Wujud dari kebudayaan yang diungkapkan tersebut terdapat juga di dalam sistem religi
(kepercayaan) yang ada pada setiap masyarakat, dan juga merupakan kenyataan hidup dari
masyarakat yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan dan adat istiadat yang dimiliki oleh
masyarakat merupakan alat pengatur dan memberi arahan kepada setiap tindakan, prilaku
dan karya manusia yang menghasilkan benda-benda kebudayaan. Kebudayaan yang ada
pada masyarakat juga mempengaruhi pola-pola perbuatannya, bahkan juga cara berpikir
dari setiap masyarakat.
Manusia adalah makhluk berbudaya dan budaya manusia penuh dengan simbol, sehingga
dapat dikatakan bahwa budaya manusia penuh diwarnai dengan simbolisme yaitu suatu tata
pemikiran atau paham yang menekankan atau mengikuti pola-pola yang mendasarkan diri
kepada simbol atau lambang. Simbol merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang
terkandung sebuah makna yang dapat menjelaskan kebudayaan dari manusia.
Geertz ( 1992 ) berpendapat bahwa, hal-hal yang berhubungan dengan simbol yang dikenal
oleh masyarakat yang bersangkutan sehingga untuk mengetahui kebudayaan dari
masyarakat dapat dilihat dari simbol yang mereka gunakan, dan makna harus dicari dalam
fenomena budaya. Sehingga untuk memahami makna yang terdapat di dalam simbol, harus
mengetahui terlebih dahulu tentang pengetahuan dan pemahaman dari masyarakat
mengenai simbol – symbol kebudayan yang mereka wujudkan di dalam tingkah laku dan
perbuatannya.
Manusia pada dasarnya hidup sebagai makhluk budaya yang memiliki akal, budi dan daya
untuk dapat membuahkan suatu gagasan dan hasil karya yang berupa seni, moral, hukum,
kepercayaan yang terus dilakukan dan pada akhirnya membentuk suatu kebiasaan atau adat
istiadat yang kemudian diakumulasikan dan ditransmisikan secara sosial atau
kemasyarakatan.
Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan di dunia. Makhluk tuhan di alam fana ini ada
empat macam yaitu, alam, tumbuhan, binatang dan manusia. sifat-sifat yang dimiliki ke
empat makhluk tuhan tersebut sebagai berikut.
Akal merupakan kemampuan pikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki manusia.
Berpikir adalah perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi
kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Fungsi akal adalah untuk berfikir,
kemampuan berfikir manusia mempunyai fungsi mengingat kembali apa yang telah
diketahui sebagai tugas dasarnya untuk memecahkan masalah dan akhirnya membentuk
tingkah laku Budi : akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan. Budi diartikan
sebagai batin manusia, panduan akal dan perasaan yang dapat menimbang baik buruk
segala sesuatu
Akal budi merupakan pemberian sekaligus potensi dalam diri manusia yang tidak dimiliki
makhluk lain. Kelebihan manusia disbanding makhluk lain terletak padaakal budi. Anugrah
Tuhan akan akal budilah yang membedakan manusia dari makhluk lain. Akal adalah
kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki. Berpikir merupakan
perpuatan oprasional dari akal yang meendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan
peningkatan hidup manusia. Jadi, fungsi dari akal adalah berpikir. Karena manusia
dianugrahi akal maka manusia dapat berpikir.kemampuan berpikir manusia juga digunakan
untuk memecahkan masalah-masalah hidup yang di hadapinya.
Dengan akal budinya manusia mampu menciptakan, mengkreasi, memperlakukan,
memperbaharui, memperbaiki, mengembangakan dan meningkatkan suatu yang ada untuk
kepentingan hidup manusia. kepentingan hidup manusia adalah dalam rangka untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Secara umum kebutuhan manusia dalam kehidupan dibedakan
menjadi dua. Pertama, kebutuhan yang bersifat kebendaan
Abraham Maslow seorang ahli psikologi, Berpendapat bahwa kebutuhan manusia dalam
hidup dibagi menjadi 5 tingkatan. kelima tingkatan tersebut adalah
sebagai berikut.
Dengan akal budi, manusia tidak hanya memenuhi kebutuhan hidup, tetapi jugamampu
mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi bila
dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia tidak sekedar homo, tetapi human (manusia
yang memanusiawi). Dengan demikian, manusia memiliki dan mampu mengembangkan
sisi kemanusiaannya. Dengan akal budi, manusia mampu menciptakan kebudayaan.
Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya, baik dengan
alam maupun manusia lainnya. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya. Manusia
adalah pencipta kebudayaan.
Manusia yang disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang
senantiasa menyalahgunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar, dan adil yang
terkandung dalam kebudayaan. Oleh karena itu hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran, dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar
manusia berbudaya.
Manusia yang berbudaya akan berfikir tentang bagaimana caranya menggunakan benda
hewan atau binatang untuk lebih memudahkan kerja manusia dan menambah hasil
usahanya dalamkaitannya untuk pemenuhan kepentingan dan kebutuhan hidup sehari-hari.
Contohnya: untuk membajak sawah, manusia bisa menggunakan tenaga hewan (kerbau),
untuk bepergian jauh manusia bisa menggunakan tenaga kuda, dan lain sebagainya.
Manusia yang berbudaya juga mampu beradaptasi dengan budaya yang dianut oleh
manusia pendukung budaya lain yang sama sekali berbeda dengan budayanya.
file:///C:/Users/Microsoft/Downloads/docdownloader.com_makalah-isbd-manusia-sebagai-
makhluk-budaya.pdf
http://pagarpengetahuan.blogspot.com/2016/06/hakikat-manusia-sebagai-makhluk-budaya.html
file:///C:/Users/Microsoft/Downloads/BUKU%20AJAR%20ISBD%202014.pdf
2.2 Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan
Kemanusiaan berarti hakikat dan sifat-sifat khas manusia sebagai makhluk yang tinggi
harkat dan martabatnya. Kemanusiaan menggambarkan ungkapan akan hakikat dan sifat
yang seharusnya dimiliki oleh makhluk yang bernama manusia. Kemanusiaan merupakan
prinsip atau nilai yang berisi keharusan/tuntutan untuk berkesesuaian dengan hakikat dari
manusia.
Hakikat manusia indonesia berdasarakan pancasila sering dikenal dengan sebutan hakikat
kodrat monopluralis. Hakikat manusia terdiri atas :
Monodualis susunan kodrat manusia yang terdiri dari aspek keragaman, meliputi
wujud mateeri anorganis benda mati, vegetative, dan animalis, serta aspek kejiwaan
meliputi cipta, rasa dan karsa.
Monodualis sifat kodrat manusia terdiri atas segi individu dan segi social
Monodualis kedudukan kodrat meliputi segi keberdaan manusia sebagai makhluk
yang berkepribadian merdeka (berdiri sendiri) sekaligus juga menunjukan
keterbatasannya sebagai makhluk tuhan.
Hakikat manusia harus dipandang secara utuh. Manusia merupakan makhluk tuhan yang
paling sempurna karena ia dibekali akal budi. Manusia memiliki harkat dan derajat yang
lebih tinggi. Harkat adalah nilai, sedangkan derajat adalah kedudukan. Pandangan demikian
berdasarkan pada ajaran agama yang diyakini manusia sendiri.
Karena manusia memiliki haarkat dan derajat yang tinggi maka hendaknya manusia
mempertahankan hal tersebut. Dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan harkat dan
martabatnya tersebut, maka prinsip kemanusiaan berbicara. Prinsip kemanusiaan
mengandung arti adanya penghargaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat
manusia yang luhur itu. Semua manusia adalah luhur, karena itu manusia tidak harus
dibedakan perlakuannya hanya karena perbedaan suku, ras, keyakinan, status social
ekonomi, asal usul, dan sebagainya.
Kebudayan berasal dari bahasa sanskerta, yaitu buddhayah yang merupakan Bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal.
Ada pendapat lain mengatakan budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi merupakan
unsure rohani. Sedangkan daya adalah unsure jasmani manusia. Dengan demikian, budaya
merupakan hasil budi dan daya dari manusia. Definisi kebudayaan telah banyak
dikemukakan oleh para ahli.beberapa contoh sebagai berikut.
d. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan kebudayaan adalah sarana hasil
karya, ras, dan cipta masyarakat.
J.J Hoeningman membagi wujud kebudayaan menjadi tiga, yaitu gagasan, aktivitas, dan
artefak.
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai,
moral, peraturan, dan sebagainya yang bersifat abstrak, tidak dapat diraba dan disentuh.
b. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu berpola dari manusia dalam masyarakat
itu. wujud itu sering pula disebut dengan system social. System social ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat dapat diamati dan
didokumentasi.
c. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang merupakan hasil aktifitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-ahal yang dapat
diraba, dilihat, atau di dokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara tiga wujud
kebudayaan.
b. Suatu komplek aktivitas atau tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
c. Suatu benda-benda hasil karya manusia. Sedangkan mengenai unsure kebudayaan,
dikenal adanya tujuh unsure kebudayaan yang bersifat universal. Ketujuh unsure tersebut
dikatakan universal karena dapat dijumpai dalam setiap kebudayaan dimanapun dan kapan
pun berada. Tujuh unsur kebudayaan tersebut, yaitu
d. Bahasa
e. Kesenial
f. System pengetahuan
g. System religi
Terciptanya kebudayaan adalah hasil interaksi manusia dengan segala isi alam raya ini.
