Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang luar biasa komplek dan sempurna yang diciptakan oleh
Tuhan Yang Maha Esa sehingga sudah menjadi kodratnya jika kedudukan manusia secara pribadi
di anugerahi oleh Tuhan , dengan berbagai kemampuan dan bakat alami yang melekat pada diri
sesuai dengan sifat-sifat aslinya. Selanjutnya, manusia dibedakan oleh Tuhan dari berbagai segi
panca indra , kemampuan berfikir, dan sebagainnya.

Namun , manusia juga dikaruniai dengan berbagai keistimewaan tertentu oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Berangkat dari realitas tersebut manusia kerap dikaitkan dengan hadirnya suatu
budaya.Dapat juga dikatakan manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang telah
diciptakan Tuhan di muka bumi ini karena manusia memiliki akal pikiran yang dapat
berkembang.

Hal inilah yang menjadi kelebihan manusia dibandingkan makhluk-makhluk lain yang
diciptakan Tuhan di muka bumi. Namun, kebutuhan setiap manusia berbeda-beda berdasarkan
lingkungan tempat tinggalnya dan akhirnya manusia memiliki kebutuhan yang sama akan
terbentuk menjadi satu kelompok dengan sendirinya, karena sifat akal manusia yang unik maka
akhirnya setiap kelompok akan membuat suatu ciri khas tersendiri dan akhirnya berbagai macam
budaya pun terbentuk.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk berbudaya?

2. Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya?

3. Apa saja hakikat manusia dikatakan sebagai makhluk berbudaya ?

4. Apakah hubungan antara manusia dengan kebudayaan ?

5. Nilai-nilai apasaja yang terkandung dalam kebudayaan ?

6. Apa saja factor yang mempengaruhi permasalahan kebudayaan ?

7. Bagaimana tahapan perkembangan kebudayaan manusia menurut Van Peursen ?


C. Tujuan Penulisan

Tujuan pembelajaran agar mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar


tentang konsep manusia sebagai makhluk budaya serta pemahaman konsep tersebut
dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan menyikapi berbagai
problematika budaya yang berkembang dalam masyarakat.

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya


Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan
hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu
berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar
manusia berbudaya.

Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Manusia adalah


makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban
dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala
sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab
dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung
jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal
budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan

Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan


hidupnya. Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia
yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu
mendukungnya. Banyak pengertian tentang budaya atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn
(1952) menginventarisasi lebih dari 160 definisi tentang kebudayaan, namun pada dasarnya tidak
terdapat perbedaan yang bersifat prinsip.

Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena
kemampuan dari manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan apa yang telah dipelajarinya.
Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.

Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya.


Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya kebutuhan, namun juga dalam
cara memenuhi kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara
manusia dan binatang.

Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif diimbangi oleh kemampuan lain


yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai objek-objek yang bersifat fisik.
Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh berkembangnya inteligensi dan cara berfikir
simbolik. Terlebih lagi manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di
dalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran,
kemauan dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi penilaian
terhadap obyek dan kejadian.

B. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya


Menurut KBBI hakikat berarti intisari atau dasar, kenyataan yang sebenarnya
(sesungguhnya). Pengertian hakikat manusia sebagai makhluk budaya yaitu manusia memiliki
akal yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang.

Dengan akal budi manusia mampu menciptakan kebudayaan yang pada dasarnya adalah
hasil akal budi manusia dalam interaksinya baik dengan alam maupun dengan manusia lainnya.
Manusia merupakan makhluk yang berbudaya.manusia adalah pencipta kebudayaan.

Berbicara hakikat manusia sebagai makhluk budaya maka penting bagi kita untuk
mencermati kajian tentang filsafat manusia secara singkat dan mendasar. Mengenai siapakah
manusia itu, berikut penjelasannya.

1. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Tuhan

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang berdiri dari tubuh dan jiwa sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dan dirasa. Wujud konkret,
tetapi abadi. Apabila manusia meninggal dunia maka tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat
di dalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak bisa diraba dan sifatnya abstrak, tetapi abadi. Apabila
manusia meninggal dunia maka jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan Sang
Pencipta, serta tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah ruh yang ada di dalam tubuh manusia
sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
Manusia dibangun atas unsur-unsur yang satu sama lain saling terkait. Unsur-unsur
pembangunan manusia tersebut menurut Musa Asyarie (1992 : 62) adalah sebagai berikut :
a) Jasad, yaitu badan kasar manusia yang terlihat dari luar dan dapat diraba.
b) Hayat, mengandung unsur hidup dan ditandai dengan adanya daya gerak (bergerak).
c) Ruh, yaitu daya yang bekerja secara spiritual yang memahami kebenaran, dan memiliki suatu
kemampuan mencipta yang bersifat konseptual dan menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d) Nafs, dalam pengertian diri atau ke aku, yaitu kedaran tentang diri sendiri.

Berangkat dari keempat unsur tersebut menunjukkan bahwa manusia merupakan paduan
antara makhluk material (jasad/raga) dan makhluk spiritual (jiwa). Dinamika manusia tidak
tinggal diam karena manusia selalu aktif serta selalu berupaya untuk berkembang sesuai dengan
kebutuhan hidupnya. Artinya, manusia merupakan makhluk yang dinamis, selalu berkembang,
bukan makhluk yang statis (tetap/tidak pernah berkembang).

Itulah hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk Tuhan yang lain
seperti hewan dan tumbuhan. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia
didudukkan sesuai dengan kodrat, harkat, martabat, hak, dan kewajiban bias dijelaskan sebagai
berikut (Muhammad Syukri A.N, dkk, 2015).

1) Kodrat manusia
Kodrat manusia adalah keseluruhan sifat-sifat sah, kemampuan, atau bakat-bakat alami
yang melekat pada manusia, yaiutu manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa. Ditinjau dan kodrat, kedudukan manusia secara pribadi antara lain sesuai
dengan sifat-sifat aslinya, kemampuannya, dan bakat-bakat alamai yang melekat padanya.
a) Harkat manusia
Harkat manusia artinya derajat manusia. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa .
b) Martabat manusia
Martabat manusia artinya harga diri manusia. Martabat manusia adalah kedudukan
manusia yang terhormat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi
sehingga manusia mendapat tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dari
martabatnya kedudukan manusia itu lebih tinggi dan lebih terhormat dibandingkan dengan
makhluk lainnya.
c) Hak Asasi Manusia
Hak asaasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anugrah
dari Tuhan Yang Maha Esa, seperti hak hidup, hak milik, dan hak kebebasan atau kemerdekaan.
d) Kewajiban Manusia
Kewajiban manusia artinya sesuatu yang harus dikerjakan oleh manusia. Kewajiban
manusia adalah keharusan melakukan sesuatu sebagai konsekuensi manusia, sebagai makhluk
individu yang mempunyai hak-hak asasi. Ditinjau dari kewajibannya maka manusia
berkedudukan sama, artinya tidak ada diskriminasi dalam melaksanakan kewajiban hidupnya
sehari-hari.

2. Kedudukan manusia sebagai makhluk budaya

Kedudukan manusia sebagai makhluk budaya ditandai dengan fungsi akal dan
budi manusia. Akal (ratio, cipta) berfungsi sebagai alat berfikir dan sumber ilmu
pengetahuan dan teknologi (science and technology) manusia dengan akalnya
bias menilai fakta, peristiwa, atau lingkuangan yang benar sehingga diterima oleh
akal (nilai kebanaran atau nilai kenyataan), sedangkan yang salah ditolak oleh
akal.
Nurani (conscience, daya rasa) berfungsi sebagai alat merasa, menentukan
kata hati, dan sumber kesenian. Manusia dengan nuraninya dapat menilai fakta,
peristiwa, atau lingkuangan mana yang indah dan baik, serta mana yang jelek dan
buruk. Fakta, peristiwa, atau lingkungan yang indah dan baik diterima oleh
nurani (nilai keindahan, nilai kebaikan, nilai etis), sedangkan yang jelek dan
buruk ditolak oleh nurani.
Kehendak (desire, daya karsa) berfungsi sebagai alat memutus,
menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan. Manusia dengan kehendaknya
bias menilai fakta, peristiwa atau lingkungan mana yang dikehendaki atau yang
dibutuhkan karena berguna, dan mana yang ditolak atau tidak dibutuhkan karena
tidak berguna. Fakta, peristiwa, atau lingkungan yang berguna adalah yang baik
dan benar sehingga diputuskan diterima (kegunaan), sedangkan yang salah dan
buruk ditolak oleh kehendak karena tidak berguna atau tidak bermanfaat.
Berangkat dari dua keadaan yang bertolak belakang manusia berada pada
posisi sentral, artinya manusialah yang mempertimbangkan, menilai, dan
berkehendak menciptakan kebenaran, kebaikan, kegunaan, serta lingkungan
sehat, atau sebaliknya menciptakan kesalahan, keburukan, kerugian, serta
pencemaran lingkungan. Sebagaimana dinyatakan oleh Bismar Siregar (1996),
manusia diciptakan Tuhan begitu sempurna dengan merbekal akal yang tidak ada
pada makhluk lainnya.
Manusia sebagai makhluk sempurna ciptaan Tuhan dibekali dengan daya
indra dan daya rasa. Daya indra diperoleh melalui pancaindra yang terdiri sebagai
berikut.
a. Mata untuk melihat
b. Telinga untuk mendengar
c. Lidah untuk mengecap
d. Hidung untuk mencium bau
e. Kulit untuk merasa (sentuhan)

