Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan bertujuan untuk mencapai tujuan baik secara
duniawi dan surgawi kebahagiaan itu dicapai bila manusia semakin menyempurnakan dirinya.
Maka manusia secara bebas mengembangkan dirinya untuk semakin menjadi sempurna dan
semakin baik. Manusia mengembangkan segi hidupnya, segi rohani, jasmani, pribadi, sosial,
budaya, akal budi, emosi, religiositasnya. Semua segi itu perlu dikembangkan secara seimbang.
Kesempurnaan manusia itu ternyata hanya dapat tercapai bila dalam proses penyempurnaan
itu ia menyempurnakan sesamanya dan dunia tempat dia berada. Tanpa menyempurnakan
mereka itu, manusia tidak dapat menjadi semakin sempurna. Secara sederhana itu berarti bahwa
manusia baru akan menjadi lebih baik, lebih berkembang, lebih mendekati Tuhan bila dalam
hidup ini dia berdamai dengan sesama manusia, dengan dunia alam ini, dan tentu dengan Tuhan.
Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan atau sebagai
diri pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara sempurna
oleh Tuhan Yang Maha Esa. Disebutkan dalam Kitab Suci Al Quran bahwa Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “.
Jika kita amati secara seksama benda-benda atau makhluk ciptaan Tuhan yang ada di sekitar
kita, mereka memiliki unsur yang melekat padanya, yaitu unsur benda, hidup, naluri, dan akal
budi.
1. Makhluk Tuhan yang hanya memiliki satu unsur, yaitu benda atau materi saja. Misalnya,
batu, kayu, dan meja.
2. Makhluk Tuhan yang memiliki dua unsur, yaitu benda dan hidup. Misalnya, tumbuh-
tumbuhan dan pepohonan.
3. Makhluk Tuhan yang memiliki tiga unsur, yaitu benda, hidup, dan naluri/ instink. Misalnya,
binatang, temak, kambing, kerbau, sapi, dan ayarn.
4. Makhluk Tuhan yang memiliki empat unsur, yaitu benda, hidup, naluri/instink, dan akal
budi. Misalnya, manusia merupakan makhluk yang memiliki keunggulan dibanding
dengan makhluk yang lain karena manusia memiliki empat unsur, yaitu benda, hidup,
instink, dan naluri.
Manusia sebagai mahluk tuhan juga memiliki hakikat dan tanggung jawab diantaranya :
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia didudukkan sesuai dengan
kodrat, harkat, martabat, hak, dan kewajibannya.
2) Kodrat manusia
Kodrat manusia adalah keseluruhan sifat-sifat sah, kemampuan atau bakat bakat alami yang
melekat pada manusia, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa.
3) Harkat manusia
Harkat manusia artinya derajat manusia. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
4) Martabat manusia
Martabat manusia artinya harga diri manusia. Martabat manusia adalah kedudukan manusia
yang terhormat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi sehingga
manusia mendapat tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan
martabatnya, kedudukan manusia itu lebih tinggi dan lebih terhormat dibandingkan dengan
makhluk lainnya.
5) Hak asasi manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimihiki oleh setiap manusia sebagai anugerah dan
Tuhan Yang Maha Esa, seperti hak hidup, hak milik, dan hak kebebasan atau kemerdekaan.
6) Kewajiban manusia
Kewajiban manusia artinya sesuatu yang harus dikerjakan oleh manusia. Kewajiban
manusia adalah keharusan untuk melakukan sesuatu sebagai konsekwensi manusia sebagai
makhluk individu yang mempunyai hak-hak asasi. Ditinjau dan kewajibannya, manusia
berkedudukan sama, artinya tidak ada diskriminasi dalam melaksanakan kewajiban
hidupnya sehari-hari.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab adalah berkewajiban menanggung,
memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, dan memberikan jawab serta menanggung
akibatnya. Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia.
Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut
semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan
tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung
jawab.
1) Mengabdikan diri kepada Tuhan dengan beriman dan melakukan amal soleh mengikut syariat
yang ditetapkan oleh agama.
3) Beribadah kepada Tuhan YME sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan yang dianut
masing-masing.
4) Melaksanakan segala perintah-Nya serta berusaha menjauhi atau meninggalkan segala apa
yang dilarang oleh Tuhan YME.
5) Menuntut ilmu dan menggunakannya untuk kebajikan (kemaslahatan) umat manusia sebagai
bekal kehidupan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki manusia.
Berpikir adalah perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi
kepentingan dan peningkatan hidup manusia.Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi
akal adalah untuk berfikir. Kemampuan berfikir manusia mempunyai fungsi mengingat kembali
apa yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya untuk memecahkan masalah dan akhirnya
membentuk tingkah laku.
Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan. Budi diartikan
sebagai batin manusia, panduan akal dan perasaan yang dapat menimbang baik buruk segala
sesuatu.Jadi jelas bahwa fungsi akal dan budi manusia adalah menunjukkan martabat manusia
dan kemanusiaan sebagai pemegang amanah makhluk tertinggi di alam raya ini. Kegiatan-
kegiatan yang dipelajari itu merupakan salah satu bagian dari kebudayaan masyarakat secara
keseluruhan. Didalamnya juga termasuk artefak dan berbagai kontruksi proporsi kompleks yang
terekspresikan dalam system symbol yang kemudian terhimpun dalam bahasa. Melalui simbol-
simbol itulah tercipta keragaman entitas yang sangat kaya yang kemudian disebut sebagai obyek
konstruksi cultural sepoerti uang, system kenegaran, pernikahan, permainan, hukum, dan
sebagainya, yang keberadaannya sangat ditentukan oleh kepatuhan terhadap system aturan yang
membentuknya. Sistem gagasan dan simbolik warisan sosial itu sangatlah penting karena
kegiatan-kegiatan adaptif manusia sedemikian kompleks dan beragam sehingga mereka tidak
bisa mempelajari semuanya sendiri sejak awal.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni.Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Dengan demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal dan cara
hidup yang selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Ada pendapat lain yang
mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang berarti
daya dari budi.
Kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal tersebut
berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena hanya sedikit
tindakan manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar,
seperti tindakan naluri, refleks, beberapa tindakanakibat proses fisiologi, atau kelakuan apabila ia
sedang membabi buta. Bahkan tidankan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang
terbawa oleh makhluk manusia dalamgennya bersamanya (seperti makan, minum, atau berjalan),
juga dirombak olehnya menjadi tindakan yang berkebudayaan.
2. Ki Hajar Dewantara
Buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam
dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai
system kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas.
Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul kebudayaan
yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti lembaga
kemasyarakatan.
Dalam bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan
kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hukum, adat-istiadat dan
kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
4 Wujud dan Nilai Kebudayaan
1. Ide/ gagasan : suatu pola pikir, contoh wujud kebudayaan dari gagasan pada masyarakat
yogyakarta ialah mempercayai adanya hal hal yang berbau mistis, seperti mempercayai
benda benda pusaka, makna motif batik dan lainnya.
2. Aktifitas : kegiatan/tindakan yang dilakukan masyarakat. Contoh wujud kebudayaan dari
aktifitas pada masyarakat yogyakarta ialah siraman pusaka, labuhan, pemberian sesajen
pada tempat yang dianggap terdapat sesepuh yang telah tiada, dan lainnya.
3. Hasil budaya : berupa suatu peninggalan, hasil karya/benda/fisik. Contoh wujud
kebudayaan dari hasil budaya pada masyarakat Yogyakarta ialah keraton, alun-alun,
batik, keris dan lainnya.
1. J.J. Hoenigman
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
a. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga,
pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
b. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba dan
difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan
dalam arsip kartu komputer, pita komputer, dan sebagainya. Ide-ide dan gagasan manusia ini
banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan
itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu sistem, disebut sistem
budaya atau cultural, yang dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat
Wujud kedua adalah yang disebut sistem sosial atau sosial sistem, yaitu mengenai tindakan
berpola manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
berinteraksi satu dengan lainnya dari waktu ke waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem
sosial ini bersifat konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir
3) Nilai Kebudayaan
Terdapat banyak nilai kehidupan yang ditanamkan oleh setiap budaya yang ada di dunia.
Nilai kebudayaan pasti berbeda-beda pada dasarnya tetapi kesekian banyak kebudayaan di dunia
ini memiliki orientasi-orientasi yang hampir sejalan terhadap yang lainnya. Jika dilihat dari lima
masalah dasar dalam hidup manusia, orientasi-orientasi nilai budaya hampir serupa.
Lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia (kerangka
Kluckhohn) :
Hakikat Hidup
1. Hidup itu buruk
2. Hidup itu baik
3. Hidup bisa buruk dan baik, tetapi manusia tetap harus bisa berikthtiar agar hidup bisa
menjadi baik.
4. Hidup adalah pasrah kepada nasib yang telah ditentukan.
Hakekat Karya
1. Karya itu untuk menafkahi hidup
2. Karya itu untuk kehormatan.
Persepsi Manusia Tentang Waktu
1. Berorientasi hanya kepada masa kini. Apa yang dilakukannya hanya untuk hari ini dan
esok. Tetapi orientasi ini bagus karena seseorang yang berorientasi kepada masa kini pasti
akan bekerja semaksimal mungkin untuk hari-harinya.
2. Orientasi masa lalu. Masa lalu memang bagus untuk diorientasikan untuk menjadi sebuah
evolusi diri mengenai apa yang sepatutnya dilakukan dan yang tidak dilakukan.
3. Orientasi masa depan. Manusia yang futuristik pasti lebih maju dibandingkan dengan
lainnya, pikirannya terbentang jauh kedepan dan mempunyai pemikiran nyang lebih
matang mengenai langkah-langkah yang harus di lakukann nya.
Pandangan Terhadap Alam
1. Manusia tunduk kepada alam yang dashyat.
2. Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam.
3. Manusia berusaha menguasai alam.
Hubungan Manusia Dengan Manusia
1. Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya, barjiwa gotong
royong.
2. Orientasi vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh yang mempunyai otoriter
untuk memerintah dan memimpin.
3. Individualisme, menilai tinggi uaha atas kekuatan sendiri.
5 Perubahan Kebudayaan
b. Samuel Koenig
Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola
kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun
eksternal.
c. Selo Soemardjan
d. Kingsley Davis
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat. Faktor-
faktor internal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut :
Dari sedikit gambaran dan contoh di atas, bentuk-bentuk perubahan kebudayaan antara lain:
1. Perubahan yang terjadi secara lambat atau dalam istilah lainnya terkenal dengan sebutan
evolusi. Contoh misalnya adalah evolusi peralatan pada zaman batu tua. Di zaman batu
tua, peralatan yang digunakan oleh manusia sebagai alat untuk bertahan hidup, begitu
lama bertahan hingga ribuan tahun. Atau kalau di Indonesia adalah pada masa
kemerdekaan, setelah dijajah selama beratus tahun.
2. Perubahan yang terjadi secara cepat atau dalam istilah ilmiahnya disebut revolusi. Salah
satu contoh adalah revolusi industri
3. Perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh kecil. Contoh mode pakaian, tata rambut
dan sebagainya. Kecil disini mengandung arti bahwa, perubahan itu hanya terjadi bagi
sebagian orang saja, tidak menyeluruh.
4. Perubahan yang pengaruhnya besar, misalnya proses industrialisasi masyarakat agraris,
atau untuk lebih gampangnya saya contohkan dengan adanya listrik, telepon, televisi dan
lain sebagainya.
5. Perubahan yang direncanakan atau dikehendaki. Misalnya, dalam arti luas bisa
dicontohkan dengan adanya Repelita yang pernah dijalankan pada masa orde baru. Dan
dalam arti sempit, bisa dicontohkan ketika seseorang merencanakan pernikahan. Tentu
setelah nikah, ada perubahan yang terjadi diantara pasangan nikah tersebut.
6. Perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan. Contohnya gaya fashion yang
kebarat-kebaratan dengan mengumbar aurat secara vulgar di depan umum yang bisa
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
PERTEMUAN KE- :5
1.Problematika Kebudayaan
1. Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang atau persepsi.
3. hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
4. Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat lainnya.
5. Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal yang baru
6. Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan budaya
suku bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham Etnosentrisme.
7. Perkembangan Iptek sebagai hasil dari kebudayaan
2 Sifat-Sifat Kebudayaan
1. Kebudayaan bersifat universal, akan tetapi perwujudan kebudayaan dapat berbeda sesuai
dengan situasi maupun lokasinya. Masyarakat dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Hal ini
mengakibatkan setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaannya sendiri. Namun demikian,
setiap kebudayaan memiliki citi-ciri khusus berdasarkan latar belakang atau pengalaman.
Contoh, Ahmad dari Indonesia dan James dari Inggris sama-sama memiliki kebudayaan (bersifat
universal). Namun, Ahmad memiliki pola perilaku untuk menerima sesuatu selalu menggunakan
dengan tangan kanan. Sementara James memiliki pola perilaku untuk menerima sesuatu bisa
dengan menggunakan tangan kanan atau kiri (ciri khusus kebudayaannya).
2. Kebudayaan bersifat stabil dan dinamis. Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan atau
perkembangan, walaupun kecil dan sering kali tidak dirasakan oleh anggota-anggotanya. Coba
perhatikan corak pakaian pada potret nenek anda ketika masih muda, lalu bandingkan dengan
corak pakaian anda saat ini. Tentu keduanya berbeda. Itulah contoh kecil perubahan dalam
masyarakat. Umumnya, unsur kebedaan seperti teknologi lebih terbuka terhadap proses
perubahan, dibandingkan dengan unsur rohani seperti moral dan agama yang cenderung statis.
3. Sistem Budaya
Sistem budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Sistem budaya atau cultural
system merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu masyarakat.
Gagasan tersebut tidak dalam keadaan lepas satu dari yang lainnya, tetapi selalu berkaitan dann
menjdai suatu sistem. Dengan demikian sistem budaya adalah bagian dari kebudayaa, yang
diartikan pula adat istiadat. Adat-istiadat mencakup sistem nilai budaya, sistem norma, norma-
norma menurut prranata-pranata yang ada di dlam masyarkat yang bersangkutan, termasuk
norma agama.
Fungsi sistem budaya adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah laku
manusia. Proses belajar dari sistem budaya ini dilakukan melalui pembudayaan atau
institualization (pelembagaan). Dalam proses pelembagaan ini, seorang individu mempelajari
dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya adat-adat, sistem norma dan peraturan yang hidup
dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak kecil, dimulai drai lingkungan keluarganya,
kemudian dengan lingkungan di luar rumah, mula-mula dengan meniru itu diinternalisasi dalam
kepribadiaanya, maka tindakan itu menjadi suatu pola yang mantap, dan norma yang mengatur
tindakannya dibbudayakan. Tetapi juga ada individu yang dalamproses pembuadyaan tersebut
yang mengalami deviants, artinya individu yang tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan sistem
budaya di lingkungan sosial sekitarnya.
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi
yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran
sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di
muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan,
emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh
manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia
dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk
kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya
dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus
hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya
manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah,
jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki
dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal
sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin , bayi, balita, anak-anak ,
remaja, pemuda/i,dewasa, dan orangtua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik
(warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut
agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan
(keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman;
musuh) dan lain sebagainya.
Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat kerumitan tertentu,
umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra sertafilsafat.
Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000
tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia dan ekspresi seni mendahului peradaban
dan dapat dilacak sampai ke palaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari
tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan transisi dari masyarakat pemburu dan pengumpul
atau nomadik menjadi perkampungan menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan
menjadi bagian penting dari kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing,lembu). Dalam masa
sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat (lihat Sejarah
iptek).
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur),
yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan
dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya
karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan
gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan
kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung
pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa
banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi
antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan
manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap
kebudayaan yaitu sebagai 1) penganut kebudayaan, 2) pembawa kebudayaan, 3) manipulator
kebudayaan, dan 4) pencipta kebudayaan.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia
dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan
individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
o Makhluk ciptaan Tuhan terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatuan yang utuh
o Memiliki perasaan intelektual, estetis, etis, diri, sosial, religius
o Makhluk hayati dan budayawi
o Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan
►Pengertian Kebudayan
Menurut E.B Taylor (1871) Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuaqn,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut C.A Van Peursen, kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang,
dan kehidupan setiap kelompok orang-orang berlainan dengan hewan-hwan, maka manusia tidak
hidup begut saja ditengan alam, melainkan mengubah alam.
►Unsur-Unsur Kebudayaan:
Sistem religi
Sistem organisasi kemasyarakatan
Sistem pengetahuan
Sistem ekonomi
Sistem teknologi dan peralatan
Bahasa
Kesenian
►Wujud Kebudayaan
1. Hakekat hidup manusia : hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara
ekstern.
2. Hakekat karya manusia : setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda untuk hidup
kedudukan, gerak hidup untuk menambah karya.
3. Hakekat waktu manusia : hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, masa lalu
atau mas kini.
4. Hakekat alam manusia : ada kebudayaan yang menganggap manusia harus
mengeksploitasi alam ada juga yang harus menyatu dengan alam.
5. Hakekar hubugan manusia : mementingkan hubungan antar manusia baik vertikal
maupun horizontal.
►Perubahan Kebudayaan
Hubugan antara manusia dan kebudayaan secara sederhana adalah manusia sebagai perilaku
kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia dari sisi
lain hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan
antara manusia dan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. Proses dialektis tercipta melalui
tiga tahap yaitu:
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar, artinya orang asing. Dengan menganalisis pengaruh akibat
budaya terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu
akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
Usaha untuk menjelaskan pengaruh manusia sebagai perilaku budaya dalam kaidah dengan
lingkungannya, terlebih lagi perspektif lintas budaya akan mengandung banyak variabel yang
saling berhubungan dalam keseluruhan sistem tebuka. pendekatan yang saling berhubungan
dengan psikologi lingkungan adalah pendekatan sistem yang melihat rangkaian sistemik antara
beberapa subsistem yang ada dalam melihat kenyataan lingkungan total yang melingkupi satuan
budaya yang ada.
Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan sebagai
berikut:
phyisical Envitonment, menunjuk pada lingkungan natural, seperti temperatur, curah hujan,
iklim, wilayah geografis, flora, dan fauna,
Pranata sosial dapat diartikan sebagai suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang
berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks khusus dalam
kehidupan masyarakat. Pranata sosial merupakan suatu kebutuhan sosial. Di dalam pranata sosial
terdapat seperangkat aturan yang berpedoman pada kebudayaan.Oleh karena itu pranata sosial
bersifat abstrakk karena merupakan seperangkat aturan.
Wujud dari pranata sosial adalah lembaga (institute). Meskipun demikian, pranata dan
lembaga memiliki makna yang berbeda. Pranata merupakan sistem norma atau aturan-aturan
yang mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institute adalah
badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu.
Pranata sosial ialah sistem norma yang menata suatu rangkaian tindakan berpola guna
memenuhi kebutuhan pokok dari manusia dalam kehidupan masyarakat yang terbentuk melalui
proses pembelajaran.
Pengertian pranata sosial banyak dikemukakan oleh para sosiolog, berikut ini:
a.Koentjaraningrat, pranata sosial ialah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat
kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan
masyarakat.
b.Soerjono Soekanto, pranata sosial ialah himpunan dari norma segala tingkatan yang berkisar
pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.
c.Bruce J. Cohen, pranata sosial ialah sistem pola-pola sosial yang tersusun rapi dan realtif
permanen serta mengandung perilaku-perilaku tertentu yang kukuh dan terpadu demi kepuasan
dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.
d.Roland L. Warren dan Joseph S. Roucek, pranata sosial ialah pola yang memiliki kedudukan
tetap guna memenuhi beragam kebutuhan manusia yang muncul dari kebiasan-kebiasaan dengan
mendapatkan persetujuan dan cara-cara yang sudah tidak dipungkiri lagi untuk memenuhi
konsep kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu struktur.
e.Leopold Von Wiese dan Bacher Becher, pranata sosial ialah suatu jaringan proses hubungan
antarmanusia dan antarkelompok sosial yang berfungsi memelihara hubungan serta pola sesuai
dengan minat dan kepentingan dalam kelompoknya.
f.Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, pranata sosial ialah sistem norma untuk mencapai suatu
tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat diapndang penting atau sekumpulan kebiasaan dan
tata kelakuan yang berkisar pada kegiatan pokok manusia.
g.Robert Mac Iver dan Charles H. Pages, pranata sosial ialah tata cara atau prosedur yang telah
diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang berkelompok dalam suatu kelompok
kemasyarakatan yang disebut association.
h.Summer, pranata sosial ialah perbuatan, cita-cita, sikap serta perlengkapan kebudayaan yang
mempunyai sifat kekal, serta yang bertujuan untuk memenuhi kehidupan.
Masyarakat memerlukan pranata sosial, karena pranata sosial memiliki fungsi sebagai
berikut :
Pranata sosial pada dasarnya adalah sistem norma yang mengatur segala tindakan
manusia dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat. Seperti yang telah
dijelaskan di depan, pranata sosial di masyarakat mempunyai beberapa fungsi. Fungsi-fungsi
pranata tersebut terwujud dalam setiap macam pranata yang ada di masyarakat.
Adapun macam-macam pranata sosial yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat,
antara lain pranata keluarga, pranata agama, pranata ekonomi, pranata pendidikan, dan pranata
politik.
1.Pranata Keluarga
Pranata keluarga adalah bagian dari pranata sosial yang meliputi lingkungan keluarga dan
kerabat. Pembentukan watak dan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pranata keluarga
yang dialami dan diterapkannya sejak kecil. Bagi masyarakat, pranata keluarga berfungsi untuk
menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat.
a.Pengertian Keluarga
Berdasarkan jumlah anggotanya, keluarga dapat dibedakan menjadi keluarga inti dan
keluarga luas.
1.Keluarga inti atau batih (nuclear family) adalah satuan kekerabatan yang terdiri atas ayah dan
ibu (orang tua) beserta anak-anaknya dalam satu rumah. Ada juga keluarga inti yang belum atau
tidak mempunyai anak.
2.Keluarga luas (extended family) adalah satuan kekerabatan yang terdiri atas lebih dari satu
generasi atau lebih dari satu keluarga inti dalam satu rumah.
Keluarga dianggap sebagai satuan sosial mendasar yang akan membentuk arah pergaulan bagi
masyarakat luas. Artinya, keluarga yang serasi dan harmonis akan membentuk lingkungan
masyarakat yang harmonis pula, demikian juga sebaliknya.
Sebagai salah satu bentuk pranata sosial, pranata keluarga mempunyai beberapa fungsi
sebagai berikut:
1.Fungsi reproduksi yaitu keluarga merupakan sarana untuk memperoleh keturunan secara sehat,
terencana, terhormat, sesuai dengan ajaran agama, dan sah di mata hukum.
2.Fungsi keagamaan yaitu pada umumnya suatu keluarga penganut agama tertentu akan
menurunkan agama atau kepercayaannya kepada anak-anaknya.
3.Fungsi ekonomi ialah keluarga merupakan suatu wadah dalam usaha mengembangkan serta
mengatur potensi dan kemampuan ekonomi.
4.Fungsi afeksi yaitu norma afeksi ada dan diadakan oleh para orang tua untuk mewujudkan rasa
kasih sayang dan rasa cinta, sehingga dapat menjaga perasaan masing-masing anggota keluarga
agar tercipta kerukunan dan keharmonisan hubungan di dalam keluarga.
5.Fungsi sosialisasi yaitu memberikan pemahaman tentang bagaimana seorang anggota keluarga
bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain dalam keluarga. Anak-anak telah dikenalkan
dengan kedudukan dan status tiap-tiap anggota keluarga dan kerabat lainnya.
6.Fungsi penentuan status yaitu melalui keluarga seorang anak memperoleh statusnya dalam
masyarakat, seperti nama, jenis kelamin, hak waris, tempat dan tanggal lahir, dan sebagainya.
7.Fungsi pendidikan ialah keluarga merupakan satuan kekerabatan yang pertama kali dikenal
oleh anak, sehingga di keluargalah anak memperoleh pendidikan pertamanya dari orang tua atau
kerabat lainnya.
8.Fungsi perlindungan ialah keluarga merupakan tempat berlindung lahir batin bagi anak
khususnya dan bagi seluruh anggota keluarga pada umumnya.
2.Pranata Agama
aPengertian Agama
Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jika dilihat dari
sudut pandang sosiologi, agama memiliki arti yang lebih luas, karena mencakup juga aliran
kepercayaan (animisme atau dinamisme) yang sebenarnya berbeda dengan agama.
Sebagai salah satu bentuk pranata sosial, pranata agama memiliki beberapa fungsi
berikut:
a.Fungsi ajaran atau aturan yaitu memberi tujuan atau orientasi sehingga timbul rasa saling
hormat antarsesama manusia. Agama juga dapat menumbuhkan sikap disiplin, pengendalian diri,
dan mengembangkan rasa kepekaan sosial. Tiap-tiap ajaran agama pada dasarnya mengarah ke
satu tujuan, yaitu kebaikan.
b.Fungsi hukum yakni memberikan aturan yang jelas terhadap tingkah laku manusia akan hal-hal
yang dianggap benar dan hal-hal yang dianggap salah.
c.Fungsi sosial yaitu sebagai dasar aturan kesusilaan dalam masyarakat, misalnya dalam masalah
ekonomi, pendidikan, kesehatan, perkawinan, kesenian, arsitektur bangunan, dan lain-lain.
d.Fungsi ritual ialah ajaran agama yang memiliki cara-cara ibadah khusus yang tentu saja
berbeda dengan agama lainnya.
e.Fungsi transformatif yakni agama dapat mendorong manusia untuk melakukan perubahan ke
arah yang lebih baik.
3.Pranata Ekonomi
a.Pengertian Ekonomi
Secara umum, ekonomi diartikan sebagai cabang ilmu mengenai asas-asas produksi,
distribusi, dan konsumsi barang-barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan, perindustrian,
dan perdagangan). Dalam hal ini, ekonomi diartikan sebagai tata tindakan dalam memanfaatkan
uang, tenaga, waktu, atau barang-barang berharga lainnya.
Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan
membatasi perilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan keadilan dalam
perekonomian masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanya interaksi manusia, yaitu sejak
manusia mulai membutuhkan barang atau jasa dari manusia lain. Bentuk paling sederhana dari
pelaksanaan pranata ekonomi adalah adanya sistem barter (tukar menukar barang). Akan tetapi,
untuk kondisi saat ini, sistem barter telah jarang digunakan dan sulit untuk diterapkan.
Secara umum, peran-peran pranata ekonomi dapat dibedakan menjadi tiga peran, yaitu:
Kegiatan produksi meliputi unsur-unsur bahan dasar, modal, tenaga kerja, dan
manajemen. Pemanfaatan unsurunsur produksi tersebut harus melalui aturan yang berlaku agar
tercapai suatu keseimbangan dan keadilan sosial. Sebagai contoh, penggunaan tenaga kerja harus
memenuhi beberapa syarat, antara lain, usia pekerja, jam kerja, jam lembur, upah kerja, hak cuti,
dan sebagainya. Di dalam pemanfaatan sumber daya alam, pranata ekonomi berperan dalam
menjaga keseimbangan dalam pemanfaatannya. Aturan-aturan dibuat sedemikian rupa sehingga
para pelaku produksi dapat memanfaatkan ketersediaan sumber daya alam secara efektif dan
efisien.
Beberapa aturan dalam pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia, antara lain,
dilakukan dengan cara-cara berikut:
1.Monopoli pemerintah yaitu dilakukan oleh negara untuk menjamin ketersediaan suatu sumber
produksi. Pada umumnya sumber-sumber produksi tersebut sangat penting dan menyangkut hajat
hidup orang banyak, misalnya minyak, air, listrik, dan lain-lain.
2.Monopoli swasta yakni dilakukan oleh pihak swasta melalui perjanjian atau kontrak kerja
khusus dengan pemerintah untuk memanfaatkan suatu sumber daya alam tertentu. Contoh
monopoli swasta adalah monopoli garam, monopoli cengkih, Hak Pengusahaan Hutan, dan
lainlain.
3.Kuota yaitu dilakukan pemerintah untuk membatasi produksi dan konsumsi terhadap suatu
barang atau sumber alam. Hal ini dimaksudkan agar produksi dan pengolahan sumber daya alam
tersebut dapat dilakukan dengan hemat atau tidak berlebihan.
4.Proteksi yaitu dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi produk lokal dari persaingan
produk luar negeri (impor). Dalam hal ini, pemerintah memandang bahwa produk lokal akan
kalah bersaing dengan produk impor, sehingga pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi
untuk produk impor tertentu atau bahkan melarangnya sama sekali.
Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau menggunakan nilai guna suatu barang atau
jasa. Penggunaan atau pemanfaatan nilai guna barang atau jasa tersebut dapat dilakukan
sekaligus ataupun secara berangsurangsur. Pemenuhan kebutuhan manusia dalam berkonsumsi
dipengaruhi oleh kemampuan manusia yang diukur melalui tingkat pendapatan atau penghasilan.
Hal yang harus diperhatikan adalah kebutuhan manusia dalam berkonsumsi tidak terbatas,
sedangkan kemampuan manusia terbatas. Oleh karena itu, manusia harus pandai-pandai
membelanja-kan uangnya sesuai dengan tingkat kebutuhan. Berdasarkan peran-peran tersebut,
dapatlah disimpulkan bahwa peran atau fungsi pokok pranata ekonomi adalah mengatur kegiatan
produksi, distribusi, dan konsumsi agar dapat berjalan dengan lancar, tertib dan dapat memberi
hasil yang maksimal dengan meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan.
4.Pranata Pendidikan
a.Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Di
Indonesia, pendidikan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendidikan sekolah (pendidikan
formal) dan pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal). Pada perkembangannya, ada
beberapa ahli sosiologi yang menambahkan satu golongan pendidikan lagi, yaitu pendidikan
yang diperoleh melalui pengalaman atau kehidupan sehari-hari (pendidikan informal).
Dengan pranata pendidikan, diharapkan hasil sosialisasi akan membentuk sikap mental
yang cocok dengan kehidupan di masa sekarang dan yang akan datang.
5.Pranata Politik
a.Pengertian Politik
Pranata politik adalah serangkaian peraturan, baik tertulis ataupun tidak tertulis yang
berfungsi mengatur semua aktivitas politik dalam masyarakat atau negara.
1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Ketetapan MPR
4. Undang-Undang
5. Peraturan Pemerintan
6. Keputusan Presiden
7. Keputusan Menteri
8. Peraturan Daerah
Seperti halnya pranata sosial lainnya, pranata politik juga mempunyai peran atau fungsi.
Beberapa peran atau fungsi pranata politik, antara lain, meliputi hal-hal sebagai berikut:
Sesuai dengan UUD’45, bahwa masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam hukum dan pemerintahan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka rakyat berhak berpolitik
sejauh tetap mematuhi kaidah-kaidah politik yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini rakyat secara langsung mulai dilibatkan dalam proses penentuan kebijakan.
Rakyat ditempatkan sebagai subjek dan bukannya objek kebijakan. Dengan cara ini, akan dapat
tercapai keberhasilan pembangunan dan meningkatkan stabilitas sosial.
Hal ini terlihat dari meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam pemilu, kesadaran
dalam mengawasi jalannya pemerintahan
Diciptakannya pranata sosial pada dasarnya mempunyai maksud serta tujuan yang secara
prinsipil tidak berbeda dengan norma-norma sosial, karena pada dasarnya pranata sosial
merupakan seperangkat norma sosial.
Secara umum, tujuan utama pranata sosial, selain untuk mengatur agar kebutuhan hidup
manusia dapat terpenuhi secara memadai, juga sekaligus untuk mengatur agar kehidupan
sosial para warga masyarakat dapat berjalan dengan tertib dab lancar sesuai dengan
kaidah-kaidah yang berlaku. Contoh: pranata keluarga mengatur bagaimana keluarga
harus merawat (memelihara) anak. Pranata pendidikan mengatur bagaimana sekolah harus
mendidik anak-anak sehingga dapat menghasilkan lulusan yang handal.
Tanpa adanya pranata sosial, kehidupan manusia dapat dipastikan bakal porak pora
nda karena jumlah prasarana atau sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia relatif terbatas,
sementara jumlah orang yang membutuhkan justru semakin lama semakin banyak. Itulah
mengapa semakin lama, seiring dengan meningkatkan jumlah penduduk suatu
masyarakat, pranata sosial yang ada di dalamnya juga semakin banyak dan kompleks.
Kompleksitas pranata sosial pada masyarakat desa akan lebih rendah dari pada masyarakat
kota.
Karakteristik umum dari Pranata Sosial yang dikemukakan oleh Gillin and Gillin adalah
sebagai berikut:
2.Pranata sosial itu relative mempunyai tingkat kekebalan tertentu. Artinya, pranata sosial
itu pada umumnya mempunyai daya tahan tertentu yang tidak lekas lenyap dalam kehidupan
bermasyarakat. panjangnya umur pranata sosial itu pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa
factor, diantaranya karena pranta sosial itu terdiri dari norma-norma sosial, dimana norma-norma
sosial ini terbentuk melalui proses yang tidak mudah dan relative lama. Sementara itu norma-
norma sosial itu pada umumnya berorientasi pada kebutuhan pokok dari kehidupan masyarakat,
sehingga sewajarnyalah apabila pranata sosial kemudian dipelihara sebaik-baiknya oleh setiap
warga masyarakat, karena pranata sosial itu memiliki nilai-nilai yang tinggi. Kekebalan pranata
sosial juga dipengaruhi oleh usaha dari para warga masyarakat untuk semangkin mengukuhkan
atau melestarikan bahwa ada kecenderungan manusia untuk memperoleh serta meningkatkan
kedudukan seseorang akan meningkat pula peranan yang dimainkan dalam kehidupannya.
3.Pranata sosial itu mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan diwujudkan. Tujuan
dasarnya adalah merupakan pedoman serta arah yang ingin dicapai. Oleh Karena itu, tujuan akan
motivasi ataupun mendorong manusia untuk mengusahakan serta bertindak agar tujuan itu dapat
terwujud. Dengan tujuan inilah maka merangsang pranata sosial untuk dapat melaksanakan
fungsinya, akan tetapi hal ini bukanlah dimaksudkan bahwa adanya tujuan akan menjamin
berfungsinya pranata sosial. Oleh karena itu apabila pranata sosial telah mempunyai tujuan
tertentu yang akan dicapai, tetapi pranata sosial itu sendiri tidak dapat menjalankan fungsinya,
maka tujuan tersebut akan mandul atau steril. Tidaklah mungkin dapat terjadi ada pranata sosial
berfungsi, tetapi tidak mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian maka dapatlah
dikatakan bahwa tujuan paranata sosial itu dapat tercapai apabila fungsinya dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Di dalam pranata sosial, yang dimaksud dengan tujuan adalah sesuatu
yang harus dicapai oleh golongan masyarakat tertentu dan golongan masyarakat yang
bersangkutan akan berpegang teguh padanya. Sebaliknya, yang dimaksud dengan fungsi pranata
sosial adalah merupakan peranan pranata dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakat.
Adakalanya fungsi pranata sosial itu tidak diketahui ataupun tidak disadari oleh sekelompok
masyarakat yang menjadi anggotanya, dan sering kali terjadi fungsi itu baru disadari setelah
diwujudkan dan ternyata berbeda dengan tujuannya.
6.Pranata sosial mempunyai dokumen baik yang tertulis maupun tidak. Dokumen ini
dimaksudkan menjadi suatu landasan atau pangkal tolak untuk mencapai tujuan serta
melaksanakan fungsinya. Oleh karena itu, dokumen yang tertulis dapat merupakan landasan
pranata yang autentik dipergunakan sebagai pedoman, dan dokumen ini sebenarnya adalah
merupakan konkretisasi dari karakteristik yang pertama.
1) Crescive institutions adalah pranata sosial yang secara tidak sengaja tumbuh dari
kebiasaan masyarakat. Misalnya: tata cara perkawinan, norma-norma, dan berbagai upacara adat.
2) Enacted institutions adalah pranata sosial yang sengaja dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan tertentu. Misalnya: lembaga pendidikan, lembaga keuangan, lembaga kesehatan, dan
lain-lain. Klasifikasi Pranata Sosial. Contoh lembaga pendidikan anak usia dini.
b. Berdasarkan sistem nilai/kepentingan yang diterima masyarakat, pranata sosial dapat
dibedakan menjadi basic institutions dan subsidiary institutions.
1) Basic institutions adalah pranata sosial yang dianggap penting dalam upaya
pengawasan terhadap tata tertib di masyarakat. Misalnya keluarga, sekolah, dan
Negara.
2) Subsidiary institutions adalah pranata yang dianggap kurang penting. Misalnya
tempat-tempat hiburan atau rekreasi.
c. Berdasarkan penerimaan masyarakat, pranata sosial dapat dibedakan menjadi approved
institutions dan unsanctioned institutions.
1) Approved institutions adalah bentuk pranata sosial yang diterima secara umum oleh
masyarakat. Misalnya lembaga pendidikan, lembaga peradilan, dan lainlain.
