PENDAHULUAN
Makhluk Tuhan di alam ini ada empat macam, yaitu alam, tumbuhan,
binatang, dan manusia. Sifat-sifat yang dimiliki makhluk tersebut sebagai berikut.
Dengan akal budi, manusia tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup,
tetapi juga mampu mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagai
makhluk yang tinggi dengan makhluk yang lainnya.
Dengan kelebihan manusia dibanding makhluk lain terletak pada akal budi.
Manusia mampu menyiptakan kebudayaan, mengkreasikan, megkreasikan,
memperlakukan, memperbarui, memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan
suatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia, baik dengan alam maupun
dengan manusia lainnya. Untuk itu manusia dapat dikatakan sebagai pencipta
kebudayaan dan makhluk berbudaya.
1
1.2.4 Bagaimana konsep etika dan estetika ?
1.2.5 Apa hakikat dari manusia sebagai makhluk sosial ?
1.2.6 Apa itu cipta, rasa, karsa dari masyarakat ?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1.3.1 Menjelaskan tentang hakikat manusia sebagai makhluk budaya.
1.3.2 Menguraikan tentang konsep manusia yang berbudaya.
1.3.3 Menjelaskan apa hakikat dari manusia sebagai makhluk sosial.
1.3.4 Menjabarkan apa itu cipta, rasa, dan karsa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Nabi Ibrahim as dan Nabi Musa as dalam rangka mencari tuhan (proses
pencarian siapa yang menciptakan dirinya).
2. Plato yang selalu bertanya "siapakah diriku?" (proses pencarian siapa dirinya
sesungguhnya).
3. Manusia sering bertanya "siapa saya sebenarnya?" dan "manakah saya
sesungguhnya?" (proses pencarian jati diri).
3
Ketika contoh pristiwa diatas merupakan gambaran dimana manusia
berupaya mencari tahu hakikat dirinya. Manusia diciptakan dengan memiliki
keunikan tersendiri, manusia hanya bisa menjadi dirinya dan itulah hakikat dirinya
sebagai yang melekat dalam pribadinya sendiri. Ahli ilmu ekonomi mendefenisikan
manusia makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu
memperhitungkan setiap kegiatan (homo economicus).
Ahli ilmu sosiologi mendefinisikan manusia sebagai makhluk yang tidak
dapat beridiri sendiri dan lain sebgainya. Terlepas dari pendefinisian tersebut,
manusia tetap merupakan makhluk yang sangat kompleks. Sebagai makhluk yang
kompleks manusia bisa dipandang secara segmental/parsial, misalnya sebgai
berikut.
Manusia memiliki daya indra (panca indra) dan daya rasa. panca indra
adalah alat penghubung manusia dengan lingkungan sekitar/dunia luar. Dilihat dari
sisi hakikatnya pula, manusia adalah makhluk alamiah yang terkait dengan
lingkungan, serta memiliki sifat alamiah yang tunduk pada hukum alam. Misalnya
manusia menciptakan mesin traktor untuk mempermudah pekerjaannya dalam
4
membajak sawah (dalam hal ini, mesin diciptakan untuk memanfaatkan
kondisi/keadaan lingkungan).
Akal budi merupakan pemberian tuhan dan sekaligus potensi dalam diri
manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Kita bahas yang pertama yakni akal,
akal merupakan kemampuan berfikir manusia sebgai kodrat alamia yang diiliki
untuk memecahkan masalah-maslaha hidup yang dihadapi.
Berfikir akan membuat manusia menjadi aktif berbuat demi kepentingan
dan peningkatan kualitas martabat hidupnya. Berfikir juga digunakan oleh manusia
untuk untuk mengatasi berbagai macam permasalahan yang dihadapinya. Abram
maslow seorang ahli psikologi berpendapat bahwa kebutuhan manusia dalam hidup
dibagi menjadi lima tingkatan yaitu sebgai berikut.
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan akan penghargaan
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri.
5
Hierarki kebutuhan manusia menurut maslow
6
fungsi manusia dimasyarakat.
Tugas manusia dalam kemasyarakatan.
Masyarakat sebagai wadah pemanusiaan individu
Tugas keluarga membina individu sebagai makhluk sosial.
7
Manusia pada dasarnya hidup sebagai makhluk budaya yang memiliki akal,
budi dan daya untuk dapat membuahkan suatu gagasan dan hasil karya yang berupa
seni, moral, hukum, kepercayaan yang terus dilakukan dan pada akhirnya
membentuk suatu kebiasaan atau adat istiadat yang kemudian diakumulasikan dan
ditransmisikan secara sosial atau kemasyarakatan.
Akal : kemampuan pikir manusia sebagai kodratalami yang dimiliki manusia.
Berpikir adalah perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi
kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Fungsi akal adalah untuk berfikir,
kemampuan berfikir manusia mempunyai fungsi mengingat kembali apa yang telah
di ketahui sebagai tugas dasarnya untuk memecahkan masalah dan akhirnya
membentuk tingkah laku
Budi : akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan. Budi diartikan
sebagai batin manusia, panduan akal dan perasaan yang dapat menimbang baik
buruk segala sesuatu.
8
Burhanuddin Salam (1987:1), menyebutkan bahwa etika adalah sebuah cabang
filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku
manusia dalam hidupnya. Sebagai cabang filsafat, etika sangat menekankan
pendekatan yang kritis dalam melihat dan menggumuli nilai dan norma moral
tersebut serta permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kaitannya dengan
nilai dan norma moral tersebut.
Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup
manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok. Seorang akademisi dan
rohaniwan Magnis Suseno mengatakan bahwa etika adalah sebuah ilmu dan bukan
sebuah ajaran. Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup
adalah moralitas. Sedangkan etika justru hanya melakukan refleksi kritis atas norma
atau ajaran moral tersebut atau kita juga bisa mengatakan bahwa moralitas adalah
petunjuk konkret yang siap pakai tentang bagaimana kita harus hidup. Sedangkan
etika adalah perwujudan dan pengejawantahan secara kritis dan rasional ajaran
moral yang siap pakai. Keduanya mempunyai fungsi yang sama, yaitu memberi kita
orientasi bagaimana dan kemana kita harus melangkah dalam hidup ini. Tetapi
bedanya moralitas langsung mengatakan kepada kita inilah caranya anda harus
melangkah. Sedangkan etika harus mempersoalkan; apakah saya harus melangkah
dengan cara itu dan mengapa harus dengan cara itu?(Salam, 1987: 2).
Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat
dipertanggung jawabkan, karena setiap tindakannya selalu lahir dari keputusan
pribadi yang bebas dengan selalu bersedia untuk mempertanggungjawabkan
tindakannya itu, karena memang ada alasan-alasan dan pertimbangan-
pertimbangan yang kuat mengapa ia betindak begitu.
Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalankan hidupnya
melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk
mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup. Etika pada
akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang
patut dilakukan. Oleh karena itu etika merupakan bagian dari wujud pokok budaya
yang pertama yaitu gagasan atau sistem ide. Menyangkut masalah budaya atau
kebudayaan di sini, bukan berarti budaya dalam arti yang sempit, yang hanya
9
bergerak dalam tataran seni (art) seperti seni tari, seni rupa, seni pahat, seni
suara,seni suara atupun seni drama. Namun menyangkut tentang hal ikhwal terkait
dengan hajad hidup manusia sebagai makhluk sosial.
10
sesuail dengan perkembangan jiwa dan fisik manusia masing-masing serta sesuai
dengan masanya. Pada masa bayu, mereka berinteraksi dengan keluarganya melalui
berbagi kasih sayang. Ketika sidah bisa berbicara dan berjalan, interaksi mereka
meningkat lebih luas lagi dengan teman-teman sebayanya melalui berbagai
permainan atau aktivitas lainnya. Proses interaksi mereka terus berlannjut sesuai
dengan lingkungan dan tingkat usianya, dari mulai interaksi non-formal seperti
berteman dan bermasyarakat sampai interaksi formal seperti berorganisasi, dan
lain-lain.
