Anda di halaman 1dari 11

TANGGUNG JAWAB SOSIAL MANUSIA

Resty Safitri
Mata Kuliah Etika Sosial dan Perdamaian
Program Studi Sosiologi Agama
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Bengkalis
Jalan Lembaga, Bengkalis, Kec. Bengkalis, Kab. Bengkalis

A. PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Hidup
manusia di samping sebagai makhluk Tuhan dan makhluk individu, juga
merupakan makhluk sosial yang hidup di dalam masyarakat. Di dalam
interaksi sosialnya, manusia di samping memiliki hak juga memiliki
kewajiban. Di mana kewajiban dan hak adalah satu kesatuan yang berkaitan
dan tidak dapat dipisahkan. Kewajiban manusia itulah yang mengharuskan
manusia untuk memiliki rasa tanggung jawab.
Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu
naungan. Tanggung jawab adalah suatu kesadaran manusia akan tingkah
laku dan perbuatannya, baik disengaja maupun yang tidak disengaja. Setiap
manusia memiliki tanggung jawabnya masing-masing yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Di antaranya tanggung jawab seorang pelajar akan
belajar, tanggung jawab seorang kepala keluarga kepada keluarganya untuk
mencari nafkah bagi keluarganya, tanggung jawab seorang ketua RT kepada
warganya, tanggung jawab seorang dosen atau guru kepada mahasiswa atau
peserta didiknya untuk mengajar dan mendidik, dan lain sebagainya.
Selain tanggung jawab, dalam diri manusia juga terdapat pengabdian.
Pengabdian adalah pilihan hidup seseorang untuk mengabdi kepada siapa
saja yang ia kehendaki, seperti mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mengabdi kepada orang tua, mengabdi kepada masayarakat, bangsa dan
negara, dan lain sebagainya. Di dalam pengabdian, manusia pasti
mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukan suatu hal
yang biasanya akan dihargai dan menghasilkan sesuatu yang menjadi
haknya. Tergantung pada apa yang dia korbankan.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Manusia
Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang paling sempurna, baik
dari aspek jasmaniyah lebih-lebih rohaniyah. Manusia adalah makhluk
paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan
yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini.1
Sedangkan menurut Nata, manusia sebagai makhluk yang berpolitik
(zon politicon), makhluk yang bermasyarakat, makhluk yang berbudaya,
makhluk yang berbahasa, makhluk yang berbicara.2
2. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab
menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung,
memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.3
Tanggung jawab merupakan ciri manusia beradab (berbudaya).
Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau
buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan
pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan

1
Bakran Hamdani HM Adz-Dzaky. Konseling dan Psikoterapi Islam. (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2004), h.13.
2
Abuddin Nata. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2009), h.29.
3
Hasan Maemunah. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), cet. II. (Yogyakarta: Diva Press,
2010), h.10.
kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan,
penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, yang artinya tanggung jawab itu
sudah menjadi bagian kehidupan manusia bahwa setiap manusia dan yang
pasti masing-masing orang akan memikul suatu tanggung jawabnya sendiri-
sendiri. Apabila seseorang tidak mau bertanggung jawab, maka tentu ada
pihak lain yang memaksa untuk tindakan tanggung jawab tersebut.
Tanggung jawab berkaitan dengan “penyebab”. Yang bertanggung
jawab hanya yang menyebabkan atau yang melakukan tindakan. Tidak ada
tanggung jawab tanpa kebebasan dan sebaliknya. Tanggung jawab bisa
secara langsung, tetapi juga bisa secara tidak langsung (misalnya
pemimpinnya). Ada tanggung jawab restropektif (atas perbuatan yang telah
berlangsung) dan prospektif (perbuatan yang akan datang)
3. Macam-Macam Tanggung Jawab
Tujuan manusia berjuang itu untuk memenuhi keperluannya sendiri
atau untuk keperluan pihak lain. Dalam usahanya itu manusia juga
menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan
Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut
keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini dikenal
beberapa jenis tanggung jawab sebagai berikut:
a. Tanggung jawab terhadap tuhan
Tanggung jawab terhadap Tuhan menuntut kesadaran mau untuk
memenuhi kewajiban atau pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia haruslah bersyukur
kepada Tuhan atau karunia-Nya menciptakan manusia dan
memberikan rezeki kepadanya. Karena itu manusia mengabdi kepada
Tuhan, dan mengabdi itu wujud tanggung jawab kepada Tuhan.
Contoh:
1. Setiap umat islam harus bertanggung jawab dengan agamanya
dengan menjalankan perintah-perintah Allah SWT, seperti shalat
5 waktu, berpuasa, mengaji, membayar zakat, bersedekah, dan
kegiatan agama lainnya.
2. Dalam agama kristen, seorang biarawati dengan ikhlas tidak
menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya
terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada
agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya
mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya.
Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya ini ia berkorban
tidak memenuhi kodrat manusia pada umumya yang seharusnya
meneruskan atau melangsungkan keturunannya, yang sebetulnya
juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk
Tuhan.
b. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Manusia diciptakan oleh Tuhan mengalami periode lahir, hidup,
kemudian mati. Agar manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”,
sebagai pengisi fase kehidupannya itu maka manusia tersebut atas
namanya sendiri dibebani tanggung jawab. Sebab apabila tidak ada
tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maka tindakannnya tidak
terkontrol lagi. Intinya dari masing-masing individu dituntut adanya
tanggung jawab untuk melangsungkan hidupnya di dunia sebagai
makhluk Tuhan.
Contoh:
1) Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena adanya
tanggung jawab terhadap dirinya sendiri agar dapat
melangsungkan hidupnya, agar tidak kelaparan.
2) Apabila kita berjanji kepada diri sendiri untuk merubah tingkah
laku kita yang buruk, kita harus menepati janji tersebut, karena
dengan menepati janji tersebut berarti kita bertanggung jawab
terhadap diri kita sendiri.
c. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil yang terdiri dari suami,
istri, ayah, ibu, anak-anak dan juga orang lain yang menjadi anggota
keluarga. Setiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut banyak hal, salah satu
diantaranya adalah tanggung jawab menyangkut nama baik keluarga.
Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
dan kehidupan. Untuk memenuhi tanggung jawab dalam keluarga
kadang-kadang diperlukan pengorbanan.
Contoh:
1) Seorang ayah rela bekerja membanting tulang demi memenuhi
tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya.
2) Sebagai kepala keluarga, seorang ayah harus bertanggung jawab
kepada keluarganya untuk memberi nafkah. Selain itu seorang
ayah juga harus bertanggung jawab untuk membimbing
keluarganya.
d. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang
lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena
membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan
manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini
merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung
jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat
melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah
apabila semua tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung
jawabkan kepada masyarakat.
Contoh:
1) Seorang ketua RT/RW harus bertanggung jawab kepada
warganya. Apabila terjadi perselisihan antar-warga, harus cepat
ditangani dan jangan lepas tangan atas kejadian yang terjadi
dalam masyarakat.
2) Seseorang yang menyediakan rumahnya sebagai tempat
pelacuran pada lingkungan masyarakat yang baik-baik, apapun
alasannya tindakan ini termasuk tidak bertanggung jawab
terhadap masyarakat, karena secara moral psikologis akan
merusak masa depan generasi penerusnya di lingkungan
masyarakat tersebut.
e. Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara
Suatu kenyataan lagi bahwa setiap manusia dan setiap individu
adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak,
bertingkahlaku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran
yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung
jawabkan kepada negara.
Contoh:
1) Sebagai masyarakat Indonesia yang bertanggung jawab, kita
seharusnya dapat membayar pajak tepat waktu. Karena uang
pajak juga untuk perkembangan pembangunan di Indonesia, dan
tentunya hasilnya pun untuk masyarakat Indonesia juga yang
menikmati.
2) Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, guru Isa
yang terkenal guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang
milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru Isa ini
harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau
perbuatan itu di ketahui ia harus berurusan dengan pihak
kepolisian dan pengadilan.
4. Hubungan Antara Manusia dan Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan sesuatu yang mendampingi hak asasi
manusia sejak lahir. Dapat kita lihat tanggung jawab mengandung 2 unsur
kata yaitu menanggung dan menjawab. Menanggung sendiri yaitu memikul
sesuatu baik nyata ataupun tidak sedangkan menjawab adalah sesuatu hasil
yang mutlak dari sebuah reaksi manusia dalam merespon sesuatu
disekitarnya.4 Dapat diartikan tanggung jawab adalah sesuatu yang
ditanggung dan harus dilakukan oleh manusia baik terlihat maupun tidak
terlihat. Tanggung jawab sendiri erat kaitannya dengan kehidupan sehari-