2) Unsanctioned institutions adalah bentuk pranata sosial yang secara umum ditolak oleh
masyarakat. Misalnya berbagai perilaku penyimpangan, seperti merampok, memeras,
pusat-pusat perjudian, prostitusi, dan lain-lain.
d. Berdasarkan faktor penyebarannya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi general
institutions dan restricted institutions.
1) General institutions adalah bentuk pranata sosial yang diketahui dan dipahami
masyarakat secara umum. Misalnya keberadaan agama dalam kehidupan.
2) Restricted institutions adalah bentuk pranata sosial yang hanya dipahami oleh anggota
kelompok tertentu.Misalnya pelaksanaan ajaran agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, atau berbagai aliran kepercayaan lainnya.
e. Berdasarkan fungsinya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi cooperative institutions
dan regulative institutions.
1) Cooperative institutions adalah bentuk pranata sosial yang berupa kesatuan pola dan
tata cara tertentu. Misalnya pranata perdagangan dan pranata industri.
2) Regulative institutions adalah bentuk pranata sosial yang bertujuan mengatur atau
mengawasi pelaksanaan nilai-nilai atau norma-norma yang berkembang di
masyarakat. Misalnya pranata hukum (kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan).
8.Ciri-Ciri Pranata Sosial
Masa berlaku dalam pranata sosial adalah masa kekekalan tertentu, yang mana sistem dan
keterikatan bisa diberlakukan selama sebuah karakteristik sosial itu ada. Kita ambil contoh
pranata keluarga, bentuk aturan, keterikatan dan hubungan sosial antar anggota keluarga yaitu
misal ayah,ibu dan anak akan berlaku sejauh unsur keluarga tersebut utuh. Apabila ada
perubahan misalkan ayah meninggal dunia maka peraturan dalam keluarga tersebut bisa saja
berubah. Begitu pula bila terjadi perceraian ataupun anak sudah menikah.
Pranata sosial bisa dibilang adalah umur yang paling sangat tua dibandingkan dengan
manusia. Pada umumnya pranata sosial tidak mudah berganti dari masa ke masa bahkan
cenderung turun temurun. Hal ini disebabkan karena adanya sifat meniru dan mungkin
dipaksakan untuk melakukan sebuah tindakan atau tradisi dengan dalih adat istiadat. Juga
tergantung dari kondisi penduduk Indonesia yang menjadi karakteristik bangsa.
Sebagai ciri-ciri pranata Sosial memiliki contoh sebagai berikut: Tradisi mudik pada saat
lebaran, kemana pun tujuan untuk hidup, pada akhirnya ketika Idul Fitri tiba, dari dulu sampai
dengan sekarang, orang Indonesia cenderung mudik atau pulang kampung meskipun dengan
adanya unsuk memaksakan. Hal ini seolah menjadi sebuah keharusan ketika hari raya tiba.
Tradisi ini bisa jadi hilang dan musnah, namun akan sangat lama dan pada saat itu ada sebuah
perubahan tradisi misalnya orang tua kita bawa ke daerah dimana kita bekerja atau mencari
penghasilan, sehingga ketika lebaran tiba kita tidak memiliki alasan untuk pulang kampung. Hal
ini berkaitan dengan memiliki masa berlaku seperti diatas.
Dalam pranata sosial, tentunya terdapat sebuah aturan main atau kita kenal dengan tata
tertib. Karena dengan tata tertib inilah akan tercipta suatu keteraturan sosial. Bisa tertulis ataupun
tidak tertulis. Contohnya adalah, dalam pranata keluarga mempunyai sebuah aturan bahwa
seorang ayah wajib menafkahi anak dan istrinya. Bila aturan ini tidak dilaksanakan ataupun
dilanggar, maka pranata keluarga tidak akan utuh dan bisa jadi hancur. Begitu juga tata tertib
yang ada pada pranata politik ataupun pranata pendidikan.Terkadang dalam pelaksanaannya,
apabila terdapat suatu kelalaian ataupun pelanggaran, maka permasalahan hukum di Indonesia
akan diberlakukan.
5.Memiliki Tradisi
Sedikit berbeda dengan ciri pranata sosial yaitu memiliki tata tertib, pranata sosial juga
mempunyai tradisi. Dalam hal ini, tradisi tersebut adalah hal yang menjadi turun temurun.
Misalnya tradisi mengangkat pemimpin partai dari kalangan militer bagi partai politik tertentu,
atau kebiasaan mengucapkan salam bersama ketika guru datang dan memulai pelajaran pada saat
di sekolah. Biasanya tradisi ini tidak tertulis. Berbeda dengan tata tertib yang bisa tertulis
ataupun tidak tertulis.
6.Memiliki Tujuan
Ketika ada yang pertanyaan soal ataupun guru yang bertanya : jelaskan tujuan pranata
sosial dan jelaskan syarat-syarat aturan untuk menjadi pranata sosial! Pada hakikatnya ialah
bahwa pranata sosial memiliki tujuan yang jelas dan disepakati bersama. Misalnya ciri-ciri
pranata sosial dalam agama, bertujuan untuk mengatur pola kehidupan umat agar tidak
menyimpang dari ajaran agama tertentu. Dalam pranata ekonomi juga tidak hanya bertujuan
untuk mensejahterakan bersama, namun dalam hal transaksi misalnya kegiatan ekspor impor,
pranata ekonomi tetap mengedepankan tentang kesejahteraan.
7.Memiliki Nilai
Dalam hal ini sebuah pranata sosial tentunya memiliki nilai yang berlaku pada
masyarakat tertentu.Hal ini bisa secara langsung ataupun tak langsung mempengaruhi pranata
sosial yang ada. Berhubungan pula dengan adat istiada turun temurun. Misalnya menghormati
orang yang lebih tua ataupun orang lain dengan panggilan sopan dan tidak memanggil nama
langsung. Misalnya istila Tuan, bapak, ibu, mas, mbak yang diimbuhkan dalam nama orang.
Pranata sosial memiliki sarana atau prasarana yang akan menunjang dalam pencapaian
tujuan. Misal dalam pranata pendidikan, agar terciptanya perubahan kognitif dari tidak tahu
menjadi tahu, maka diperlukan media atau alat. Papan tulis, komputer maupun ruang kelas
adalah unsur dasar.
9.Mempunyai Kekhasan
Sebuah pranata sosial ataupun pranata lainnya memiliki suatu bentuk ciri khas yang bisa
menjadi identitas dari pranata terebut. Contohnya adalah dalam pranata pendidikan, memiliki ciri
adanya pakaian seragam bagi anggota dari pranata itu, dalam hal ini murid, guru, dsb. Kekhasan
itu juga bisa merupakan awal dari bagaimanakah terbentuknya pranata sosial.
10.Merupakan Sistem
Seperti halnya sebuah mesin, pranata sosial adalah sebuah sistem pula. Tidak mungkin
berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya sebuah sistem. Contohnya adalah dalam pranata ekonomi
misalnya, tidak akan terwujud apabila didalamnya tidak ada salahsatu dari unsur penjual,
pembeli, barang, proses transaksi. Begitu pula dalam pranata pendidikan tidak akan pernah
terwujud apabila salah satu unsur dari siswa, guru, kelas, proses belajar mengajar tidak ada.
9.Konsep Sosial dan Pranata Sosial
Pranata sosial ialah sistem norma yang menata suatu rangkaian tindakan berpola guna
memenuhi kebutuhan pokok dari manusia dalam kehidupan masyarakat yang terbentuk melalui
proses pembelajaran.
Wujud dari pranata sosial adalah lembaga (institute). Meskipun demikian, pranata dan
lembaga memiliki makna yang berbeda. Pranata merupakan sistem norma atau aturan-aturan
yang mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institute adalah
badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu.
PERTEMUAN KE- :9
Karena manusia memiliki harkat dan derajat yang tinggi maka manusia hendaknya
mempertahankan hal tersebut. Dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan harkat dan
martabatnya tersebut, maka prinsip kemanusiaan berbicara. Prinsip kemanusiaan mengandung
arti adanya penghargaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia yang luhur itu.
Semua manusia adalah luhur, karena itu manusia tidak harus dibedakan perlakuannya karena
perbedaan suku, ras, keyakinan status sosial ekonomi, asal–usul dan sebagainya.
Ada ungkapan bahwa the mankind is one ( Kemanusiaan adalah satu ). Dengan demikian,
sudah sewajarnya antar sesama manusia tidak saling menindas, tetapi saling menghargai dan
saling menghormati dengan pijakan prinsip kemanusiaan. Prinsip kemanusiaan yang ada dalam
diri manusia menjadi penggerak manusia untuk berperilaku yang seharusnya sebagai manusia.
Dalam pancasila sila kedua terdapat konsep kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan
kodrat hakikat manusia yang sopan dan susila yang berdasarkan atas nilai dan norma moral.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran akan sikap dan perbuatan yang didasarkan
pada budi nurani manusia yang dihubungkan dengan norma–norma baik terhadap diri-sendiri,
sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya.
Manusia merupakan pencipta kebudayaan karena manusia dianugerahi akal dan budi
daya. Dengan akal dan budi daya itulah manusia menciptakan dan mengembangkan kebudayaan.
Terciptanya kebudayaan adalah hasil interaksi manusia dengan segala isi alam raya ini. Hasil
interaksi binatang dengan alam sekitar tidak membentuk kebudayaan, tetapi hanya
menghasilkan pembiasaan saja. Hal ini karena binatang tidak dibekali akal budi, tetapi hanya
nafsu dan naluri tingkat rendah.
Karena manusia adalah pencipta kebudayaan maka manusia adalah makhluk berbudaya.
Kebudayaan adalah ekspresi eksistesi manusia di dunia. Dengan kebudayaannya manusia
mampu menampakkan jejak–jejaknya dalam panggung sejarah dunia.
Etika sebagai nilai dan norma etik atau moral berhubungan dengan makna etika yang
pertama. Nilai–nilai etik adalah nilai tentang baik buruk kelakuan manusia. Nilai etik
diwujudkan kedalam norma etik, norma moral, norma kesusilaan.
Daerah berlakunya norma etik relatif universal, meskipun tetap dipengaruhi oleh ideologi
masyarakat pendukungya. Perilaku membunuh adalah perilaku yang amoral, asusila atau tidak
etis. Pandangan itu bisa diterima oleh orang dimana saja atau universal. Namun, dalam hal
tertentu, perilaku seks bebas bagi masyarakat penganut kebebasan kemungkinan bukan perilaku
yang amoral. Etika masyarakat Timur mungkin berbeda dengan etika masyarakat barat.
Contohnya, budaya perilaku berduaan dijalan antara sepasang muda mudi, bahkan
bermesraan di hadapan umum. Masyarakat individual menyatakan hal demikian bukanlah
perilaku yang etis, tetapi akan ada sebagian orang atau masyarakat yang berpandangan
hal tersebut merupakan suatu penyimpangan etik.
Estetika berifat subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting adalah
menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.
A. Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI) artinya :
1. tingkah laku
2. macam jenis.
3. lagu musik : langgam
4. warna :corak : ragi
5. laras (tata bahasa).
Ada tiga macam istilah yang digunakan untk menggambarkan masyarakat yang
majemuk yang terdiri dari ras, agama, bahasa dan budaya yang berbeda yaitu masyarakat
pural, masyaraakat heterogen, dan masyarakat multikultural.
Di Indonesia unsur keragamannya dapat dilihat dalam suku bangsa dan ras, agama
dan keyakinan, ideologi dan politik, tata karma, kesenjangan ekonomi, dan kesenjangan
sosial. Semua unsur tersebut merupakan hal yang harus dipelajari agar keragaman hal
tersebut tidak membawa dampak yang buruk bagi kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
Agama sendiri adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
bermasyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat adalah sebagai sesuatu
yang edukatif yaitu agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Agama juga
berfungsi sebagai penyelamat, perdamaian, sosial kontrol, pemupuk rasa solidaritas,
transformatif (membawa perubahan), kretif, dan agama berfungsi sublimatif (perubahan
ke tingkat yang lebih baik).
Dampak buruk dari tidak adanya sikap terbuka, logis, dan dewasa atas keragaman
masyarakat tersebut antara lain adalah disharmonisasi (tidak adanya penyesuaian atas
keragaman antara manusia dengan lingkungannya), perilaku diskriminatif terhadap
kelompok masyarakat tertentu, eksklusivisme/rasialis (menganggap derajat kelompoknya
lebih tinggi dari kelompok lain).
Untuk menghindari dampak buruk di atas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan
yaitu dengan meningkatkan semangat religius, semangat nasionalisme, semangat
pluralism, semangat humanism, dialog antar- umat beragama, dan membangun suatu pola
komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media massa,
dan harmonisasi dunia.
B. Pengertian Kesetaraan
kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahluk tuhan memiliki tingkat
atau kedudukanyang sama . tingkatan atau kedudukan yang sama. tingkatan atau kedudukan
yang sama bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa dibedakan adalah
diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya
dibanding makhluk lain, dihadapan tuhan , semua manusia adalah sama derajat, kedudukan
atau tingkatannya. yang membedakannya adalah tingkat ketaqwaan manusia tsb terhadap
tuhan.
C. pengertian kesederajatan
adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap
memiliki suatu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki, kesederajatan adalah
persamaan harkat, nilai , harga, taraf yang membedakan makhul yang satu dengan yang
lainnya. kesederajatan dalam masyarakat adalah suatu keadaan menunjukan adanya
pemeliharaan krukunan dan kedamaian yang saling menjaga harkat dan martabatnya.
Selain diskriminasi juga terdapat problematika lain yang harus diwaspadai yaitu
adanya disintegrasi bangsa. Ada enam faktor utama yang menjadi penyebab utama proses
tersebut yaitu kegagalan kepemimpinan, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama,
krisis politik, krisis sosial, demoralisasi tentara dan polisi, dan intervensi asing.
Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang
merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang majemuk
(heterogen). Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak suku
bangsa dengan beraneka ragam latar belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang
sama yang disebut Kebudayaan Nasional.
A. Makna Keragaman
Konsep keragaman mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu, keragaman
menunjukan bahwa keeradaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen bahkan tidak bisa
disamakan. Keragaman Indonesia terlihat dengan jelas pada aspek-aspek geografis, etnis,
sosiokultural dan agama serta kepercayaan.
B. Makna Kesederajatan
Kesederajatan berasal dari kata derajat. Dalam kamus besar bahasa indonesia derajat
berarti :
2) Gelar yang diberikan oleh perguruan tinggikepada mahasiswa yang telah lulus ujian.
Konsep kesetaraan adalah konsep yang dipakai dalam sistem komunisme atau sentralistik
dan tentu saja konsep ini bertentangan dengan konsep keragaman. Kesetaraan lebih mengacu
pada bagaimana perbedaan yang ada harus hidup serasi dan selaras, tanpa harus meninggalkan
identitas perbedaan yang ada pada masing-masing individu tersebut.
Tuntutan kesetaraan mungkin belum beberapa abad terakhir ini di mulai oleh manusia.
Tentunya seruan dengan suara kecil malah yang hampir tidak terdengar, pada ribuan tahun yang
lalu sudah ada. Tingkatannya rakyat jelata, tetapi berkeinginan agar menjadi sepadan dengan
para bangsawan, dengan para orang kaya serta berkuasa bahkan menjadi anggota kalangan Sang
Baginda Raja. Kalau kita mau memikirkan masak-masak keinginan untuk setara itu, biasanya
dan selalu datang dari pihak yang kurang beruntung untuk menyamai kaum yang sedang atau
sudah beruntung.
1. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan
2. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak.
3. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota masyarakat.
Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap dan perilaku
untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban anatr manusia atau antar
warga. Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut diskriminasi.
Keragaman adalah modal, tetapi sekaligus potensi konflik. Keragaman budaya daerah
memang memperkaya khazanah budaya dan menjadi modal yang berharga untuk membangun
Indonesia yang multicultural. Namun, kondisi aneka budaya itu sangat berpotensi memecah
belah dan menjadi lahan subur bagi konflik dan kecemburuan sosial.
Konflik atau pertentangan sebenarnya terdiri dari dua fase, yaitu fase disharmoni dan fase
disintegrasi. Disharmoni menunjuk pada adanya perbedaan pandangan tentang tujuan, nilai,
norma, dan tindakan antarkelompok. Disintegrasi merupakan fase di mana sudah tidak dapat lagi
disatukannya pandangan, nilai, norma, dan tindakan kelompok yang menyebabkan pertentangan
antarkelompok.
Konflik horizontal yang terjadi bukan disebabkan oleh adanya perbedaan atau keragaman
itu sendiri. Adanya perbedaan ras, etnik, dan agama tidaklah harus menjadikan kita bertikai
dengan pihak lain. Yang menjadi penyebab adalah tidak adanya komunikasi dan pemahaman
pada berbagai kelompok masyarakat dan budaya lain, inilah justru yang dapat memicu konflik.
Kesadaranlah yang dibutuhkan untuk menghargai, menghormati, serta menegakkan prinsip
kesetaraan atau kesederajatan antar masyarakat tersebut. Satu hal yang penting adalah
meningkatkan pemahaman antar budaya dan masyarakat yang mana sedapat mungkin
menghilangkan penyakit budaya. Penyakit budaya tersebut adalah etnosentrisme stereotip,
prasangka, rasisme, diskriminasi, dan space goating. (Sutarno, 2007).
Seperti yang diungkapkan oleh Sutarno (2007), bahwa penyakit antar budaya atau konflik
antar kelompok dapat terjadi karena beberapa hal di bawah ini :
a. Etnosentrisme Adalah kecendrungan untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya
orang lain dengan standar budayanyasendiri.
b. Stereotif Adalah pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori yang
bersifat subjektif, karena dia berasal dari kelompok berbeda.
c. Prasangka Prasangka yaitu suatu sikap emosi yang mengarah pada cara berpikir dan
pandangan secara negatif dan tidak melihat fakta yang nyata.
d. Rasisme Mempunyai artian sebagai salah satu pihak yang tidak dapat menerima atau anti
terhadap budaya lain.
e. Diskriminasi Merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang menghargai serta
bersahabat dari dari kelompok dominan ke kelompok subordinasinya.
f. Space Goating Adanya sikap yang mempengaruhi kedua kelompok dengan membeda-
membedakan dan menjelek-jelekan keuanya dihadapan kedua kelompok tertentu (kambing
hitam).
Solusi lain yang dapat dipertimbangkan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan
oleh pengaruh negates dari keragaman adalah sebagai berikut :
a. Religius
Setiap orang mempunyai keyakinan terhadap Tuhan dalam agamanya masing-masing,
kepercayaan yang dimiliki akan sangat berdampak baik ketika kita menyadari bahwa ajaran
ajaran yang kita anut tidak pernah membeda-bedakan tentang persoalaan tersebut.
b. Nasionlisme
Dengan adanya sikap nasionalisme yang tinggi akan menumbuhkan rasa kesatuan setiap
rakyat, dan memandang perbedaan sebagai suatu rantai yang akan memperkuat pondasi
Negara Indonesia.
c. Pluralisme
Dalam ilmu sosial, pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa
kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama
lain. Mereka hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi.
d. Komunikasi
Komunikasi adalah media untuk menyampaikan suatu aspirasi atau pendapat seseorang
maupun kelompok dalam mencapai suatu tujuan. Dengan adanya komunikasi yang baik
antar kelompok kebudayaan diharapkan dapat memberikan penjelasan bahwa kebiasaan-
kebiasaan yang mereka lakukan tidak mengganggu kebiasaan dari kelompok lain dan
memberikan pemahaman terhadap arti, makna, dan tujuan yang dilakukan. Sehingga kedua
kelompok dapat mengetahui apa yang ada di dalam kebudayaan tersebut.
A. Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup
dalam kesadaran tertentu. Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat keseluruhan .
Di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada .
Pelapisan sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-
orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise. Pelapisan sosial menurut Pitirim A.
Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara
bertingkat (hirarkis).
1. Ukuran kekayaan
3. Ukuran kehormatan
Ukuran-ukuran diatas tidaklah bersifat limitatif (terbatas), tetapi masih ada ukuran-
ukuran lain yang dapat dipergunakan. Akan tetapi, ukuran-ukuran diatas yang menonjol sebagai
dasar timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada
hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota-anggota masyarakat yang
bersangkutan.
Berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai teori-teori tentang pelapisan masyarakat, seperti:
B. Kesamaan Derajat
Hubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumya terjadi secara timbal
balik. Artinya, setiap orang sebagai anggota masyarakat, mempunyai hak dan kewajiban, baik
tehadap masyarakat maupun pemerintah negara. Beberapa hak dan kewajiban ditetapkan dalam
undang-undang sebagai hak dan kewajiban asasi. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan
hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang banyak dikenal dengan
hak asasi manusia.
Persamaan derajat adalah persamaan yang dimiliki oleh diri pribadi kepada diri orang lain
ataupun masyarakat, biasanya persamaan derajat itu dapat dinyatakan dengan HAM (Hak Asasi
Manusia) yang telah diatur dalam UUD 45 pasal 1, pasal 2 ayat 1, pasal 7 tentang persamaan
hak.
1. Persamaan Hak
a) Pasal 27
Ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga negara
yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
Ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
b) Pasal 28
c) Pasal 29
Ayat 1 kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara.
d) Pasal 31
2. Elite
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi II – 1995) menyebut elite adalah
“orang orang terbaik atau pilihan di suatu kelompok,” dan “kelompok kecil orang
terpandang atau berderajat tinggi (kaum bangsawam, cendekiawan dan lain-lain)”.
Dalam pengertian yang umum elite itu menunjukkan sekelompok orang yang
dalam masyarakat yang menempati kedudukan tertinggi. Dalam arti lebih yang khusus
dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya
golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam istilah yang lebih umum elite dimaksudkan kepada “posisi di dalam
masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam
ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-
pekerjaan dinas”.
Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Contohnya
: dalam masyarakat industri watak elitenya berbeda sama sekali dengan elite di dalam
masyarakat primitif. Di dalam suatu lapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang
mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam
mengambil berbagai kebijaksanaan. mereka itu mungkin para pejabat, ulama, guru, petani
kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi.
3. Massa
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang
elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai keramaian, tapi yang secara
fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.
Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal
sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka
yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa
pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers, atau mereka yang berperanserta dalam
suatu migrasi dalam arti luas.
Ciri-Ciri Massa
Terhadap beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri yang membedakan di dalam
massa :
a. Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi
orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan,
tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali
mereka sebagai massa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti suatu proses
peradilan tentang pembunuhan misalnya melalui pers.
b. Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari
individu-individu yang anonim.
c. Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggotaanggotanya.
d. Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial.
e. Anonim dan heterogen.
f. Tidak terdapat interaksi dan interelasi.
g. Tidak mampu bertindak secara teratur.
h. Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain, amat
sugestible (mudah dipengaruhi).
PERTEMUAN KE- :9
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan
peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya.
Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia
tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan
kewajibannya di dalam kebersamaan
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak
terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti
yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur
tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang
tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada
unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang sama
persis. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah
faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak
lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia
juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor
fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas
dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di
mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan
anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang
memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan
faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Dalam kehidupan sebagai makluk individu dan sosial, manusia selalu berhubungan dan
tidak dapat lepas dengan masyarakat dan komunitas. Sering kali penggunaan kedua istilah
tersebut tertukar dalam penggunaannya, padahal pada hakikatnya kedua istilah tersebut tidaklah
sama. Terdapat perbedaan mendasar antara kedua konsep tersebut, dan untuk mengetahui lebih
lanjut, berikut akan penulis sajikan beberapa devinisi masyarakat dan komunitas menurut para
ahli sebagai berikut.
a. Masyarakat
Menurut konsep di atas, karakteristik dari masyarakat itu adalah adanya sekelompok
manusia yang menunjukan perhatian bersama secara mendasar, pemeliharaan kekekalan
bersama, perwakilan menusia menurut sejenisnya yang berhubungan satu sama lain secara
berkesinambungan. Dengan demikian, relasi manusia sebagai suatu bentuk masyarakat itu tidak
terjadi dalam waktu yang singkat, melainkan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif
cukup lama.
Dari beberapa devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan kelompok atau
kolektivitas manusia yang melakukan hubungan, bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan
tujuan bersama, serta melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam wkatu yang relatif
lama yang menempati kawasan tertentu. Apa itu Masyarakat: Pengertian Masyarakat
(Pengertian Masyarakat) Istilah “masyarakat” merupakan terjemahan dan kata society (Inggris).
Sedangkan istilah society berasal dan societas (Latin) yang berarti “kawan”. Lantas, apa
masyarakat itu?
Dalam literatur ilmu-ilmu sosial, ada banyak definisi mengenai masyarakat. Beberapa
pengertian Masyarakat menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Pengertian masyarakat adalah sejumlah besar orang yang tinggal dalam wilayah yang
sama, relatif independen dan orang orang di luar wilayah itu, dan memiliki budaya yang
relatif sama. (Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm, 1998).
