Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku dan perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab sangat erat kaitannya dengan kewajiban.
Sebagai seorang mahasiswa kewajiban kita adalah belajar, maka dengan belajar kita telah bertanggung
jawab terhadap kewajiban kita, jadi makna dari tanggung jawab sering dikaitkan dengan kewajiban.
Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajiban kita.
Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki sifat tanggung jawab yang telah ditegaskan dalam
Al-Qur’an dan telah dicontohkan oleh Nabi Agung Muhamad saw.Sebagai umat islam yang baik kita
wajib melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Alloh lewat Al-Qur’an dan Rosululloh.
Tanggung kawab disini terkait dengan tanggung jawab manusia terhadap Alloh, terhadap keluarga,
masyarakat dan negara.
Kita harus menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri kita sebagai seorang muslim agar
tercipta kehidupan yang harmonis sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan hadits. Dengan begitu kita
akan menjadi orang yang mampu mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita di hadapan Alloh
dan masyarakat, bangsa dan negara.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, rumusan masalah dari makalah ini
adalah :
1. Apa pengertian dan makna tanggung jawab?
2. Sebutkan jenis-jenis tanggung jawab?
3. Bagaimana makna tanggung jawab pendidikan menurut ajaran?
1.3. Tujuan
Berdasarkan pembahasan di atas, tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud tanggung jawab
2. Untuk mengetahui jenis-jenis tanggung jawab
3. Untuk mengetahui bagaimana makna tanggung jawab pendidikan menurut ajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Makna Tanggung Jawab


Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya. 1 Seperti yang sudah dijelaskan dalam QS. Al-
Mudatsir : 38, yang berbunyi “Tiap-tiap diri (individu) bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya.” Yang menjelaskan bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang
bartanggung jawab.
Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial,
juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang sangat besar untuk
bertanggung jawab mengingat bahwa manusia memegang beberapa peranan dalam konteks sosial
atau individual.
Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks teologis yang
artinya bahwa manusia harus bisa bertanggung jawab pada dirinya sendiri yaitu dengan menjaga
keseimbangan antara jasmani dan rohaninya sendiri dan juga harus bertanggung jawab terhadap
Allah sebagai penciptanya.Tanggung jawab manusia sebagai makhluk individual akan lebih kuat
ketika manusia tersebut mempunyai kesadaran akan tanggung jawabnya dan akan berusaha
dengan sepenuh hati untuk menjalankan tanggung jawabnya bukan sebagai beban tetapi sebagai
kesadaran.
Dalam konteks sosial, manusia merupakan makhluk sosial. Dia tidak bisa hidup sendiri tanpa
orang lain. Nilai–nilai yang diperankan seseorang sebagai makhluk sosial harus dipertanggung
jawabkan sehingga tidak menganggu keharmonisan hidup antar anggota sosial dan tidak
menganggu konsensus nilai yang ada dan telah disetujui bersama. Misalnya Nabi Adam as, yang
diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah-Nya di bumi, tidak bisa hidup sendirian, untuk itu
Allah menciptakan siti hawa sebagai istrinya dari jenisnya sendiri. Seperti dalam firman Allah
SWT berikut:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.” ( QS. Al-Baqarah : 30)
“Hai, sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri (Adam) dan dari padanya Alloh menciptakan istrinya (Hawa). Dan daripada
keduanya Alloh memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS An-Nisa’ :
1).