Pancaindra tersebut menghubungkan diri manusia dengan lingkungan


sekitarnya atau dunia luar. Selain itu, pancaindra membuat manusia dapat
menikmati keindahan, kesenangan, dan kebahagiaan. Melalui pancaindra
manusia mengenal sesuatu yang ada di lingkungannya. Semua gejala yang
terdapat dalam diri manusia adalah hasil pengenalan terhadap lingkungannya.
Apabila satu atau semua indra manusia tidak berfungsi maka manusia akan
sulit menjalani kehidupan, dan komunikasinya terputus dengan lingkungan
sekitarnya.

Daya rasa menurut Supartono W. (1978) dibedakan antara perasaan antara


perasaan indrawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah rangsangan
jasmani melalui pancaindra. Perasaan indrawi tingkatannya rendah, terdapat
pada manusia dan hewan, mislanya perasaan sakit, panas, dingin dan senang.
Sedangkan perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya tedapat pada
diri manusia. Perasaan rohani terdapat enam macam, yakni sebagai berikut.

a. Perasaan intelektual
Perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang
atau puas apabila dia dapat mengetahui sesuatu, dan sebaliknya tidak
senang ataupun tidak puas apabila dia tidak berhasil mengetahui sesuatu.
b. Perasaan estetis
Perasaan yang berkenaan dengan keindahan. Seseorang merasa senang
apabila dia melihat atau mendengar sesuatu yang baik, sebaliknya
perasaan kesal apabila melihat atau mendengar sesuatu yang tidak baik.
c. Perasaan etis
Persaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang
apabila mengalami sesuatu yang baik. Sebaliknya, perasaan benci apabila
mengalami sesuatu yang buruk.
d. Perasaan diri
Perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan diri
orang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, dia
merasa tinggi, bangga, angkuh, atau sombong. Sebaliknya, apabila ada
kekurangan pada dirinya dia merasa rendah diri (inferior).
e. Perasaan social
Perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau hidup bermasyarakat,
serta ikut merasakan kehidupan orang lain. Jika seseorang berhasil maka
dia ikut senang. Jika seseorang gagal ataupun ditimpa musibah maka dia
ikut bersedih.
f. Perasaan religious
Perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Sesorang
merasa tenteram jiwanya apabila dia bertakwa kepada Tuhan, yaitu
mematuhi perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Berangkat dari enam macam perasaan rohani yang ada pada


manusia tersebut terlihat jelas bahwa perbedaan manusia dengan makhluk
lainnya adalah dalam hal pengetahuan dan perasaan. Melalui pengetahuan
yang dimiliki, manusia dapat hidup jauh lebih berkembang dari pada
makhluk lainnya. Demikian juga melalui perasaan manusia, mereka dapat
mengembangkan eksistensi kemanusiaannya menjadi lebih beradab
dibanding makhluk lainnya.
C. Pengertian manusia dan budaya menurut para ahli
1. Pengertian manusi menurut para ahli

1. Paula J. C. & Janet W. K.

Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih
makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup
secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul
multidimensional dengan berbagai kemungkinan.

2. Omar Mohammad Al Toumi Al Syaibany

Menurut Omar Mohammad Al Toumi Al Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk


yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan
makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di
dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan
faktor lingkungan.

3. Kees Bertens

Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang
satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.

4. Upanisads

Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur kehidupan
seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).

5. Nicolaus D. & A. Sudiarja

Menurut Nicolaus D. & A. Sudiarja, manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal. Manusia
disebut bhineka karena ia mempunyai jasmai dan rohani, sedangkan disebut tunggal karena
hanya berupa satu benda / barang saja.

6. Abineno J. I

Menurut Abineno J. I, manusia adalah tubuh yang dilengkapi dengan jiwa / berjiwa dan bukan
jia abadi yang berada atau pun yang terbungkus di dalam sebuah tubuh / badan yang fana / tidak
nyata.

7. Sokrates

Menurut Sokrates, pengertian manusia adalah makhluk hidup yang memiliki dua kaki, yang
tidak berbulu, dan memiliki kuku datar berukuran lebar.

8. I Wayan Watra

Menurut I Wayan Warta, manuisa merupakan makhluk yang dinamis yang menganut trias
dinamika yaitu cipta, karsa, dan rasa.

9. Erbe Sentanu

Menurut Erbe Sentanu, manusia merupakan makhluk sebaik baiknya yang diciptakan oleh
Tuhan. Bahkan, dapat dikatakan manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika
dibandingkan dengan makhluk citaannya yang lain.

10. Agung. P. P.

Menurut Agung P. P., Manusia dapat diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, ruh / jiwa, dan akal pikiran yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan lingkungannya.
2. Pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli
a. E.b tylor , budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, keseniaan,moral,keilmuan,hukum, adat istiadat, dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b. R.linton , kebudayaan dapat di pandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang di
pelajari dan hasil tingkah laku yang di pelajari, dimana unsur pembentukan
didukung dan di teruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
c. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan system
gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
d. Selosoemardjan dan soelaeman soenardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
e. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh
manusia.
f. Murdowo, mengatakan bahwa kultur itu mengenai nilai kerohanian ,
moral,etik,dan estetik yang telah dicapai oleh suatu bangsa.

C. Apresiasi terhadap manusia dan kebudayaan

Manusia sebagai makhluk tuhan menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan


melestarikan secara turun temurun.Semua itu terjadi karena antara manusia dan kebudayaan
terjalin hubungan yang sangat erat. Karena menjadi manusia tidak lain merupakan bagian dari
hasil kebudayaan itu sendiri. Hampir semua manusia merupakan produk kebudayaan kecuali
tindakan yang sifatnya naluriah (animal instinct) yang merupakan bukan budaya. Hubungan
manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap
kebudayaannya.

1. manusia dan kemanusiaan

istilah kemanusiaan berasal dari kata manusia mendapat tambahan awalan ke dan
akhiran-an sehingga menjadikan kata benda abstrak. manusia menunjuk pada kata benda
konkret, sedangkan kemanusiaan kata benda abstrak. dengan demikian kemanusiaan tidak dapat
dipisahkan dari manusia. manusia adalah homo sedangkan kemanusiaan adalah human.

kemanusiaan berarti hakekat dan sifat-sifat khas manusia sebagai makhluk yang tinggi
harkat dan martabatnya. kemanusiaan menggambarkan ungkapan akan hakikat dan sifat yang
seharusnya dimiliki oleh makhluk yang bernama manusia. kemanusiaan merupakan prinsip atau
nilai yang berisi keharusan/tuntutan/ untuk berkesesuaian dengan hakikat dari manusia.

hakikat manusia bisa dipandang secara segmental atau dalam arti parsial, misalkan,
manusia dikatakan sebagai homo economicus, homo faber, homo socius,homo homini lupus,
zoon politicon dan sebagainya. namun pandangan demikian tidak bisa menjelaskan hakikat
manusia scara utuh

hakikat manusia berdasarkan pancasila sering dikenal dengan sebutan hakikat kodrat
mono prulalis, hakikat manusia terdiri atas ;
1. mono dualis, susunan kodrat manusia dari segi aspek keragaan.meliputi wujud materi
anorganis banda mati, vegetative, dan animalis serta aspek kejiwaan meliputi cipta, rasa
dan karsa.

2. monodualis sifat kodrat manusia terdiri dari segi individu dan segi social.