2. Definisi Masyarakat adalah orang orang yang berinteraksi dalam sebuah wilayah
tertentu dan memiliki budaya bersama. (John J. Macionis, 1997).
6. Pengertian masyarakat menurut Linton adalah sekelompok manusia yang telah cukup
lama hidup dan bekerja sama sehingga dapat terbentu organisasi yang mengatur setiap
individu dalam masyarakat tersebut dan membuat setiap individu dalam
masyarakatdapat mengatur diri sendiri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
sosial dengan batasan tertentu.
7. Menurut M,J. Heskovits, masyarakat adalah sebuah kelompok individu yang mengatur,
mengorganisasikan, dan mengikuti suatu cara hidup (the way life) tertentu.
8. Menurut S.R. Steinmentz, masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang
terbesar meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang
mempunyai perhubungan erat dan teratur
9. J.L Gillin mengartikan masyarakat sebagai sebuah kelompok manusia yang tersebar
yang memiliki kebiasaan (habit), tradisi (tradition), sikap (attitude) dan perasaan
persatuan yang sama.
10. Menurut Mack Ever, arti Masyarakat sebagai suatu sistem dari cara kerja dan prosedur,
otoritas dan saling bantu-membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-
pembagian sosial, sistem pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang
kompleks dan selalu berubah dari relasi sosial.
11. Selo Soemardjan memberikan pengertian masyarakat sebagai orang-orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan.
1. Aglomerasi dari unit biologis dimana setiap anggota dapat melakukan reproduksi dan
beraktivitas
Dan berbagai definisi yang ada, dapat dicatat beberapa unsur penting masyarakat sebagai
berikut:
1. Adanya sekelompok manusia yang hidup bersama. Dalam hal ini, tidak dipersoalkan
berapa jumlah manusia yang hidup bersama itu. Sedikitnya ada dua orang.
2. Kehidupan hersama tersebut berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ungkapan
“cukup lama” bukanlah sebuah ukuran angka. Melainkan, hendak menunjukkan bahwa
kehidupan bersama tersebut tidak bersifat insidental dan spontan, namun dilakukan untuk
jangka panjang.
3. Adanya kesadaran di antara anggota bahwa mereka merupakan satu kehidupan bersama.
Dengan demikian, ada solidaritas di antara warga dan kelompok manusia tersebut.
4. Kelompok manusia tersebut merupakan sebuah kehidupan bersama. Maksudnya, mereka
memiliki budaya bersama yang membuat anggota kelompok saling terikat satu sama
lain.
(Pengertian Masyarakat) Dalam kenyataan, ada perbedaan antara kelompok masyarakat yang
sama dengan kelompok masyarakat lainnya. Perbedaan itu terjadi karena masyarakat mengalami
evolusi, atau perkembangan secara lambat. Berdasarkan tahap yang dicapai dalam proses
evolusi, terdapat beberapa tipe kelompok masyarakat.
(Pengertian masyakat) Menurut Gerhard Lenski dan Jean Lenski (Macionis, 1997), tipe-tipe
kelompok masyarakat tersebut adalah masyarakat pemburu dan pengumpul, masyarakat
peladang dan peternak. masvarakat agraris, masyarakat industri, dan masyarakat pascaindustri.
Berbagai tipe masyarakat ini memiliki beberapa persamaan Salah satunya adalah kesediaan
saling membantu antar-warga masyarakat ketika menghadapi kesulitan (krisis). Namun,
umumnya warga masyarakat akan enggan memberikan bantuan kepada anggota yang hidup tidak
sesuai dengan budaya dan norma yang berlaku dalarn masyarakat tersebut. Mekanisme ini relatif
sudah terlembaga dalam masyarakat.
Dalam mempelajari proses terbentuknya masyarkat, perlu dilakukan analis dari berbagi proses
yang ada seperti proses belajar kebudayaan sendiri, proses evolusi sosial, proses difusi,
akulturasi, dan pembauran serta invovasi.
a. Proses Internalisasi.
Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam DNA nya untuk mengembangkan berbagai macam
perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi pribadinya. Akan tetapi bentuk atau perwujudan dari
kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulasi yang ada di sekitar alam
dan lingkungan sosial dan budayanya.
Maka proses internalisasi yang dimaksud adalah proses yang panjang sejak individu tersebut
dilahirkan hingga dipenujung ajalnya , dimana manusia atau individu tersebut belajar
menanamkan dalam kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan
sepanjang hidupnya.
b. Proses Sosialisasi
Proses Sosialisasi berhubungan dengan proses belajar kebudayaan dalam sistem sosial. Dalam
proses tersebut, individu sejak masa anak-anak hingga masa tuanya mempelajari pola-pola
tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya.
c. Proses Enkulturasi
Dalam proses Enkulturasi, individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya
dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Kata enkulturasi juga berarti “pembudayaan”.
Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis oleh seorang peneliti
seolah-olah dari dekat secara detail, atau dapat juga dipandang dari jauh hanya dengan
memperhatikan perubahan-perubahan yang besar saja.
3. Proses Difusi
Penyebaran Manusia. Ilmu Paleo antropologi memprediksi bahwa manusia muncul untuk
pertama kali di daerah Sabana tropikal di Afrika Timur, dan kemudian, manusia sekarang ini
telah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini dapat diterangkan dengan dengan
adanya proses reproduksi dan gerakan penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan
proses adaptasi fisik dan sosial budaya dan perkembangan teknologi transportasi.
Pengertian akulturasi adalah sebuah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing
dengan demikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan
diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
sendiri.
Asimilasi adalah Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar
kebudayaan yang berbeda-beda.
b. Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau
gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang,
cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi,
psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" [1] adalah sebuah entitas yang
dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu,
untuk kesempurnaannya.
Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan
selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional.
Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the
beholder atau "keindahan itu berada pada mata yang melihatnya.""[1]
Kata benda Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk "indah"
itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios,[2] kata sifat
etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti "jam." Dalam bahasa Yunani Koine,
keindahan demikian dikaitkan dengan "berada di jam (waktu) yang sepatutnya."[3]
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia karangan W.J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa
sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih,
artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti
cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa
cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada
seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara keduanya terdapat
perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan
kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang
dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan
secara nyata.
Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu
terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling tinggi dari
kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan
materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab,
perhatian, dan pengenalan.
Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu
ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia,
segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku
yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-
panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau
sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai,
rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa
sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka
cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan,
keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan,
pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab
yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
Secara alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak orang yang menafsirkan
cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika demikian cinta diri sendiri ini bernilai negatif.
Namun apabila diartikan bahwa cinta diri sendiri adalah mengurus dirinya sendiri, sehingga
kebutuhan jamsmani dan rohaninya terpenuhi seimbang ini bernilai positif. Dengan demikian
cinta terhadap dirinya tidak harus dihilangkan tetapi harus berimbang dengan cinta kepada orang
lain untuk berbuat baik.
Cinta kepada sesama manusia atau persaudaraan (agape. Bahasa Yunani) itu merupakan watak
manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatannya kepada sesama
manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik kepada sesama manusia bukan berarti karena
seseorang itu membela, menyetujui, mendukung dan berguna, bagi dirinya, melainkan dating
dari hati nuraninya yang ikhlas disertai tujuan yang mulia. Motivasi perbuatan dan perlakuan
seseorang mencintai sesama manusia itu disebabkan karena pada dasarnya manusia tidak dapat
hidup sendirian (manusia sebagai makhluk social) dan sudah merupakan suatu kewajiban.
3. Cinta Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan) ini merupakan sifat
eksklusif (khusus) yang bias memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta
dan nafsu tersebut letaknya tidak berbeda jauh. Disi lain Cinta erotis jika didasari dengan cinta
ideal, kasih sayang, keserasian maka berfungsi dalam melestarikan keturunan dalam ikatan yang
sah yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan
akal pikiran sehingga yang ada hanya nafsu birahi didalamnya akan timbul rasa ketidak puasan
bias berakhir dengan sebuah perceraian bahkan akan mungkin timbul juga perselingkuhan atau
ke tempat pelacuran yang didalamnya tidak mungkin akan timbul rasa kasih sayang karena yang
ada hanya nafsu birahi berhubungan badan saja, dengan uang sebagai bayarannya.
4. Cinta Keibuaan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri
seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu
akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang
ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan
karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan
tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang
ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong yang
mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain.
Ini merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun
berbagai sifat luhur lainnya.
Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani
dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi-
wangian, mengenakan baju yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.
Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak melanggar
adat atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap perempuan yang di
sudah di ikat pernikahan di dasari percintaan.
Dapat dilakukan dengan dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari
sejak dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih sedikitpun
dan doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di jauhkan dari segala
kesusahan.
Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Allah
dengan beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi
larangan yang sudah di tentukan Nya.
Dapat dilandasi dengan cinta dengan mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri rasul
yaitu sidiq, tablig, amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap saat selama masih diberi
kehidupan oleh sang maha hidup.
PERTEMUAN KE- : 10
Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa
yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah
kenyataan yang benar-benar ada. Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang, sebab
kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemulian abadi, jujur
memberikan keberanian dan ketentraman hati, agama dengan sempurna, apabila lidahnya
tidak suci.
Kecurangan
Pengertian kecurangan adalah Apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani.
Tujuan seseorang melakukan kecurangn adalah memperoleh segala sesuatu hal yang
diinginkan tapi dilakukan dengan cara yang sah.
Artinya harapan adalah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia dimanapun
berada. Mengutip pandangan dan teori A.F.C. Wallace dalam bukunya culture and
personality, menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah satu isi pokok dari unsur
kepribadian yang merupakan sasaran dari kehendak, harapan, keinginan, serta emosi
seseorang. Kebutuhan individu dapat dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi:
a)Kebutuhan Organik Individu :
1. Kebutuhan individu bernilai positif.
2. Kebutuhan individu bernilai negatif.
b) Kebutuhan psikologi individu :
1. Kebutuhan psikologi indifidu bersifat positif.
KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya,artinya mengakui atau meyakini akan sesuatu
hal yang benar. Kepercayaan adalah suatu hal yang berhubungan dengan pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran.
Menurut pandangan bidang logika kebenaran memiliki pengertian yang tidak jauh
berbeda yaitu menyesuaikan kesamaan pemahaman antara keputusan dengan objek yang
diketahui benar-benar terbukti (kebenaran logis). Kebenaran logis disebut juga kebenaran
objektif dan kebenaran etis juga disebut kebenaran subjektif. Jika tidak ada kesamaan
pemahaman antara keputusan dan objeknya yang diketahui, maka terdapat dua kemungkinan,
yaitu:
Orang yang mengutarakan putusan keliru.
Orang yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang
diketahuinya.
Dasar kepercayaan ialah kebenaran dan sumber kebenaran adalah manusia, oleh karena
itu kepercayaan terdiri atas:
Kepercayaan pada diri sendiri, yaitu kepercayaan yang harus ditanamkan pada setiap
pribadi manusia. hakekatnya kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya pada kata hatinya yang berbentuk pada
perbuatan kebenaran kepada orang lain. Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa
saja.
Kepercayaan pada pemerintah, Menurut buku etika, Filsafat Tingkah karya Prof. I.R.
poedjawiyatnya. Negara itu berasal dari Tuhan. Setidaknya kedaulatan tertinggi ada pada
Tuhan. Namaun pada pandsangan demokratis mengatakan bahawa kedaulatan adalah milik
rakyat. Dan penjelmaan rakyat adalah negar melelui pemerintahan khusus.
Kepercayaan kepada Tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh tuhan dan
manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah mengukuhkan
imannya bahwa tuhan merupakan zat yang merupakan kebenaran mutlak
HARAPAN TERAKHIR
Menurut Aristoteles, kehidupan ini berasal dari generatio spontanea, artinya kehidupan
itu terjadi dengan sendirinya. Aristoteles pada zamannya belum sampai pada pemikiran
bahwa segala sesuatu yang ada di bumi dan jagad raya ini berasal dari Tuhan Yang Maha
Kuasa.
Manusia memiliki kebutuhan jasmani, diperoleh dengan mencukupi kebutuhan hidup
yang bersifat kebendaan, sedangkan kebutuhan rohaninya dicukupi dengan hal-hal yang
sifatnya rohani, khususnya keagamaan. Ada manusia yang dalam pandangan hidupnya hanya
ingin memuaskan kehidupan duniawi sehingga manusia tersebut hanyalah memuaskan diri
pada semua kenikmatan jasmaninya. Ada pula manusia yang pandangan hidupnya justru
sebaliknya. Agama Islam mengajarkan manusia tidak hanya mengejar kebutuhan yang
bersifat duniawi saja, tetapi juga bersifat ukhrowi (kehidupan akhirat).
