OLEH :
NIM : PO530320919246
KELAS : PPN TK 3
JURUSAN KEPERWATAN
TAHUN 2021
RESUME RESTRAIND
A. Pengertian Restrain
Pengertian dasar restraint : ‘membatasi gerak’ atau ‘membatasi kebebasan’ Pengertian
secara internasional: restraint adalah suatu metode / cara pembatasan / restriksi yang
disengaja terhadap gerakan / perilaku seseorang. Dalam hal ini, ‘perilaku’ yang
dimaksudkan adalah tindakan yang direncanakan, bukan suatu tindakan yang tidak
disadari / tidak disengaja / sebagai suatu reflex. Pengertian lainnya: restraint adalah suatu
tindakan untuk menghambat / mencegah seseorang melakukan sesuatu yang diinginkan.
E. Hal –Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan restrain (Snyder, 1997)
dalam Wong (2009):
1. Pasang dan lepaskan kembali restrein secara periodic
2. Lakukan tindakan untuk member rasa nyaman.
3. Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat kecuali ada kontraindikasi
4. Lakukan gerakan rentang gerak dengan cepat
5. Tawarkan makanan, minuman dan bantuan eliminasi
6. Diskusikan kriteia pelepasan restrein
7. Berikan analgesic dan sedative
8. Hindari kemarahan psikolgik kepada pasien
9. Berikan distraksi
10. Lakukan pengkajian keperawatan yang kontinu.
11. Dokumetansi
F. Resiko Penggunaan Restrain pada Pasien
Terdapat beberapa laporan ilmiah mengenai kematian pasien pasien yang disebabkan
oleh penggunaan tekhnik pngendalian fisik ( restraint). Hubungn kematian pasien dengan
gangguan psikologi yang disebabkan oleh pnggunaan adalah dimana ketika pengendalian
fisik dilakukan, pasien mengalami reaksi psikologi yang tidak normal, yatu seperti
meningkatnya suhu tubuh, cardiac arrhythmia yang kemudian dapat menyebabkan
timbulnya positional asphyxia yang dapat menyebabkan kematian.
Dampak psikologis:
a. Depresi.
b. Penurunan fungsi kognitif.
c. Isolasi emosional.
d. Kebingungan (confusion) dan agitasi.
H. Jenis Restrain
Beberapa jenis restrain yang bisa digunakan pada pasien adalah:
Pembatasan Fisik
1) Melibatkan satu atau lebih staf untuk memegangi pasien, menggerakkan
pasien, atau mencegah pergerakan pasien
2) Jika pasien dengan mudah meloloskan diri/melepaskan diri dari pegangan staf,
maka hal ini tidak dianggap sebagai satu restrain.
3) Pemegangan fisik: biasanya staf memegangi pasien dengan tujuan untuk
melakukan suatu pemeriksaan fisik/tes rutin. Namun, pasien berhak untuk
menolak prosedur ini.
4) Memegangi pasien dengan tujuan untuk membatasi pergerakan pasien dan
berlawanan dengan keinginan pasien termasuk suatu bentuk restrain.
5) Pemegangan pasien secara paksa saat melakukan prossedur pemberian obat
(melawan keinginan pasien) dianggap suatu restrain. Sebaiknya, kalaupun
terpaksa memberikan obat tanpa persetujuan pasien, dipilih metode yang
kurang bersifat restriktif/sedikit mungkin menggunakan pemaksaan.
6) Pada beberapa keadaan, di mana pasien setuju untuk menjalani
prosedur/medikasi tetapi tidak dapat berdiam diri/tenang untuk
disuntik/menjalani prosedur, staf boleh memegangi pasien dengan tujuan
prosedur/pemberian medikasi berjalan dengan lancar dan aman. Hal ini bukan
merupakan restrain. 7) Pemegangan pasien, biasanya anak/bayi, dengan tujuan
untuk menenangkan/memberi kenyamanan kepada pasien tidak dianggap
sebagai restrain.