Anda di halaman 1dari 16

Oleh : Kelompok 12

Anes putri Nur lailatul m Vivin kurnia P

103654043 103654216 103654207

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS TAHUN AJARAN 2011 2012

DAFTAR ISI
BAB I Manusia dan Tanggung Jawab ........................................................................... 2

1.1 Manusia dan Tanggung Jawab ................................................................................. 2 BAB II Pengabdian ......................................................................................................... 4

2.1 Manusia dan Pengabdian ......................................................................................... 4 2.2 Macam-macam Pengabdian ..................................................................................... 4 BAB III Kesadaran ........................................................................................................... 5

3.1 Pengertian Kesadaran ............................................................................................... 5 3.2 Tujuan dan Manfaat Kesadaran ............................................................................... 5 3.3 Pentingnya Kesadaran .............................................................................................. 6 3.4 Tingkatan-tingkatan Kesadaran diri ......................................................................... 6 BAB IV Pengorbanan ....................................................................................................... 8

4.1 Pengertian Pengorbanan ........................................................................................... 8 4.2 Jenis-jenis Pengorbanan ........................................................................................... 8 4.3 Perlunya Pengorbanan .............................................................................................. 8 BAB V Kemandirian ....................................................................................................... 9

5.1 Pengertian Kemandirian ........................................................................................... 9 5.2 Ciri-ciri Sikap Mandiri ............................................................................................. 10 5.3 Aspek-aspek Kemandirian ....................................................................................... 10 5.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian .................................................... 10 5.5 Pentingnya Kemandirian .......................................................................................... 11 BAB VI Tanggung Jawab dan Budaya ............................................................................12

6.1 Pengertian Tanggung Jawab dan Budaya ................................................................ 12 6.2 Macam-macam Tanggung Jawab ............................................................................12 Evaluasi dan Pembahasan ..................................................................................................... 14

BAB I Manusia dan Tanggung Jawab


1.1 Manusia dan Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah tetapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat tanggung jawab. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menuntut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda. Soelaiman (2002 : 102) menjelaskan tanggung jawab adalah berkesadaran, yang terefleksi dalam berbagai tindakan. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dengan perangkat nilai nilai selera sendiri. Nilai nilai yang diperankan seseorang dalam jalinan sosial harus dipertanggungjawabkan, sehingga tidak mengganggu kesepakatan bersama dalam kehidupan sosial. Manusia sebagai makhluk individu harus bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan Tuhan yang menciptakannya. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk individu harus berusaha mencari keseimbangan antara jasmani dan rohani. Jadi, manusia dalam hidup ini harus bertanggung jawab. Namun bila terjadi manusia yang lari dari masalah, mereka mereka itu Pertanyaan selanjutnya adalah tanggung jawab itu? Menurut KBBI (1989:899) kata tanggung jawab berarti keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia terhadap perilaku atau perbuatan yang disadari maupun yang tidak disadari. Tanggung jawab menurut kamus bahasa indonesia adalah, keadaan wajib menaggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menaggung, memikul,menanggung segala sesuatunya,dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup manusia, bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung jawab. Apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat. Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab.manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan. Beberapa tanggung jawab manusia yang harus dilakukan antara lain :

1. Tanggung jawab kepada diri sendiri. Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri daam mengembangkan keperibadian sebagai manusia pribadi. 2. Tanggung jawab kepada keluarga. Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejaterahaan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan. 3. Tanggung jawab kepada masyarakat. Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, selain dengan keduduknnya sebagai mahluk social. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. 4. Tanggung jawab kepada bangsa dan negara. Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga Negara suatu Negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma yang di buat oleh Negara.manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara. 5. Tanggung jawab kepada Tuhan yang Maha Esa. Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupan manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.

Jadi tanggung jawab adalah kewajiban melakukan tugas tertentu. Dasar tanggung jawab adalah hakekat keberadaan manusia sebagai makhluk yang akan menjadi baik dan memeperoleh kebahagiaan.