2.6.1 Cipta
Cipta adalah suatu usaha untuk mewujudkan sesuatu yang belum ada
menjadi nyata. Cipta berasal dalam otak manusia, dan media pewujudnya
adalah sensor motorik yang meliputi: mata, telinga, hidung dan mulut. Ketika
kita berangan angan, itulah awal dari proses cipta itu sendiri. Kemudian
dilanjutkan oleh proses berpikir, dan pada akhirmya menjadi proses penciptaan
yang baik maupun buruk.
2.6.2 Rasa
Rasa, berbeda dengan cipta, rasa bersemayam di dalam dada. Sebagian
mengatakan asalnya di dalam hati manusia,. Rasa juga bersifat kasat mata dan
tidak bisa kita kendalikan. Rasa secara arti kata merupakan hasil atau tanggapan
dari sistem sensorik yang dapat merasakan sebuah kondisi-kondisi tertentu baik
secara fisik maupun non-fisik. Hasil tanggapan bisa dinyatakan secara visual,
ucapan, perbuatan dan lain sebagainya. Sebagai contoh, pada saat manusia
11
merasakan hawa dingin pegunungan disaat berkemah, karena tidak biasanya
sedingin ditempat tinggalnya, setelah merasakan akan menghasilkan sebuah
tata-nilai secara empirik baik secara visual, ucapan ataupun perbuatan.
Demikian pula bila merasakan sedapnya makanan, maka akan timbul
sebuah reaksi yang merupakan rasa dengan nilai empirik yang berbeda antara
manusia-manusia lainnya, walaupun merasakan resep makanan yang sama.
Muncullah keberagaman pendapat yang juga merupakan rasa sebagai reaksi atau
tanggapan dari masakan yang dirasakan, muncullah suka, biasa, amat suka,
favorit. Disinilah letak keberagaman manusia, sehingga muncullah yang
namanya rasa secara nisbi atau relatif dan rasa secara hakiki.
2.6.2 Karsa
Karsa adalah kehendak yang ada pada diri manusia dan merupakan
kekuatan yang diberikan Tuhan YME berikan sehingga membuat manusia
berbeda, dan istimewa dari mahluk lainnya. Karsa sangat lekat sekali dengan
kaitan proses untuk bergerak, beraktifitas atau bereaksi untuk berupaya
mewujudkannya. Contohnya bila perut kita “terasa” lapar, yang merupakan
hasil dari merasakan dari sensor-sensor motorik, maka akan bisa berlanjut
menjadi “Karsa” secara langsung tanpa didahului oleh “Cipta. Apabila kita
keidnginan tentu kita akan memakai jaket. Atau bisa diambil kesimpulan. Karsa
bermakna keinginan atau kemauan yang kuat.
Apabila dalam tahap cipta dan rasa, keinginan-keinginan itu masih tak
kasat mata, maka dalam tahap selanjutnya keinginan itu harus diupayakan
maujud sehingga dapat dilihat, disentuh dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.
Karsa berarti kekuatan untuk mewujudkan keinginan tersebut menjadi nyata.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudayadan beretika tidak lain
adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu
yang baik, benar, dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan
kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia
berbudaya. Manusia juga akan mulai berpikir tentang bagaimana caranya
menggunakan hewan atau binatang untuk lebih memudahkan kerja manusia dan
menambah hasil usahannya dalam kaitannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari.
Manusia sangat mempunyai hasrat yang tinggi apabila dibandingkan
dengan makhluk hidup yang lain. Hasrat untuk selalu menambah hasil usahanya
guna mempermudah lagi perjuangan hidupnya menimbulkan perekonomian dalam
lingkungan kerja sama yang teratur. Hasrat disertai rasa keindahan menimbulkan
kesenian. Hasrat akan mengatur kedudukannya dalam alam sekitarnya, dalam
menghadapai tenaga-tenaga alam yang beraneka ragam bentuknya dan gaib,
menimbulkan kepercayaan dan keagamaan. Hasrat manusia yang selalu ingin tahu
tentang segala sesuatu disekitarnya menimbulkan ilmu pengetahuan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14