa membiarkan orang-orang ini menentukan tingkat
kebahagiaan Anda. Itu terserah Anda.
5. Memotivasi diri sendiri.
Orang lain tidak memiliki dan tidak akan pernah memiliki kepentingan yang sama
dalam keberhasilan Anda. Motivasi dan kesuksesan adalah fungsi dari kebiasaan.
Anda harus menghentikan kebiasaan menunda sesuatu , dan menggantinya dengan
satu perencanaan yang baik. Orang-orang yang paling sukses di dunia tidak selalu
pintar, atau pengamat yang baik, tapi tidak peduli apa bakat atau karunia yang
mereka dapatkan, mereka telah mendasari diri mereka untuk menghargai
kemenangan atas tugas baik besar maupun kecil. Ini adalah bagaimana Anda
belajar sesuatu saat di sekolah, saat berkencan, dan hal lainnya dalam hidup.

 Jika Anda ingin mencapai tujuan karir, itu harus bertujuan untuk
menyenangkan diri sendiri, bukan untuk menyenangkan keluarga Anda. Jika
Anda ingin mendapatkan nilai yang luar biasa, maka hal yang sama berlaku
untuk hal tersebut.
 Jangan termotivasi untuk menurunkan berat badan, menerbitkan buku, atau
membangun rumah hanya untuk mengesankan orang lain. Lakukan hal itu
karena Anda ingin membuat diri Anda sukses.

6. Menjadi pahlawan bagi diri sendiri.

Sebuah panutan dapat membantu menginspirasi Anda dan menunjukkan cara


untuk menjalani hidup Anda. Bukanlah sesuatu hal yang buruk untuk mengagumi
seseorang dan saling berbagi satu sama lain. Namun pada akhirnya, sangat penting
untuk memikirkan diri sendiri sebagai panutan dalam hidup Anda sendiri, sebagai
orang yang mampu melakukan dan mengatakan apa-apa yang dia inginkan.
Bertujuan untuk menjadi diri sendiri, dan menjadi yang terbaik dariyang Anda
bisa. Jika Anda tidak dapat melihat ke diri Anda sendiri, Anda tidak bisa menjadi
mandiri.

 Hindari mengidolakan teman atau kenalan dalam lingkaran sosial Anda. Ini
hanya akan membuat Anda lupa akan hal-hal Anda sendiri.

7. Menerima kenyataan bahwa hidup tidak adil.

Orangtua kita sangatlah peduli kepada kita sehingga mereka melakukan semuanya
semampu mereka untuk membesarkan kita dalam lingkungan yang adil dan baik.
Dunia nyata tidak berjalan sesuai dengan prinsip yang dimana merupakan
permasalahan pada saat ini. Aturan di dunia biasanya melindungi baik mayoritas
(yang mungkin Anda tidak termasuk didalamnya) atau orang-orang dengan uang
dan kekuasaan. Anda akan diperlakukan buruk untuk segala macam hal yang tidak
adil: warna kulit Anda, kecerdasan, tinggi badan Anda, berat badan Anda, berapa
banyak uang yang Anda miliki, pendapat Anda, jenis kelamin, dan hal-hal lainnya
yang menunjukan siapa Anda. Anda harus senang dapat terlepas dari hal itu.

 Jangan biarkan ketidakadilan dunia membuat Anda melakukan apa yang ingin
Anda lakukan. Anda ingin menjadi seorang perawat? Seorang perempuan di
militer? Orang pertama dalam keluarga Anda lulus dari perguruan tinggi?
Lakukanlah hal tersebut daripada Anda meyakinkan diri Anda bahwa hal
tersebut tidak mungkin dapat dilakukan di dunia sekarang ini.

8. Berhenti peduli tentang apa yang orang lain pikirkan.


Ini merupakan hal yang paling penting tentang menjadi orang mandiri. Jika Anda
bergantung pada orang lain untuk memberitahu Anda jika lagu yang Anda buat
bagus, atau jika pakaian Anda lucu, Anda tidak akan sangat senang! Selama Anda
suka - tidak ada lagi yang penting! Berhenti mencemaskan penilaian orang lain
tentang hidup Anda, tidak peduli jika mereka berpikir tentang pakaian Anda,
pilihan karir, atau pilihan penting lainnya. Ini adalah keputusan Anda, dan bukan
orang lain.