4
Lies Sudiboyo, dkk. Ilmu Sosial Budaya Dasar. (Sukoharjo: Andi Yogyakarta, 2013).
hari manusia maka dari itu diperlukan sebuah tekad untuk melaksanakan
sebuah tanggung jawab
Contoh sehari-hari sebuah tanggung jawab yaitu:
a. Seorang anak yang telah menerima hak untuk disekolahkan oleh orang
tuanya maka harus belajar dengan giat dan menjadi seorang
siswa/siswi yang berprestasi.
b. Tuhan menciptakan manusia ke dunia dan memberikan hak untuk
hidup namun manusia tersebut harus taat dan mematuhi larangannya
agar tetap selamat.
5. Sumber dan Hakikat Tanggung Jawab
a. Sumber Tanggung Jawab
b. Hakikat Tanggung Jawab
Ada 2 hakikat dalam tanggung jawab :
1) Bersifat Universal artinya tidak ada manusia tanpa rasa
tanggung jawab. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya
sendiri pada umumnya tidak mengenal jenis kelamin, angka
usia, status ataupun kedudukannya.
2) Bersifat Unik artinya nilai/kadar berbeda, tergantung pendidikan
dan lingkungan.
6. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat
ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta,
kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) pengabdian berarti
proses, perbuatan, cara mengabdikan diri atau mengabdikan diri pada
sesuatu.5 Menurut Munandar, pengabdian berasal dari kata “abdi” yang
artinya menghambakan diri, patuh dan taat terhadap siapa saja yang diabdi.6
Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab.
Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada

5
Fadzar Alimin, Taufik dan Moordaningsih. tt. Dinamika Psikologis Pengabdian Abdi
Dalem Keraton Surakarta Paska Suksesi. Surakarta.
6
M.S Munandar. Ilmu Budaya Dasar: Suatu Pengantar. (Bandung: Refika Aditama, 1998).
keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain halnya jika keluarga
kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai berhari-hari
ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya
bantuan saja.
Bentuk-bentuk pengabdian menurut Mustopo ada 4 (empat), yaitu
sebagai berikut:7
1. Pengabdian kepada Keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga
ini didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung
pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang
tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian.
Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga
ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada
suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
2. Pengabdian kepada Masyarakat
Manusia adalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa
orang lain, karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila
seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau memasyarakatkan diri
dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai kesulitan
yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau
lambat ia akan menyadai dan menyerah kepada masyarakat
lingkungannya.
3. Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau
warga negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai
bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam
bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.
4. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk
ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi
kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada
7
M.H Mustopo. Ilmu Budaya Dasar (Manusia dan Budaya). (Surabaya: Usaha Nasional,
1983).
Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada
Tuhan Yanag Maha Esa.
7. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan
kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu
mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu
pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-
mata.
Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas.
Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan
akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran,
perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan
saja diperlukan dan dilakukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan
pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya
berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian
selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian.
8. Kesadaran
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya tahu
dan mengerti atas segala perbuatan dan akibatnya. Kesadaran bersumber
pada unsur budaya dalam diri manusia. Sebagai makhluk beradap dan
berbudaya manusia menilai dan dinilai. Rasa tanggung jawab lahir dari
kesadaran moral manusia yang perwujudannya berupa kewajiban yang
harus dijalankan oleh manusia.
Kesadaran moral dikatakan merupakan keterbukaan hati atau pikiran
akan menghargai hak-hak dan kewajiban orang lain, untuk berbuat yang
tidak melanggar hak dan kewajiban orang lain.
Unsur-unsur dalam kesadaran yaitu:
a. Perasaan Wajib, kesadaran bahwa seseorang merasa mempunyai
beban atas kewajiban untuk melaksanakan sesuatu.
b. Rasional, kesadaran yang didasarkan kepada pikiran yang benar
c. Kebebasan, kesadaran yang tidak memperoleh paksaan/tekanan, tidak
memihak, tidak didasarkan perhitungan mencari keuntungan

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu
keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani
menanggung resiko atas segala hal yang menjadi tanggung jawabnya. Ia
jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak
pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh
potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau
berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab
ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut
dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain/banyak.
Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai
kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan
tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku.
2. Saran
Kita sebagai manusia harus dapat menempatkan diri kita dalam porsi
kehidupan yang seimbang, yaitu dalam hak dan kewajiban kita yang juga
berhubungan dengan tanggung jawab kita.

DAFTAR PUSTAKA
Adz-Dzaky, Bakran Hamdani HM. 2004. Konseling dan Psikoterapi Islam.
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Alimin, Fadzar., Taufik, & Moordaningsih. tt. Dinamika Psikologis Pengabdian
Abdi Dalem Keraton Surakarta Paska Suksesi. Surakarta.
Lies Sudiboyo, dkk. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Sukoharjo: Andi
Yogyakarta.
Maemunah, Hasan. 2010. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), cet. II.
Yogyakarta: Diva Press.
Munandar, M.S. 1998. Ilmu Budaya Dasar: Suatu Pengantar. Bandung: Refika
Aditama.
Mustopo, M.H. 1983. Ilmu Budaya Dasar (Manusia dan Budaya). Surabaya:
Usaha Nasional.
Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai