Anda di halaman 1dari 12

BAB III

Manusia Menurut Ajaran


Kristen
A. Menelusuri Pemikiran-Pemikiran Modern tentang Manusia
1. Manusia Komunis
3 Ciri Antropologi Marxist :

Manusia sebagai suatu produk alami (natural): karena tiada Tuhan, ditolak juga
pendapat bahwa manusia adalah ciptaan yang khusus.

Manusia sebagai ciptaannya sendiri yang bekerja.

Manusia sebagai unit yang teralienasi.


2. Manusia Humanis

Humanisme berpusat pada realitas manusia yang memberi manusia semua kepentingan
dan inspirasinya yang memadai/cukup.

Humanisme adalah suatu pengakuan akan rasa percaya kepada hakikat manusia yang
menolak ide tentang Allah sebagai hal yang perlu karena manusia bisa membentuk
kembali dirinya sendiri.
B. Pandangan Kristen Tentang Hakikat Manusia

1. Manusia Adalah Makhluk Ciptaan Allah

Alkitab menggambarkan hubungan manusia dengan Allah pencipta-Nya, sebagai tanah


liat di tangan penjunan. Allah berhak dan berdaulat untuk tujuan apa benda-benda atau
peralatan tanah liat yang dibuat-Nya. Demikianlah manusia di tangan Allah pencipta,
tujuan hidupnya ditentukan oleh
khalik-Nya.
2. Manusia diciptakan menurut Gambar Allah (Imago Dei)

Potensi/kemampuan manusia untuk berhubungan atau merespons Allah, dan dalam arti
ini manusia adalah makhluk religius.

Implikasinya bagi tanggung jawab manusia adalah bahwa manusia selalu


mendambakan relasinya dengan Allah atau yang dianggap Allah.

Fenomena agama bisa mengalami kemerosotan, namun kesadaran religius manusia


dalam arti kesadaran akan adanya suatu kodrat Ilahi di atas manusia yang penuh
dengan misteri yang tidak dapat secara tuntas diselidiki dan dipahami oleh manusia.
3. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Allah menciptakan penolong yang sepadan. Hal ini tidak hanya terbatas pada manusia jenis
kelamin yang lain, tetapi juga bahwa manusia sendirian adalah tidak baik. Allah
menghendaki manusia hidup dengan sesamanya.

Orientasi kepada sesama juga menyebabkan lahirnya berbagai pranata dan lembaga sosial
(misalnya keluarga, komunitas darilokal sampai internasional, maupun pranata politik,
ekonomi, dan lain-lain).

Orientasi kepada sesama manusia juga turut berperan dalam berbagai tindakan religius dan
pertimbangan serta pengambilan keputusan etis. Itulah sebabnya orang tidak bisa beragama
sendiri.

Agama selalu merupakan fenomena sosial, walaupun hubungan seseorang dengan Tuhan,
atau yang dianggap Tuhan sangat bersifat pribadi.
4. Manusia sebagai Makhluk Rasional dan Berbudaya

Allah (menurut Alkitab) memberi perintah kepada manusia untuk memerintah,


menaklukkan serta memelihara alam semesta menunjukkan adanya hubungan yang
tidak terpisahkan antara manusia dengan alam semesta ini. Inilah yang biasanya
disebut sebagai tugas kemandatarisan manusia (manusia sebagai mandataris Allah)
dalam arti pelaksana dan wakil Allah dalam memerintah dan memelihara alam semesta
ini.

Kemajuan manusia yang membawa manusia kepada abad ilmu dan teknologi modern
adalah konsekuensi logis dari rasionalitas manusia (penciptaan manusia sebagai
makhluk rasional), dan itu sesuai dengan kehendak Tuhan.
5. Manusia sebagai Makhluk Etis

Manusia diciptakan sebagai makhluk etis berarti manusia mempunyai kesadaran etis:
kesadaran untuk membedakan mana yang baik dari yang buruk, yang benar dari yang
salah, dan yang bertanggung jawab dari yang sebaliknya.

Manusia tidak hanya dilengkapi dengan kesadaran etis, tetapi juga dilengkapi dengan
kebebasan untuk memilih dari alternatif baik dan buruk, benar dan salah, bertanggung
jawab dan tidak bertanggung jawab. Hanya apabila manusia mempunyai kebebasan etis
(memilih secara etis), manusia dapat dituntut pertanggungjawaban etis.
C. Paradoks Dalam Kehidupan Manusia dan Masyarakat

Paradoks adalah pada satu sisi penciptaan manusia sebagai makhluk religius, sosial,
rasional dan berbudaya serta etis menunjukkan sisi keagungan manusia dibandingkan
dengan ciptaan-ciptaan Tuhan yang lain.

Paradoks ini terjadi karena manusia telah jatuh ke dalam dosa.

Karena hakikat manusia sebagai makhluk sosial, dosa tidak dapat dibatasi hanya
sebagai dosa pribadi/individu, tetapi juga harus dipahami sebagai dosa sosial.
D. Memperbaharui Hubungan dengan Allah, Sesama, dan Alam Ciptaan

Orang Kristen terpanggil untuk menolak berbagai ketidakadilan dalam tatanan sosial
(sosial, ekonomi, politik) dan memperjuangkan adanya keadilan di dalamnya sehingga
ada perdamaian.
E. Pandangan-Pandangan Teologi Kontemporer Tentang Manusia dan
Masa Depannya

Hakikat manusia dikaitkan dengan pengharapannya. Manusia pada dasarnya adalah


makhluk yang berharap akan masa depan yang lebih baik.
Manusia pada dirinya sendiri adalah makhluk dengan bermacam kemungkinan
(creature of possibility). Ia dapat menciptakan dunia yang lebih baik bagi dirinya
dan dia sendiri menjadi keberadaan yang lebih baik tanpa batas.
Thanks For Your Attention
If Any Question, We Invite To Ask

Anda mungkin juga menyukai