Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MERESUM MATERI HAKEKAT MANUSIA

NAMA : SHEFYRA PUTRI ISLAMI

NIM : 220611604248

 Hakikat Manusia

Diartikan sebagai ciri-ciri atau karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dengan
makhluk lainnya (binatang dan tumbuhan). Manusia memiliki sifat hakikat yang berbeda dengan
segala aspek yang melingkupi kehidupannya -> diturunkan dari manusia lain sebagai sebuah
produk dan warisan peradabannya. Produk dan warisan tersebut disampaikan melalui berbagai
media kpd generasi manusia selanjutnya.

 Wujud Sifat dari Hakikat Manusia

a) Sifat hakikat manusia dilihat dari sudut pandang adanya pemberian akal dan pikiran kepada
manusia tapi tidak kepada makhluk yang lain (Anshori & Utami, 2018).

b) (Triwiyanto, 2015)
1. Kemampuan menyadari diri;
2. Kemampuan bereksistensi;
3. Pemilikan kata hati dan moral;
4. Kemampuan bertanggungjawab;
5. Rasa kebebasan (kemerdekaan);
6. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak;
7. Kemampuan menyadari kebahagiaan.

c) (Mudyahardja, 2001)
1. Filsafat Murni/Umum
2. Filsafat Antropologi

 Macam Dimensi Sudut Pandang Atas Sifat Hakikat Manusia

a) Dimensi manusia sebagai makhluk individu

 Manusia sebagai makhluk yang unik


 Kecenderungan dan perhatian akan sesuatu pasti berbeda
 Karena individualitas ini, maka -> memiliki aspek kehendak, perasaan, cita-cita,
kecenderungan, semangat, dan daya tahan
 keterlibatan unsur-unsur luar memperkuat/memperlemah aspek-aspek yang sudah ada
sebelumnya pada individu. Perkembangan setiap individu pun berbeda -> ada yg unggul
di A dan lemah di B dan sebaliknya.
Contoh : memiliki kebutuhan jasmani, berusaha mendapatkan rasa aman dan terlindungi,
mengaktualisasi diri, mencari kesejahteraan hidup, memenuhi hak dasar hidup, dsb.
b) Dimensi manusia sebagai makhluk social
 Manusia sebagai makhluk sosial -> saling terkait satu sama lain. (mempengaruhi dan
dipengaruhi)
 selalu berkeinginan untuk bertemu, bergaul, dan berkomunikasi (berinteraksi) dengan
orang yg lain. -> menimbulkan konflik, kerjasama, sosialisasi, harapan, peraturan, dsb.
 Manusia memiliki kemampuan sosial berupa kesadaran sosial dan pengelolaan sosial
yang terus mengalami perubahan-perubahan sejalan tumbuh kembangnya usia dan
kedewasaan.
Contoh : gotong royong, berkelompok, empati dan simpati kepada sesama, dsb.

c) Dimensi manusia sebagai makhluk susila / bermoral

 Susila -> kepantasan yang lebih tinggi -> ditinggikan lagi menjadi kebaikan –kebaikan
yang lebih tinggi
 etika (persoalan kebaikan) -> mencuri dan membunuh itu perbuatan tidak baik. (ada
maupun tidak ada orang)
etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) -> gaya makan, gaya berbicara,
gaya berpakaian, gaya duduk terhadap orang.
 Norma-norma tersebut memberikan batas-batas individu dalam berperilaku,
memberikan identifikasi individu dengan kelompok, dan menjaga solidaritas social
Contoh : sebagai guru lebih banyak menampilkan tingkah laku baik, menjadi teladan yang baik,
menghormati orang yang lebih tua dan menghargai yang lebih muda, dsb.
DILIHAT ASAL NILAI
1. Nilai Otonom
 Bersifat individual
 Kebaikan menurut pendapat seseorang
2. Nilai Heteronom
 Bersifat kolektif/bersama
 Kebaikan menurut pendapat kelompok
3. Nilai Keagamaan/Theonom
 Berasal dari Tuhan
 Sumber semua nilai

d) Dimensi manusia sebagai makhluk religious

 Manusia sebagai makhluk religius dikaitkan dengan agama yang menjadi keyakinan.
 Keyakinan tersebut tumbuh dan berkembang menjadi pegangan hidup manusia -> untuk
landasan kebaikan, landasan kebenaran, dan menjauhi kesalahan/kejahatan.
 Manusia bukan hanya raga dan fisik yang dapat dilihat saja, melainkan juga sebagai
makhluk spiritualis multidimensi.
 Sebelum ada agama -> ada kepercayaan-kepercayaan atau kekuatan-kekuatan lain di
masyarakat yang menguasai alam semesta -> mitos-mitos, upacara-upacara adat,
sesajen-sesajen, dsb
 Religius (setelah adanya agama) -> berisi pesan-pesan keagamaan yang berisi relasi
antara Manusia dengan Tuhan dan Manusia dengan Manusia, bukan terkait dengan
kekerasan maupun penguasaan.
Contoh : menyakini bahwa adanya Tuhan, beribadah sesuai dengan ajaran agama
masing – masing dsb.

 Fungsi lembaga kemsyarakatan dalam memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam dimensi
manusia sebagai makhluk susila :
a) Memberikan pedoman kpd masyatakat bagimana mereka bertingkah laku dan bersikap
dalam menghadapi masalah-masalah di masyarakat
b) Menjaga keutuhan masyarakat
c) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian
masyarakat
d) Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.

 Hubungan antara Hakikat Manusia dan Peran Pendidikan


a) Pengembangan dimensi manusia selama ini dilakukan salah satunya melalui pendidikan
yaitu melalui proses-proses sosial yang terjadi di dalamnya sehingga mampu mencapai
kecapakan sosial dan mengembangkan pribadinya
b) Pembeda antara binatang dan manusia. Binatang belajar berdasarkan insting
sementara manusia melakukan proses belajar untuk menuju pendewasaan
c) Tugas pendidikan -> untuk menyiapkan generasi selanjutnya dengan peradaban yang
lebih berkembang dan lebih baik;
d) Melalui pendidikan yang direncanakan sedemikian rupa, manusia bisa mengembangkan
dimensi-dimensi tersebut secara baik dan utuh sehingga manusia mengenal,
melaksanakan, hingga menginternalisasi nilai-nilai tata susila yang berlaku.

 Pengembangan dimensi manusia

a) Pengembangan utuh, meliputi:

Aspek: Jasmani, Rokhani, Spiritual


Dimensi: Individualitas, Sosialitas, Kesusilaan (Moralitas), keberagamaan (Religius)
Domain/Ranah: Kognitif (Pengetahuan), Psikomotorik (Ketrampilan), Afektif (Sikap)

Pengembangan diri manusia dilakukan melalui proses pendidikan dan proses sosial yang dapat
mengembangkan diri untuk menjadi baik dalam menuju pendewasaan. Dengan adanya pendidikan yang
terstruktur dan sistematis, manusia dapat secara baik mengembangkan dimensi – dimensi sehingga
dapat menginternalisasi nilai – nilai yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai