Disusun oleh:
Agnes Nadya Zabala 202305002
Paulina Vella Rosalind 202305003
Yuliana Cornelia Lito Waton 202305004
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan karena atas berkat dan kuasanya
kami dapat menyelesaikan Ujian Akhir Semester ini dengan baik dan tuntas. Atas
bimbingan dan rahmatnya kami mampu menyelesaikan wawancara bersama
narasumber dengan mengusung judul “Tinggal Bersama Pasangan Sebelum
Menikah”.
Kami ucapkan terima kasih pula kepada Bapak Paulus Benny Setiawan, S.H.,
M.Hum sebagai dosen dari mata kuliah pendidikan pancasila ini karena atas
bimbingan dan pengetahuan yang kami dapat selama satu semester di
Administrasi Kesehatan.
Kami menyadari adanya kekurangan dalam penulisan ini, oleh karena itu kami
menerima segala kritik dan saran kepada kami serta permohonan maaf kami
sampaikan.
Akhir kata kami, kami ucapkan terima kasih dan mengharapkan penelitian ini
dapat berkembang dengan baik sesuai dengan tujuan dan latar belakangnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Bab 1 ………………………………………………………………………… 1
PENDAHULUAN …………………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………….. 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………. 1
1.4 Metode Penelitian ………………………………………………... 2
Bab 2 ………………………………………………………………………… 1
KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………………. 3
2.1 Pengertian Budaya ………………………………………………... 3
2.2 Pengertian Pernikahan…………………………………………….. 5
2.3 Pengertian Pacaran….…………………………………………….. 7
2.4 Ideologi di Indonesia ……………………………………………... 9
2.5 Ideologi Liberalisme ………………………………………………10
Bab 3 …………………………………………………………….…………… 12
METODE PENELITIAN……………………………………………………... 12
3.1 Pembahasan …….………………………………………………... 14
Bab 4 …………………………………………………………….…………… 15
PENUTUP …………….……………………………………………………… 15
3.1 Kesimpulan .…….………………………………………………... 15
3.2 Saran ……………………………………………………………… 15
LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..17
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.4 Metode Penelitian
Penelitian ini, para peneliti memggunakan metode wawancara. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wawancara adalah sebuah proses
tanya jawab yang dilakukan dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan
tentang suatu hal. Metode ini digunakan untuk memperoleh keterangan dari
Elina Zefaya Suwito tentang keputusannya untuk tinggal bersama pasangan
sebelum menikah.
2
Bab 2
KAJIAN PUSTAKA
Manusia hidup dan berkembang biak di sebuah daerah yang tentu saja
memiliki kebiasaan dan alur yang dapat berkembang dari masa ke masa, dari
jaman ke jaman. Hal ini merupakan cikal bakal dari sebuah kebudayaan itu
sendiri, ada banyak daerah yang memiliki budaya murni tetapi ada banyak
juga pada jaman ini yang merupkan budaya campuran atau karena adanya
faktor mix atau distraksi dengan budaya luar atau daerah lain yang bisa saj
amerusak tetapi bisa saja mendukung atau membuat budaya murni menjadi
lebih baik dengan beberpa modifikasi yang berkembang. Sering kali cara
berpikir juga menjadi sebuah faktor pendukung sebuah kelompok memiliki
budaya yang berkembang di daerah tersebut. Secara umum sebenarnya buday
merupakan kata yang sulut di definiskan karena memiliki makna yang cukup
luas dan abstrak sehingga banyak sekali pengertian dan pemahaman yang
masuk mengenai kata budaya ini sendiri tetapi masyarakat lambat laun
mengartikan budaya sebagai ciri khas dari sebuah daerah, misalkan perilaku
orang Sunda sering dikatakan sebagai pengaruh budaya Sunda, perilaku orang
Minang sering dikatan sebagai pengaruh budaya Minang, perilaku orang Cina
sering dikatakan sebagai pengaruh budaya Cina.
Selama perjalanannya banyak peneliti yang memberikan penjelasna
mengenai budaya tetapi semua sudut pandangnya memiliki konsep dan
pemahan yang berebda, oleh karena itu budaya disebut abstrak secara konsep.