1
Djokowidagdho.dkk, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta, Bumi Aksara, 1994, hal 144

2
B. Jenis-Jenis Tanggung Jawab
Dalam GBHN Ketetapan MPR No. IV/MPR/1978 yang berkenaan dengan pendidikan
dikemukakan sebagai berikut : “Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab
bersama keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. 2
Pendidikan terbagi menjadi tiga bagian yakni pendidikan informal, pendidikan nonformal, dan
pendidikan formal. Penanggung jawab pendidikan informal adalah orang tua dan keluarga di
rumah. Mereka perlu mendidik anak mereka agar menjadi anggota masyarakat yang berbudi.
Penanggung jawab pendidikan nonformal adalah masyarakat kursus dan sejenisnya. Mereka perlu
mendidik peserta didik sehingga memiliki keterampilan yang memadai. Dan penanggung jawab
pendidikan formal adalah sekolah dan perguruan tinggi.
Penanggung jawab pendidikan formal, informal dan nonformal ini sangatlah penting,
keduanya saling berkaitan dan harus saling menunjang demi terwujudnya tujuan pendidikan Islam
dan tujuan pendidikan Indonesia yakni “membangun aqidah yang luhur dan mencerdaskan
kehidupan bangsa”.
Adapun tanggung jawab dan peran pendidikan menurut islam khususnya yaitu:

1. Allah SWT (Tuhan Pencipta)


Manusia ada tidak dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Allah. Sebagai
makhluk ciptaan alloh maka manusia bisa mengembangkan diri sendiri dengan pikiran, akal,
perasaan, seluruh anggota tubuhnya dan alam sekitarnya yang telah Allah karuniakan padanya.
Tanggung jawab kepada Allah menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi kewajiban
dan pengabdiannya kepada Allah SWT. Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia harus
bersyukur atas karuniaNya yang telah menciptakan, memmberi rizki dan selalu memberikan
yang terbaik untuk makhlukNya. Karena itu manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT
sesuai firman Allah SWT :
“Tidaklah aku jadikan jin dan manusia, melainkan supaya mereka itu menyembah
kepada-Ku.” (QS.Az-Zariyat, : 56).
Menyembah itu mengabdi kepada Allah SWT , sebagai wujud tanggung jawab kepada
Allah. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa tanggung jawab erat kaitannya dengan
kewajiban. Kewajiban merupakan sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Namun Allah
hanya memberikan beban kepada seseorang disesuaikan dengan kemampuannya. Firman Allah
SWT :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan
yang dikerjakannya).” (QS.Al-Baqarah, : 286)

2
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta:Rineka Cipta) Hal.309
3
Manusia bertanggung jawab terhadap kewajibannya menurut keyakinan agamanya,
misalnya kita sebagai seorang muslim berkewajiban melakukan shalat 5 waktu dalam sehari
sesuai dengan perintah Allah SWT. maka kita harus melaksanakan kewajiban tersebut dengan
penuh kesadaran karena kita yakin akan hal tersebut dengan begitu kita telah bertanggung jawab
terhadap kewajiban kita sebagai seorang hamba-Nya. Apabila manusia tidak solat maka ia harus
mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu di akhirat nanti. Demikian juga tanggung jawab
manusia terhadap Tuhannya, timbul karena manusia sadar akan keyakinannya terhadap nilai-
nilai yang ada dalam ajaran agamanya.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Allah. Tetapi bila manusia tidak bekerja
keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan
akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang
salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya,
kekuasaanya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung
jawabnya kepada Allah. 3

2. Orang Tua atau Keluarga


2.1 Kewajiban Orangtua dalam Mendidik Anak
Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan umumnya dan
pendidikan islam khususnya. Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan
anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya
pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-
tahun pertama dalam kehidupannya (usia pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut apa
yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang
atau berubah sesudahnya. Dari sini, keluarga mempunyai peranan besar dalam
pembangunan masyarakat.

Masyarakat yang terkecil adalah keluarga. Keluarga adalah ayah ibu, anak-anak,
dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga
wajib bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut
nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan,
keselamatan, pendidikan dan kehidupan. Tanggung jawab kepada keluarga ini
menuntut tiap anggota keluarga untuk mempunyai kesadaran dalam hal tanggung
jawab. Karena Keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam perkembangan
seorang individu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pembentukan kepribadian
anak bermula dari lingkungan keluarga. 4