3. monodualis kedudukan kodrat meliputi segi keberadaan manusia sebagai makhluk yang
berkepribadian merdeka (berdiri sendirii) sekaligus juga menunjukan keterbatasannya
sebagai makhluk tuhan.

hakikat manusia harus dipandang secara utuh, manusia merupakan makhluk tuhan yang
paling sempurna, karena ia dibekali akal budi. manusia memiliki harkat dan derajad yag tinggi.
harkat adalah nilai sedangkan derajat adalah kedudukan. pandangan demikian berlandaskan pada
ajaran agama yang diyakini oleh manusia sendiri . contoh dalam ajaran agama islam surah at-tin
ayat 4 dikatakan sesungguhnya kami (allah) telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.

karena manusia memiliki harkat dan derajat yang tinggi maka manusia hendaknya
mempertahankan hal tersebut. dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan hal tersebut,
maka prinsip kemanusiaan berbicara, prinsip kemanusiaan mangandung arti adanya penghargaan
dan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia yang luhur itu, semua manusia adalah
luhur, karena itu manusia tidak harus dibedakan perlakuannya hanya karea perbedaan
suku,ras,keyakinan,status social ekonomi, asal usul dan sebagainya.

ada ungkapan bahwa the makind is one (kemanusiaan adalah satu). dengan demikian,
sudah sewajarnya antar semua manusia tidaksaling mennindas, tapi saling menghargai dan
menghormati dengan pijakan prinsip kemanusiaan.prinsip kemanusiaan yang ada pada diri
manusia menjadi penggerak manusia untuk berperilaku yang seharusnya sebagai manusia.

dalam pancasila sila kedua terdapat konsep kemanusiaan yang adil dan beradap.
kemanusiaan yang adil dan beradab berarti sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan
kodrat hakikat manusia yang sopan dan susila yang berdasarkan atas nilai dan norma moral.
kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran akan sikap dan perbuatan yang didasarkan
pada budi murni manusia yang dihubungkan dengan norma-norma, baik terhadap diri sendiri,
sesame manusia, maupun terhadap lingkungannya..

2. manusia dan dan kebudayaannya

kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, yaitu budhayah yang merupakan bentuk
jamak dari budhi (budhi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal. ada pendapat lain mengetakan budaya berasal dari kata budi dan daya. budi merupakan
unsure rohani, sedangkan daya adalah unsure jasmani manusia. dengan demikian, budaya
merupakan hasil budi dan daya dari manusia.
dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata lain colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. dalam bahasa belanda, cultur berarti sama dengan culture,
cultur atau culture bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. dengan demikian kata
budaya ada hubungannya dengn kemampuan manusia dalam mengelola sumber-sumber
kehidupan, dalam hal ini pertanian. kata culture juga terkadang diterjemahkan sebagai kultur
dalam bahasa Indonesia.

kebudayaan sebagai system pengetahuan yang meliputi system idea tau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan bersifat
abstrak. sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa prilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social,religi,seni, dan lain-lain, yang
kesemuannya ditujukan untuk membentu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakatnya.

J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga gejala


kebudayaan : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas oleh
Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-
nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Mengenai wujud kebudayaan ini, Elly M.Setiadi dkk dalam Buku Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar (2007) memberikan penjelasannya sebagai berikut :

1. Wujud Ide

Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat
diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat dimana
kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.

Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada
tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan
ideal ini bisa juga disebut adat istiadat.

2. Wujud perilaku

Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan
berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena
dalam sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan
serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan
bahasa.

3. Wujud Artefak

Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil fisik.
Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan. Contohnya : candi,
bangunan, baju, kain komputer dan lain lain.

D. ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA

Nilai-Nilai Kebudayaan merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam
suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu
kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat
dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau
sedang terjadi.

1. Etika manusia dalam berbudaya

Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yang berarti adat kebiasaan
atau akhlak yang baik. Etika adalah ilmu tentang kebiasaan perilaku yang baik . Kebudayaan
merupakan induk dari berbagai macam pranata yang dimiliki manusia dalam hidup
bermasyarakat. Etika merupakan bagian dari kompleksitas unsur-unsur kebudayaan. Ukuran etis
dan tidak etis merupakan bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Manusia membutuhkan
kebudayaan, yang didalamnya terdapat unsur etika, untuk bisa menjaga kelangsungan hidup.
Manusia yang berbudaya adalah manusia yang menjaga tata aturan hidup.

Etika dapat diciptakan, tetapi masyarakat yang beretika dan berbudaya hanya dapat
diciptakan dengan beberapa persyaratan dasar, yang membutuhkan dukungan-dukungan, seperti
dukungan politik, kebijakan, kepemimpinan dan keberanian mengambil keputusan, serta
pelaksanaan secara konsekuen. Selain itu dibutuhkan pula ruang akomodasi, baik lokal maupun
nasional di mana etika diterapkan, pengawasan, pengamatan, dan adanya pihak-pihak yang
memelihara kehidupan etika. Kesadaran etis bisa tumbuh karena disertai akomodasi.

