Anda di halaman 1dari 3

PANGGILAN HIDUP MANUSIA MENURUT KITAB SUCI

A. Siapakah Manusia Menurut Kitab Suci?


1. sumber utama untuk mengenal siapa manusia adalah Kitab Suci. Dalam Kitab Kejadian 1:
26-31, Allah menciptakan manusia secitra dan segambar dengan Allah.
2. mengenal diri sebagai pribadi, Citra Allah dan dipanggil agar mampu hidup sebagai Citra
Allah
3. Sikap dan perilaku yang jujur dan terbuka dalam membangun relasi dengan diri sendiri,
sesama, lingkungan, dan Tuhan
B. Proses Mengamati (Studi Kasus)

1. Apa yang akan Anda lakukan jika kebakaran terjadi sebagaimana dilukiskan dalam kasus di
atas ?
2. Mengapa Anda memilih untuk melakukan hal tersebut ?
3. Dalam situasi genting seperti dalam kasus kebakaran tersebut Anda diminta bertindak cepat
untuk menyelamatkan harta yang paling berharga dalam rumah itu, apa yang Anda selamatkan ?
Dan mengapa Anda memilih menyelamatkan hal tersebut ?
C. Mengapa Manusia Diciptakan Menurut Gambar Allah
1. Menurut filsuf Plato, manusia merupakan animal society yaitu hewan/binatang/ makhluk
sosial dan makhluk yang senang bergaul/berkawan untuk hidup bersama.
2. Menurut filsuf Aristoteles, manusia adalah zoon politicon, makhluk yang pada dasarnya
selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya. Artinya, makhluk
yang selalu hidup bermasyarakat.
3. Kitab Kejadian menuliskan kisah penciptaan menekankan, Manusia disebut sebagai
gambar Allah (imago Dei) yang mewakili Allah di dunia. Artinya, keberadaan manusia
menunjukkan bahwa Allah ada.

D. Menalar, Menggali Argumentasi Pemahaman & Hakikat Manusia sebagai Citra Allah
1. Martabat Manusia sebagai Citra Allah
Allah menempatkan martabat manusia di atas ciptaan yang lain. Hanya manusia yang
secitra dengan Allah. Dari segala ciptaan yang kelihatan, hanya manusia "mampu mengenal
dan mencintai Penciptanya dan oleh Allah manusia ditetapkan sebagai tuan atas semua
makhluk di dunia ini, untuk menguasainya dan menggunakannya sambil meluhurkan Allah"
(GS 12,3).
Lebih tegas lagi para Bapa Konsili menyatakan bahwa “Allah sebagai Bapa memelihara
semua orang, menghendaki agar mereka merupakan satu keluarga, dan saling menghargai
dengan sikap persaudaraan. Sebab mereka semua diciptakan menurut gambar Allah, yang
menghendaki segenap bangsa manusia dari satu asal mendiami muka bumi (Kis 17:26).
Mereka semua dipanggil untuk satu tujuan, yakni Allah sendiri” (GS 24,1). Manusia
merupakan satu-satunya makhluk, yang Allah kehendaki demi dirinya sendiri (bdk. GS 24,3)
2. Martabat Manusia sebagai Anak Allah
(Lihat Yoh. 17:1-3; 1Yoh. 3:2; 1Kor. 2:9). Dalam teks tersebut dilukiskan bahwa tujuan
hidup manusia masing-masing adalah persatuan dengan hidup Allah Tritunggal untuk
selamalamanya. Sebagai anak Allah, manusia terpanggil untuk hidup bersatu dengan
BapaNya sesuai dengan rencana Allah. Martabat manusia sebagai anak Allah merupakan
kunci untuk memahami sebenarnya siapa manusia.
3. Martabat Manusia sebagai Pribadi Sosial
Hidup di tengah-tengah manusia lain merupakan sebuah keniscayaan. Oleh karena itu,
sebagai citra Allah manusia adalah pribadi sosial, yang di satu sisi sebagai anugerah yang
layak “disyukuri” dan di lain pihak mengandung tugas panggilan/perutusan yaitu
“membangun”.
Karenanya, kita perlu membangun kesadaran bahwa kita hidup dalam suatu komunitas
kebersamaan. Kesadaran itu, hendaknya dihayati dengan sikap-sikap yang menunjang
tercapainya kerja sama dan saling pengertian dan peduli di antara sesama manusia.
E. Mengomunikasikan Panggilan dan Tugas Perutusan Manusia sebagai Citra Allah
1. Setiap manusia yang terlahir, dipanggil untuk turut serta dalam karya penyelenggaraan
Ilahi
2. Hidup adalah perutusan, setiap orang yang menjawab panggilan tersebut akan diutus untuk
turut dalam karya penyelenggaraan ilahi.

Bagaimana cara Anda ikut dalam karya penyelenggaraan Tuhan? Bunda Teresa dari Kalkuta
mengatakan, mulailah dari senyuman. Tersenyum pada setiap orang yang kita jumpai adalah cara
sederhana untuk ikut dalam karya penyelenggaraan Ilahi. Setiap manusia sebenarnya diberi
tugas dan tanggung jawab sosial. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan talentanya masing-
masing, dengan kelebihan dan kekurangannya. Semuanya itu dimaksudkan agar manusia saling
melengkapi, bekerja sama, dan saling membutuhkan satu sama lain.

Jika konsep hidup adalah rahmat, panggilan dan perutusan ini kita padukan dengan konsep
tanggung jawab sosial, maka kita akan menyadari bahwa setiap manusia yang terlahir ke dunia
sebenarnya diciptakan untuk berbagi talenta. Ada 2 implikasi yang terjadi jika Rahmat atau
panggilan ini tidak dipenuhi.
1. Talenta anda akan tidak optimal atau bahkan akan sia-sia
2. Posisi, tempat atau jabatan yang seharusnya anda diisi tetapi harus kosong akiabat tidak
memenuhi panggilan/perutusan dari ALLAH.

Anda mungkin juga menyukai