Anda di halaman 1dari 2

Martabat manusia menurut pandangan kristiani

1. Martabat manusia
allah menciptakan manusia manusia menurut citra-Nya, menurut citra allah diciptakannya
dia: laki-laki dan perempuan diciptakannya mereka. (kejadian.1:27)
a. Menurut citra Allah
menurut kitab suci telah dijelaskan bahwa manusia adalah bagian integral dari
dunia. Ia mempunyai tempatnya di antara semua makhluk yang lain dan hidup
dalam pelbagai hubungan dan keterikatan dengan ciptaan lain di sekitarnya. Tetapi
sekaligus juga dijuga di gambarkan bahwa manusia adalah makhluk istimewa yang
merupakan puncak (p) dan pusat (Y) dari seluruh ciptaan dan mempunyai hubungan
khusus degan penciptanya. Sudah sejak pembuahannya, manusia telah ditentukan
untuk kebahagiaan abadi dengan pencipta.
manusia diciptakan menurut citra allah, karenaitu dia memiliki martabat sebagai
pribadi. Ia bukan sesuatu, melainkan seseorang. Ia mampu mengenal dirinya sendiri,
menjadi tuan atas sirinya, mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam
kebersamaaan dengan orang lain, dan karena rahmat allah, ia sudah dipanggil ke
dalam perjanjanjian dengan penciptanya untuk memberi kepadanya jawaban iman
dan cinta.
b. Pada dasarnya, personalitas itu berarti bahwa manusia dipanggil, atau karena ia
dipanggil, karena ia disapa sebagai ENGKAU, di sapa dengan nama unik karena itu ia
berpribadi, menyapanya dengan firmannya yang kreatif dan menyanggupkannya
untuk suatu dialog dengan dirinya. Sebagai partnerallah (CO-CREATOR kita adalah
pribadi.

2. Paus yohanes XXIII, dalam pacem in terris, dalam pembelaanya terhadap HAM dan
penghormatan terhadap martabat pribadi manusia, mengungkapkan bahwa setiap orang
menyandang hak alami untuk dihormati.
sri paus mengungkapkan bahwa ada dua pendasaran HAM yang mewujudkan martabat
manusia. Perama, adalah pendasaran hak-hak alami. Di ungkapkan bahwa ada 3 (tiga) unsur
yang menjadi “kaki tiga emas” sebagai muatan martabat pribadi manusia, yakni: akal budi,
kebebasan, dan hati nurani. Ketiga unsur ituah yang secara alami dan hakiki membedakan
manusia dari segala pengada infrainsani (fauna, flora, materi).
dengan akal budinya, manusia mendengarkan suar Allah yang mengajaknya untuk mencintai
serta melakukan yang baik dan mengelakkan yang jahat. Setiap manusia diwajibkan untuk
mematuhi hukum ini, yang menggema di dalam hati nuraninya dan dipenuhi dengan cinta
kepada Allah dan kepada sesama. Dalam tindakan moralnya, tampaklah martabat manusia.
Degan hati nuraninya, manusia mempunyai kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan
kepada penciptanya, tempat manusia itu merasa tergantung.
kaki tiga emas ini menyatu dalam satu pribadi dan disebut sebagai martabat atau harkat
pribadi. Martabat atu harkat pribadi itulah yang menjadi landasan hak-hak azasi (termasuk
hak dan kebebsan beragama, keadilan, dan hukum yang adil.

kedua, alasan teologis. Iman kristiani berpandandangan bahwa “kaki tiga emas” itu langsung
di tanamkan atau diletakkan oleh allah dalam diri manusia pada waktu penciptannya. Inilah
makna kej. 1:26. Meurut gambar dan rupa menunjuk kepada anugerah kreatif dari allah
maha luhur untu mengenakan kepada manusia secuil dan secara bebas sifat-sifat ilahi yang
maha luhur dan tak terbatas itu.
a. Kebebasan adalah kemampuan yang berakar dalam akal budi dan kehendak, untuk
bertindak atau tidak bertindak, untuk melakukan ini atau itu, suapaya dari dirinya sendiri
melakukan perbuatan dengan sadar. Denan kehendak bebas, tiap orang dapat menentukan
dirinya sendiri. Dengan kebebasannya, manusia harus tumbuh dan menjadi matang dalam
kebenaran dan kebaikan. Kebebasan itu baru mencapai kesempurnaannya apabila diarahkan
kepada Allah, sumber dan tujuan kebahagiaan manusia. Semakin manusia melakukan yang
baik, semakin bebas pula manusia itu.
b. Tentang hati nurani, gereja menjelaskan sebagai berikut.
dilubuk hatinya manusia menemukan hukum, yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri
tetapi harus ditaatinya. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan
melaksanakan apa yanga baik, dan untuk menghindari yang jahat . hati nurani mempunyai
dua fungsi, yakni pertama, untuk membedakan mana yagn baik dan mana yang buruk/jahat.
Dan yang kedua mewajibkan manusia melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat.

3. Manusia pembangun, manusia pencinta, manusia pendoa


implementasi dan realisasi martabat pribadi manusia adalah ketika dia menyadari fungsi dan
eksistensinya sebagai manusia pembangun (pekerja), manusia pencinta dan manusai
pendoa.
a. Manuia pembangun (homo faber) dalam mitos ditekankan bahwa manusia diciptakan
sebagai hamba pra dewa yang mesti melayani mereka. Namun kitab suci menggambarkan
manusia sebagai partner Allah yang boleh juga mengabil bagian dalam kreativitas Allah.
Kerja menurut kitab suci, dilihat sebagai berkat, yang didalamnya manusia merealisasikan
diri sebagai pencipta yang tercipta. Melalui usahanya, manusia bisa mengubah dunia, bisa
me

Anda mungkin juga menyukai