Etika (kesusilaaan) lahir karena kesadaraan akan adannya naluri-solidaritas sejenis pada
makhluk hidup untuk melestarikan kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini menjadi
kesadaran sosial ,memberi rasa tanggungjawab dan bila terpenuhi akan menjelma menjadi rasa
bahagia.(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-4).
Pada manusia yang bermasyarakat etika ini berfungsi untuk mempertahankan kehidupan
kelompok dan individu.Pada awalnya Etika dikenal pada sekelompok manusia yang sudah
memiliki peradaban lebih tinggi.Terdapat proses indrawi yang diperoleh secara visual dan
akustik(instrumental).

Keduanya (proses indrawivisual dan akustik) mengambil peran tambahan melakukan


fungsi-fungsi yang jauh lebih tinggi,bukan hanya melakukan fungsi vital , tetapi telah melibatkan
proses-proses yang terjadi dalam budi dan intelektualitas dan lebih bertujuan untuk memberi
pengetahuan dan kebahagiaan jasmani dan ruhani .(A.A Djelantik,Estetika SebuahPengantar.hal-
3).

2. Hakikat estetika manusia dalam berbudaya

Estetika adalah ilmu yang menelaah dan membahas aspek-aspek keindahan sesuatu,
yaitu mengenai rasa, sifat, norma, cara menanggapi, dan cara membandingkannya dengan
menggunakan penilaian perasaan.

Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 1762) melalui
beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang keindahan.(Encarta Encyclopedia 2001,
1999) Baumgarten menggunakan istilah estetika untuk membedakan antara pengetahuan
intelektual dan pengetahuan indrawi. Dengan melihat bahwa istilah estetika baru muncul pada
abad 18, maka pemahaman tentang keindahan sendiri harus dibedakan dengan pengertian estetik.

Berbudaya, selain didasarkan pada etika juga terkandung estetika di dalamnya. Jika etika
menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab, estetika membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang
bisa merasakannya .

Manfaat nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan masyarakat adalah
menyadari bahwa mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan suatu daerah atau bangsa
harus diletakkan di paling awal . Dan menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan untuk
menempuh kehidupan masa depan masyarakat, dengan terus melakukan kontekstualisasi dan
aktualisasi pada berbagai dinamika zaman. Masyarakat harus bisa menyaring kebudayaan baru
dengan tetap memprioritaskan kebudayaan asal mereka jangan samapai kebudayaan kita hilang
hanya dikarenakan adanya budaya baru yang kita anggap lebih maju di banding budaya kita
sendiri dan agar menjadi masyarakat yang berbudaya.

3. Moral

Moral adalah kebiasaan berbuat baik. Orang dikatakan bermoral apabila dapat
mewujudkan kodratnya untuk berbuat baik, jujur, dan adil dalam tindakannya.Sebagai bangsa
yang majemuk, Indonesia memiliki dua macam sistem budaya yang sama-sama harus dipelihara
dan dikembangkan, yakni sistem budaya nasional dan sistem budaya etnik lokal. Sistem budaya
nasional adalah sesuatu yang relatif baru dan sedang berada dalam proses pembentukannya.
Sistem ini berlaku secara umum untuk seluruh bangsa Indonesia, tetapi sekaligus berada di luar
ikatan budaya etnik lokal.

Nilai-nilai budaya yang terbentuk dalam sistem budaya nasional bersifat prospektif,
misalnya kepercayaan religius kepada Tuhan Yang Maha Esa; pencarian kebenaran duniawi
melalui jalan ilmiah; penghargaan yang tinggi atas kreativitas dan inovasi, efisiensi tindakan dan
waktu; penghargaan terhadap sesama atas dasar prestasinya lebih daripada atas dasar
kedudukannya; penghargaan yang tinggi kepada kedaulatan rakyat; serta toleransi dan simpati
terhadap budaya suku bangsa yang bukan suku bangsanya sendiri.

Nilai-nilai tersebut menjadi bercitra Indonesia karena dipadu dengan nilai-nilai lain dari
nilai-nilai budaya lama yang terdapat dalam berbagai sistem budaya etnik lokal. Kearifan-
kearifan lokal pada dasarnya dapat dipandang sebagai landasan bagi pernbentukan jatidiri bangsa
secara nasional. Kearifan-kearifan lokal itulah yang membuat suatu budaya bangsa memiliki
akar. Budaya etnik lokal seringkali berfungsi sebagai sumber atau acuan bagi penciptaan-
penciptaan baru, seperti dalam bahasa, seni, tata masyarakat, dan teknologi, yang kemudian
ditampilkan dalam perikehidupan lintas budaya.