Hasil interaksi binatang dengan alam sekitar tidak membentuk kebudayaan, tetapi hanya
menghasilkan pembiasaaan saja. Hal ini karena binatang tidak dibekali akal budi, tetapi
hanya nafsu dan naluri tingkat rendah. Karena manusia pencipta kebudayaan maka manusia
adalah makhluk berbudaya. Kebudayaan adalah ekspresi eksistensi manusia di dunia.
Dengan kebudayaannya, manusia mampu menampakakan jejak-jejaknya dalam panggung
sejarah dunia.
2.3 Etika dan Estetika Berbudaya
Estetika dapat dikatakan sebagai teori keindahan atau seni.Estetika berkaitan dengan
nilai indah – jelek (tidak indah).Nilai estetika berarti nilai tentang keindahan.Keindahan
dapat diberimakna secara luas, secara sempit, dan estetik murni.
a. Secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan. Bahwa segala sesuatu yang
baik termasuk yang abstrak maupun yang nyata yang mengandung ide kebaikan adalah
indah. Keindahan dalam arti luas meliputi banyak hal, seperti watak yang indah, hukum
yang indah,ilmu yang indah dan kebijakan yang indah. Indah dalam arti luas mencakup
hampir seluruh yang ada, apakah merupakan hasil seni, alam, moral dan intelektual.
b. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan
(bentuk dan warna ).
c. Secara estetik murni, menyangkut pengalaman seseorang dalam hubungan
dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan, pendengaran, perabaan
dan perasaan yang semuanya dapat menimbulkan persepsi(anggapan).
Jika estetika dibandingkan dengan etik, maka etika berkaitan dengan nilai tentang baik
buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan hal yang baik-jelek. Sesuatu yang estetika
berarti memenuhi bentuk keindahan (secara estetik murni maupun sempit, baik dalam
bentuk kata, warna , garis ataupun nada).Budaya yang estetik berarti budaya itu
meliputi keindahan.
Apabila nilai etik bersifat relatif universal, dalam arti bisa diterima banyak orang,
namun nilai estetik sangat subjektif dan partikular. Sesuatu yang indah bagi seseorang
belum tentu indah bagi orang lain. Misalnya dua orang memandang sebuah lukisan.
Orang pertama akan mengakui akan keindahan dalam lukisan tersebut, namun bisa jadi
orang kedua tidak menemukan keindahan dalam lukisan tersebut.
Oleh karena itu subjektif, nilai estetik tidak boleh dipaksakan pada orang lain. Kita bisa
memaksa seseorang untuk mengakui sebuah keindahan lukisan sebagai pandangan kita.
Nilai estetik lebih bersifat kepada perasaan ,bukan pernyataan.
Budaya merupakan hasil karya manusia sesungguhnya diupayakan untuk memanuhi
unsur keindahan.Manusia sendiri memang suka dengan keindahan.Disinilah masyarakat
berusaha berestetika dalam berbudaya sebudaya pasti dipandang memiliki nilai-nilai
estetik bagi masyarakat pendukung budaya tersebut.Hal-hal yang indah dan
kesukaannya pada keindahan diwujudkan dengan menciptakan aneka ragam budaya.
Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang dipandang indah oleh masyarakat
pemiliknya belum tentu indah bagi masyarakat budaya lain. Contohnya, budaya, suku-
suku bangsa Indonesia. Tarian suatu suku berikut penari dan pakaiannya mungkin
dilihat tidak ada nilai estetikanya , bahkan dipandanganeh oleh masyarakat suku lain,
demikian pula sebaliknya.
Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata-mata dalam berbudaya harus
memenuhi nilai-nilai keindahan.Lebih dari itu, estetika berbudaya menyiratkan
perlunya manusia (individu atau masyarakat) untuk menghargai keindahan budaya yang
dihasilkan manusia lainnya. Keindahan adalah subjektif, tetapi kita dapat melepaskan
subjektivitas kita untuk melihat adanya estetika dari budaya lain. Estetika berbudaya
yang demikian akan mampu memecah sekat-sekat kebekuan, ketidakpercayaan,
kecurigaan, dan rasa inferioritas antarbudaya.
2.4. Memanusiakan Manusia