NAMA ANGGOTA :
LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “MANUSIA DAN
KESADARAN BERTANGGUNG JAWAB” ini dibuat guna untuk memenuhi tugas ilmu sosial
budaya dasar Bab manusia dan kebudayaan .
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari beberapa pihak.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada
teman-teman yang telah membantu penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam membuat makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca untuk kesempurnaan pada makalah ini.
Kami harap makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya, dan
memberikan wawasan yang luas kepada pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari anda kami
tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya. Terimakasih.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan................................................................................................1
BAB II Pembahasan.................................................................................................3
Daftar Pustaka..........................................................................................................iii
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan penulisan
1. Menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan manusia.
2. Menjelaskan menegai mengenai pengertian tanggungjawab.
3. Menguraikan dan menjelaskan macam-macam tanggungjawab.
4. Menjelaskan hubungan antara manusia dan tanggungjawab.
5. Menguraikan dan menjelaskan sumber dan hakikat tanggung jawab itu.
6. Menjelaskan pengertian pengorbanan dan pengabdian.
7. Menjelasakan pengertian kesadaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi
yang, dalam agama dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup dalam mitos, mereka juga sering kali dibandingkan dengan ras lain.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkanusia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-
anak, remaja, akilbalik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
3
2.2 Pengertian tanggung jawab
Pengertian tanggung jawab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan
dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung, memikul
jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Adapun tanggung jawab secara definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab bersifat
kodrati, yang artinya tanggung jawab itu sudah menjadi bagian kehidupan manusia bahwa
setiap manusia dan yang pasti masing-masing orang akan memikul suatu tanggung jawabnya
sendiri-sendiri.
Apabila seseorang tidak mau bertanggung jawab, maka tentu ada pihak lain yang
memaksa untuk tindakan tanggung jawab tersebut. Dengan demikian tanggung jawab itu
dapat dilihat dari duasisi, yaitu:
Tujuan manusia berjuang itu untuk memenuhi keperluannya sendiri atau untuk
keperluan pihak lain. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain
yang ikut menentukan,yaitu kekuatan Allah swt.
Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau
hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini dikenal beberapa jenis tanggung jawab sebagai
berikut:
4
1. Tanggung Jawab Terhadap Tuhan
Tanggung jawab terhadap Tuhan menuntut kesadaran mau untuk memenuhi kewajiban
atau pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia
haruslah bersyukur kepada Tuhan atau karunia-Nya menciptakan manusia dan memberikan
rezeki kepadanya. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan, dan mengabdi itu wujud
tanggung jawab kepada Tuhan.
Tuhan menciptakan manusia di muka bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,
melainkan untuk mengisi kehidupan manusia dengan mempunyai tanggung jawab langsung
terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukumTuhan yang
telah diatur sedemikian rupa dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam-macam
agama.
Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juga
dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan
melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka
meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap tuhan sebagai
penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab manusia perlu pengorbanan.
Contoh:
Setiap umat islam harus bertanggung jawab dengan agamanya dengan menjalankan
perintah-perintah Allah SWT, seperti shalat 5 waktu, berpuasa, mengaji, membayar zakat,
bersedekah, dan kegiatan agama lainnya.
Dalam agama kristen, seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya
karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang
ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada
Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya ini ia
berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada umumya yang seharusnya meneruskan
atau melangsungkan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung
jawabnya sebagai makhluk Tuhan.
5
imasing-masing individu dituntut adanya tanggung jawab untuk melangsungkan hidupnya di
dunia sebagai makhluk Tuhan.
Contoh:
Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena adanya tanggung jawab terhadap
dirinya sendiri agar dapat melangsungkan hidupnya, agar tidak kelaparan.
Apabila kita berjanji kepada diri sendiri untuk merubah tingkah laku kita yang buruk, kita
harus menepati janji tersebut, karena dengan menepati janji tersebut berarti kita
bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri.
6
Contoh:
Seorang ketua RT/RW harus bertanggung jawab kepada warganya. Apabila terjadi
perselisihan antar-warga, harus cepat ditangani dan jangan lepas tangan atas kejadian
yang terjadi dalam masyarakat.
Seseorang yang menyediakan rumahnya sebagai tempat pelacuran pada lingkungan
masyarakat yang baik-baik, apapun alasannya tindakan ini termasuk tidak bertanggung
jawab terhadap masyarakat, karena secara moral psikologis akan merusak masa depan
generasi penerusnya di lingkungan masyarakat tersebut.