Kebudayaan di Indonesia sangat beragam karena memiliki banyak perbedaan antar


manusia yang berada di tanah inonesia, namun Indonesia mempunyai semboyan bhineka tunggal
ika yang diartikan walaupun berbeda beda tetapi tetap satu . Pada setiap daerah memiliki adat
istiadat yang berbeda beda pula, itulah yang membedakan aturan aturan di tiap daerah .
Seperti suku asmat di papua dengan pakaian khas bagi kaum laki laki yang menggunakan koteka
dan bahkan penduduknya ada juga yang tidak memakai busana, tetapi hal itu tidak di langgar
karena sudah menjadi tradisi disana . Apabila hal seperti itu ada di daerah Jakarta sudah dapat
dipastikan sudah melanggar aturan hukum yang berlaku . Seperti itulah mengapa peraturan di
setiap daerah di Indonesia cukup beragam . Budaya di Indonesia sangat kuat karena adanya
budaya yang turun temurun dari nenek moyang hingga sekarang . Dan masih banyak acara adat
di berbagai daerah untuk melestarikan budayanya masing masing daerah .

Perilaku manusia berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral,
norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah di setiap agama yang diyakini,
Dan sesuai dengan hukum negara yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang berbudaya
tidak menjalankan sikap-sikap atau tindakan yang menyimpang dari peraturan-peraturan baik
berupa norma- norma yang ada di masyarakat maupun hukum yang berlaku.

Oleh karena itu sifat manusia yang berbudaya itu yang harus dimiliki setiap manusia
khususnya bangsa Indonesia yang dikenali sebagai negara yang besar dengan banyaknya budaya
yang dimiliki. Jadilah manusia yang memiliki budaya yang tinggi yang menjadikan manusia
tersebut sebagai manusia yang berbudaya dan tentu manusia yang berbudaya itu pasti juga
manusia yang berpendidikan,akan tetapi sebaliknya manusia yang berpendidikan itu belum tentu
dia manusia yang berbudaya. Banyak contoh di negara ini manusia yang pintar atau
berpendidikan yang melakukan banyak tindak kejahatan atau menyimpang contohnya seperti
korupsi. Itu semua terjadi karena mereka tidak menjadi manusia yang berbudaya dan akibatnya
mereka tidak memiliki moral, kejujuran, dan rasa tanggung jawab.

Karena itu jadilah manusia yang berbudaya. Dengan menjadi manusia yang berbudaya
maka masyarakat akan memiliki sikap yang berakal budi, bermoral, sopan dan santun dalam
menjalani kehidupan diri sendiri ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap Dan sifat manusia
yang berbudaya itu juga yang akan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang besar yang
memiliki jati diri sendiri sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat.

E. Faktor yang mempengaruhi permasalahan kebudayaan

Permasalahan kebudayaan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu factor internal dan eksternal.

1. Faktor internal

Factor internal terdiri dari hal-hal berikut :

a.Perubahan demografis.

Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung bertambah.dan akan


menyebabkan terjadinya perubahan diberbagai sector kehidupan.sebagai contoh , bidang
perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persediaan pangan, sandang dan
papan.

b.Konflik social.

Konflik sosial dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu


masyarakat.sebagai contoh, konflik kepentingan kaum pendatang dengan penduduk setempat di
daerah transmigrasi.untuk mengatasinya maka pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat
dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.

c.Bencana alam.

Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat memengaruhi perubahan.sebagai


contoh adalah bencana banjir,longsor,atau letusan gunung berapi.masyarakat akan dievakuasi
dan dipindahkan ketempat yang baru.ditempat tersebut mereka harus beradaptasi dengan kondisi
lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.

d. Perubahan lingkungan alam.

Perubahan lingkungan memiliki beberapa factor misalnya pendangkalan muara sungai


yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi, atau perubahan iklim sehingga membentuk
tegalan. Perubahan tersebut dapat mengubah kebudayaan. Hal ini disebabkan karena kebudayaan
mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.