 Jika Anda selalu memiliki pikiran yang mengganggu seperti "Tapi apa yang
akan dipikirkan orang lain jika ..." dalam kepala Anda, maka Anda akan selalu
terkekang dalam diri Anda dari hal-hal yang harus Anda kerjakan.

9. Jangan hanya berpikir bahwa Anda adalah yang terbaik; buktikan kepada diri
sendiri!

Pendapat Anda merupakan hal yang paling penting untuk motivasi diri Anda
sendiri, tapi Anda akan tahu batasa Anda dalam mencapai tujuan Anda. Ini jauh
lebih mudah untuk mulai mengetahui tanggung jawab Anda, dengan iman yang
sangat kuat bahwa Anda dapat menangani masalah yang ada karena Anda telah
mengetahui tujuan Anda, daripada mencoba untuk mencapai tujuan secara
menggebu-gebu tanpa perencanaan yang baik. Mencapai tujuan secara menggebu-
gebu memang baik, tapi tidak dengan cara keras seperti itu.

10. Mendapatkan informasi bagi diri Anda sendiri.

Menonton dan membaca berita dan pastikan Anda mendapatkannya dari berbagai
sumber. Ikuti sesering yang Anda bisa dan selalu memiliki tujuan dengan cara
meganalisis sebelum Anda menentukan opini. Anda juga dapat berbicara dengan
orang dari berbagai latar belakang untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
tentang topik yang relevan, namun jangan biarkan orang lain mendikte Anda.
Luangkanlah banyak waktu untuk membaca , apakah Anda membaca literatur atau
The New York Times. Dengan mendapatkan informasi yang baik akan membuat
pikiran Anda menjadi lebih mandiri.

 Anda tidak ingin menjadi orang yang tidak memiliki pendirian dan mudah
percaya akan sesuatu hanya karena 50 teman terdekat Anda di Facebook telah
meyakinkan Anda
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa tanggung jawab dan mandiri
sangat diperlukan bagi tiap individu dalam menjalani hidup ini. dalam konteks pergaulan
manusia, tanggung jawab adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah
orang yang berani menanggung resiko atas segala hal yang menjadi tanggung jawabnya. Ia
jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan
mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan selalu berusaha
memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab
adalah orang mau berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat
menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya
sendiri ataupun oleh orang lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan
menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya
tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku.
Kemandirian merupakan kondisi pribadi yang telah mampu memperkembangkan
pancadaya kemanusiaan bagi tegaknya hakikat manusia pada dirinya sendiri dalam bingkai
dimensi kemanusiaan. Pancadaya, yaitu daya takwa, cipta, rasa, karsa dan karya telah
berkembang dan terwujudkan sedemikian rupa sehingga ia menjadi individu yang
menjunjung hakikat kemanusiaan (yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, memanfaatkan kemampuan diri secara optimal, bermoral tinggi, melaksanakan tugas dan
fungsi dalam status dan kedudukannya, serta menepati kewajiban dan hak dasar diri sendiri
dan orang lain), yang kesemuanya itu terlaksana dalam bingkai dimensi kemanusiaan (yaitu
yang mendukung dan mengutamakan teraktualisasikannya kebenaran dan keluhuran, potensi
diri dan adanya perbedaan dengan orang lain, komunikasi dan kebersamaan nilai dan moral,
yang kesemuanya itu dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa).
DAFTAR PUSTAKA

[1] Drs. Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta:Bumi Aksara, 1991), hlm. 144.
[2] Drs. H. Ahmad Mustofa, IBD, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 133
[3] Drs. Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta:Bumi Aksara, 1991), hlm. 147.
[4] Ibid, hlm. 147.
[5] Ibid, hlm. 148
[6] Drs. Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta:Bumi Aksara, 1991), hlm. 145
[7] Ibid, hlm. 157

Artikel Terkait:

Anda mungkin juga menyukai