Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR

PANDANGAN HIDUP

OLEH :

KELOMPOK 8

1. AZMI PRIMA (1600874201274)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BATANGHARI
T.A. 2016/2017
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pandangan Hidup”. Pembuatan makalah
ini disusun untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi dalam
menerima mata kuliah “Ilmu Budaya Dasar” dan bagaimana cara mempelajari
materi lebih dalam.

Kami yakin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
kami butuhkan. Semoga makalah ini sebagai sarana penunjang proses belajar
mengajar.

DAFTAR ISI

2
COVER........................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................. 3

BAB I : PENDAHULUAN......................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG...................................................................... 4
B. TUJUAN PENULISAN.................................................................... 4
C. RUMUSAN MASALAH.................................................................. 4

BAB II : PEMBAHASAN........................................................................... 5

1. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP........................................ 5


2. CITA-CITA...................................................................................... 6
3. KEBAJIKAN................................................................................... 7
4. ETIKA.............................................................................................. 7

BAB III: KESIMPULAN............................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda. Pengelompokkan
pandangan hidup yang berbeda-beda akan menciptakan paham atau aliran.
Aliran–aliran tersebut, misalnya individualisme, sosialisme, kapitalisme, dan lain-
lain. Pandangan hidup tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia.
Pandangan hidup merupakan wujud pertama kebudayaan yang tidak terlepas dari
nilai budaya.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menuntaskan tugas mata kuliah Ilmu
Budaya Dasar yang menjadi salah satu syarat kelulusan dalam proses
pembelajaran di jenjang S1 Teknik Mesin Universitas Gunadarma. Selain itu,
diharapkan makalah ini menjadi tulisan yang bermanfaat dan menjadi referensi
bagi semua orang yang membacanya.

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan di awal tadi, maka saya mengambil
pokok masalah menjadi 4 rumusan yang akan dibahas selanjutnya. Berikut adalah
rumusan/pokok masalah :
1. Apa Pengertian dari Pandangan Hidup ? ;
2. Bagaimana pandangan hidup terhadap cita-cita ? ;
3. Bagaimana manusia melakukan suatu kebajikan ? ;
4. Jelaskan pandangan manusia terhadap etika ? .

BAB II

4
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pandangan Hidup


Yang dimaksud dengan pandangan hidup adalah bagaimana manusia memandang
kehidupan atau bagaimana manusia memiliki konsepsi tentang kehidupan. Akibat
dari pandangan hidup yang berbeda-beda, maka timbullah secara umum
pandangan hidup yang dapat dikelompok-kelompokkan disebut aliran atau paham.
Misalnya, manusia yang mengutamakan diri sendiri yang menimbulkan paham
individualisme dan manusia yang mengutamakan kepentingan umum atau
masyarakat yang menimbulkan paham sosialisme.

Berdasarkan nilai hidupnya, Eduard Spranger membagi manusia atas enam tipe,
yaitu menusia ekonomi, politik, sosial, pengetahuan, seni, dan agama.
Berdasarkan klasifikasi tersebut yang dimaksud dengan manusia ekonomi adalah
orang yang suka bekerja, suka mengumpulkan harta, bersifat agak kikir, dan
perhitungan. Sehingga, dari sifat-sifat manusia seperti itu akan lahir manusia yang
disebut homo economicus yang mendasarkan kehidupannya terutama atas
kepentingan ekonomi. Dalam abad XX ini, terdapat dua aliran besar dalam
pemikiran atau pandangan ekonomi, yaitu kapitalisme dan sosialisme.

Dalam aliran kapitalisme, seorang individu akan berusaha sendiri


mempergunakan modal uang dimilikinya untuk mengembangkan dirinya. Paham
kapitalisme, umumnya berkembang di negara-negara Barat yang memiliki nilai
hidup. Sedangkan, paham sosialisme umumnya berkembang di negara-negara
Timur (negara berkembang). Oleh karena itu, negara yang diserahi rakyatnya
mengurus kepentingannya, harus mengutamakan kepentingan umum agar
kemiskinan dapat dihilangkan sehingga masyarakat menjadi sejahtera.

Pandangan hidup juga tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia
pada umumnya. Oleh karena itu, pandangan hidup yang sempurna yang
merupakan wujud pertama kebudayaan tidak boleh terlepas dari nilai budaya. C.

5
Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation mengemukakan
tentang adanya lima masalah dasar manusia, yaitu manusia dan hidup,
manusia dan karya, manusia dan waktu, manusia dan alam, manusia dan sesama
manusia.

2. Cita-cita
Dalam masalah manusia dengan waktu, wujud pandangan manusia yang berkaitan
dengan waktu adalah cita-cita. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, cita-cita
adalah keinginan, harapan, dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik
keinginan, harapan, maupun tujuan tersebut merupakan orientasi yang ingin
diperoleh pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita mempunyai
pandangan masa depan dan merupakan pandangan hidup yang akan datang.
Sehingga, cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin
tinggi, dengan kata lain cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan
manusia yang makin tinggi tingkatannya. Dapat atau tidaknya seseorang mencapai
apa yang dicita-citakannya, hal itu tergantung atas tiga faktor, yaitu manusia,
kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dita-citakannya, dan seberapa
tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.

Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu saja, masyarakat dan bangsa
memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan
suatu bangsa. Misalnya, bangsa Indonesia mendirikan suatu negara yang
merupakan sarana utuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki
keadilan dan kemakmuran. Sedangkan, bangsa Jerman di bawah kepemimpinan
Adolf Hitler pernah bercita-cita agar bangsa Jerman dapat menjadi penguasa
dunia.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan seperti hal-hal berikut ini. Baik
individu, masyarakat, maupun negara, berhasilnya suatu cita-cita, dapat
menimbulkan rasa puas, sebaliknya gagalnya suatu cita-cita, dapat menimbulkan
frustasi. Pada umumnya cita-cita merupakan hal yang positif, tetapi apabila

6
seseorang dalam usaha mencapai cita-citanya dilakukan dengan nafsu maka cita-
citanya yang positif ini yang memiliki sifat ideal yang baik, dapat berkurang
mutunya. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa nafsu cenderung membawa
manusia pada cara-cara yang negatif, mengubah yang tadinya positif menjadi
negatif.

3. Kebajikan
Kebajikan mengandung arti perbuatan baik, sesuatu yang mendatangkan
kebaikan. Dengan demikian, maka kebajikan merupakan suatu tindakan (action)
yang bersumber pada kebijakan, yaitu kepandaian atau kemahiran. Kata kebajikan
dan kebijakan erat hubungannya dengan kebijaksanaan, yaitu kepandaian
mempergunakan akal budi dalam mencapai suatu tujuan atau memecahkan suatu
persoalan. Dikatakan bahwa kebajikan, kebijakan, maupun kebijaksanaan selalu
bersumber pada suara hati yang sangat mendasar dan dalam. Sumber tersebut ada
tiga, yaitu suara Tuhan, suara hati nurani manusia, dan suara masyarakat.
Kebajikan manusia secara nyata dan dapat dirasakan melalui tingkah lakunya.
Dan, dalam hal ini, tingkah laku manusia sebagai perwujudan kebajikan inilah
yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat dilihat dan dirasakan. Karena
tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki
tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain dan tergantung dari
pembawaan, lingkungan, dan pengalaman.

4. Etika
Istilah etika dalam bahasa Indonesia berasal dari kata Yunani ethos yang berarti
watak kesusilaan dan adat. Jadi, hampir sama dengan pengertian moral yang
berarti cara hidup atau adat. Etika dipergunakan dalam mengkaji suatu system
nilai yang ada, misalnya etika itu sesuai atau tidak dengan norma yang berlaku.
Sedangkan moral dipergunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai, misalnya
beramal merupakan perbuatan yang bermoral, sedangkan mencuri merupakan
perbuatan yang tidak bermoral. Jadi, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sebaiknya manusia hidup dalam masyarakat, apa yang

7
baik dan apa yang buruk; segala ucapan harus senantiasa berdasarkan hasil-hasil
pemeriksaan tentang peri keadaan hidup dalam arti kata seluas-luasnya.
Penentuan segala sesuatu dalam masyarakat untuk memilih mana yang baik dan
mana yang buruk. Karena, norma merupakan aturan, ukuran, atau pedoman yang
dipergunakan dalam menentukan sesuatu, benar atau salah, baik atau buruk.

BAB III

8
KESIMPULAN

Pandangan hidup merupakan bagaimana manusia memandang kehidupan. Setiap


orang memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda dan melahirkan suatu paham.
Wujud pandangan hidup manusia berkaitan dengan cita-cita, kebajikan, dan etika.
Cita-cita merupakan pandangan hidup di masa yang akan datang. Kebajikan
manusia secara nyata dan dapat dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan, dalam
hal ini, tingkah laku manusia sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan
dikemukakan karena wujudnya dapat dilihat dan dirasakan. Karena tingkah laku
bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku
sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain dan tergantung dari pembawaan,
lingkungan, dan pengalaman. Dalam setiap perbuatan, manusia harus memahami
etika yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga kehidupan dalam mermasyarakat
menjadi tenang dan tenteram.

DAFTAR PUSTAKA

9
Mustopo, M. Habib, Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional. 1983
Prasetya, Drs. Joko Tri, Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Rieneka Cipta. 1998
Widyosiswoyo, Supartono. 1992. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sulaeman, M. Munandar. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung: PT.
Eresco. 1995
WIDAGDHO, Djoko Ilmu budaya dasar / penysun , Djoko Widagdho dkk , - Ed ,
cet , 8 . – Jakarta : Bumi Aksara , 2003 IX, 229.
Dr. Supartono W., M.M., Ilmu budaya dasar, Bogor: Ghalia indonesia, 2003.
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/25/manusia-dan-pandangan-hidup/.

10

Anda mungkin juga menyukai