7
tanggung jawab adalah sesuatu yang ditanggung dan harus dilakukan oleh manusia baik
terlihat maupun tidak terlihat. Tanggung jawab sendiri erat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari manusia maka dari itu diperlukan sebuah tekad untuk melaksanakan sebuah
tanggung jawab.
Manusia menanggung akibat dari perbuatannya dan mengukurnya pada berbagai norma. Di
antaranya adalah nurani sendiri, standar nilai setiap pribadi. Norma-norma nilai ini dapat
dibentuk dengan berbagai macam cara. Rasa tanggung jawab kemudian berkembang bukan
hanya pada tataran personal, namun selalu dikaitkan dengan hubungan dengan orang lain,
sehingga dapat dibuat dalam sistem hukum, bahkan hukum pidana. Seseorang yang
terhubung dengan pihak-pihak lain tidak bisa lepas dari rasa tanggung jawab yang melekat
pada dirinya.
8
Pada hakikatnya hanya masing-masing individu yang dapat bertanggungjawab. Hanya
mereka yang memikul akibat dari perbuatan mereka. Oleh karenanya, istilah tanggungjawab
pribadi atau tanggungjawab sendiri sebenarnya “mubajir”. Suatu masyarakat yang tidak
mengakui bahwa setiap individu mempunyai nilainya sendiri yang berhak diikutinya tidak
mampu menghargai martabat individu tersebut dan tidak mampu mengenali hakikat
kebebasan Orang yang dapat bertanggungjawab terhadap tindakannya dan
mempertanggungjawabkan perbuatannya hanyalah orang yang mengambil keputusan dan
bertindak tanpa tekanan dari pihak manapun atau secara bebas. Kebebasan berarti tanggung
jawab. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kebanyakan manusia takut terhadapnya.
Tanggungjawab individu menimbulkan adanya persaingan sebagai salah satu unsur
pembentuk setiap masyarakat bebas. Seorang manusia baru akan dapat menerapkan seluruh
pengetahuan dan energinya dalam bentuk tindakan yang efektif dan berguna jika ia sendiri
harus menanggung akibat dari perbuatannya, baik itu berupa keuntungan maupun kerugian.
Hakikat manusia sebagai makhluk yang mulia ciptaan Allah memberikan makna
bahwa penciptaan merupakan pihak penentu dan yang diciptakan adalah pihak
yang ditentukan, baik mengenai kondisi maupun makna penciptaannya. Manusia tidak
mempunya peranan apapun dalam proses dan hasil penciptaan dirinya. Oleh karena itu
ketidakmampuan manusia itu merupakan peringatan bagi manusia. Seperti halnya
manusia tidak ikut menentukan atau memilih orang tuanya, suku atau bangsa dan
lain-lain. Oleh karenanya manusia harus menyadari atas ketentuan – ketentuan yang telah
diberikan oleh Allah SWT.
Sebagai makhluk yang mulia, manusia dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya :
1. Manusia adalah makhluk yang keberadaanya di dunia ini untuk mengadakan
sesuatu,artinya seorang manusia mempunyai tugas bekerja dalam hidupnya.
2. Manusia ada untuk berbuat yang baik dan membahagiakan manusia, artinya manusia ada
untuk mengadakan sesuatu yang benar serta bermanfaat, dari sanalah muncul
segala bentuk karya manusia meliputi kreatifitas dan dinamika di dalam kehidupanya.
3. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan dalam hidup, artinya
kebebasan manusia nampak melalui aneka kreasi dalam segala segi kehidupan dan melalui
kebebasan itulah muncul berbagai kegiatan.
4. Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Dalam diri manusia ada kesadaran
untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan dalam hidupnya. Misalnya dalam
salah satu wujud kesadaran religius, bahwa manusia harus mempertanggungjawabkan
9
perbuatannya pada ilahi.
5. Manusia adalah makhluk yang mempunyai keterbatasan, walaupun manusia
adalah makhluk mulia. Kelima hal tersebut merupakan perincian dari kehidupan
manusia dalam islam sebagai makhluk yang istimewa.
Mengabdi adalah suatu penyerahan diri kepada “suatu” yang dianggap lebih, biasanya
dilakukan dengan ikhlas, bahkan diikuti pengorbanan. Dimana pengorbanan berarti suatu
pemberian untuk menyatakan kebaktian, yang dapat berupa materi, perasaan, jiwa raga.