Semakin tinggi kesadaran kehidupan beragama seseorang, maka semakin yakinlah
mereka, bahwa semua manusia akhirnya akan meninggal dan kembali kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa.
Dunia yang serba gemerlap akan ditinggalkan dan akan hidup di dalam akhirat yang
abadi.
Bagi orang atheis dengan pandangan matrealistis, mereka tidak percaya akan adanya
Tuhan. Bagi mereka mati bukan karena rohnya kembali kepada Tuhan, tetapi karena
jantungnya berhenti berdenyut. Sebaliknya, bagi yang percaya pada Tuhan, meyakini bahwa
seseorang yang meniggal akan kembali kepada asalnya, yaitu Tuhan.
Dengan pengetahuan dan pengertian agama tentang kehidupan abadi setelah orang
meninggal, manusia menjalankan ibadahnya. Ia menjalankan perintah Tuhan melalui agama,
dan menjauhi larangan-Nya. Manusia menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk
kecil yang tidak akan berdaya terhadap kekuasaan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya
sementara dikalahkan demi kehidupan abadi di akhirat karena tahu bagaimana beratnya
siksaan di neraka dan bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga yang abadi inilah
yang merupakan harapan terkhir manusia.
Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama
dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain.
Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang
lain.
Empati yaitu merupakan simpati yang menfdalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan
fisik seseorang.
1. Pandangan Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk
individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan
lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme berpendapat bahwa
kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah
kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme
menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme
liberal.
Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme) pada abad
ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben, John
Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi
liberalisme adalah sebagai berikut.
Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini , pemilikan sepenuhnya berada pada
pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial,
Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
Pemberian kebebasan penuh pada individu
Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan
dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu
tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan
kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap
menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.
2. Pandangan Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan
Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan.
Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak
individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam
suatu komunitas atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras,
bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi.
Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama
yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan.
Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus
diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang
radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan
menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham
marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang
hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776, orientasinya
lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka,
manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam
Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat
manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk
pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara.
3. Kehidupan di Indonesia
Dalam negara Indonesia yang berfalsafahkan Pancasila, hakikat manusia dipandang
memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manusia bukanlah makhluk individu
dan sosial, tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Frans Magnis
Suseno, (2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial
dan sebagai individu manusia bermasyarakat.
Bung Karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan ungkapan
“Internasianalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya nasionalisme.
Nasionalisme tidak hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme”
(Risalah Sidang BPUPKI-PPKI, 1998). Paduan harmoni antara individu dan sosial dalam diri
bangsa Indonesia diungkap dalam sila kedua dan ketiga Pancasila. Bangsa Indonesia
memiliki prinsip menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Namun demi kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar
setiap warga negara.
Akan tetapi pada masyarakat Indonesia sekarang lebih condong ke arah liberalisme
bagaimana tidak ? seorang pejabat pemerintah bisa mengkorupsi uang pajak untuk rakyat
sampai bermiliyar – miliyar rupiah itu yang torbongkar, belum lagi yang tidak terbongkar.
Dari yang terkecil seperti premanisme juga mengakar pada budaya kita. Semua itu tidak
dipungkiri masalah ekonomi Indonesia yang kurang baik, banyak suap dimana – mana , dari
jalan raya sampai gedung bertingkat, ada juga nipotisme yang masih banyak terjadi banyak
orang yang tidak berkompeten menjadi ketua organisasi karena saudaranya seorang pejabat
publik, akan tetapi jika sesorang itu ahli dibidangnya dan mendaptkan pekerjaaan di
bidangnya karena saudaranya malah dianjurkan.
Banyak juga orang yang mementingkan masyarakat dari pada diri sendiri seperti pekerja
sosial yang lupa pada keluarganya sehingga terlantar. Hal inilah yang harus dibenahi kita
harus kembali menengok kepada pancasila yang benar – benar memandang sifat pribadi
sekaligus sosial secara seimbang.
PERTEMUAN KE- : 11
Manusia juga dapat diartikan berbeda-beda baik menurut sudut pandang biologis, rohani,
dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai
Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia
yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga
seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan
berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk
kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan,
mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah
hubungan timbal balik positif maupun negatif. Manusia adalah makhluk yang terbukti
berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh
terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang
mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberi kan petunjuk
dari segi intelektua lrelatif.
c. Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri
dari dua unsur yang satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
apapun.
d. Upanisads
Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari
beberapa unsur kehidupan seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana
(tubuh / fisik).
Penderitaan dari kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa
Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung
atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau
batin, atau lahir batin. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah,
kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang
dialami manusia, yang berisi tentang peringatan bagi manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi
dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar.
Karena perbuatan buruk antara sesama manusia yang mengakibatkan manusia lain
menderita antara lain :
1. Musibah banjir dan tanah longsor di Kota Ambon. Bencana ini memakan
korban sebanyak 5 orang meninggal akibat banjir dan 3 orang akibat tanah
longsor, belum terhitung lagi jumlah orang yang hilang dan kerusakan
harta benda yang diderita akibat bencana alam ini. Bencana alam ini
bermula karena penebangan hutan secara liar sehingga tanah tidak mampu
menampung debit air hujan dan berakibat banjir disertai tanah longsor.
Pemerintah dan segenap jajaran kesehatan dan tim SAR telah
mengevakuasi korban, memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
dan klinik. Mereka bekerjasama untuk membantu korban keluar dari
penderitaan ini.
2. Bencana Lumpur Lapindo yang disebabkan karena kelalaian manusia
dalam pengeboran sumur di Sidoarjo Jawa Timur yang mengakibatkan
menyemburnya lumpur panas dari bawah tanah. Semburan lumpur panas
tersebut menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan
perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas
perekonomian di Jawa Timur. Inilah penderitaan manusia akibat kelalaian
pekerja dan pimpinan perusahaan. Mereka harus bertanggung jawab untuk
memulihkan penderitaan warga sekitar.
1. Seorang anak laki-laki yang lahir tanpa tangan dan kaki. ia berjuang
mental dan emosional serta fisik nya. Awalnya dia seakan tidak
mempunyai harapan untuk hidup seakan hidup ini tidak ada artinya lagi.
Tetapi dia menyadari bahwa ada tangan Tuhan yang akan selalu
membantunya. Tuhan pasti akan menunjukan kebesaran dan kuasanya
bagi orang-orang yang tidak pernah mengenal putus asa. Dengan
kekuatannya itu dia mampu menyelesaikan study nya di Griffith
University dan sekarang dia menjadi seorang motivator Internasional. Dia
adalah Nicholas James Vujicic atau yang biasa sering dipanggil Nick
Vujicic.
2. Nabi ayub mengalami cobaan Tuhan yaitu dia menderita penyakit kulit
selama bertahun-tahun. Nabi ayub kehilangan masa kejayaannya,
keluarganya, teman dan kaum kerabatnya. Dengan penuh kesabaran dan
keihklasan Nabi ayub menjalankan cobaan dari Tuhan. Berkat kesabaran
dan keihlasannya beliau sembuh total dari penyakitnya dan Allah
memberikan kemulian yang berlipat-lipat sehingga Nabi Ayub tidak lagi
miskin.
3. Tenggelamnya fir’aun dilaut merah adalah azab yang dijatuhkan Tuhan
kepada orang yang angkuh dan sombong. Ketika fir’aun mengngejar Nabi
Musa dan pengikut-pengikutnya menyebrangi laut merah. Dengan tongkat
Nabi Musa laut itu terbelah, Nabi Musa dan para pengikutnya segera
menyebrangi laut tersebut. Ketika fir’aun dan tentaranya tepat berada
ditengah laut merah itu seketika itu juga laut merah tertutup lagi dan
fir’aun beserta bala tentaranya tenggelam didalamnya.
8. Penderitaan Akibat Berpisah dengan Sesuatu atau Seseorang yang Kita Sayangi
Setiap pertemuan pasti ada yang namanya perpisahan. Dalam suatu pertemuan
yang berlangsung singkat, sementara sebelumnya mereka sudah sangat jarang bertemu,
apalagi jika kita bertemunya dengan seseorang yang dicintai lalu pertemuan yang terjadi
sangat singkat sehingga harus terpisah. Hal tersebut mengakibatkan penderitaan.
Jika seseorang yang akan melakukan perjalanan panjang, yang tidak tahu kapan
akan kembali misalnya dia adalah keluarga kita, pasti penderitaan akibat berpisah akan
terjadi dan sangat terasa.
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif. Manusia
adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki
perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang ada
di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa
otak dengan tubuh manusia memang memberi kan petunjuk dari segi intelektua lrelatif.
c. Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang
satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.
d. Upanisads
Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur
kehidupan seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).
2.5.2Pengertian Keadilan
Dalam pikiran dan perasaan manusia, ada faktor penting yang harus menjadikan manusia sebagai
makhluk yang berakal, yakni : Pandangan Hidup
1. Menurut Koentjaraningrat dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy
Subandrijo (2000: 90) Pandangan hidup (World View) adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat yang dipilih secara selekif oleh individu dan golongan di dalam masyarakat.
2. Menurut Manuel Kaisiepo dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy
Subandrijo (2000: 90) Pandangan hidup mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan
hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
3. Menurut Lenski dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy Subandrijo
(2000: 90) Pandangan hidup merupakan bagian dari ideologi.
Secara umum Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing
kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu,
masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus
merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan
kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu
perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara umum manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh
karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.
Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Pandangan yang
dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat
berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan
sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu
dengna individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan
kelompok.
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati.
Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti
pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan
pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran
manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu
yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sebingga
basil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal,
sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai
pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Ideologi adalah gabungan antara pandangan hidup yang meruupakan yang merupakan
nilai –nilai yang telah mengkristal dari suatu bangsa serta Dasar Negara yang memiliki nilai-nilai
falsafah yang menjadi pedoman hidup suatu bangsa, selain itu, Idiologi adalah merupakan hasil
reflesi manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka
terdapat suatu yang bersifat dialektis antara idiologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak
membuat idiologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati
bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berfikir masyarakat,bangsa maupun
negara,namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya.
Berfikir juga memberi kemungkinan manusia untuk memperoleh pengetahuan, dalam tahapan
selanjutnya pengetahuan itu dapat menjadi fondasi penting bagi kegiatan berfikir yang lebih
mendalam. Ketika Adam diciptakan dan kemudian ALLAH mengajarkan nama-nama, pada
dasarnya mengindikasikan bahwa Adam (Manusia) merupakan Makhluk yang bisa Berfikir dan
berpengetahuan, dan dengan pengetahuan itu Adam dapat melanjutkan kehidupannya di Dunia.
Dalam konteks yang lebih luas, perintah Iqra (bacalah) yang tertuang dalam Al Qur’an dapat
dipahami dalam kaitan dengan dorongan Tuhan pada Manusia untuk berpengetahuan disamping
kata Yatafakkarun (berfikirlah/gunakan akal) yang banyak tersebar dalam Al Qur’an. Semua ini
dimaksudkan agar manusia dapat berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dengan tahu dia berbuat,
dengan berbuat dia beramal bagi kehidupan. semua ini pendasarannya adalah penggunaan akal
melalui kegiatan berfikir. Dengan berfikir manusia mampu mengolah pengetahuan, dengan
pengolahan tersebut, pemikiran manusia menjadi makin mendalam dan makin bermakna, dengan
pengetahuan manusia mengajarkan, dengan berpikir manusia mengembangkan, dan dengan
mengamalkan serta mengaplikasikannya manusia mampu melakukan perubahan dan peningkatan
ke arah kehidupan yang lebih baik, semua itu telah membawa kemajuan yang besar dalam
berbagai bidang kehidupan manusia (sudut pandang positif/normatif).
Kemampuan untuk berubah dan perubahan yang terjadi pada manusia merupakan makna
pokok yang terkandung dalam kegiatan Berfikir dan berpengetahuan. Disebabkan kemampuan
Berfikirlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh dibanding makhluk lainnya, sehingga
dapat terbebas dari kemandegan fungsi kekhalifahan di muka bumi, bahkan dengan Berfikir
manusia mampu mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk
kehidupannya. Semua itu, pada dasarnya menggambarkan keagungan manusia berkaitan dengan
karakteristik eksistensial manusia sebagai upaya memaknai kehidupannya dan sebagai bagian
dari Alam ini.