3
Djokowidagdho.dkk, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta, Bumi Aksara, 1994, hal 149
4
Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam. (Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia, 2012) Hal. 55.
4
Misalnya seorang ayah mempunyai tanggung jawab yang sangat besar yaitu
untuk melindungi dan menghidupi istri dan anak-anaknya dengan seluruh
kemampuannya, seorang ayah yang baik tidak akan pernah lari dari tanggung
jawabnya untuk membahagiakan keluarganya. Sama halnya dengan seorang ibu, ibu
mempunyai tanggung jawab yang sangat penting yaitu mengurus suami dan anak-
anaknya dengan semua tenaga dan pikirannya, seorang ibu juga bertanggung jawab
untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh dan solehah. Dari
keterangan di atas kita dapat melihat contoh yang sangat riil yaitu tanggung jawab
orang tua terhadap anak-anaknya, dengan segenap kemampuan yang ia miliki dan
dengan seluruh hidupnya, orang tua rela melakukan apapun dan berkorban untuk
kebahagiaan anak-anaknya. Perjuangan orang tua untuk anak-anaknya tidak bisa
dihitung lagi banyaknya, begitu besar pengorbanan mereka, hingga mereka
menggadaikan kepentingan dan kebahagiaan mereka sendiri hanya untuk anak-
anaknya. Itulah wujud tanggung jawab yang dilakukan orang tua kepada anaknya,
dengan begitu mereka telah bertanggung jawab atas titipan Alloh kepada mereka yaitu
untuk merawat, membesarkan dan mendidik. Bentuk tanggung jawab tersebut menjadi
kewajiban dan kewajiban tersebut dipertegas dalam firman Allah berikut:
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. Al-Tahrim : 6)
Seorang anakpun juga mempunyai tanggung jawab yang besar kepada keluarga
terutama kedua orang tuanya yaitu dengan membahagiakannya, dengan sungguh-
sungguh belajar, menjaga nama baik keluarga dan berusaha dengan sungguh-sungguh
mengoptimalkan potensi sehingga bisa membuat kedua orang tua bangga dengan apa
yang kita lakukan.
Dengan demikian, setiap orangtua memiliki tugas kependidikan dan hal itu
hendaknya bisa dijalankan dengan baik karena setiap orangtua pasti memiliki
kepentingan terhadap anak-anaknya, yaitu sebagai berikut :
1. Anak sebagai generasi penerus keturunan
2. Anak merupakan kebanggaan dan belaian kasih orangtua
3. Doa anak yang sholeh dan sholehah merupakan investasi bagi orangtua setelah
mereka wafat.5
2.2 Peran Keluarga Dalam Pendidikan
Orangtua (ibu dan ayah) sebagai pendidik utama di keluarga harus saling
bekerja sama untuk mendidik anaknya. Bagi suami yang mempunyai kelebihan ilmu
dan keterampilan mendidik, harus mengajarkan kepada istrinya dan begitu pula
sebaliknya. Dengan demikian, antara suami dan istri saling menutupi kelemahannya
masing-masing.

5
Diantara anggota keluarga, peranan ibu adalah yang paling dominan dan
penting terhadaap anak-anaknya karena sejak anak dilahirkan, ibu adalah orang yang
selalu disampingnya. Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan
dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Oleh karena itu, seorang ibu hendaklah
seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anak-anaknya.
Di samping ibu, seorang ayah juga memegang peranan yang penting pula.
Dalam ilmu pendidikan, peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya antara lain
sebagai berikut :
1. Sumber kekuasaan di dalam keluarga
2. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar
3. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga
4. Pelindung terhadap ancaman luar
5. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
Adapun jenis metode yang bisa dijadikan sebagai metode dalam mendidik anak,
bukan hanya seorang ayah, melainkan juga seorang ibu ialah metode Mauziah.
Metode mauziah merupakan metode dalam mendidik anak yang ditawarkan olej Al-
Quran melalui lisan seorang ayah yang bernama Lukman Hakim. Al-Quran
mengungkapkan kisah Luqman Hakim yang mengindikasikan pesan-pesan moral
untuk mempersiapkan anak menjadi orang yang berkualitas dan sempurna baik iman,
akhlak, jiwa, dan juga rasa kepekaan sosialnya. Tahapan-tahapan dalam
menyampaikan metode mauziah antara lain:
1. Menyampaikan pesan agar senantiasa memiliki perasaan takut kepada Allah
2. Mengajak melakukan kebajikan dengan disertai peringatan
3. Memberi mauziah hasanah
4. Memberi motivasi dengan nasihat
5. Menyampaikan anjuran untuk mengikuti jalan yang benar
6. Memberikan dorongan agar senang melakukan kebajikan
7. Menyampaikan janji dan ancaman (dengan agak keras) seperti yang terdapat dalam
Al-Quran.6

