Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

Manusia Dan Pandangan Hidup

DOSEN PENGAMPU :

Heppi Setya Prima, M.Biotech

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3:

1. Amanda Putri (2205095)


2. Dina Kusdianti (2205102)
3. Henny Wahyuni (2205109)
4. M.Wildan Fauzani (2205116)
5. Mina Kumala Sari (2205118)
6. Nurul Sarah (2205121)
7. Rendi Agustira (2205008)
8. Risqia Fatrisya (2205125)

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA

2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Sosial
Budaya Dasar tentang Manusia dan Pandangan Hidup . Maksud dan tujuan
pembuatan makalah ini adalah guna mengetahui penjelasan tentang Manusia dan
Pandangan Hidup.

Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan juga bagi penulis pada khususnya.

Padang, 04 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan...................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................2

C. Tujuan Masalah..................................................................................................2

BAB II Pembahasan..................................................................................................3

A. Manusia dan pandangan hidup..........................................................................3

B. Macam-macam pandangan hidup......................................................................4

C. Komponen-komponen pandangan hidup...........................................................5

D.Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik ...........................................12

E.Hubungan manusia dengan pandangan hidup....................................................15

BAB III Penutup........................................................................................................17

A. Kesimpulan.........................................................................................................17

B. Saran...................................................................................................................17

Daftar Pustaka............................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Manusia adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya.
Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran dan rasa. Ketiga kekayaan manusia
inilah yang membuat manusia disebut sebagai Khalifah di bumi ini. Tuntutan hidup
manusia lebih daripada tuntutan hidup makhluk lainnya yang membuat manusia harus
berpikir lebih maju untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik
yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut
kebudayaan dan pandangan terhadap hidup.

Pandangan terhadap hidup ini adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi
manusia. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan dan tuntutan
seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh kehidupan. Untuk itu, dalam
kehidupan dunia dan akhirat pandangan hidup seseoranglah yang menentukan akhir
hidup mereka sendiri.

Selain itu Pandangan hidup juga tidak langsung muncul dalam masyarakat,
melainkan melalui berbagai proses dalam kehidupan. Dalam perkembangan seorang
manusia itulah proses dalam menemukan jati diri atau pandangan hidupnya. Mulai
dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Dalam penemuan pandangan hidup tersebut,
tidak lepas juga dengan pendidikan. Manusia mengetahui tentang hakikat hidup dan
sebagainya adalah berasal dari pendidikan.

Oleh karena itu pendidikan merupakan awal sebuah jalan menuju masa depan yang
lebih baik dengan wawasan dan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki,
mampu membuat manusia berfikir dan melakukan sesuatu hal yang bermakna dan
berharga untuk kelangsungan hidupnya kelak.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu manusia dan pandangan hidup?


2. Apa saja jenis-jenis pandangan hidup?
3. Apa saja komponen atau dasar pandangan hiidup?
4. Bagaimana caranya agar memiliki pandangan hidup yang baik?
5. Bagaimana hubungan manusia dan pandangan hidup?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui manusia dan pandangan hidup


2. Untuk mengetahui jenis-jenis pandangan hidup
3. Untuk mengetahui komponen atau dasar pandangan hidup
4. Untuk mengetahui caran agar memiliki pandangan hidup yang baik
5. Untuk mengetahui hubungan manusia dan pandangan hidup

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Manusia dan Pandangan Hidup

1.Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara umum manusia adalah makhluk sosial yang
senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa
membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.
Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama. Pandangan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut
menegaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling
berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma
yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu
dengna individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara kelompok
dengan kelompok.
Manusia adalah bagian dari pandangan hidup. Dalam kehidupan tidak ada
seorang pun manusia yang tidak memiliki pandangan hidup. Apapun yang di
katakan manusia adalah sebuah pandangan hidup karena dapat dipengaruhi oleh
pola pikir tertentu pada setiap individu. Pandangan hidup bersifat elastis,
tergantung kepada situasi dan kondisi dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan
hidup dimana manusia tersebut berada.

2. Pandangan Hidup

Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh sutau masyarakat, yang
dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat
(Koentjaraningrat, 1980). Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan
sikap hidup. Cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan
kehidupan. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-
cita, kebajikan, dan sikap hidup itu (Suyadi, M.P., 1985).

3
Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia. Tidak ada seorang pun
yang hidup tanpa pandangan hidup meskipun tingkatannya berbeda-beda.
Pandangan hidup itu mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup
ini mencerminkan cita-cita atau aspirasinya (Manuel Kaisiepo, 1982). Apa yang
dikatakan oleh seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola
berpikir tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan suatu itu pandangan hdiup,
sebab dapat pula hanya suatu idelisasi belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir
yang sedang berlangsung di dalam masyarakat.

Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa


pandangan hidup bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi
serta tidak selamanya bersifat positif. Bahkan pandangan hidup dapat terjadi tidak
dengan kesadaran atau “kesadaran yang dinyatakan,” tetapi “kesadaran yang tak
dinyatakan”, sebagai akibat kepengapan kondisi.

Secara garis besar Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yg


dijadikan pegangan, pedoman, arahan serta petunjuk hidup seseorang.Pandangan
hidup bersifat kodrati dan mentukan masa depan seseorang. Pendapat tersebut
merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut
waktu dan tempat hidupnya. Jadi pendangan hidup tidak timbul seketika
melainkan melalui proses yang lama dan terus menerus sehingga hsl tersebut dpt
di uji kenyataannya.

B. Macam-Macam Pandangan Hidup

Ada bermacam-macam sumber pandangan hidup. Ini dapat dikelompokkan ke


dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Pandangan hidup yang bersumber dari agama (pandangan hidup muslim).


Kebenarannya mutlak. Contoh, pandangan muslim bersumber dari Al-Qur’an
dan Sunnah Rasul (sikap, perkataan, dan perbuatan Nabi Muhammad SAW).
Dengan demikian maka, pandangan hidup muslim adalah kesetiaannya kepada
Islam tentang berbagai masalah asasi hidup manusia, yang merupakan
jawaban muslim yang berorientasi terhadap Islam mengenai berbagai
persoalan pokok hidup manusia yang tersimpul dalam Al-Qur’an dan Hadits.

4
2. Pandangan hidup yang bersumber dari ideologi merupakan abstraksi dari
nilai-nilai budaya suatu negara atau bangsa. Misalnya ideologi Pancasila dapat
merupakan sumber pandangan hidup, sebagimana halnya Pada negara kita
yaitu Indonesia.
3. Pandangan hidup yang bersumber dari hasil perenungan seseorang sehingga
dapat merupakan ajaran atau etika untuk hidup, misalnya aliran-aliran
kepercayaan

C. Komponen-Komponen Pandangan Hidup

1.Cita-Cita

Manurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI), yang disebut cita-cita


adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan
harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa
mendatang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin
lama makin tinggi, dengan perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan,
harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya. Apabila cita-cita itu
tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-
angan.

Tidak hanya manusia yang memiliki cita-cita, sebuah bangsapun memiliki


keinginan agar masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran, seperti cita-
cita Bangsa Indonesia.Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang bisa
mencapai cita-citanya yaitu faktor manusia, faktor kondisi dan faktor tingginya
cita-cita (kemampuan).

Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas


manusianya. Ada yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya
merupakan khayalan saja. Dalam hal ini banyak menimpa kalangan remaja muda
yang suka berkhayal, tetapi mereka sulit dalam mencapai cita – cita tersebut
Karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri. Tetapi, beda hal lagi
dengan orang remaja yang ingin berusa dengan kemauan keras yang ingin ia cita –
citakan. Cara keras dalam mencapai cita – cita adalah sebuah kunci untuk
menggapainya bila berhasil akan merasa puas, puas dalam arti kata menikmati
hasil apa yang telah diusahakan berhasil tecapainya.

5
Faktor Kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya
dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang
menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-
cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi
tercapainya suatu cita-cita. Maksud dalam kalimat di atas menguntungkan ialah
bahwa setiap orang pasti situasi atau keadaannya bebeda beda. Seperti keadaan
ekonomi seseorang, seseorang ingin menjadi arsitektur ia harus kuliah minimal S1
karena factor ekonomi yang mendukung ia kuliah dengan jurusan yang ia
inginkan. Nah, dari sini bisa di ambil kesimpulan bahwa ini adalah
menguntungkan karena factor ekonomi yang sangat mendukung.

Beda hal lagi dengan fator yang menghambat, seseorang mempunyai cita – cita
sebagai dokter tetapi ia harus menuntut ilmu minimal s1 dalam bidang kedokteran
ia hanya lulus dari sma sedangkaa dibn untuk menjadi dokter ia harus menuntut
ilmu yang lebih tinggi lagi yaitu minimal S1. Bisa di tarik kesimpulan bahwa ini
dalah factor penghambat dalam menggapai cita – cita yang di inginkannya

Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-
cita. Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi
bintang dilangit. Tetapi bagaimana faktor manusianya, mampukah yang
bersangkutan mencapainya, demikian juga faktor kondisinya memungkinkan hal
itu. Apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang cita-cita. Sementara ada
anjuran, agar seseorang menemukan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan
kemampuannya.

Pepatah mengatakan “bayang-bayang setinggi badan” artinya mencapai cita-


cita sesuai dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan
seseorang secara bertahap mencapai apa yang diidam-idamkan. Pada umumnya
dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat
itu serta kondisi yang dilalui. Bisa di beri contoh misalnya seseorang remaja ingin
menginjak kaki di bulan, kita liat dari sisi kondisi kembali lagi dengan factor
menguntungkan, jika seseorang bisa menuntut ilmu dengan baik dan berusa
dengan giat, maka ia akan mendapat cita – cita walaupun cita – cita tersebut adalah
mustahil karena cita – cita tersebut terlalu tinggi setinggi bintang – bintang
dilangit.

6
2.Kebajikan

Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada


hakekatnya sama dengan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma
agama, dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu
baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat
baik.

Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan.
Kedua unsur terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi,
manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, seringkali manusia
tidak mengenal kebajikan.

Manusia merupakan makhluk sosial : manusia hidup bermasyarakat, manusia


saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota
masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling
merugikan dan sebagainya.

Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang


karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga
fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi yaitu ;

 Manusia sebagai makhluk pribadi


 Manusia sebagai anggota masyarakat
 Manusia sebagai makhluk Tuhan

Sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang yang
baik dan apa yang yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati adalah
semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan
menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku.

Jadi sura hati dapat merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu, nilai suara
hati amat besar dan penting dalam hidup manusia. Misalnya orang tahu bahwa
membunuh itu buruk, jahat, suara hatinya mengatakan demikian, namun manusia
kadang-kadang tak mendengarkan suara hatinya.

Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk
berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karana itu, kalau seseorang untuk berbuat
sesuatu sesuai sdengan bisikan suara hatinya, maka orang tersebut perbuatannya

7
pasti baik. Karena merupakan anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat
dengan suara masyarakat.

Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi- pribadi, sehingga setiap suara


masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam
masyarakat itu. Sebagaimana sura hati tiap pribadi itu pasti selalu menginginan
yang baik, maka masyarakat yang terdiri atas pribadi-pribadi itu pun pasti suara
hatinya juga menginginkan yang baik.

Sesuatu yang baik bagi masyarakat, berarti baik bagi kepentingan masyarakat.
Tetapi dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik bagi kepentingan umum/
masyarakat tidak baik bagi salah seorang atau segelintir orang didalamnya atau
sebaliknya. Dengan demikian seseorang harus tunduk kepada apa yang baik bagi
masyarakat umum.

Sebagai makhluk Tuhan, manusiapun harus mendengarkan suara hati Tuhan.


Suara Tuhan selalu membisikan agar manusia berbuat baik dan menghilangkan
perbuatan yang tidak baik. Jadi untuk mengukur perbuatan baik buruk, harus kita
dengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk
hukum Tuhan atau hukum agama.Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras
dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti
berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertinkah laku baik, ramah tamah terhadap
siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.

Baik buruk, kebajikan dan ketidak bajikan menimbulkan daya kreatifitas bagi
seniman. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi kebajikan dan ketidak bajikan.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang terselubung kebajikan.
Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik,
yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.

Kebajikan nyata dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku
bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku
sendiri-sendiri sehingga tingkah laku setiap orang berbeda beda. 

Kebajikan berasal dari dua sumber, yaitu manusia sebagai khalifah Allah di
bumi ini, dan Allah Yang Maha Kuasa, yang menciptakan manusia beserta alam
semesta dan isinya.

Kebajikan Tuhan adalah berupa karunia-Nya. Bagi orang yang tidak beriman
kepada Tuhan mereka tidak percaya adanya kebajikan yang berasal dari karunia-
Nya. Tetapi bagi orang yang beriman, ia percaya bahwa kebajikan manusia adalah

8
karena karunia-Nya juga. Manusia sekedar perantara saja.Kebajikan itu dapat
berupa tingkah laku atau perbuatan, benda-benda yang berwujud atau benda-benda
yang tak berwujud.

Sabda Rasulullah SAW:

“Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka ia dipintarkan dalam
hal keagamaan dan diilhami oleh-Nya kepandaian dalam hal itu.” (HR Bukhari,
Muslim dan Tabrani).

Firman Allah SWT:

“Allah mengangkat orang-orang yang beriman dari golonganmu semua dan


juga orang-orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat.”
(QS Mujadalah : 11)

Dalam menjelaskan kebajikan ilmu bahwa ilmu pengetahuan itu lebih utama
daripada ibadah dan penyaksian, Rasulullah SAW bersabda:

“Keutamaan seorang alim diatas seorang ‘abid (orang yang beribadah)


sebagaimana keutamaanku di atas serendah dari golongan sahabat-sahabatku.”
(HR Tirmidzi).

Sehubungan dengan kebajikan dan keutamaan ilmu pengetahuan, salah-satu


wasiat yang disampaikan oleh Luqman kepada anaknya ialah:

“Hai anakku, pergaulilah para alim ulama dan rapatilah mereka itu dengan
kedua lututmu, sebab sesungguhnya Allah SWT menghidupkan hati dengan cahaya
hikmat sebagaimana Dia menghidupkan bumi dengan hujan lebat dari langit.”

Faktor yang menentukan tingkah laku atau kebajikan setiap orang

 Faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang


masih dalam kandungan.
 Faktor lingkungan dimana mereka tinggal dan hidup dalam lingkungan yang
baik maupun tidak baik.
 Faktor pengalaman yang khas yang pernah dialami sewaktu dia mulai hidup
dan hingga sampai dewasa.

9
Pada dasarnya meskipun pandangan hidup manusia berbeda-beda namun kita di
tuntut untuk dapat membawa kebaikan dalam berpandangan tentang hidup. Selalu
berfikir positif adalah hal yang akan membawa kita ini hidup penuh dengan
kebaikan dan akan membawa kita kepada pribadi yang tangguh, pribadi yang
dapat menyesuaikan diri dimanapun kita berada, tidak mudah terpengaruh oleh
hal-hal negatif yang ada di lingkungan tempat kita tinggal

3.Usaha atau Perjuangan

Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk mencapai cita-cita. Setiap
manusia harus kerja keras untuk melanjutkan hidupnya. Kerja keras dapat
dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga dan jasmani atau kedua-
duanya.Perjuangan hidup merupakan kodrat manusia. Tanpa usaha dan perjuangan
manusia tidak dapat hidup sempurna. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan
meningkatkan harkat dan martabat manusia,sedangkan pemalas dapat menjadi
manusia miskin.

Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras seperti hadist yang diciptakan
nabi Muhammad SAW yang ditujukan kepada umatnya “Bekerjalah kamu seakan
akan kamu hidup selama-lamanya dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan
mati besok”.Allah SWT berfirman dalam surah Ar-Ra’du ayat 11 “sesungguhnya
Allah tidak mengubah keadaan mereka sendiri”,dapat disimpulkan bahwa manusia
perlu kerja keras untuk memperbaiki nasibnya.

4.Keyakinan dan Keprcayaan

Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal


atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat.

Aliran naturalisme,hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib


yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari
Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran
naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada

Aliran intelektualisme, dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia


mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut
akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani.
Manusia yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai

10
dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu
mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat
yang bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan
hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini
dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut akal itulah
yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal
(ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal
menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah lakudan
perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih
ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal (berilmu dan
berteknologi) dapat menguasai individu yang berpikir rendah (bodoh)

Aliran gabungan, Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal.
Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan
sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang
menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik
sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar
menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini
dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan
pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir,
sedangkan hati nurani dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya
tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir
individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini
disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan
akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik
sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir
baik secara individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut
sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika
berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.

11
D.Langkah-langkah Berpandangan Hidup Yang

1.Mengenal

Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan  tahap


pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu
pandangan  hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti
mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan
hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu
belum turun ke dunia. Adam dan hawalah dalam hal ini yang merupakan manusia
pertama, dan berarti pula mereka mempunyai  pandangan hidup yang digunakan
sebagai pedoman dan yang memberi petunjuk kepada mereka.

Sedangkan kita sebagai mahluk yang bernegara dan atau beragama pasti
mempunyai pandangan hidup juga dalam beragama, khususnya  Islam, kita
mernpunyai  pandangan hidup yaitu AI-Qur’an, Hadist dan ijmak Ulama, yang
merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lainnya

2.Mengerti

Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti
disini maksudnya adalah   mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila
dalam bernegara kita berpandangan  pada Pancasila, maka dalam berpandangan
hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa  Pancasila  dan  bagaimana 
mengatur  kehidupan bernegara.  Begitu  juga  bagi yang  berpandangan hidup
pada agama Islam.  Hendaknya  kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak
itu dan bagaimana  ketiganya  itu mengatur kehidupan  baik di dunia maupun di
akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana Al Qur’an, hadist,
dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian  mempunyai  suatu konsep pengertian
tentang pandangan  hidup dalam  Agama  Islam.

Mengerti  terhadap pandangan  hidup di sini memegang  peranan penting.


Karena dengan mengerti,  ada kecenderungan   mengikuti  apa yang terdapat 
dalam  pandangan  hidup  itu.

12
3.Menghayati

Langkah  selanjutnya  setelah mengerti pandangan  hidup adalah menghayati 


pandangan hidup  itu. Dengan  menghayati  pandangan  hidup kita memperoleh 
gambaran  yang  tepat dan benar  mengenai  kebenaran pandangan  hidup  itu
sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung
didalanmya, yaitu  dengan  memperluas dan memperdalam pengetahuan
mengenai  pandangan  hidup itu sendiri. Langkah-langkah   yang  dapat  ditempuh 
dalam  rangka  menghayati  ini, menganalisa hal-hal  yang  berhubungan  dengan 
pandangan  hidup,  bertanya  kepada  orang  yang  dianggap lebih tahu dan lebih
berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup
itu  sendiri. Jadi dengan menghayati  pandangan hidup kita akan memperoleh 
mengenai kebenaran  tentang  pandangan  hidup  itu sendiri.
Perlu diingat  dalam  langkah  mengerti  dan  menghayati  pandangan   hidup 
itu, yaitu  harus  ada.  Sikap  penerimaan  terhadap pandangan hidup itu sendiri.
Dalam sikap penerimaan   pandangan  hidup  ini  ada  dua  altematif  yaitu 
penerimaan   secara   ikhlas  dan penerimaaan  secara  tidak  ikhlas.Dengan kata
lain langkah mengenai mengerti dan menghayati  ini ada sikap penerimaan dan hal
lain merupakan  langkah  yang menentukan  terhadap langkah  selanjutnya.  Bila
dalam mengerti  dan menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas,maka langkah
selanjutnya akan memperkuat  keyakinannya.  Akan  tetapi bila sebaliknya 
langkah  selanjutnya  tidak  berguna.

4.Meyakini

Setelah mengetahui  kebenaran dan kepastiannya, baik secara kemanusiaan, 


maupun  ditinjau dan  segi  kemasyarakatan  maupun  negara  dan dari  kehidupan 
di akherat,  maka  hendaknya kita meyakini  pandangan  hidup  yang telah kita
hayati itu. Meyakini  ini merupakan  suatu hal untuk cenderung  memperoleh 
suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan  meyakini   berarti   secara  langsung   ada  penerimaan yang  ikhlas  
terhadap pandangan   hidup  itu.  Adanya  sikap  menerima  secara  ikhlas  ini
maka  ada  kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala
tingkah laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang
diyakininya. Dalam meyakini ini   penting juga adanya iman yang teguh. Sebab

13
dengan iman yang teguh ini dia tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari luar
dirinya yang menyebabkan  dirinya tersugesti.
Contoh bahwa keyakinan itu penting dalam tingkah laku. Kita sebagai umat
yang beragama Islam yakin bahwa Allah itu mempunyai sifat yang mulia yang
diantaranya adalah maha mengetahui. Sifat maha mengetahui ini membuat orang
yang meyakininya selalu berbuat baik,  Dalam hal ini adalah keyakinan yang
sebenar-benamya. Akan tetapi dalam kasus tertentu ada pula orang yang walaupun
meyakini, tetapi karena imannya tipis maka terpaksa melanggar ketentuannya.

5.Mengabdi

Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan


meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih
oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya
Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita
sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau
sesudah meninggal yaitu di alam akherat.
Dampak berpandangan  hidup Islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada
orang tua (kedua orang tua). Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oleh
pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan
ketaatan dalam mengikuti segala perintahnya.  Setidak-tidaknya  kita menyadari
bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua. Karena kita dahulu yaitu
dari bayi sampai dapat berdiri sendiri tokh diasuhnya dan juga kita dididik kepada
hal yang baik.
Oleh karena itu seharusnya mengabdi kepada orang tua kita  dengan
perwujudannya yang berupa perbuatan yang menyenangkan hatinya, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Artinya apapun yang menjadi hambatan
dan tantangan kita untuk tidak mengabdi kepadanya harus selalu
ditumbangkan.Jadi jika kita sudah mengenal, mengerti, menghayati,  dan meyakini
pandangan hidup ini, maka selayaknya disertai dengan pengabdian.  Dan
pengabdian ini hendaknya dijadikan pakaian, baik dalam waktu  tentram Iebih-
lebih  bila menghadapi hambatan, tantangan dan sebagainya.

6.Pegangan

Setelah kita mengenal, mengerti dan menghayati dan meyakini pandangan


hidup, maka selayaknya disertai pengabdian. Pengabdian ini di jadikan pegangan,
baik dalam keadaan tentram terlebih dalam menghadapi tantangan.

14
7.Mengamankan

Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri
pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu  dan atau
menyalahkannya  tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk melawan.
Hal ini karena kemungkinan  bahwa  dalam berpandangan hidup  itu dia  telah 
mengikuti langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah  yang ditempuhnya
itu telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang
mengganggunya maka dia pasti akan memberi respon entah respon itu berwujud
tindakan atau lainnya.
Proses  mengamankan ini merupakan langkah terakhir.Tidak mungkin atau
sedikit kemungkinan  bila belum mendalami  langkah sebelumnya  lalu akan ada
proses mengamankan ini. Langkah yang  terakhir  ini merupakan  langkah  terberat
dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam
menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup  itu.Misalnya
seorang yang beragama Islam dan berpegang teguh kepada  pandangan hidupnya
itu, lalu suatu  ketika  dia dihina baik secara langsung  ataupun  secara  tidak 
langsung, maka jelas  dia  tidak  menerima  hinaan  itu.

E.Hubungan Manusia dengan Pandangan Hidup


Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri
manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan
dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan manusia tersebut adalah
pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan hidup berupa suatu penggaris yang mungkin dapat dinyatakan dengan
kata-kata sebagai rumusan juga dapat dikatakan rumusan:
 Orang yang sulit menyusun perasaan, pikiran dan kejiwaan.
 Juga karena ia sendiri menyadari bahwa mungkin ia dapat berbuat/ bertindak
yangmelanggar prinsip-prinsip yang dikatakan.
 Dan khawatir kalau ada kritik besar dan penyelewengan pandangan hidup dari
anak-anak atau orang yang di bimbing.

Menurut Drijarko S. J. Mengatakan bahwa manusia itu serba terhubung dengan


dunia jasmani sekitarnya, terhubung erat dengan masyarakat dan akhirnya manusia
itu tergantung seluruhnya pada yang ada, yang mutlak, yaitu Tuhan.

15
Pandangan hidup adalah Filsafat hidup. Sesuai dengan arti filsafat yaitu cinta akan
kebenaran tentulah bentuk kebenaran yang akan dicapai kebenaran yang dapat
diterima oleh siapa saja.

Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar


dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-
ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun yang non fisik,
seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan. Banyak orang yang
pandangan hidupnya didasari pandangan-pandangan hidup untuk mengumpulkan
harta sebanyak-banyaknya; pada waktu mudanya, tetapi disaat-saat mendekati
kematiannya mulai berbuat seperti orang-orang yang hidup beragama.

Jadi pandangan hidup merupakan keseluruhan garis dan kecendrungan jalan-jalan


dan nilai-nilai yang akan dicapaiuntuk landasan semua dimensi kehidupan. Dengan
demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia.
Sayangnya manusia tidak memahami dan menyadarinya, sehingga banyak orang yang
memeluk sesuatu agama semata-mata atau sadar keturunan.

Dalam firman Allah SWT itu tersirat bahwa betapa Dia menghargai akal manusia.
Dia hanya menawarkan atau mendorongkan ini yang baik dan ini yang buruk. Akhir
keputusan terserah kepada manusia, sebab manusia mempunyai akal. Dan Allah SWT
telah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 19 yang artinya: ”Agama yang benar bagi
Allah itu hanyalah Islam”. Namun agama apa yang akan dipilih oleh manusia sebagai
sandaran hidupnya, diserahkan hidupnya kepada manusia itu sendiri.Pandangan hidup
ternyata sangat penting, baik untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat,
dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup
harus betul-betul berdasarkan pilihan akal, bukan sekedar ikut-ikutan saja.

Pandangan hidup berbeda dengan cita-cita. Cita-cita misalnya:


 Ingin punya istri cantik, terpelajar tapi setia,
 Ingin punya suami tinggi, tampan (simpatik), pilot dan setia
 Ingin jadi insinyur, doktor, atau pilot
 Ingit hidup selamat, bahagia alis tidak kekurangan apapun
Sedangkan pandangan hidup:
 Ingin jadi insinyur, doktor, atau pilot
 Ingit hidup selamat, bahagia alis tidak kekurangan apapun
 Hidup bahagia, sejahtera
 Hidup sejahtera, penuh kebahagiaan dan cinta kasih

16
 Hidup panjang umur untuk sanad kerabat dan dirinya serta bahagia, penuh
cinta kasih

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pandangan hidup merupakan bagaimana manusia memandang kehidupannya.


Setiap orang memiliki pandangan hidup yang berdeda-beda dan melahirkan suatu
paham. Wujud pandangan hidup manusia berkaitan dengan cita-cita, kebajikan, dan
sikap hidup.
Cita-cita merupakan pandangan hidup di masa yang akan datang. kebajikan secara
nyata dan dapat dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan, dalam hal ini, tingkah laku
manusia sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena
wujudnya dapat dilihat dan dirasakan.
Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang
memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain dan tergantung
dari pembawaan, lingkungan, dan pengalaman. Dalam setiap perbuatan, manusia
harus memahami etika yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga kehidupan dalam
memasyarakat menjadi tenang dan tentram.

B.Saran

Melalui kesempatan ini ada beberapa saran yang akan kami sampaikan, saran
tersebut sebagai berikut:

 Tanamkan pandangan hidup atau prinsip hidup pada anak sejak dini agar
mereka kelak menjadi manusia yang bijak dan berwatak mulia.
 Sebaiknya seorang manusia memegang teguh pandangan hidup yang
dimilikinya agar dalam kehidupannya selalu melakukan kebajikan.
 Alangkah lebih baiknya seorang manusia mempunyai suatu keinginan yang
dinamakan cita-cita untuk dijadikan pencapain maksimal seseorang di dalam
hidupnya
 Senantiasa berusaha dan berjuang yang disertai dengan berdoa dalam mencapai
cita-cita, sebab di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin.

17
 Jangan lupa untuk selalu berbuat kebajikan terhadap sesama manusia dan
jauhkan bahkan hilangkan perbuatan tidak baik terhadap orang lain.

18
DAFTAR PUSTAKA

Widyo Nugroho dan Achmad Muchji. 1996.  Ilmu Budaya Dasar. Rev ed. Cet 5.
Jakarta: Gunadarma.

Sulaeman, M.Munandar.2017.Ilmu Budaya Dasar-Suatu Pengantar.Bandung: PT


Refika Aditama.

Notowidagdo, Rohiman, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.


Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. 2002

Prasetya,Drs.Joko Tri,Ilmu Budaya Dasar.Jakarta: PT.Rieneka Cipta. 1998

19

Anda mungkin juga menyukai