2. factor ekstenal

Factor eksternal terdiri dari hal-hal berikut :

a. Perdagangan. Indonesia terletak pada jalur perdagangan asia timur dengan india,
timur tengah, bahkan eropa barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan
pedagang-pedagang besar, selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya-
budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah pencampuran maupun
perubahan budaya yang ada.
b. Penyebaran agama. Masuknya unsur-unsur agama hindu dari india atau budaya arab
bersama proses penyebaran agama hindu dan islam masuk ke Indonesia. Dan
demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama
Kristen dan kolonialisme.
c. Peperangan. Kedatangan bangsa barat ke Indonesia umumnya menimbulkan
perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut masuk pula
berbagai unsur budaya asing ke Indonesia.

Beberapa contoh problematika kebudayaan:

1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.

Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan
hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok
orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau
menerima pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada
pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan
kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya
miskin.

2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.

Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang ini dapat
terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh dapat kita lihat banyak
masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu
tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat
beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.

3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.

Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam
sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa
ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka
ditempat yang lama.

4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.

Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan


masyarakat luar cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup
untuk menerima program-program pembangunan.

5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.

Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa sehingga


menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki
secara turun-temurun.

6. Sikap etnosentrisme.

Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya
pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang beraneka
ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap
etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan.

1. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh
manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia
bukan untuk melestarikan suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk
kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu
kesehatan manusia.

2. Pewarisan kebudayaan .Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara
lain, sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat
sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya
budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.

F. Tahapan perkembangan kehidupan manusia menurut Van Peursen (1986)

Dalam bukunya yang berjudul strategi kebudayaan menggunakan tiga tahap


perkembangan kebudayaan untuk menjelaskan suatu gambaran sederhana mengenai
perkembangan kebudayaan manusia. Tiga tahapan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pewarisan kebudayaan

Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan,pemilikan, dan pemakaian


kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan budaya bersifat
vertical, artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya untuk
digunakan, dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang akan datang.

Proses pewarisan budaya ini bias memunculkan masalah, antara lain sesuai atau tidaknya
budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat ini, penolakan generasi penerima
terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan
budaya warisan.

2. Perubahan kebudayaan

Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya


ketidaksesuaian diantara unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi perbedaan yang
fungsinya serasi bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup banyak aspek, baik bentuk
sifat perubahan, dampak perubahan, dan mekanisme yang dilaluinya. Perubahan kebudayaan di
dalamnya juga mencakup perkembangan kebudayaan. Oleh sebab itu, pembangunan dan
moderminasi termasuk pula pada perubahan kebudayaan.

Setiap perubahan kebudayaan yang terjadi di tengah masyarakat bias memunculkan


masalah, jika perubahan yang ada merugikan manusia atau perubahan itu bersifat mundur
(regresif). Perubahan bias berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui
revolusi, berlangsung cepat, dan di luar kendali manusia.

3. Penyebaran kebudayaan atau difusi

Penyebaran kebudayaan atau difusi merupakan proses menyebarnya unsur-unsur


kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain, masyarakat ke masyarakat lain, atau individu
ke individulainnya.kebudayaan ke kelompok masyarakat yang satu wilayah bisa menyebar ke
masyarakat wilayah lain.misalnya, kebudayaan masyarakat barat (negara-negara eropa) masuk
dan mempengaruhi kebudayaan timur (bangsa asia dan afrika).penyebaran kebudayaan yang
terjadi secara global ini dan tak bias terelakkan adalah globalisasi budaya.hal tersebut terjadi
karena, penyebaran suatu kebudayaan secara luas.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa manusia dan budaya tidak dapat dipisahkan.
Budaya merupakan perwujudan dari ide dan gagasan manusia. Sedangkan kebudayaan adalah
kristalisasi dari berbagai pemikiran manusia. Sehingga tingkat kebudayaan suatu bangsa akan
berbanding lurus dengan tingkat pemikiran dan peradaban bangsa tersebut. Karena manusia juga
merupakan khalifah (pemimpin) dimuka bumi ini, manusia harus menguasai segala sesuatu
untuk memimpin bumi ini kearah yang lebih baik. Di sinilah peran kebudayaan sebagai hasil
atau perwujudan dari berbagai gagasan manusia di bumi ini dalam tugasnya sebagai seorang
pemimpin.

B. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Sri Rahayu, Ani. 2016. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara

Munir,mbm . suratman.umi salamah.2010.ilmu social dan budaya dasar.Malang: intermedia

Anda mungkin juga menyukai