Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

“ PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK “

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Katolik


Dosen Mata Kuliah : Dr. Theodorus Pangalila,S.Fils,M.Pd

Nama Mahasiswa : Christian Beckham Liuw


Program Studi : Ilmu Geografi – Fakultas Ilmu Sosial
NIM : 20601009

BAB 1 : PANGGILAN HIDUP MANUSIA MENURUT KITAB SUCI

 Siapakah Manusia Dalam Kitab Suci

Dalam kitab suci telah jelas dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia secitra dan segambar
dengan Allah (kej. 1 : 26-31). Untuk itu manusia diharapkan sadar dan mengenali dirinya
sebagai pribadi dan citra Allah yang sesungguhnya. Allah menghendaki manusia untuk saling
memahami dan manusia pula diajak untuk masuk dan terlibat dalam panggilan hidupnya
sebagai citra Allah.

 Mengapa Manusia Diciptakan Menurut Gambar Allah

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, banyak para ahli atau peneliti yang memberi
pandangan mereka tentang manusia. Kitab suci menulis dan mengisahkan dengan jelas
mengenai kisah penciptaan. Allah menekankan dan menempatkan manusia sebagai ciptaannya
yang khusus, sehingga disebut sebagai gambaran Allah yang mewakili Allah didunia. Penciptaan
manusia tidak hanya merupakan penutup dari segala karya ciptaan Allah tetapi didalamnya
terkandung penggenapan dan makna dari seluruh karya Allah. Tugas atau perintah yang diberi
Allah pada manusia yakni penuhilah bumi dan menaklukkannya. Manusia juga diberi kuasa atas
semua makhluk yang diciptakan Allah sebelumnya (kej. 1 : 27 – 31 ).

 Menalar, Menggali Argumentasi Pemahaman dan Hakikat Manusia Sebagai Citra Allah

1) Martabat Manusia Sebagai Citra Allah


Manusia diciptakan sebagai puncak ciptaan Allah, artinya manusia diciptakan sesuai
gambar dan rupa Allah, dengan karunia istimewa yaitu akal budi, hati/perasaan dan
kehendak bebas.
Pandangan dan ajaran resmi gereja katolik tentang manusia terurai dalam Gaudium et
Spes artikel 12. Kitab suci juga menggambarkan bahwa manusia diciptakan :
- Menurut gambar Allah,
- Mampu mengenal dan mengasihi penciptanya ;
Oleh Allah manusiaditetapkan sebagai tuan atas semua makhluk didunia (kej.1 : 26 ;
keb. 2 : 23 ), untuk menguasainya dan menggunakannya sambal meluhurkan Allah (sir.
17 : 3-10).

2) Martabat Manusia Sebagai Anak Allah

- Tujuan hidup manusia pada dasarnya bersifat transcendental atau bersifat ilahi dan
mengatasi segalanya yaitu memenuhi kerinduan manusia mencapai kesempurnaan
dalam segala-galanya, yaitu suatu kebahagiaan abadi berupa kehidupan kekal, hidup
berbahagia bersama Allah bapa disurga (yoh. 17 : 1-3 ; 1Yoh. 3 : 2 ; 1Kor. 2 : 9).

- Sebagai anak Allah, manusia terpanggil untuk hidup Bersatu dengan bapanya sesuai
dengan rencana Allah. Martabat manusia sebagai anak Allah merupakan kunci untuk
memahami sebenarnya siapa manusia.

3) Martabat Manusia Sebagai Pribadi Sosial

- Manusia diciptakan untuk berelasi dan bersekutu. Relasi dan persekutuan ini
memperlihatkan suatu ketergantungan dasariah antar manusia sebagai makhluk
yang selalu ada Bersama.

- Kita perlu membangun kesadaran bahwa kita hidup dalam suatu komunitas
kebersamaan. Kesadaran itu, hendaknya dihayati dengan sikap yang menunjang
tercapainya kerja sama dan saling pengertian dan peduli diantara sesame manusia.

- Relasi social manusia dipahami dalam penilaian martabat manusia yang tidak bisa
dilepaskan dari kenyataan bahwa ia diciptakan oleh Allah. Kepercayaan bahwa Allah
itu Sang Pencipta dan bahwa Allah yang menjadikan manusia makhluk social yang
mulia dan bermartabat luhur.

- Manusia menentukan sikap dan hubungannya dengan sesame. Dengan akal budinya,
dan kemampuan membedakan yang baik dan yang jahat, serta dengan kehendak
bebasnya, manusia bertanggung jawab atas perbuatannya.
 Mengomunikasikan Panggilan dan tugas Perutusan Manusia Sebagai Citra Allah

Setiap manusia yang terlahir didunia pasti mendapatkan rahmat. Rahmat tersebut yang
membuat manusia hadir dalam identitasnya yang sangat personal, dalam segala
keunikannya. Setiap manusia yang terlahir, dipanggil untuk turut serta dalam karya
penyelenggaraan ilahi. Panggilan ini berlaaku untuk seluruh kehidupan manusia. Selama
orang itu mampu, panggilan itu akan tetap dating kepadanya. Demikian juga dengan
tugas perutusan manusia. Karena hidup adalah perutusan, setiap orang yang menjawab
panggilan tersebut akan diutus untuk turut dalam karya penyelenggaraan ilahi.

Setiap manusia sebenarnya diberi tugas dan tanggungjawab social. Manusia diciptakan
oleh Tuhan dengan talenta masing-masing, dengan kelebihan dan kekurangannya.
Banyak bentuk panggilan, banyak kelebihan yang kita miliki namun tetap saja kita
memiliki nilai minus atau kekurangan dan semuanya itu dimaksudkan agar manusia
saling melengkapi, bekerja sama, dan saling membutuhkan satu dengan yang lain. Tuhan
menghendaki kita untuk membangun peradaban manusia sehingga kita perlu ikut serta
didalamnya dan menghindari Tindakan yang dapat mengganggu hal tersebut, untuk itu
apapun tugas kita jalanilah dengan senang hati, karena Tuhan membutuhkan anda
ditempat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai