Pembicaraan tentang manusia adalah hal yang sangat pokok dan sentral
dalam kekristenan karena manusia ada di pusat kehidupan beragama dan
pengambilan keputusan etis. Siapakah mausia itu? Pada dasarnya jawaban
terhadap pertanyaan ini akan membawa dampak dan konsekwensi serius bagi
berbagai aspek terutama yang berkaitan dengan sikap dan perlakuan kita bagi
sesame manusia maupun diri sendiri. Misalnya, bila manusia dianggap
sebagai ‘Makhluk ekonomis’ yang menghasilkan barang dan jasa, nilai
manusia tergantung pada produktifitasnya.
1
paling tingggi dan karenan hya adalah satu-satunya objek yang pantas
disembah dan dilayani. Humanisme adalah suatu pengakuan akan rasa
percaya kepada hakikat manusia yang menolak ide tentang Allah
sebasgai hal yang perlu karena manusia dapat membentuk kembali
dirinya sendiri.
2
Allah (Allah menyatakan diri dan kehendakNya serta menuntut
responsnya). Kenyataan Alkitab menyatakan bahwa Allah berfirmasn
dan member perintah kepada manusia adalah bukti bahwa manusia
dengan satu dan lain cara dapat menyatakan hubungannya dengan
Allah.
3. Manusia sebagai Makhluk Sosial.
Manusia sebagai makhluk ssosial menunjuk pada kenyataan bahwa
manusia adalah tidak sendirian dan selalu ada keterhubungan dengan
orang lain dan berorientasi kepada sesame (Kej. 2: 18). Perdebatan
mengenai hakikat manusia dalam dimensi individual dan kelektif telah
berjalan lama yang menhasilkan dua idiologi besar yang memengaruhi
system kemasyarakatan , politik dan ekonomi dari penganutnya.
Negara-negara besar yang memperjuangkan kemerdekaannya secara
individual telah melahirkan masyarakat dan ekonomi yang kapitalis
dengan ideology pasar bebasnya. Ideologi ini berpendapat bahwa
bilamana manusia diberi kebebasan, manusia akan bekerja keras
untuk menjadi efisien, dan jika semua bekerja efisien maka semua akan
maju. Benarkah demikian? Atau dengan ideologi ini maka yang kaya
akan tetap kaya dan yang miskin tetap miskin?
Demikian pula pihak yang sangat mengagungkan dan menomorsatukan
dimensi sosial dari kemanusiaan telah melahirkan system
kemasyarakatan yang dikenal dengan nama sosialisme. Pada system ini
hak-hak dan kebebasan individu harus tunduk kepada kepentingan
kelompok atau masyarakat.
Persaingan idiologis seperti ini (individu dan sosial) telah berlangsung
yang disebut perang dingin. Dan meskipun kelihatannya ideology
individualime (kapitalis) tampak unggul, hal ini tidak berarti bahwa
pemutlakan dimensi individual manusia adalah suatu kebenaran yang
didukung oleh kekristenan.
Dalam Kitab Kejasian pasal 2 menyatakan bahwa, tidak baik kalau
manusia itu hidup seorang diri saja. Karena itu Allah menciptakan
penolong yang sepadan. Hal ini tidak terbatas pada persoalan manusia
dengan jenis kelaminnya, namun Allah menghendaki manusia bisa
hidup sebagai makhluk sosial yang selalu berdampingan dan saling
membatu dengan sesame yang lain.
4. Manusia sebagai Makhluk Rasional dan Berbudaya.
Allah (menurut alkitab) member perintah kepada manusia untuk
memerintah, menaklukan serta memelihara alam semesta, menunjukan
adanya hubungan yang tidak terpisahkan antara manusia dengan alam
semesta. Ini yang biasa disebut sevagai tugas kemandatarisan mausia
3
(manusia sebagai mandataris Allah) dalam arti pelaksana dan wakil
Allah dalam memerintah dan memelihara alam semesta. Jadi berbudaya
adalah perintah atau mandate yang kita sebut dengan mandat
kebudayaan. Mandat itu hanya bisa dilaksanakan karena Tuhan
memperlengkapi manusia dengan potensi rasional (kemampuan
rasional) yang menjadi salah satu ciri khas manusia dibandingkan
dengan makhluk ciptaan yang lain.
Konsisten dengan tugas sebagai mandataris Allah, manusia dilengkapi
dengan rasio, akal budi dank arena itu berbudaya. Ini juga salah satu
keunikan manusia yang membedakan manusia dengan ciptaan yang
lain.
Potensi akal budi yang diberikan Allah kepada manusia, adalah hal
yang mengagumkan sehingga manusia bukan saja dapat menciptakan
teknologi modern, tetapi dapat memecahkan rahasia yang selama ini
belum terpecahkan termasuk bepergian ke planet yang lain. Potensi itu
juga bisa mengejutkan, bahwa manusia bisa menciptakan persenjataan
modern yang bisa juga menghancurkan planet.
Dapatkah dibayangkan bahwa dasyatnya potensi rasional manusia itu
bisa sangat positif, dan bisa juga sangat negatif.
Dalam kekristenan, kita kenal ‘hukum kasih’ yang kita sebut sebagai
hukum yang terutama. Dalam hokum itu Tuhan menuntut kita agar
dapat mengasihi Allah dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal
budi (Matius 22: 37-38). Jadi potensi rasional manusia dengan segala
produk dan hasilnya, perlu dipakai untuk mengasihi Allah juga. Tanpa
itu, maka kita akan menyaksikan permusuhan umat manusia dan
peraadabannya.
5. Manusia sebagai Makhluk Etis.
Secara klasik, alkitab menggambarkan bahwa manusia diberi ‘hukum’
(nomos) oleh Allah dalam bentuk larangan (larangan memakan buah
pohon pengetahuan dan yanbg jahat, lih. Kej.2: 17). Agar manusia
dapat menaati dan melakukan perintah itu.
Manusia diciptakan sebagai makhluk etis berarti manusia memiliki
kesadaran etis: kesadaran untuk membedakan mana yang baik dari
yang buruk, yang benar dari yang salah, dan yang bertanggung-jawab
dari yang sebaliknya.
Manusia disebut makhluk etis, artinya: Pertama, Manusia memiliki
kesadaran untuk membedakan yang baik dan yang buruk, yang benar
dan yang salah, yang bertanggung-jawab dan yang tidak bertanggung-
jawab. Kedua, manusia mempunyai kebebasan etis yakni memilih
4
secara bebas dari alternatif. Ketiga, manusia mempunyai pertanggung-
jawaban etis, yakni bertanggung-jawab atas pilihannya.
5
kemungkinan baru. Manusia pada dirinya sendiri adalah makhluk dengan
bermacam kemungkinan (creature of possibility). Ia dapat menciptakan
dunia yang lebih baik bagi dirinya dan dia sendiri menjadi keberadaan
yang lebih baik tanpa batas.
Teolog ternama, Jurgen Moltman justru sebaliknya memberi tempat
kepada peranan manusia untuk mewujudkan pengharapan eskatologis,
bukan saja bagi dunia diseberang sana, melainkan kini dan di sini.
Artinya, bahwa pengharapan eskatologis tidak hanya menyangkut
keselamatan jiwa saja di sebarang sana, tetapi juga perdamaian, keadilan,
kebebasan dari penindasan harus diusahakan diwujudkan sekarang dan
di sini, meskipun penyempurnaan adalah karya Tuhan. Jadi pengharapan
itu menjadi kekuatan pengggerak sejarah untuk mewujudkan apa yang
diharapkan sekarang.
Kesimpulan:
Tugas:
1. Baca materi ini dan beri laporan baca (apa yang anda ketahui dari materi
ini), (Lapoan baca: minimal 1 halaman Folio bergaris, jika catat tangan/HVS
F4 untuk ketik).
2. Buatlah suatu puisi atau syair yang menggambarkan kepercayaan anda
tentang siapakah manusia itu berdasarkan kesaksian alkitab. Tulis
puisinya, kirim dan buat video sendiri “baca puisinya” dengan durasi
pendek) ATAU bisa VC dengan Dosen dan langsung membacakan puisinya.
(pilih salah satu alternatif: kirim Video atau VC).