BAB II Manusia dan Pengabdian


2.1 Manusia dan Pengabdian
Pengabdian berarti proses, perbuatan, cara mengabdi atau mengabdikan (KBBI, 1989;2). Pengertian pengabdian menurut WJS. Poerwodarminto adalah hal-hal yang berhubungan dengan mengabdi. Mengabdi adalah suatu penyerahan diri kepada suatu yang dianggap lebih, biasanya dilakukan dengan ikhlas, bahkan diikuti pengorbanan. Dimana pengorbanan berarti suatu pemberian untuk menyatakan kebaktian, yang dapat berupa materi, perasaan, jiwa raga. Dengan begitu,Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, honnat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

2.2Macam-macam Pengabdian
Munculnya pengabdian karena ada Tanggung Jawab, maka pengabdian dibedakan menjadi beberapa macam antara lain, : a. Pengabdian terhadap Tuhan YME yaitu penyerahan diri secara penuh terhadap Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawab yang diikuti oleh pengorbanan.Misalnya: shalat,zakat,puasa. b. Pengabdian kepada Masyarakat, karena manusia hidup dan dibesarkan di dalam masyarakat sehingga pengabdian dan pengorbanan sebagai perwujudan tanggng jawab terhadap masyarakat. c. Pengabdian kepada Raja, yaitu suatu penyerahan diri kepada raja yang melindunginya. d. Pengabdian Kepada Negara, pengabdian yang timbul karena seseorang merasa iktu bertanggung jawab terhadap kelestarian negara dan demi persatuan dan kesatuan bangsa. e. Pengabdian kepada harta, karena seseorang menganggap harta yang menghidupinya. Sehinggga tindakannya semata-mata demi harta, bahkan rela berkorban untuk mempertahankan hartanya.

BAB III KESADARAN


3.1 Pengertian Kesadaran
Kesadaran diri adalah proses mengenali motivasi, pilihan dan kepribadian kita lalu menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas penilaian, keputusan dan interaksi kita dengan orang lain. Kesadaran diri juga dapat berarti suatu keadaan dimana manusia bisa memahami dirinya sendiri dengan setepat-tepatnya.

3.2 Tujuan dan Manfaat Kesadaran


Tujuan kesadaran diri: Memahami diri dalam relasi dengan orang lain Menyusun tujuan hidup dan karir Membangun relasi dengan orang lain Memahami nilai-nilai keberagaman Memimpin orang lain secara efektif Meningkatkan produktivitas Meningkatkan kontribusi pada perusahaan, masyarakat dan keluarga Sebagai identitas pembeda antara pribadi satu dengan pribadi yang lain tentang sifatsifat dan kelebihan diri, akal budi, kemauan dan cita-cita, sehingga harga kemanusiaan seseorang berbeda dengan harga kemanusiaan yang lain. Dapat mengenal kenyataan dirinya dan sekaligus kemungkinan-kemungkinannya, serta (diharapkan) mengetahui peran apa yang harus dia mainkan untuk mewujudkan keinginannya. M. Ali Shomali memaparkan manfaat kesadaran diri yang terangkum dalam enam bagian, yaitu: Kesadaran diri adalah alat kontrol kehidupan. Yang paling penting dalam konteks ini adalah seorang Mukmin bisa tahu bahwa ia adalah ciptaan Tuhan yang sangat berharga, dan tidak melihat dirinya sama seperti hewan lain yang hanya memiliki kebutuhan dasar untuk dipuaskan dan diperjuangkan. Mengenal berbagai karakteristik fitrah eksklusif yang memungkinkan orang melihat dengan jelas siapa mereka. Mengetahui aspek rohani dari wujud kita. Ruh kita bukan saja dipengaruhi oleh amal perbuatan kita, tetapi juga oleh gagasan-gagasan kita. Memahami bahwa kita tidak diciptakan secara kebetulan. Dalam memahami manfaat yang keempat ini, Antonius memaparkan tentang mekanisme proses alami manusia yang senantiasa mencari alasan bagi keberadaan hidupnya. Menurutnya, melalui kesadaran diri, perenungan dan tujuan penciptaan, orang akan sadar bahwa pribadi masing-masing itu unik (berbeda satu sama lain) dengan satu misi dalam kehidupan. Manusia akan memperoleh bantuan besar dalam menghargai unsur kesadaran dengan benar dan kritis terhadap proses perkembangan dan penyucian rohani.

1.

2. 3. 4.

5.

6. Kesadaran diri merupakan gerbang bagi dunia non-material atau spiritual menuju kepada Sang Khaliq (Tuhan).

3.3 Pentingnya Kesadaran


Pentingnya kesadaran diri terkandung dalam Al-Quran Surat Al-Hasyr ayat 19: Dan janganlah kamu seperti orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Dalam ayat di atas, dikatakan bahwa melupakan Tuhan menyebabkan kita melupakan diri kita sendiri, dan pada akhirnya membawa kita kepada pelanggaran. Arti kata pelanggaran di sini dimaknai dengan melanggar norma-norma yang ditentukan oleh agama, adat, dan hukum yang berlaku. Sementara itu ada pula hadis yang prinsipnya sama dengan ayat di atas, tetapi melihat proses kesadaran diri dan sudut pandang lain. Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa dengan bersungguh-sungguh mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya. Tersirat dalam hadis di atas bahwa pengenalan diri meliputi pengetahuan tentang Tuhan. Dan orang yang melupakan Tuhan, berarti ia telah melupakan dirinya. Arti hadis di atas yang sesungguhnya adalah upaya untuk mengenal Tuhan dengan cara mempelajari dirinya sendiri.

3.4 Tingkatan-tingkatan kesadaran diri


Tingkatan-tingkatan kesadaran diri antara lain: 1. Tigkat Kesadaran Ego Dalam kesadaran ego, penekanan seseorang adalah pada kepribadian dan tubuhnya. Orang yang berada dalam tingkat kesadaran ini banyak menghabiskan waktunya untuk mengukur kesuksesannya berdasarkan perbandingan dengan orang lain. Kalau ia memiliki lebih banyak daripada orang lain, ia merasa lebih enak tentang diri sendiri. Ia sangat peduli dengan piagam penghargaan dan gengsi. Untuk ini ia bersaing dan selalu membandingkan. Ia berusaha memberi kesan kepada orang lain. Tetapi, justru di sinilah masalah muncul. Di sinilah kedamaian batin tidak mungkin terjadi, sebab ia harus selalu berjuang untuk berada di posisi lain, ia selalu berlari lebih kencang untuk selalu lebih dari orang lain. Perasaan putus asa, marah benci, pahit, tertekan dan depresi berakar dari kecemasan ego dan sikap berkeras mencapai target yang ia tetapkan sendiri. Ego akan jarang membiarkannya beristirahat dan terus menuntut karena takut disaingi dan takut disebut tidak sukses. Di samping itu, ia sangat peka dan amat cepat bereaksi terhadap pendapat orang lain. Jika orang lain memujinya (meskipun niat mereka hanya untuk menjilat dan memanfaatkan), ia merasa lebih enak. Ia pun mengobral pujian kepada orang lain, yang sebenarnya hanya mencerminkan keinginannya untuk dipuji dan disanjung. Sebaliknya, kalau ada yang mengkritiknya, ia merasa sakit hati yang sering disertai dengan pembelaan diri sambil balik menyerang. 2. Tingkat Kesadaran Kelompok Ini ada kemiripan dengan kesadaran ego. Bedanya, ego perorangan ditekan dan masuk dalam ego kelompok. Keanggotaan seseorang didasarkan pada keluarga, warisan, latar belakang rasial, suku, agama, bahasa, pertalian politik dan seterusnya. Di
6

sini orang-orang mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya, berjuang sesuai dengan harapan kelompoknya bahkan ada yang sampai ikut berperang. Kesadaran ego bisa lebih nyaman dalam kesadaran kelompok. Sebab, kesalahan kelompok bukan kesalahan saya dan kesalahan saya adalah kesalahan kelompok. Dalam konteks yang lebih sempit kita bisa lihat dalam kehidupan orang-orang Batak yang masih terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok kecil. Bahkan, yang satu marga pun masih memiliki kelompok yang berbeda bahkan bermusuhan hingga generasi yang ke-17. Ciri yang amat kentara dalam kesadaran ini adalah fanatisme sempit. Artinya, kelompokku paling benar, kelompok lain lebih rendah; kelompok lain sedapat-dapatnya dimanfaatkan untuk kepentingan kelompokku. 3. Tingkat Kesadaran Mistis Kata mistis perlu diperjelas lebih awal, karena sering kata mistik digunakan berkaitan dengan perdukunan dan guna-guna. Kata mistis disini menunjukkan keterhubungan dengan Tuhan, dengan setiap dan semua orang, dan dengan setiap makhluk. Kesadaran mistis tidak melenyapkan sepenuhnya kesadaran ego dan kesadaran kelompok, tetapi memberinya tempat yang wajar. Perasaan senang dan perasaan bangga yang terkandung dalam ego dalam batas-batas tertentu sah-sah saja sejauh ia tidak tergelincir pada pengutamaan kesenangan diri sendiri dan kesombongan. Kelompok juga dibutuhkan, bukan sebagai tembok tetapi sebagai pintu menuju persahabatan sejati dengan semua orang.

BAB IV PENGORBANAN
4.1 Pengertian Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan yang tidak menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

4.2 Jenis Pengorbanan


Jenis jenis pengorbanan antara lain adalah: a. b. c. d. e. Pengorbanan Tehadap Tuhan/Agama Pengorbanan Terhadap Bangsa/Negara Pengorbanan Terhadap Masyarakat Pengorbanan Terhadap Keluarga Pengorbanan Terhadap Diri Sendiri

4.3 Perlunya Pengorbanan


Pengorbanan adalah salah satu hal yang sulit untuk dilakukan, perlu kelapangan hati untuk melakukan pengorbanan, meskipun terkadang melakukan pengorbanan adalah hal yang menyakitkan namun hasilnya akan terasa indah setelah pengorbanan itu dilakukan dengan ikhlas. Memang tak mudah untuk mengorbankan sesuatu yang kita miliki demi orang-orang disekitar kita, namun hal itu perlu kita lakukan demi mejaga hubungan dengan mereka agar hubungan itu tetap berjalan baik.

