Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan ridho serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Pandangan Hidup Tanggung Jawab dan Harapan
Manusia ”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ISB
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Kami menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan waktu,
pengetahuan, dan kemampuan yang penulis miliki.Namun demikian, dengan segala
kemampuan yang ada dan dengan rasa tanggung jawab, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan umumnya bagi semua pihak.

Lubuklinggau,Desember 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain,
oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain,
tanpa manusia lain seorang manusia tidak akan bisa hidup dengan sendirinya.
Interaksi inilah yang membuat manusia tidak terlepas dari saling berkomunikasi,
berbagi, dan membantu. Manusia itu terdiri dari laki-laki dan perempuan, tidak ada
yang lain. Ada berbagai macam manusia di belahan dunia ini, ada yang berkulit
hitam, kuning, putih, bahkan sawo matang. Uniknya manusia dari zaman dahulu
selalu berkelompok, entah itu di afrika, asia, dan dimanapun. Populasi manusia dalam
kurun waktu 200 tahun dari 1800 sampai 2000Sebagai Manusia pasti memiliki
Pandangan Hidup, Tanggung Jawab dan Harapan dengan adanya ketiga hal ini
manusia menjadi memiliki hidup yang lebih terarah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PANDANGAN HIDUP
Menurut KBBI pandangan hidup merupakan konsep yang dimiliki seseorang
atau golongan di dalam masyarakat yang bermaksud menggapi dan menerangkan
segala masalah di dunia ini.
Menurut Rohiman bahwa pandangan hidup terkandung konsep dasar dan
nilai-nilai mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa serta
terkandung pikiran-pikiran yang terdalam mengenai wujud suatu bangsa. Atauu
merupakan bentuk kristalisasi dari nilai-nilai yang dimilikinya sendiri, yang diyakini
kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.
Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, yang
dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan di daam masyarakat. Pandanag
hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan
kehidupan. ( Suyadi, M. P .,1985 ) Sistem nilai budaya serinhg juga merupakan
pandangan hidup atau Word View bagi manusia yang menganutnya. Apabila “
system nilai” merupakan pedoman hidup yang dianut oleh sebagian besar masyarakat,
“ pandangan hidup” merupakan suatu system pedoman yang dianut oleh golongan-
golongan atau, lebih sempit lagi oleh individu-individu khusus di dalam masyarakat.
Pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Pandangan hidup
mencerminkan citra diri seseorang karena pandangn hidup itu mencerminkan cita-cita
atau aspirasinya ( Manuel Kasiepo, 1982 ). Apa yang dikatakan oleh seseorang adalah
pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola berfikir tertentu.
Sifat pandangan hidup elastis, bergantung apda situasi kondisi, tidak
selemanya bersifat principal atau hakiki. Bahkan pandangan hidup dapat terjadi tidak
dengan kesadaran atau “ kesadaran yang dinyatakan “ , tetapi “ kesadaran yang tak
dinyatakan “ , sebagai akibat kepengapan kondisi. Pandangan Kasiepo ini dapat
terjadi pula untuk suatu ideology yang oleh Abdurrahman Wahid ( 1985 ) disebut
Reideologisasi dengan pola ideology alternative, yaitu rangkuman dari berbagai
sumber dan reideologi kultural, yaitu menyusun serangkaian nilai oleh masyarakat.
I. Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri
dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya ( pandangan hidup seorang muslim ) pandangan hidup ini memiliki
kebenaran mutlak. Sebagai contoh, pandangan hidup muslim ( orang islam )
bersumber dari al-qur’an dan sunnah ( sikap, perkataan, dan perbuatan Nabi
Muhammad SAW ). Jadi pandangan hidup seorang muslim ialah pandangan muslim
yang setia kepada islam tentang berbagai masalah asasi hidup manusia, merupakan
jawaban muslim yang oriented mengenai berbagai persoalan pokok hidup manusia,
yang disimpulkannya dari al-qur’an surat( 67 : 2 ) dan sunnah.
Pandangan hidup muslim terdiri atas :
a. Pedoman hidup ialah al-qur’an ( Q:2:2 ) dan as sunnah
b. Dasar hidupnya ialah islam.
c. Tujuan hidupnya :
1. Berdasarkan arahnya ialah
a) Tujuan hidup vertikal mendapat keridhoan Allah SWT (Q.S : 2 :207)
b) Tujuan hidup horizontal kebahagiaan dunia dan akhirat (Q.S : 2 : 201) serta
menjadi rahmat bagi seluruh alam (Q.S : 21 : 107)
2. Ditinjau dari segi lingkungan (Q.S : 34 :15)
II. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan
kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
III. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif
kebenarannya.
B. TANGGUNG JAWAB

1. Pengertian Tanggung Jawab


Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum
bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung
segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah
makhluk yang bertanggung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupa-
kan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan.
Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia
mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup
sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan
seseorang dalam jaminan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak meng-
ganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam
konteks individual berkaitan dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk
individual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap dirinya (seimbangan
jasmani dan rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai
penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat
intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab
manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat keyakinannya terhadap suatu
nilai..
2. Macam – macam tanggung jawab
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak
lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi
lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain
yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu
dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar
ini, dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung jawab.
a. Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga
seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri,
perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu
apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi
mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam
mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi
Tanggung Jawab.
b. Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-
anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini
menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
c. Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan
anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan
sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku
dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain.
Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun
tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk
memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan
kerjasama dengan orang lain.
Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik
ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia
bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat
menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup
lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai
manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar
kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa
bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran
bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada
dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat.
Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya
untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah
Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.
d. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu
negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah
norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat
berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung
jawab kepada negara.
e. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan.
Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-
sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu
dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun
tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan
yang saalah itu atau dengan istilah agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan.
Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan
kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak
bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul
sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia
menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan
kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya
(ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
C. HARAPAN MANUSIA
a. Pengertian Harapan

Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang
diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang
akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun
diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun
adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak
orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau
berusaha.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir


positif" yang merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis
dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis"

b. MANUSIA DAN HARAPAN


Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian,
kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi
dan diharapkan, manusia harus melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar
dirinya supaya sesuatu terjadi atau terwujud.
Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan).
Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-
tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi akan
muncul pada saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak
akan terjadi.
Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan
keinginannya atau maunya. Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda,
orang yang berpikir luas, harapannya pun akan luas. Begitupun sebaliknya, orang
yang berpikir sempit maka harapannya juga akan sempit.
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya
dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal-hal
sebagai berikut :
1) Harapan apa yang baik
2) Bagaimana cara mencapai harapan itu
3) Bagaiman bila harapan tidak tercapai
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat
juga, maka sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut
bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan
akhirat, dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Abdulkadir, 2005, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Bandung : Aditya
Bakti)
Notowidagdo, Rohiman , 1996 , Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadits, (Jakarta: Raja Grafindo Persada)
Yusuf , Musfirotun, 2010, Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Islam,
(Pekalongan : STAIN Press)

Anda mungkin juga menyukai