DISUSUN OLEH:
INDAH WIDYA NINGSIH
DOSEN PEMBIMBING:
Warnadi, SE.M.Si
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manusia dan Pandangan Hidup”. Pembuatan makalah ini disusun untuk menambah
pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi dalam menerima mata kuliah “Ilmu Budaya Dasar” dan
bagaimana cara mempelajari materi lebih dalam.
Kami yakin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami butuhkan. Semoga
makalah ini sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar.
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Cita-cita
Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Pandangan
hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat
melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu. Tidak ada orang hidup tanpa cita-
cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita,
kebijakan dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan
lingkungan masing-masing.Itulah sebabnya, cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup banyak
menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan,
dan hidup seseorang. Cita-cita ini perasaan hati yang merupakan suatu keinginan, kemauan, niat,
atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan
kedinamikan manusia.Ada tiga katagori keadaan hati seseorang, keras, lunak, dan lemah. Orang
yang berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tak menghiraukan
rintangan, tantangan, dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati lunak dalam
usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Orang yang berhati
lemah, mudah terpengaruhi oleh situasi dan kondisi. Cita-cita, keinginan, harapan, banyak
menimbulkan daya kreatifitas para seniman. Banyak hasil seni seperti: drama, novel, film,
musik, tari, filsafat yang lahir dari kandungan cita-cita, keinginan, harapan dan tujuan.
B. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama
dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia
adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia merupakan makhluk
sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling
menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci,
saling merugikan, dan sebagainya.Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga
segi, yaitu: manusia sebagai pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai
makhluk Tuhan.Manusia sebagai pribadi dapat menentukan baik dan buruk. Yang menentukan
baik dan buruk itu suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang
perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri.
Suara hati masyarakat, yang menentukan baik dan buruk adalah suara hati masyarakat.
Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik.
Demikian pula manusia sebagai makhluk Tuhan, manusia pun harus mendengar suara hati
Tuhan. Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelak perbuatan yang
tidak baik. Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati
masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, barbahasa baik,
bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang
bagi yang melihatnya. Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung
kebajikan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
https://rendiez31.blogspot.com/2013/12/makalah-ibd-manusia-dan-pandangan-hidup.html