Dalam konteks perbandingan dengan bagian-bagian alam lainnya, para akhli telah banyak
mengkaji perbedaan antara manusia dengan makhluk-makhluk lainnya terutama dengan makhluk
yang agak dekat dengan manusia yaitu hewan. Secara umum komparasi manusia dengan hewan
dapat dilihat dari sudut pandang Naturalis/biologis dan sudut pandang sosiopsikologis. Secara
biologis pada dasarnya manusia tidak banyak berbeda dengan hewan, bahkan Ernst
Haeckel (1834 – 1919) mengemukakan bahwa manusia dalam segala hal sungguh-sungguh
adalah binatang beruas tulang belakang, yakni binatang menyusui, demimikian
juga Lamettrie (1709 – 1751) menyatakan bahwa tidaklah terdapat perbedaan antara binatang
dan manusia dan karenanya manusia itu adalah suatu mesin.
Ilmu pengetahuan yang dimilki oleh manusia pada dasarnya dikembangkan dengan cara ;
(1). menginformasikannya melalui alat komunikasi “bahasa”. Dengan bahasa maka ilmu
yang ada dalam pikiran dapat diinformasikannya atau dapat divisualisasikan. Dan
(2). Karena manusia memiliki akal dan pikiran yang dibangun oleh nalar atau sebuah alur
kerangka berfikirnya. Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang selalu diciptakan manusia
demi mensejahterakan dan mempermudah proses hidupnya.Seperti filsafat, sains, teknologi,
sastra serta ilmu pengetahuan lainnya.
Ilmu pengetahuan memiliki posisi dan kedudukan yang sangat penting dalam menopang
kesejahteraan umat manusia karena dengan ilmu pengetahuan maka manusia selain dapat
mensejahterakan hidupnya dan mencari nilai – nilai hakiki serta memaknai arti sebuah kehidupan
dalam hidupnya. Ilmu pengetahuan yang tercipta dengan tujuan kesejahteraan serta mencari
kebenaran – kebenaran akan makna sebuah hidup yang selalu berkembang desebabkan karena
manusia itu sendiri secara berkelompok merupakan masyarakat pembelajar yang selalu belajar
dari sebuah pengalaman – pengalaman sebelumnya dan belajar dari apa – apa yang dilihatnya,
didengarnya, dirasakannya serta dilakukannya. Sedangkan secara personal ‘individu”, manusia
itu pun merupakan binatang “berakal” pembelajar yang baik dan selalu bersifat dinamis.
Di dalam Islam, orang-orang yang berilmu dan beriman akan mendapat martabat yang
tinggi di sisi Allah swt, kekayaan terbesar dalam islam adalah pengetahuan dan hikmah maka
doa yang dimintakan Allah agar kita mohonkan kepada-Nya ialah untuk menambah pengetahuan.
Oleh karena itu, dalam Islam menuntut ilmu hukumnya wajib sehingga dapat menyebarluaskan
ilmu tersebut kepada orang Dlain. Di dalam hidup agar dapat membuat keputusan yang benar
juga harus diiringi dengan pengetahuan sehingga terwujud kehidupan yang baik. Pengelolaan
sumber daya alam juga harus diiringi dengan pengetahuan yang memadai untuk pemanfaatan
yang benar dan sebagai pengelola bumi yang baik harus tak henti-hentinya belajar, karena ilmu
pengetahuan itu berubah. Ada yang ternyata salah dan harus di buang dan ada pula yang harus
ditambahkan.
Ilmu atau ilmu pengetahuan secara bahasa bisa diartikan sebagai memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu
pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.
ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan,
dan meningkatkan pemahaman manusiadari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu
pengetahuan adalah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam
bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat
tentang sesuatu
Dengan ilmu pengetahuan maka terjawablah semua pertanyaan karena pada dasarnya ilmu
pengertahuan itu tercipta dari rasa penasaran seseorang, kemudian ketika dia mencari tau
tentang seluk-beluk yang tidak dia ketahui maka dia akan mencari dengan segala cara agar rasa
penasarannya itu terpenuhi. Misalnya, ketika seorang bayi yang belum mengerti apa itu sebuah
bola karena akalnya baru bisa berfungsi, maka dia akan menjilati bola itu, merabanya, mencium
baunya kemudian memukul-mukulnya untuk mengetahui apa yang bakal terjadi terhadap bola.
Dan untuk seseorang tau akan suatu hal yang dia penasaran untuk ketahui tidak cukup sekali
proses, butuh beberapa kali percobaan agar rasa ingin tahunya itu terpuaskan, hal ini disebut
dengan eksperimen.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan satu unsur kebudayaan. Mengingat iptek
merupakan unsur dari kebudayaan, maka unsur tersebut memiliki peran penting bagi manusia.
Kemudian eksistensi serta pengembangannya saat ini menjadi salaah satu ciri khas atau tolak
ukur suatu masyarakat negara dikatakan maju salah satunya adalah memansyarakatnya inptek.
Iptek merupakan sarana penunjang hidup manusia agar dinamika persoalan hidup dapat
diselesaikan dengan mudah, walaupun efek dari penggunaan iptek bagi manusia dapat positif
maupun negatif. Jadi iptek juga dapat dikatakan memiliki “mata dua” tergantung bagaimana
menusia menggunakan.
Oleh karena itu, selama perjalanan sejarah ummat manusia telah berhasil menciptaka berbagai
macam kebudayaan. Berbagai macam atauragam kebudayaan tersebut meliputi tujuh unsur
kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut merupakan unsur-unsur pokok yang selalu ada
pada setiap kebudayaan masyarakat yang ada di belahan dunia.
Untuk menciptakan keteraturan maka dibuatlah hukum sebagai alat pengatur, dan agar
hukum tersebut dapat memiliki kekuatan untuk mengatur maka perlu suatu entitas lembaga
kekuasaan yang dapat memaksakan keberlakuan hukum tersebut sehingga dapat bersifat
imperatif. Sebaliknya, adanya entitas kekuasaan ini perlu diatur pula dengan hukum untuk
menghindari terjadinya penindasan melalui kesewenang-wenangan ataupun dengan penyalah
gunaan wewenang. Mengenai hubungan hukum dan kekuasaan ini, terdapat adagium yang
populer: “Hukum tanpa kekuasaan hanyalah angan-angan, dan kekuasaan tanpa hukum adalah
kelaliman.”
Komponen hukum yang pertama adalah substansi atau isi hukum yang bersangkutan.
Suatu hukum agar benar-benar mampu menciptakan keadilan bagi masyarakat, maka isi dari
hukum itu sendiri harus benar-benar berfungsi sebagai manifestasi nilai-nilai dan rasa keadilan
serta nilai-nilai normatif yang diidealkan masyarakat. Disamping itu, agar hukum tersebut dapat
berjalan, substansi hukum tersebut juga tidak boleh bertentangan dengan substansi hukum lain
yang telah ada. Sehingga suatu hukum agar dapat bekerja, maka ia harus bersifat koheren dengan
keseluruhan sistem norma sosial yang ada dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
Komponen yang kedua adalah struktur, yaitu lembaga yang memiliki kewenangan untuk
menegakkan hukum. Sebuah hukum, sebaik apapun substansi yang dikandungnya tidak akan
mampu berjalan jika tidak ada lembaga yang memiliki kekuasaan untuk menjalankan hukum
tersebut. Lembaga yang memiliki kekuasaan untuk menjalankan hukum ini terdiri dari setiap
subyek yang memiliki kewenangan untuk itu, mulai dari instansi penyidik seperti aparat
kepolisian, instansi penuntut umum seperti kejaksaan, dan pengadilan.
Komponen yang ketiga sekaligus yang terakhir adalah komponen kultur atau budaya dari
masyarakat hukum yang bersangkutan. Suatu hukum yang ideal adalah hukum yang merupakan
produk langsung dari budaya masyarakat yang bersangkutan, sehingga sistem nilai yang diusung
oleh produk hukum tersebut akan sesuai (karena merupakan manifestasi) dengan kesadaran nilai
( value consciousness ) yang dimiliki masyarakat.
Dari penjabaran ini, maka diketahui bahwa kerja hukum sebagai alat pengaturan
masyarakat adalah bersifat sistemis. Yakni kerja sinergis yang sempurna antara komponen-
komponen yang dibutuhkan agar tujuan hukum dapat terlaksana dan mencapai sasarannya
(memberikan keadilan bagi individu-individu dalam masyarakat) yang satu sama lain tidak dapat
dipisah-pisahkan, yaitu: substansi hukum yang baik, struktur hukum yang kokoh (memiliki
kekuatan dan berintegritas), serta kultur yang kondusif (kesesuaian ideologi hukum dengan
budaya masyarakat yang bersangkutan) untuk penegakan hukum tersebut.
Pada akhirnya, bagaimana hukum itu dibuat dan untuk apa hukum itu ditujukan berpulang
sepenuhnya pada kesadaran (kehendak) manusia yang bersangkutan itu sendiri. Hukum dapat
bersifat membebaskan umat manusia dari ketertindasan, namun sebaliknya hukum juga dapat
juga digunakan sebagai sarana penindasan. Karena hukum hanyalah berfungsi sebagai alat ( tool
), yaitu alat manusia untuk menciptakan keteraturan dengan pewujudan keadilan atas interaksi
antar manusia tersebut, dan di atas dunia ini tidak ada satu alat pun yang tidak dapat disalah
gunakan. Begitu pula dengan hukum.
Kemudian masyarakat membentuk suatu system yang disebut dengan masyarakat hukum.
Kemudian membentuk budaya hukum. Maksud disini yaitu untuk menunjuk tradisi hukum yang
digunakan untuk mengatur kehidupan didalam suatu masyarakat
Kesatuan hukum yang membentuk masyarakat hukum itu dapat berupa individu,
kelompok, organisasi atau badan hukum Negara, serta kesatuan-kesatuan lainnya sedangkan alat
yang dipergunakan untuk mengatur hubungan antar kesatuan hukum tersebut itu disebut hukum,
yaiut suatu kesatuan system hukum yang tersusun atas berbagai komponen serta diakui oleh
suatu Negara sebagai pengesahannya tersebut.
Misalnya, di Negara Afrika Selatan pernah menerapkan hukum untuk membedakan warna
kulit (apartheid). Dipandang dari sisi hukum, politik apartheid tidak bermasalah karena
dijalankan dengan baik dan tidak sewenang-wenang, tetapi dari sudut moral, membedakan
manusia berdasarkan warna kulit itu adalah pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Perbedaan antara hukum dan moral :
a. Hukum cenderung eksplisit kedalam bentuk tulisan dan dijabarkan sangsinya bagi pelanggar
hukum. Moral tidak dituangkan dalam bentuk tulisan.
b. Hukum hanya membatasi pada tingkah laku yang bersifat lahiriah sedangkan moral mencakup
perilaku lahiriah dan batiniah.
c. Sangsi hukum dapat dipaksakan sementara sangsi moral tidak dapat dipaksakan, sangsi moral
berupa rasa malu, tercemar, atau merasa berdosa.
d. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat/ Negara. Negara berfungsi mengesahkan
keberadaan hukum sementaara moral didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi dari
individu dan masyarakat.
Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain).
Secara umum manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang
lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.
Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Pandangan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam
masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus
sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen
tersebut dapat terjadi antara individu dengna individu, antara lain individu dengan
kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok.
Sebagai seorang manusia, kita sudah sepantasnya memahami apa itu arti manusia
yang sesungguhnya. Akan tetapi, kenyataannya masih banyak sekali orang yang tidak
memahami makna dan arti kata manusia.
Contoh:
Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena adanya tanggung jawab terhadap
dirinya sendiri agar dapat melangsungkan hidupnya
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah,
ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut
nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan,
keselamatan dan kehidupan.
Misalnya seorang anak memiliki tanggung jawab kepada keluarganya untuk
selalu menjaga dan melindungi nama baik keluarganya setiap saat dengan cara
bertindak dan berperilaku dengan sopan dan santun sesuai dengan aturan yang ada
dalam masyarakat dan tidak melanggar aturan-aturan tersebut.
Contoh:
Seorang ayah rela bekerja membanting tulang demi memenuhi tanggung jawabnya
sebagai kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Contoh:
Contoh:
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, guru Isa yang terkenal guru
yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya.
Perbuatan guru Isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau
perbuatan itu di ketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut
tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada
agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan
demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya ini ia
berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada umumya yang seharusnya meneruskan
keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai
makhluk Tuhan.