b. Norma
Norma merupakan wujud konkret dari nilai sosial. Norma dibuat untuk melaksanakan
nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang telah dianggap baik dan benar. Agar norma dipatuhi
oleh semua warga masyarakat, maka norma dilengkapi dengan sanksi. Sanksi adalah alat untuk
menekan atau memaksa masyarakat untuk mematuhi nilai-nilai yang telah disepakati.
Ada empat macam norma yang ada dalam masyarakat antara lain:
a) Norma agama, yaitu petunjuk hidup yang berupa perintah dan larangan agar
manusia berada dalam jalan yang diridhai Tuhan. Contoh norma agama yaitu
larangan mencuri.
b) Norma adat atau kebiasaan, yaitu norma yang berkaitan dengan sistem
penyelenggaraan hidup yang terjadi secara berulang-ulang karena dibakukan dan
diyakini sebagai sesuatu yang baik. Contoh norma adat yaitu adat pembagian
warisan.
c) Norma kesusilaan atau kesopanan, yaitu tuntutan perilaku yang harus dipatuhi oleh
setiap warga masyarakat. Norma ini memiliki substansi pokok mengenai
penghargaan terhadap harkat dan martabat orang lain. Contoh norma kesusilaan
dan kesopanan adalah cara berpakaian.
d) Norma hukum, yaitu norma masyarakat yang dibuat oleh lembaga-lembaga
berwenang, seperti MPR, DPR, DPD, dan pemerintah. Di Indonesia, norma terdiri
dari hukum perdata dan pidana. Ciri-ciri norma hukum antara lain bersifat eksplisit,
memaksa, dan dibuat oleh lembaga yang berwenang untuk mengatur perilaku sosial
warga masyarakat. Norma ini dapat lebih menjamin tertib sosial yang ada di dalam
masyarakat dibandingkan dengan norma-norma lainnya.
c. etika
Secara etimologis etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos (tunggal) yang berarti
adat, kebiasaan, watak, akhlak, sikap, perasaan dan cara berpikir. Menurut kamus umum bahasa
Indonesia (Purwadarminta, 1953), etika adalah ilmu pengetahuan tentang Asas Akhlak. Etika
diartikan sebagai suatu studi mengenai norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia,
termasuk tingkah laku spesifik dalam hal –hal tertentu. (Wantah: 2005:45) adalah ilmu yang
mengkaji tentang apa yang seharusnya. Secara sederhana etika merupakan pemikiran sistematis
tentang moral. Dalam hal ini berarti etika adalah apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
tentang benar- salah, baik-buruknya suatu yang dilakukan manusia. Etika dapat dibagi menjadi
dua yaitu etika normatif dan etika deskriptif :
a) Etika deskriptif, melukiskan tentang laku moral dalam arti luas, misalnya adat
kebiasaan, anggapan tentang baik buruk, tindakan tindakan yang diperbolehkan tau
tidak diperbolehkan
b) etika normatif, merupakan bagian terpenting dari etika dalam bidang di mana
berlangsungnya diskusi-diskusi yang paling menarik tentang masalah moral. Etika
normatif itu tidak deskriptif melainkan preskriptif (memerintah). Hal ini bermaksud
bahwa etika normatif itu mengemukakan alasan-alasan mengapa suatu tingkah laku
disebut baik atau buruk dan mengapa suatu anggapan moral dapat dianggap benar atau
salah. Etika normatif dapat di bagi menjadi tiga, yaitu :
1. Etika umum, membahas tema-tema umum. Cara manusia dalam bertindak secara
etis dalam mengambil keputusan, teori etika, prinsip moral dasar yang menjadi
pegangan bagi manusia dalam bertindak, contoh : sikap jujur, optimis, kreatif,
rendah hati dan sopan.
2. Etika khusus, menerapkan prinsip yang umum atas wilayah perilaku manusia yang
khusus. Cara mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan
kegiatan yang didasari oleh cara, teori dan prinsip moral dasar serta bagaimana cara
menilai perilakunya dengan orang lain, contoh : berpakaian rapi, bersih, bergaul,
bertegur sapa, bertutur kata yang sopan.
3. Etika profesi, norma-norma yang diterima dan ditaati oleh para pegawai, berupa
peraturan atau merupakan kebiasaan baik yang sudah diketahui dan dilaksanakan
seluruh pegawai dengan tujuan untuk meningkatkan mutu serta mewujudkan
pegawai yang bersih dan berwibawa.
d. Estetika
Estetika adalah salah satu cabang ilmu filsafat yang membahas tentang keindahan,
bagaimana keindahan bisa tercipta, bagaimana orang bisa merasakan dan memberi penilaian
terhadap keindahan tersebut. Maka sifat filsafat estetika selalu berkaitan antara baik dam buruk.
Secara etimologi estetika diambil dari bahasa Yunani yaitu aisthetike yang berarti segala
sesuatu yang ditangkap indera. Teori estetika bermula pada filsafat Plato. Plato adalah orang
yang pertamakali mencetuskan teori tentang keindahan (theory of beauty) yang pada abad ke-
18 dan ke-19 diubah menjadi teori ikhwal estetis (theory of beauty-theory of the aesthetic).
Sampai awal abad ke 18, teori keindahan dan teori seni merupakan fokus perhatian para ahli
filsafat yang sekarang disebut estetikus (Sahman 1993: 20). Estetika merupakan bagian dari
tiga teori tunggal yaitu :
Pendidikan
Banyak pakar yang memandang pendidikan sebagai sebuah transformasi budaya
yang dapat menginternalisasikan nilai-nilai luhur. Para pakar tersebut menyatakan bahwa
pendidikan pada hakikatnya adalah seperangkat sarana yang diperoleh untuk
membudayakan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat mengalami perubahan-
perubahan bentuk dan model sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup masyarakat dalam
rangka mengejar cita-cita hidup yang sejahtera lahir maupun batin.
Menurut Ralph Linton yang dikutip oleh Joko Tri Prasetya bahwa pendidikan tidak
dapat dipisahkan dengan budaya karena antara pendidikan dan budaya terdapat hubungan
yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yaitu nilai-
nilai.2 Dengan demikian tidak ada suatu proses pendidikan tanpa kebudayaan dan tidak
ada suatu pendidikan tanpa kebudayaan dan masyarakat.
Pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan, karena pendidikan adalah upaya
memberikan pengetahuan dasar sebagai bekal hidup. Pengetahuan dasar untuk bekal hidup
yang dimaksudkan adalah kebudayaan. Pendidikan bertujuan membentuk manusia agar
dapat menunjukkan perilakunya sebagai makhluk yang berbudaya yang mampu
bersosialisasi dalam masyarakatnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam
upaya mempertahahankan kelangsungan hidup. Pendidikan berbasis budaya menjadi
sebuah gerakan penyadaran masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam
mengatasi segala tantangan kehidupan yang berubah-ubah dan semakin berat. Selain itu
pendidikan memberikan jawaban dan solusi atas penciptaan budaya yang didasari oleh
kebutuhan masyarakat sesuai dengan tata nilai dan sistem yang berlaku di dalamnya.
Pendidikan sebagai transformasi budaya dapat dikatakan sebagai kegiatan pewarisan
budaya dari satu generasi ke generasi yang lainnya. Seperti bayi lahir sudah berada di dalam
suatu lingkungan budaya tertentu. Di dalam lingkungan masyarakat dimana seorang bayi
dilahirkan telah mendapatkan kebiasaa-kebiasaan tertentu. Larangan-larangan, anjuran dan
ajakan tertentu seperti yang dikehendaki oleh masyarakat. Hal-hal tersebut mengenai
banyak hal seperti bahasa, cara menerima tamu, makan, bercocok tanam dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Rizki Dwi Cahyo. Konsep Sosial Budaya Hubungan Manusia Dalam Pembentukan Kata
Majemuk Bahasa Jepang. Vol. 4, No. 2. September 2017
Ashif Az Zafi. Transformasi Budaya Melalui Lembaga Pendidikan. Vol. I, No. 1. Januari-Juni,
2018.
Khairi Abu Syairi. Pembelajaran Bahasa Dengan Pendekatan Budaya. Vol. 13. No. 2, Desember
2013.
Bertens. K. 2007. Etika. Jakarta : Gramedia
Rohman. Taufik dkk. 2007.
Lidwina. Soeisniwati, dkk. 2019. Etika Profesi Bagi Tenaga Kependidikan. Mimbar Bumi
Bengawan, Vol. 12, No. 26, hal 1-13
Buku sosiologi 1 karya taufiq rohman dkk , tahun 2007, penerbit yudhistira,
Jurnal aksiologi: antara moral, etika, dan estetika , jurnal ilmu komunikasi 4(2) 2016, hal 188-204
Kusumastuti. Eny, dkk. 2013. Filsafat Ilmu Dalam Perspektif Estetika. Jurnal Universitas Negeri
Semarang.
(Purandina, I. P. Y., & Winaya, I. M. A. (2020). Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga
Selama Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi COVID-19. Cetta: Jurnal Ilmu
Pendidikan, Volume 3 Nomor 2, 270-290.)
(Aesijah, S. (2000). Latar Belakang Penciptaan Seni (Background of Creative Art). Harmonia:
Journal of Arts Research and Education, Volume 1 Nomor 2. )
Herina, 2018. Konsep Pendidikan Humaniora Terhadap Makhluk Berbudaya. Jurnal Universitas
PGRI Palembang.
Sari, Permata, Mira, Fadlis Dzul, & Sagaf, Umar, MM., 2019. Manusia sebagai Makhluk Budaya,
Apresiasi terhadap Kemanusiaan dan Kebudayaan. Nusa Tenggara Barat: IAIM BIMA
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar oleh Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, M.A. dkk 2019
Syukri Syamaun. PENGARUH BUDAYA TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU
KEBERAGAMAAN. JURNAL AT-TAUJIH BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM Vol. 2
No. 2 Juli - Desember 2019
Susilo, Heru. 2000. PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIATOR. Malang: Studi Pada PT Astra
Internasional
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 57 No.1 April 2018