BAB V KEMANDIRIAN

5.1 Pengertian Kemandirian


Menurut kamus besar edisi ketiga, Kemandirian didefinisikan sebagai hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. (Dep. Pendidikan Nasional, 2000) Dan pengertian lain dari kemandirian adalah suatu sikap yang ditandai oleh adanya kepercayaan diri. Kemandirian (independence) merupakan suatu kemampuan individu untuk mengatur dirinya sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain.(Lamman dkk, 1988) Hal yang senada juga diungkapkan oleh Brawer (1973) bahwa kemandirian merupakan perilaku yang terdapat pada seseorang yang timbul karena dorongan dari dalam dirinya sendiri, bukan karena pengaruh orang lain. Sedangkan Jhonson dan Medinnnus (1969) mengemukakan bahwa independent merupakan perilaku yang aktivitasnya berdasarkan kemampuan sendiri karena mendapatkan kepuasan atas perilaku eksploratif, mampu memanipulasi lingkungan dan mampu berinteraksi dengan teman sebayanya. Menurut Maslow (199hn4) mengemukakan bahwa kemandirian merupakan salah satu dari tingkat kebutuhan manusia yang disebut sebagai kebutuhan otonomi, dan tercantum dalam kebutuhan akan penghargaan. Ia juga menambahkan bahwa seorang yang mencapai aktualisasi diri memiliki sifat-sifat khusus pengaktualisasi yang salah satunya yaitu kebutuhan akan privasi dan independensi, dimana orang yang mengaktualisasikan diri dalam memenuhi kebutuhannya tidak membutuhkan orang lain. Tingkat kemandirian seseorang dapat dibedakan antara orang yang mempunyai tingkat kemandirian tinggi dan rendah. Sehubungan dengan itu menurut Beller dalam Johnson dan Medinnus (1964) orang yang mempunyai kemandirian rendah biasanya memiliki ciri khusus antara lain mencari bantuan, mencari perhatian, mencari pengarahan, mencari dukungan pada orang lain.

5.2 Ciri-Ciri Sikap Mandiri


Ciri-ciri sikap mandiri menurut Spencer dan Kass (1970) mengatakan bahwa ciri-ciri sikap mandiri itu adalah: a. Mampu mengambil inisiatif b. Mampu mengatasi masalah c. Penuh ketekunan d. Memeperoleh kepuasan dari usahanya e. Berusaha menjalankan sesuatu tanpa bantuan orang lain.

5.3 Aspek-Aspek kemandirian


Aspek-aspek kemandirian diantaranya: 1. Kebebasan 2. Pengambilan keputusan 3. Kontrol diri 4. Ketegasan diri atau sikap asertif 5. Tanggung jawab (Lamman dkk, 1988) 5.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi kemandirian Ada beberapa yang mempengaruhi perkembangan kemandirian berikut pendapat para ahli tentang faktor-faktor tersebut antara lain: a. Intelegensi Anak dapat dikatakan mempunyai kecerdasan (intelegensi) yang baik jika ia mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.(Gunarsadan Gunarsa, 2006) b. Kebudayaan Kebudayaan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam lingkungan keluarga, sehingga tindak tanduk suku tertentu akan berbeda dengan suku yang lainnya.(Sarwono, 1997) c. Pola Asuh Orang Tua Pola pengasuhan keluarga seperti sikap orang tua, kebiasaan keluarga, dan pandangan keluarga akan mempengaruhi pembentukan kemandirian anak. Keluraga yang membiasakan anak-anaknya diberi kesempatan untuk mandiri sejak dini, akan menumbuhkan kemandirian pada anak-anaknya.
10

d. Tingkat Pendidikan Orang Tua Orang yang paling dekat atau yang paling sering berhubungan dengan anak dalam keluarga pada umumnya adalah ibu, sehingga sikap ibu merupakan faktor yang penting dalam perkembangan anak. Tingkat pendidikan ibu akan mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya dalam menghadapi anak-anaknya artinya ibu yang berpendidikan akan bersikap lebih baik. e. Usia Kemandirian Usia kemandirian dapat dilihat sejak individu masih kecil, dan akan terus berkembang sehingga akhirnya akan menjadi sifat-sifat yang relative menetap pada masa remaja.(Smart dan Smart, 1978) f. Jumlah Anak dalam Keluarga Keluarga yang mempengaruhi kemungkinan paling besar untuk memperlakukan anak secara demokrasi adalah keluarga kecil. Didorong untuk memegang peran yang dipilihnya sendiri. Anak didorong untuk berprestasi. (Hurlock)

5.5 Pentingnya Kemandirian


Kemandirian sudah mulai berkembang jauh sebelum mencapai tahap dewasa. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan seorang anak kecil yang kerap mengatakan tidak terhadap berbagai hal yang diminta atau disuruh untuk dilakukan oleh orang tua atau pengasuhnya. Dari contoh ini terlihat bahwa dari sejak dini seorang individu selalu mencoba untuk terlepas dari orang lain dan memiliki kekuasaan atas dirinya sendiri. Kemandirian berkembang pada tiap tahapan sesuai dengan usia dan tuntunan pada tiap tahapnya.

11

BAB VI TANGGUNG JAWAB DAN BUDAYA

6.1 Pengertian Tanggung Jawab dan Budaya


Tanggung jawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian, tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab, perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

6.2 Macam-macam tanggung jawab a. Tanggung jawab terhadap diri sendiri


Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.

b. Tanggung jawab terhadap keluarga

12

Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tanggung jawab ini manyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.

c. Tanggung jawab terhadap masyarakat


Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Sehingga demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

d. Tanggung jawab kepada bangsa/negara


Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia iti salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.

e. Tanggung jawab terhadap Tuhan


Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya, manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintahperintah Tuhan, berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya manusia perlu pengorbanan.

13

Evaluasi dan Pembahasan Soal 1. Jelaskan hasil yang diperoleh dari pengabdian? 2. Apa saja manfaat kesadaran diri seperti yang dipaparkan oleh M. Ali Shomali? 3. Sebutkan ciri-ciri sikap mandiri? 4. Sebutkan macam-macam tanggung jawab? 5. Sebutkan macam-macam Pengabdian? Jawaban. 1. Hasil yang diperoleh dari pengabdian berupa kasih sayang, hormat, ikatan batin dan keokhlasan yang tulus. 2. M. Ali Shomali memaparkan manfaat kesadaran diri yang terangkum dalam enam bagian, yaitu: a) Kesadaran diri adalah alat kontrol kehidupan. Yang paling penting dalam konteks ini adalah seorang Mukmin bisa tahu bahwa ia adalah ciptaan Tuhan yang sangat berharga, dan tidak melihat dirinya sama seperti hewan lain yang hanya memiliki kebutuhan dasar untuk dipuaskan dan diperjuangkan. b) Mengenal berbagai karakteristik fitrah eksklusif yang memungkinkan orang melihat dengan jelas siapa mereka. c) Mengetahui aspek rohani dari wujud kita. Ruh kita bukan saja dipengaruhi oleh amal perbuatan kita, tetapi juga oleh gagasan-gagasan kita. d) Memahami bahwa kita tidak diciptakan secara kebetulan. Dalam memahami manfaat yang keempat ini, Antonius memaparkan tentang mekanisme proses alami manusia yang senantiasa mencari alasan bagi keberadaan hidupnya. Menurutnya, melalui kesadaran diri, perenungan dan tujuan penciptaan, orang akan sadar bahwa pribadi masing-masing itu unik (berbeda satu sama lain) dengan satu misi dalam kehidupan. e) Manusia akan memperoleh bantuan besar dalam menghargai unsur kesadaran dengan benar dan kritis terhadap proses perkembangan dan penyucian rohani. f) Kesadaran diri merupakan gerbang bagi dunia non-material atau spiritual menuju kepada Sang Khaliq (Tuhan). 3. Ciri-ciri sikap mandiri: a) Mampu mengambil inisiatif b) Mampu mengatasi masalah c) Penuh ketekunan d) Memperoleh kepuasan dari usahanya e) Berusaha menjalankan sesuatu tanpa bantuan orang lain

14

4. Macam-macam tangggung jawab: a) Tanggung jawab terhadap diri sendiri b) Tanggung jawab terhadap keluarga c) Tanggung jawab terhadap masyarakat d) Tanggung jawab kepada bangsa/negara e) Tanggung jawab terhadap Tuhan 5. Macam-macam pengabdian: a) Pengabdian terhadap Tuhan YME b) Pengabdian kepada Masyarakat, c) Pengabdian kepada Raja, d) Pengabdian Kepada Negara e) Pengabdian kepada harta

15

Anda mungkin juga menyukai