Untuk membuktikan ke abstrakan dari konsep budaya, pada tahun 1952 ada
dua tokoh ahli antropologi yaitu A.L. koreber dan C. Kluckhohm
mengumpulkan semua definisi dari konsep budaya yang sudah ada dan
hasilnya adalah terdapat 160 konsep mengenai budaya yang berbeda-beda
dalam batasan ruang dan lingkungannya. Hal ini yang membuat konsep dari
sebuah budaya dapat dinilai dari berbagai macam aspek, seperti aspek sosial,
3
komunitas, pakaian, organisasi pemerintahan, bentuk negara, perilaku manusia
di sebuah daerah dan masih banyak aspek lainnya. Secara etimologis kata
budaya dan kata culture dalam bahasa inggris serta kata colere dalam bahasa
Latin yang berarti mengerjakan atau mengelolah sesuatu yang memiliki
keterkaitan dengan alam.
Dalam Bahasa Indonesia Budaya diambil dari bahasa Sansekerta yang
artinya buddhayah yang memiliki makna budi atau akal. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia budaya memiliki arti pikiran, akal budi, hasil, adat istiadat
dari sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar untuk diubah. Dalam
suudt pandang lain menurut Dewantara ( Arief, 2015) menyebutkan bahwa
terminologi dengan kata kultur dari bahasa Jerman, cultuur dari bahasa
Belanda, dan culture dari bahasa Inggris yang ketiganya mempunyai makna
buah atau hasil dari peradaban manusia. Kata kultur sendiri diadopsi secara
utuh dalam bahasa Indonesia yang berakar dari bahasa Latin yaitu cultura,
perubahan dari colere yang memiliki makna usaha untuk memelihara dan
memajukan jiwa atau akala tau budi. Menurut Bakker budaya merupkan
sebuah proses penciptaan, pengolahan dan publikasi nilai nilai manusiawi
yang melibatkan usaha untuk melestarikannya, dalam konteks bahan alam
baik fisik dan sosial, makna – makna yang diidentifikasi dan dikembangkan
hingga mencapai tahap kesempurnaan.
Menurut Koentjaningrat, sejarah antropologi menjabarkan bahwa budaya
merupakan sebuah sistem yang meneyeluruh mengenai gagasan, tindakan dan
rasa serta karya yang dihasilkan oleh mansuia dalam kehidupannya
bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar dan mengemban
ilmu-ilmu. Menurut Mohammad Hatta secara agara budaya merupakan
ciptaan hidup dari sebuah bangsa, kebudayaan memiliki banyak macam dan
menjadi pertnyaan apakah sebuah agama merupakan ciptaan manusia atau
bukan karena bagi Mohammad Hatta agama merupakan sebuah kebudayaan
karena dengan memeluk agama manusia dapat hidup dengan bahagia
karenanya Muhammad Hatta mengatakan bahwa agama adalah bagian dari
sebuah konsep budaya.
4
2.2 Pengertian Pernikahan
5
keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Kutuhanan Yang Maha Esa, hal
ini dapat dipahami dalam Regulasi Undang Undang Perkawinan
Pada tahun 1974 di Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUHP Per)
Indonesia menjabarkan beberapa fakta sebagai berikut:
- Konsep monogami dalam perkawinan telah diatur bahwa seorang suami
hanya diijinkan mempunyai satu orang istri saja begitu pula sebaliknya.
pengertia ini dapat kita lihat dalam ketentuan Pasal 27 Kitab Undang
Undang Hukum Perdata (KUH Per), hal ini menegaskan bahwa
perkawinan bersifat Monogami, Perkawinan dalam KUH Per hanya
mempunyai kapasitas untuk memastikan bahwa Pernikahan dilakukan
berdasarkakan urusan keperdatan saja, hal ini dapat dimengerti bahwa
pernikahan hanya sebatas urusan perdata, tidak lebih dari itu, terdapat
dalam Pasa1 26 Kitab Undang Undang.
- Hukum Perdata (KUH Per). Bahwa Pernikahan menjadi legal apabila telah
dipenuhinya sarat dan ketentuan hukum dalam regulasi undang undang
keperdataan. Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUH Per) tidak
melihat unsur agama atau keyakinan sebagai bagian sahnya hubungan
pernikahan. Hal ini ditegaskan dalam Pasa1 81 Kitab Undang Undang
Hukum Perdata (KUH Per), ritual keagamaan dalam perkawinan tidak
boleh dilangsungkan sebelum perkawinan dilaksanakan dan dicatatkan
dihadapan Dinas atau Badan Catatan Sipil.