Dengan begitu, pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun
tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua
itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian bisa disebut juga sebagai rasa tanggungjawab. Manusia merupakan makhluk
ciptaan Tuhan, sebagai manusia kita wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian tersebut
berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan
tanggungjawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengabdian yang baik dapat diartikan suatu tindakan yang dilandasi dengan keikhlasan dan
kelapangan untuk membantu.
10
Pengabdian dapat juga diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi
kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan negara dimana
pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya yang
biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya. Sebagai contoh, bila
orangtua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-
anaknya akan berbakti juga kepada kedua orangtuanya, agama dan Tuhannya nantinya akan
dibalas amalannya di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan
negaranya biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara yang
bersangkutan.
Pada hakekatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan atas cinta
dan kasih sayang. Kasih sayang mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan.
Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Apabila kasih sayang tidak disertai
pengabdian, berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga dapat
berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak. Istri kepada suami dan anak-anak, atau
anak-anak kepada orang tuanya.
Manusia adalah anggota. Ia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang
saling membutuhkan. Bila seorang yang hidup di masyarakat tidak mau
memasyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai kesulitan
yang luar biasa, ia tidak mendapat bantuan dari masyarakat. Cepat atau lambat ia akan
menyadari dan menyerah kepada masyarakat di lingkungannya.
Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota masyarakat harus mau mengabdikan diri
kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggungjawab kepada masyarakat. Karena
nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja kampungnya
terkenal dengan remaja berandal, suka berkelahi, mengganggu orang, atau merampas hak
orang lain, maka ia juga akan merasa malu.
11
C. Pengabdian Kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara. Karena itu,
seorang warga akan mencintai bangsa dan negaranya, yang biasanya diwujudkan dalam
bentuk pengabdian. Tidak ada cinta tanpa pengabdian.
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian
berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan
tanggungjawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
E. Pengabdian Kepada Raja, yaitu suatu penyerahan diri kepada raja yang
melindunginya.
MAKNA PENGABDIAN
Pengabdian asal kata Abdi atau Hamba. Hakekatnya Abdi adalah sama dengan
Hamba. Mengabdi kepada Tuhan sama pengertiannya dengan menjadi Hamba Allah. Dalam
bahasa Jawa khusunya, kata abdi diartikan sebagai seseorang yang ikut kepada satu keluarga
tertentu, menjadi pembantu rumah tangga. Bahkan pada zaman dahulu di saat raja-raja di
Indonesia (utamanya di Jawa) masih berkuasa sekali, maka abdi memiliki makna yang lebih
dari sekedar pembantu, menjadi pembantu dekat atau abdi dalem bagi raja maupun
permaisurinya dengan mendapatkan tugas-tugas khusus atau tertentu sesuai kebutuhan
pribadi raja atau permaisurinya.
Jelas bahwa hakikat timbulnya pengabdian adalah karena adanya rasa tanggungjawab.
12
PENGABDIAN BUKAN PERBUDAKAN
Pengabdian bukan perbudakan, sebab perbudakan selalu disertai dengan paksaan dan
ketakutan, yang akhirnya menimbulkan pemberontakan. Tidak ada perbudakan yang
menghasilkan kebahagiaan karena akan berakhir pada kehancuran.
Saat Gubernur Jenderal Daendels mengumumkan kerja paksa membuat jalan raya
Anyer sampai Panarukan sepanjang lebih kurang 1000 km, timbul penderitaan. Banyak
rakyat pekerja rodi yang tewas. Pada tahun 1806, ketika Daendels membangun pelabuhan
Ujung Kulon dengan cara kerja paksa lagi, sejumlah 1500 pekerja meninggal. Akibatnya,
karena tidak tertahan lagi muncullah pemberontakan yang dipimpin oleh Mangkubumi
Banten terhadap pemerintah Belanda.
Demikian pula orang yang mengabdi kepada sesama. Ia akan bertindak dan berkorban
bagi sesama tanpa mengharapkan imbalan jasa. Dalam hal ini, kita dapat melihat para donor
darah. Mereka menyumbangkan darahnya bagi mereka yang memerlukan, tanpa menuntut
imbalan apapun, sebab tujuannya adalah mengabdi kepada sesamanya.