3. Masyarakat
3.1 Tanggung Jawab Masyarakat dalam Pendidikan
Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan yang ketiga setelah lingkungan
pendidikan keluarga dan lingkungan pendidikan sekolah. Di dalam suatu masyarakat
mudah sekali dijumpai keanekaragaman suku, agama, ras, adat istiadat, dan budaya.

6
Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam. (Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia, 2012) Hal. 63
6
Keanekaragaman tersebut merupakan anugerah Tuhan, di mana dalam islam
keanekaragaman tersebut merupakan rahmat dari Allah. 7
Bila dilihat dalam konteks pendidikan, masyarakat adlah sekumpulan banyak
orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai
kepada yang berpendidikan tinggi. Hubungan baik dengan masyarakat diperlukan
karena tidak ada seorang pun yang dapat hidup tanpa bantuan masyarakat. Lagi pula,
hidup bermasyarakat sudah merupakan fitrah manusia. Dalam QS. Hujurat : 13
dijelaskan bahwa “manusia diciptakan dari lelaki dan perempuan, bersuku-suku, dan
berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal.”
Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih belum
jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkunga
sekolah. Hal tersebut disebabkan masyarakat merupakan suatu entitas yang sangat
kompleks dan beraneka ragam.
3.2 Peran Masyarakat dalam Pendidikan
Walau tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan belum jelas, namun
masyarakat mempunyai peranan yang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan bahwa masyarakat adalah sekelompok warga negar Indonesia
nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam pendidikan.
Peran tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Ikut menyelenggarakan pendidikan nonpemerintah
b. Membantu pengadaan tenaga pendidik
c. Membantu pengadaan biaya, sarana, dan prasarana pendidikan
d. Menyediakan lapangan kerja8

4. Pemerintah
Suatu kenyataan bahwa seorang manusia merupakan warga negara suatu negara.
Manusia terikat dengan norma-nora atau peraturan, hukum yang dibuat oleh suatu negara
tersebut jadi seseorang tidak bisa berbuat sesuai kemauannya sendiri. Apabila perbuatan
seseorang itu salah dan melanggar aturan yang ada dalam negaranya maka harus
dipertanggung jawabkan kepada negara. Misalnya seorang pejabat pemerintahan,
mempunyai tanggung jawab untuk mengatur dan mengelola pemerintahan yang telah
dipercayakan kepadanya, akan tetapi ketika seorang pejabat tersebut melakukan korupsi
maka ia juga harus mempertanggung jawabkan perbuatannya kepada pemerintah, yaitu
dengan diproses secara hukum dan harus mempertangung jawabkan perbuatannya di dalam
penjara. Sebagai warga negara yang baik kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama

7
Ibid., Hal. 87
8
Ibid., Hal. 88-89
7
baik negara kita, berusaha untuk memajukan negara kita yaitu sebagai pelajar kita harus
terus menuntut ilmu untuk kepentingan kemajuan bangsa kita dari segi pendidikan. Sebagai
warga negara kita juga mempunyai tanggung jawab untuk mematuhi peraturan yang telah
dibuat oleh pemerintah.
Kewajiban utama pemerintah agar masyarakatnya berkualitas, berakhlak dan bermoral
melalui pendidikan adalah :
a. Melakukan pelayanan pendidikan
b. Meningkatkan akses pendidikan.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan
d. Memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh masyarakat untuk dapat menimba
ilmu.
Pemerintah menyediakan pelayanan pendidikan berupa sekolah-sekolah dan
perguruan tinggi, adapun tanggung jawab dan peran sekolah dalam pendidikan:
Sekolah bertanggung jawab menanamkan pengetahuan-pengetahuan baru yang
reformatif dan transformatif dalam membangun bangsa yang maju dan berkualitas. Dengan
demikian, peran sekolah sangat besar dalam menentukan arah dan orientasi bangsa ke depan.
Anak didik memiliki kebebasannya untuk menentukan kebebasannya melalui sekolah.

C. Makna Tanggung Jawab dalam Islam


Makna tanggung jawab dalam islam maupun secara umum hampir sama, hamya saja ada
pokok-pokok yang membedakan antara kedua pengertian tersebut. Tanggung jawab dalam islam
berkait erat dengan balasan. Dan balasan itu berupa pahala dan atau siksa yang bergantung pada
amal yang dilakukan oleh manusia itu sabagai manusia yang mukalaf dan memikul tanggung
jawab di depan Allah SWT. Tidak ada seorang pun dari kaum muslimin yang terlepas dari
tanggung jawab islam ini, kecuali mereka yang belum mukalaf (belum baligh atau tidak
berakal). Karena ia tidak memenuhi syarat-syarat taklif, seperti akal, balig, dan kemampuan.
Sedangkan selama seorang muslim masih mukalaf, maka ia mempunyai tanggung jawab atas
setiap perkataan dan diamnya, melakukan atau meninggalkan pekerjaan, berjihad atau
meninggalkan jihadnya terhadap semua kebutuhan amal islam selama ia mampu. Setiap
perbuatan manusia didunia ini ada pertanggung jawabannya karena Allah SWT menciptakan
manusia tidak dalam keadaan sia-sia.
Allah menciptakan manusia, menempatkannya di dunia, menundukkan semua yang ada di
dunia untuk manusia, membolehkan manusia untuk menikmati apa- apa yang baik dan halal di
dalamnya serta memerintahkan nya untuk beribadah kepada-Nya sesuai dengan cara yang
disyariatkan-Nya berupa perkataan, perbuatan, akhlak, dan perilaku. Firman Allah SWT :
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzzarah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)-nya. Dan, barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia
akan melihat (balasan)-nya pula.” (az-Zalzalah: 7-8).Ayat-ayat Al-Qur’an ini menjelaskan kepada
8
kita bahwa manusia mempunyai tanggung jawab dihadapan Allah SWT atas apa yang ia perbuat
di dunia, yang baik maupun yang buruk. Perasaan seperti ini akan membangkitkan dalam dirinya
perasaan bertanggung jawab.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Setiap manusia memiliki tanggung jawab yaitu
tanggung jawab terhadap Allah SWT, tanggung jawab terhadap keluarga, tanggung jawab
terhadap masyarakat dan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara.
Tanggung jawab dalam islam juga tidak jauh pengertiannya dengan pengertian tanggung jawb
secara umum. Tanggung jawab dalam islam terkait dengan tanggung jawab manusia terhadap
dirinya sendiri yang berkaitan dengan Allah. Tanggung jawab dalam islam terkait dengan balasan
akan semua perbuatan manusia di dunia ini yaitu berupa dosa dan pahala. Semua perbuatan
manusia akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.

B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat, penulis yakin dalam pembuatan makalh ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu dibenarkan, maka dari itu saran dan kritikan dari
pembaca yang bersifat membangun selalu penulis harapkan. Akhirnya, penulis berharap makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Djokowidagdho.dkk, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta, Bumi Aksara, 1994.


Wiyani Novan Ardy & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta, 2012
Sudiyono. H.M. Drs; Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Rineka Cipta, 2009

11

Anda mungkin juga menyukai