Anda di halaman 1dari 5

KEPERAWATAN JIWA

OLEH :

NAMA : Susi M.M.Mabilaka

NIM : PO530320919246

KELAS : PPN TK 3

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEPERWATAN

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS

TAHUN 2021
RESUME RESTRAIND

A. Pengertian Restrain
Pengertian dasar restraint : ‘membatasi gerak’ atau ‘membatasi kebebasan’ Pengertian
secara internasional: restraint  adalah suatu metode / cara pembatasan / restriksi yang
disengaja terhadap gerakan / perilaku seseorang. Dalam hal ini, ‘perilaku’ yang
dimaksudkan adalah tindakan yang direncanakan, bukan suatu tindakan yang tidak
disadari / tidak disengaja / sebagai suatu reflex. Pengertian lainnya: restraint  adalah suatu
tindakan untuk menghambat / mencegah seseorang melakukan sesuatu yang diinginkan.

B. Tujuan dan Manfaat Restrain


1. Memberikan perlindungan dan menjamin keselamatan pasien dan/atau lingkungan
terhadap cidera/kecelakaan.
2. Memberikan keamanan fisik dan psikologis individu. 
3. Memudahkan tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan dalam prosedur tindakan.
4. Memfasilitasi klien menerima terapi

C. Indikasi dan Kontra Indikasi


Indikasi :
1) Pasien menunjukkan perilaku yang berisiko membahayakan dirinya sendiri
dan/atau orang lain.
2) Tahanan pemerintah (yang legal/sah secara hukum) yang dirawat di rumah sakit.
3) Pasien yang membutuhkan tatalaksana emergensi/segera yang berhubungan
dengan life saving bagi pasien, terutama pelaksanaan prosedur terapeutik dan/atau
diagnostik.
4) Pasien yang memerlukan pengawasan dan penjagaan ketat di ruangan yang aman.
5) Restrain digunakan jika intervensi lainnya yang lebih tidak restriktif tidak
berhasil/tidak efektif untuk melindungi pasien, staf, atau orang lain dari ancaman
bahaya-bahaya. Indikasi restrain ini dapat diaplikasikan untuk: 1) Semua lokasi di
dalam rumah sakit: semua jenis perawatan, termasuk ruang rawat inap, unit rawat
jalan, unit bedah/medis, ICU, IGD, ruang rawat anak dan sebagainya. 2) Semua
pasien di rumah sakit, tanpa melihat usia, yang memenuhi indikasi.
Kontra indikasi restrain:
1) Tidak mendapatkan izin tertulis dari keluarga pasien untuk melaksanakan prosedur.
2) Pasien kooperatif.
3) Pasien memiliki komplikasi kondisi fisik atau mental. 

D. KRITERIA PEMILIHAN JENIS RESTRAIN


Apabila dalam asesmen terdapat suatu kondisi medis yang mengindikasikan
perlunya intervensi untuk melindungi pasien dari ancaman bahaya, sebaiknya
menggunakan metode yang paling tidak restriksif tetapi efektif dan harus tetap menjamin
keselamatan pasien, staf, dan orang lain dari ancaman bahaya. Dalam memilih jenis
restrain perlu memenuhi 5 kriteria sebagai berikut: 1) Membatasi gerak klien sesedikit
mungkin. 2) Paling masuk akal/bisa diterima oleh klien dan keluarga. 3) Tidak
mempengaruhi proses perawatan klien. 4) Mudah dilepas/diganti. 5) Aman untuk klien.

E. Hal –Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan restrain (Snyder, 1997)
dalam Wong (2009):
1. Pasang dan lepaskan kembali restrein secara periodic
2. Lakukan tindakan untuk member rasa nyaman.
3. Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat kecuali ada kontraindikasi
4. Lakukan gerakan rentang gerak dengan cepat
5. Tawarkan makanan, minuman dan bantuan eliminasi
6. Diskusikan kriteia pelepasan restrein
7. Berikan analgesic dan sedative
8. Hindari kemarahan psikolgik kepada pasien
9. Berikan distraksi
10. Lakukan pengkajian keperawatan yang kontinu.
11. Dokumetansi
F. Resiko Penggunaan Restrain pada Pasien
Terdapat beberapa laporan ilmiah mengenai kematian pasien pasien yang disebabkan
oleh penggunaan tekhnik pngendalian fisik ( restraint). Hubungn kematian pasien dengan
gangguan psikologi yang disebabkan oleh pnggunaan adalah dimana ketika pengendalian
fisik dilakukan, pasien mengalami reaksi psikologi yang tidak normal, yatu seperti
meningkatnya suhu tubuh, cardiac arrhythmia yang kemudian dapat menyebabkan
timbulnya positional asphyxia yang dapat menyebabkan kematian.

G. DAMPAK PENGGUNAAN RESTRAIN


Dampak fisik:
a. Atropi otot.
b. Hilangnya/berkurangnya detensi tulang.
c. Ulkus decubitus.
d. Infeksi nosokomial.
e. Strangulasi.
f. Penurunan fungsional tubuh.
g. Stress kardiak.
h. Inkontinensia.

Dampak psikologis:

a. Depresi.
b. Penurunan fungsi kognitif.
c. Isolasi emosional.
d. Kebingungan (confusion) dan agitasi.

H. Jenis Restrain
Beberapa jenis restrain yang bisa digunakan pada pasien adalah:
 Pembatasan Fisik
1) Melibatkan satu atau lebih staf untuk memegangi pasien, menggerakkan
pasien, atau mencegah pergerakan pasien
2) Jika pasien dengan mudah meloloskan diri/melepaskan diri dari pegangan staf,
maka hal ini tidak dianggap sebagai satu restrain.
3) Pemegangan fisik: biasanya staf memegangi pasien dengan tujuan untuk
melakukan suatu pemeriksaan fisik/tes rutin. Namun, pasien berhak untuk
menolak prosedur ini.
4) Memegangi pasien dengan tujuan untuk membatasi pergerakan pasien dan
berlawanan dengan keinginan pasien termasuk suatu bentuk restrain.
5) Pemegangan pasien secara paksa saat melakukan prossedur pemberian obat
(melawan keinginan pasien) dianggap suatu restrain. Sebaiknya, kalaupun
terpaksa memberikan obat tanpa persetujuan pasien, dipilih metode yang
kurang bersifat restriktif/sedikit mungkin menggunakan pemaksaan.
6) Pada beberapa keadaan, di mana pasien setuju untuk menjalani
prosedur/medikasi tetapi tidak dapat berdiam diri/tenang untuk
disuntik/menjalani prosedur, staf boleh memegangi pasien dengan tujuan
prosedur/pemberian medikasi berjalan dengan lancar dan aman. Hal ini bukan
merupakan restrain. 7) Pemegangan pasien, biasanya anak/bayi, dengan tujuan
untuk menenangkan/memberi kenyamanan kepada pasien tidak dianggap
sebagai restrain.

Anda mungkin juga menyukai