Waktu pengabdian seseorang ditentukan oleh lamanya ia menjadi abdi. Dengan kata lain,
lamanya pengabdian seseorang tergantung dari dirinya sendiri.
Ada dua segi yang menentukan lamanya seorang menjadi abdi. Pertama atas kemauannya
pribadi, dan kedua karena ia diberhentikan dari jabatannya sebagai abdi.
13
Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya
pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena
kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan
dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian.
Pengorbanan adalah suatu tindakan atas kesadaran moral yang tulus dan ikhlas atau juga
bisa diartikan sebagai kerelaan seseorang akan suatu hal yang biasanya ditunjukan pada
seseorang yang mempunyai tujuan atau makna dari tindakannya itu, dalam bentuk
pertolongan dan tidak berharap imbalan dari suatu tindakan atau kerelaan, ikhlas semata-mata
karna Tuhan. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa
ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengorbanan untuk saat ini jarang sekali dilakukan oleh masyarakat, karna dijaman
ini masyarakat hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan orang lain, sebenarnya
14
pengorbanan adalah perbuatan yang sangat mulia karena dari pengorbanan itu bisa membantu
seseorang mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
2.Pengorbanan yang diberikan akan sangat berharga dan berguna sekali untuk orang yang
mendapat pertolongan atau pngorbanannya, walau pengorbanan yang diberikan sedikit.
3.Orang-orang yang berkorban akan mendapat imbalan atau pahala yang sesuai dari sang
pencipta (Tuhan) atau dari seseorang yang mendapatkan pertolongan atau pengorbanannya.
4.Dan pengorbanan itu akan selalu melekat dan terkenang oleh orang yang mendapat
pengorbanan dan orang-orang yang disekelilingnya, yang mengetahui bentuk pengorbanan
itu.
2.Pengorbanan pikiran
3.Pengorbanan perasaan
4.Pengorbanan tenaga
Contoh Pengorbanan :
Contoh yang paling sederhana dan paling sering kita rasakan adalah pengorbanan dari
kedua orang tua kita. Orang tua kita rela mengorbankan apapun untuk anaknya, termasuk
nyawa mereka sekalipun. Apapun yang mereka punya akan mereka berikan asal itu bisa
berguna bagi anaknya. Mereka bekerja banting tulang semata-mata hanya untuk memenuhi
kebutuhan anak – anaknya, agar anak – anaknya bisa tersenyum dan bahagia. Rasa kasih
sayang dan cinta yang mereka curahkan tak pernah ada habisnya. Mereka melakukan semua
itu agar anak nya tumbuh menjadi putra putri yang bisa dibanggakan. Namun, kita sering lupa
dan lalai akan betapa besarnya pengorbanan kedua orang tua kita ini. Maka dari itu,
sayangilah orang tua kalian sebagaimana mereka menyayangi kita sejak kecil dan jangan
sekali-kali melupakan betapa besarnya pengorbanan mereka.
15
2.8 Kesadaran
Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali perasaan dan mengapa seseorang
merasakannya seperti itu dan pengaruh perilaku seseorang terhadap orang lain. Kemampuan
tersebut diantaranya;
Kemampuan menyampaikan secara jelas pikiran dan perasaan seseorang, membela diri
dan mempertahankan pendapat (sikap asertif), kemampuan untuk mengarahkan dan
mengendalikan diri dan berdiri dengan kaki sendiri (kemandirian), kemampuan untuk
mengenali kekuatan dan kelemahan orang dan menyenangi diri sendiri meskipun seseorang
memiliki kelemahan (penghargaan diri), serta kemampuan mewujudkan potensi yang
seseorang miliki dan merasa senang (puas) dengan potensi yang seseorang raih di tempat
kerja maupun dalam kehidupan pribadi (aktualisasi).
Kesadaran diri ini juga terkait dengan kemampuan manusia untuk tahan menghadapi
cobaan, kemampuan untuk tetap tenang dan berkonsentrasi, tahan menghadapi kejadian yang
gawat dan tetap tegar menghadapi konflik. Istilah pengendalian diri sama juga dengan sabar,
jika sabar telah tumbuh dalam diri seseorang muslim, maka ia dapat dijadikan sebagai sarana
untuk mencapai keridhaan Allah. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 153:
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. al-Baqarah:
153).
