Anda di halaman 1dari 6

Nama Arifani Septi Ningsih

NIM 20053006
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

1. Resume tentang Hakikat Manusia


HAKIKAT MANUSIA

Hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang manusia dan
makna eksistensi manusia di dunia. Berkenaan dengan “prinsip adanya” (principe de 'ere) manusia.
Aspek-aspek hakikat manusia, meliputi asal-usulnya, struktur metafisiknya, karakteristik, dan
makna eksistensinya di dunia.
A. Konsep Manusia : Pengertian, unsur, dan karakteristik

Konsep manusia adalah pemahaman atau pandangan yang dimiliki oleh individu atau
masyarakat tentang hakikat, sifat, dan karakteristik manusia sebagai makhluk. Konsep manusia
mencakup berbagai aspek, termasuk pandangan tentang asal-usul, sifat alamiah, potensi,
keterbatasan, dan peran manusia dalam dunia. Berikut adalah beberapa unsur dan karakteristik
utama dari konsep manusia:

1. Asal-Usul Manusia: Konsep manusia mencakup pandangan tentang bagaimana manusia


muncul di dunia. Ini bisa berkaitan dengan keyakinan agama (seperti penciptaan oleh
Tuhan), pandangan ilmiah (seperti evolusi), atau mitos dan legenda budaya.
2. Sifat Manusia: Konsep ini mencakup sifat-sifat dasar yang dianggap khas bagi manusia.
Ini termasuk kemampuan berpikir, merasa, berbicara, dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Beberapa pandangan mengenai sifat manusia dapat mencakup elemen
seperti kebebasan, rasa tanggung jawab, atau naluri.
3. Potensi Manusia: Konsep ini mencakup pandangan tentang potensi yang dimiliki
manusia. Ini bisa mencakup perkembangan intelektual, kreativitas, kemampuan fisik, dan
aspek-aspek lain dari pertumbuhan manusia.
4. Keterbatasan Manusia: Konsep ini mencakup pengakuan akan keterbatasan manusia.
Manusia dianggap memiliki batasan-batasan fisik, mental, dan emosional yang
memengaruhi kemampuan mereka untuk mencapai potensi penuh mereka.
5. Peran Manusia dalam Masyarakat dan Alam: Konsep manusia juga mencakup
pandangan tentang peran manusia dalam masyarakat dan hubungannya dengan alam. Ini
bisa mencakup peran sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan manusia dalam dunia.
6. Kemasyarakatan dan Budaya: Konsep manusia sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial dan budaya. Budaya, nilai, norma, dan tatanan sosial dalam suatu masyarakat dapat
membentuk pandangan tentang manusia dan bagaimana mereka harus berperilaku.
7. Perkembangan Historis: Konsep manusia dapat berubah sepanjang sejarah dan
berdasarkan perkembangan ilmiah, filosofis, agama, dan budaya. Pemahaman tentang
manusia bisa mengalami evolusi seiring waktu.
8. Perspektif Individu dan Kolektif: Konsep manusia dapat dilihat dari perspektif individu
(bagaimana individu melihat diri mereka sendiri) dan perspektif kolektif (bagaimana
masyarakat atau kelompok budaya melihat manusia).
9. Nilai-Nilai dan Etika: Konsep manusia sering terkait dengan nilai-nilai dan etika.
Bagaimana manusia dinilai dan bagaimana mereka seharusnya berperilaku dapat menjadi
bagian penting dari konsep manusia dalam suatu budaya atau agama.

B. Penciptaan manusia menurut islam dan sains

Penciptaan manusia memiliki pandangan yang berbeda dalam Islam dan sains. Ini adalah dua
pendekatan yang berbeda untuk menjelaskan asal-usul manusia:

1. Penciptaan Manusia dalam Islam

Dalam Islam, pandangan tentang penciptaan manusia sangat didasarkan pada ajaran Al-Quran dan
Hadis, yang adalah sumber-sumber utama hukum dan kepercayaan Islam. Menurut Al-Quran,
Allah SWT adalah pencipta manusia. Manusia pertama, Nabi Adam dan Hawa, diciptakan
langsung oleh Allah dari tanah (tanah liat) dan ditiupkan oleh Allah dengan roh-Nya. Ini adalah
pandangan yang diterima oleh mayoritas umat Islam.

Dalam Islam, penciptaan manusia bukanlah hasil dari proses evolusi, tetapi penciptaan khusus oleh
Allah. Manusia dianggap sebagai makhluk yang memiliki akal, kebebasan berpilih, dan tanggung
jawab moral terhadap Allah. Konsep penciptaan manusia dalam Islam sangat spiritual dan
memiliki dimensi agama yang kuat.

2. Penciptaan Manusia dalam Sains

Dalam sains, penciptaan manusia dilihat dari sudut pandang evolusi biologis. Teori evolusi, yang
pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin, menjelaskan bahwa manusia dan semua bentuk
kehidupan lainnya berkembang dari nenek moyang bersama melalui proses evolusi. Proses ini
melibatkan seleksi alam dan perubahan genetik yang terjadi selama ribuan dan jutaan tahun.

Dalam pandangan sains, manusia adalah hasil dari evolusi dari makhluk yang lebih sederhana.
Manusia modern (Homo sapiens) adalah hasil dari perkembangan evolusi primata, dan kita
memiliki sejarah evolusi bersama dengan spesies lain. Bukti ilmiah yang mendukung teori evolusi
termasuk bukti fosil, kesamaan genetik antara manusia dan primata lainnya, dan pengamatan
tentang adaptasi dan perubahan spesies selama waktu.

C. Dimensi kemanusiaan

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dimensi berarti ukuran (panjang, lebar,
tinggi, luas, dan sebagainya) (depdiknas, 2001:138). Dengan demikian berdasarkan tinjauan
kebahasaan di atas dapat dipahami bahwa dimensi adalah hal ikhwal yang berhubungan dengan
misi kehidupan yang dilalui oleh setiap makhluk, ciptaan Tuhan tak terkecuali manusia sebagai
salah satu jenis makhluk yang ciptakan Allah yang memilki dimensi dalam ukuran dan postur
badan termasuk sifat, sikap, bakat, dan kemampuan, yang berbeda antara individu yang satu
dengan yang lainnya (Mulyadi, 2012:36). Sedangkan kemanusiaan diambil dari suku kata manusia
ditambah awalan “ke” dan akhiran “an”.

Zainal Abidin memberikan pengertian manusia melalui tiga istilah, masingmasing istilah
tersebut adalah sebagai berikut: (1) Al- Insan, terbentuk dari kata nasiya berarti lupa, kata ini
menggambar keistimewaan manusia sebagai khalifah di muka bumi. (2) Al-Basyar, bentuk jamak
dari al-Basyarat berarti kulit kepala, wajah, dan tokoh. Manusia yaitu makhluk biologis serta
memiliki sifat di dalamnya. Contoh: makan, minum, butuh hiburan, seni, dan sebagainya.(3) Al-
Nas berarti manusia sebagai makhluk sosial dan ditujukan pada seluruh manusia secara umum
tanpa melihat statusnya beriman atau kafir (Abidin, 2000:50).

AL-Qur’an menggunakan istilah yang beragam dalam menjelaskan manusia. Keberagaman


istilah tersebut sesuai dengan sisi dan aspek manusia yang menjadi fokus pembicaraan. Berbagai
istilah tersebut, dijelaskan dalamberdasarkan karakteristik yang dipahami dari uraian-uraian
diseputar penggunaan istilah tersebut, maka dapat dirumuskan dalam tiga aspek dan enam dimensi
diri manusia.

D. Fungsi,peran dan tujuan hidup manusia unggul bermanfaat

Dalam konsep manusia, terdapat aspek-aspek penting seperti fungsi, peran, dan tujuan
hidup manusia yang sering dilihat sebagai hal yang unggul dan bermanfaat. Ini mencerminkan
pandangan tentang bagaimana manusia dapat mencapai potensi penuh mereka dan memberikan
dampak positif pada dunia. Berikut adalah pemahaman lebih lanjut tentang fungsi, peran, dan
tujuan ini dalam konsep manusia yang unggul dan bermanfaat:

1. Fungsi Manusia:

Fungsi manusia mengacu pada peran dan tugas yang dimainkan oleh individu dalam
masyarakat dan lingkungannya. Manusia dianggap sebagai makhluk sosial yang memiliki
kemampuan untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan mempengaruhi lingkungannya. Fungsi
manusia dapat mencakup berbagai aspek, seperti:

• Fungsi Sosial: Manusia berperan dalam membentuk masyarakat, berkontribusi


pada hubungan sosial, dan membangun komunitas yang berfungsi baik. Ini
termasuk peran dalam keluarga, pekerjaan, dan berbagai organisasi sosial.
• Fungsi Ekonomi: Manusia memiliki peran dalam menciptakan, mengelola, dan
mendistribusikan sumber daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan individu
dan masyarakat.
• Fungsi Budaya: Manusia menciptakan, memelihara, dan mewariskan budaya,
seni, dan tradisi kepada generasi selanjutnya.
• Fungsi Lingkungan: Manusia juga memiliki tanggung jawab dalam menjaga
dan melestarikan lingkungan alam, serta berkontribusi pada pembangunan
berkelanjutan.

2. Peran Manusia

Peran manusia merujuk pada peran khusus atau tanggung jawab yang dimiliki oleh
individu dalam berbagai konteks. Ini bisa mencakup peran sebagai orang tua, pendidik,
pekerja, pemimpin, atau warga negara yang bertanggung jawab. Peran ini harus dijalankan
dengan tanggung jawab dan integritas untuk mencapai tujuan hidup yang bermanfaat.

3. Tujuan Hidup Manusia

Tujuan hidup manusia adalah aspek penting dalam konsep manusia yang unggul dan
bermanfaat. Tujuan ini mencerminkan pandangan tentang bagaimana manusia dapat
mencapai kebahagiaan, pemenuhan diri, dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Beberapa tujuan hidup yang sering diidentifikasi dalam konsep manusia yang unggul
adalah:

• Pemenuhan Diri: Manusia memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi pribadi


mereka, baik dalam hal intelektual, emosional, maupun spiritual.
• Kepedulian Sosial: Salah satu tujuan hidup yang bermanfaat adalah berperan aktif
dalam membantu orang lain dan berkontribusi pada kesejahteraan sosial.
• Pemberdayaan Masyarakat: Tujuan hidup manusia juga dapat mencakup
berusaha untuk mengubah dan memperbaiki masyarakat atau dunia melalui
tindakan yang positif.
• Pencarian Makna: Banyak individu mencari makna dalam hidup, mencoba
menjawab pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang eksistensi dan tujuan hidup
mereka.

2. Kesimpulan video tentang Hakikat Manusia


Berdasarkan video tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa Menurut Ustadz Adi Hidayat
mengenai hakikat manusia, di dalam Alquran manusia di sebut dengan 5 nama yaitu :Bashar,
ins,insan , nas, bani adam, pada hakikatnya manusia adalah mahluk yang berbeda dengan jin
, malaikat dan mahluk Allah yang lain dan manusia adalah mahluk yang paling sempurna dan
sang Kholiq sudah menciptakan jin dan manusia , manusia diciptakan oleh Allah agar menjadi
khalifah filard di bumi., pemakmur/ sesuatu yang berkah, bermanfaat ,pengganti yang buruk
menjadi baik di dunia atau kita kenal dengan bumi, sang khaliq dalam menciptakan segala
sesuatu tidak membutuhkan bahan kecuali mahluk Allah yang menciptakan sesuatu dengan
adanya bahan bahan, maka dari itu hendaklah kita mencerminkan sifat Bashar kita yaitu sifat
baik dan prilaku yang bermanfaat, dan memberikan kebarokahan, Allah menciptakan manusia
dengan begitu sempurnanya dan sesuai dengan tempat di lahirkannya misalnya ketika ada
manusia yang memiliki warna kulit yang berbeda dan di tempat yang berbeda sejatinya itu
sudah sesuai dengan tempat kita tinggal, maka janganlah kita dengan sengaja merubah ciptaan
Allah. Dan yang menjadi pertanyaan malaikat, kenapa manusia di jadikan sebagai khalifah fil
ard sedangkan manusia itu punya nafsu yang bisa merusak alam maka malaikat khawatir akan
merusak, kata Allah saya lebih tau apa apa yang kamu tidak tau karena ada hikmah di masa
depan yang kamu tidak tau karena tanpa nafsu maka tidak ada perkembangan di dalam bumi.
Ust. Adi Hidayat menjelaskan konsep manusia dari sudut pandang al-Qur’an serta kaitan
hikmah penamaaan manusia dalam kehidupan sehari-hari salah satunya nama manusia yang
Al insân yang salah satu dari akar katanya bermakna beradab, kata beradap ini dalam relansi
kehidupan di dunia khususnya kehidupan bernegara relevan dengan sila ke dua dasar Negara
Pancasila. Selain itu Adi Hidayat juga menjelaskan makna manusia dari lafadz Al-Ins yang
ternyata sering dipasangkan atau disandingkan dengan kata al-jin setidaknya sebanyak
delapan belas kali dalam Al-Qur‟an. Keduanya merupakan lafadz yang memiliki makna
berlawanan, al-Jin bermakna tersembunyi sedangkan al-ins bermakna tampak. Fakta ini
menjelaskan bahwa manusia secara fitrah adalah makhluk yang tampak. Salah satu konsep
manusia dalam pengertian Al-insân adalah manusia memiliki potensi pengetahuan yang dapat
dijadikan sebagai dasar segala aktifitasnya. Namun kendati demikian, tidak semua manusa
menyadari dan memanfaatkan pengetahuan tersebut dengan baik, sesuai dengan aturan.
Sebagian manusia lebih memilih hidup sesuka hati, tidak memperdulikan hukum syariat,
norma, serta aturan yang ada. Hal ini tentu bertolak belakang dengan fitrah manusia sebagai
Al- insân. Adi Hidayat menjelaskan secara detail, bahwa untuk menjadi Al- insân seutuhnya
diperlukan sinergitas antara fikiran, pengetahuan dan adab. Oleh karenanya allah memberikan
rambu kehidupan bagamana mengarahkan nafsu kemaksiatan untuk lupa sehingga
memberatkan beban kita agar beribadah dan berbuat baik. Pengetahuan yang baik dapat
membimbing aktifitas yang mulia, beradab dan bermoral.

3. Menjawab Tugas di Modul


1) Bagaimana penciptaan manusia menurut al-Quran? Menjelaskan
Jawab :
Ayat-ayat Quran yang menyebutkan bahwa sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah
SWT berasal dari tanah, karena Allah maha kuasa dan segala sesuatu pasti dapat terjadi.
kemudian dijadikan segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang
belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh.

2) Bagaimana pendapat anda profil manusia unggul bermartabat? Menjelaskan


Jawab :
Menurut saya, profil manusia unggul bermartabat adalah suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk paling mulia diantara makhluk ciptaan
lainnya. Manusia unggul menurut Al-Qur’an adalah manusia yang berwawasan iqra’,
yaitu secara terus menerus mampu mengembangkan pemikiran dan wawasan untuk
tujuan memahami rahasia ciptaan Allah (khalq). Sehingga mampu mengenal alam dunia
dan akherat. Manusia uggul dalam pandangan Al-Quran bercirikan “ulul albab”.
Manusia ulul albab adalah manusia yang mampu mengombinasikan antara ketajaman hati
dan kecermelangan akal.Manusia unggul, digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
“Yaitu mereka yang mengingat Allah (dzikir) dalam keadaan berdiri, duduk, dan
berbaring (di setiap saat dan keadaan). Dan mereka yang berpikir tentang penciptaan
langit dan bumi”.
Manusia ulul albab sebagai cendekiawan dalam pijakan spiritual, yaitu maju ilmu
pengetahuan tanpa kehilangan spiritual, bercirikan kesalehan. Yaitu manusia yang dalam
hidupnya selalu menghadirkan nilai-nilai keselahan (kebajikan) dalam keadaan
bagaimanapun selalu menghadirkan kemaslahatan bagi orang lain.

3) Kenapa terjadi perbedaan konsep penciptaan manusia menurut agama dan sains? Analisis
Jawab:
Sains dan agama tentu saja merupakan dua hal yang sangat berbeda. Kenapa konsep
penciptaan manusia menurut agama dan sains berbeda. Hal ini dikarenakan, di dalam
agama konsep penciptaan manuisa ini dijelaskan berdasarkan firman Allah yang terdapat
di dalam kitab Al-Qur`an. Sedangkan, didalam sains konsep ini sendiri diperoleh dari
pengetahuan para ilmuan dengan cara menganalisa, mengkaji dari awal pembentukan dan
cara pembentukan manusia itu sendiri.

4) Kenapa manusia menjadi makhluk mulia dibandingkan seluruh makhluk ciptaan Allah?
Analisis
Jawab :
Manusia menjadi makhluk yang mulia karena memiliki sesuatu yang tidak dimiliki
makhluk-makhluk lain. Yaitu kemampuan untuk berpikir dan mengembangkan hasil
pikiran itu sendiri. Dengan akalnya, manusia bisa menundukkan alam semesta (taskhiir).

Anda mungkin juga menyukai