Menurut Sastrowardoyo untuk mencapai kesadaran diri yang kreatif seseorang harus
melalui empat tahapan yaitu:
a. Tahap ketidaktahuan
Tahap ini terjadi pada seorang bayi yang belum memiliki kesadaran diri, atau disebut juga
dengan tahap kepolosan.
b. Tahap berontak
Tahap ini identik memperlihatkan permusuhan dan pemberontakan untuk memperoleh
16
kebebasan dalam usaha membangun “inner strength”. Pemberontakan ini adalah wajar
sebagai masa transisi yang perlu dialami dalam pertumbuhan, menghentikan ikatan-ikatan
lama untuk masuk ke situasi yang baru dengan keterikatan yang baru pula.
Dalam tahap ini seseorang dapat melihat kesalahan-kesalahannya untuk kemudian membuat
dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab. Belajar dari pengalaman-pengalaman
sadar akan diri disini dimaksudkan satu kepercayaan yang positif terhadap kemampuan diri.
Kesadaran diri ini memperluas pengendalian manusia atas hidupnya dan tahu bagaimana
harus mengambil keputusan dalam hidupnya.
Dengan demikian, kesadaran diri membukakan seseorang pada inti keberadaan manusia
diantaranya :
1. Manusia adalah makhluq yang terbatas dan manusia tidak selamanya mampu
mengaktualkan potensi.
2. Manusia memiliki potensi mengambil atau tidak mengambil tindakan.
3. Manusia memiliki suatu ukuran pilihan tentang tindakan yang akan diambil oleh karena itu
manusia menciptakan sebagian dari nasib manusia sendiri.
4. Manusia pada dasarnya sendirian, tetapi memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan
orang lain, seseorang menyadari bahwa setiap orang akan terpisah, tetapi juga terkait dengan
orang lain.
5. Dengan meningkatkan kesadaran atas keharusan memilih, maka Manusia mengalami
peningkatan tanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi tindakan memilih.
6. Kecemasan timbul dari penerimaan ketidakpastian masa depan.
7. Manusia mampu mengenal kondisi-kondisi kesepian, rasa berdosa dan isolasi.
Rangkuman halaman 1 s/d 11 tentang Kesadaran
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia dan Tanggung Jawab adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan dalam
kehidupan sosial. Tanggung jawab itu bersifat kodrat artinya sudah menjadi bagian
kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.
Maka dari itu dalam kehidupan sehari-hari manusia harus bertanggung jawab dengan
apa yang ia buat dan apa yang ia terima untuk kebutuhan pandangan hidup dan keadilan
mendapatkan hak asasi manusia agar seseorang dapat terus menjalankan tanggung jawab
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks
pergaulan manusia adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang
yang berani menanggung resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat menjadi
tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana,
tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan
selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang
bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang
banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat
menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya
sendiri ataupun oleh orang lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan
menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya
tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud dari tanggung
jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu
perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
3.2 Saran
Dengan membangunnya karya tulis ini penulis berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan.Setiap manusia wajib menjalankan tugas yang diberikan kepada
mereka sebagai suatu tanggung jawab. Namun ita harus teliti terlebih dahulu terlebih dahulu
pada tugas tersebut apakah sudah siap untuk masyarkat atau tidak.
18
Daftar pustaka
Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
Sumber: https://www.kompasiana.com/nopalmtq/5529e68b6ea8342572552d24/mengenal-
arti-kata-tanggung-jawab?page=all
http://yogiearieffadillah.wordpress.com/2013/06/04/makalah-manusia-dan-tanggung-jawab/
diaksestanggal17 Desember 2020pukul13.30 WIB
http://sanusiadam79.wordpress.com/2013/05/01/manusia-dan-tanggung-jawab/ diakses
tanggal 17 Desember 2020 pukul 13.30 WIB
https://sisysp29.blogspot.com/2016/11/hubungan-manusia-dengan-tanggung-jawab diakses tanggal 17
Desember 2020 pukul 13.40
http://rachmat-ali.blogspot.com/2015/03/pengertian-macam-macam-dan-contoh.html
https://brainly.co.id/tugas/1845693#:~:text=Sumber%20dari%20tanggung%20jawab%20adal
ah%20kewajiban.
http://triicecsfabregas.blogspot.com/2011/11/manusia-dan-tanggung-jawab.html
http://www.scribd.com/doc/21572818/30/Pengabdian-dan-Pengorbanan
iii