- Bahwa didalam Kitab Undang Undang Hukum keperdataan (KUH Per),
mempunyai keturunan bukan merupakan tujuan sebuah pernikahan, mari
kita cermati syarat-syarat sahnya perkawinan dalam Hukum Perdata atau
Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUH Per), syarat sahnya
perkawinan dapat di petakan menjadi dua bagian yaitu bagian materil dan
bagian formil dalam melaksankan perkawinan.
- Syarat bagian materil adalah syarat bagian penjelasan yang bersifat pokok
dalam melaksanakan perkawinan pada umumnya, syarat bagian itu
meliputi: berlakunya dasar dalam pasangan hanya satu, terdapat dalam
Pasal 127 Kitab Undang Undang Hukum Perdata, kewajiban mempunyai
kata sepakat atau mau dan bebas memilih antara si pria maupun wanita
6
terdapat dalam melaksanakan perkawinan , hal ini terdapat dalam pasal 28
Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUH Per), terkait uumur
perkawinan, usia pria sudah berumur 18 tahun dan wanita sudah berumur
15 tahun, hal ini terdapat dalam pasal 29 KUH Per.
- Bahwa terdapat waktu menunggu bagi wanita yang bercerai, yaitu 300 hari
sejak perkawinan terakhir berpisah atau cerai, ini terdapat dalam
keterangan Pasal tiga puluh empat, Kitab Undang Undang Hukum Perdata
(KUHPer), terkait anak belum cukup umur harus mendapatkan izin kawin
dari kedua orang tua mereka tersebut, terdapat dalam Pasal tigah puluh
lima KUH Per.
Sehingga dari undang undang sudah diatur jelas mengenai pernikahan
yang tertulis sebagai perkawinan, sehingga secara harafiah sebuah
pernikahan adalah sebuah situasi sosial dimana dua individu secara hukum,
agama, budaya, adat diakui sebagai sebuah pasangan hidup yang sah di
mata hukum dan agama. Pernikahan sendiri memiliki variasi yang
signifikan di seluruh budaya dan masyarakat, beberpa elemen yang
mempengaruhi adalah emosional, huku, ekonomi dan sosial antara
pasangan.
8
2.4 Ideologi di Indonesia
9
menyangkut serta mengatur tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam
berbagai bidang kehidupan. Secara garis besar terdapat lima hal yaitu bidang
politik yang termasuk di dalamnhya yaitu bidang pertahanan atau keamanan,
social, ekonomi, kebudayaan, dan keagamaan.
Namun dalam berbagai hal variasi definisi ideologi itu, yang dimana
dalam ideologi tersebut adalah hasil dari suatu kegiatan pemikiran. Immanuel
Kant (1724-1804) seorang filosof Jerman mengemukakan bahwa ratio
manusia di dalam kegiatan pemikirannya terbagi menjadi dua, yaitu: Reinen
Vernunft atau Pure Reason atau pikiran secara murni, dan practische
Vernunft atau practical reasonatau pikiran yang praktis.
Practical Reason dalam kegiatan yang bersifat metaphysis ataui yang biasa
diekenal keluar jagat raya sehingga sampai pada Lex Devina yaitu Tuhan
Yang menciptakan alam semesta dan manusia. Sedangkan Practical Reason
dalam kegiatannya bersinambungan dengan experience atau pengalaman yang
Dimana ideologi selalu memitoskan pada suatu ajaran, dan secara optimis
mengajarkan bagaimana suatu ideologi pasti akan dapat dicapai. Dan dalam
loyalitas memiliki arti bahwa dalam setiap ideologi menuntut adanya
keterlibatan kepada para pendukungnya.
10
kesejahteraan ekonomi. Pemeikiran ini diterapkan dan dibuktikan
dalam kebijakan ekonomi privatisasi, deregulasi, dll
Kebebasan Individu
Liberal menempatkan nilai tinggi pada kebebasan individu yang
mencakup kebebasan berpendapat, kebebasan beragaam dan hak-hak
sipil lainya. Pemerintah dianggap sebagai pembela hak hak individu
secara mutalak.
Pada pemerintahan barat yang menerapkan ideologi liberalism
menganggap bahwa ideologi ini berdampak besar terhadap keberlangsungan
hidup masyarakatnya dan membawa dampak yang baik untuk kepentingan warga
sipil dan juga ekonomi negara tersebut. Menurut naturalism liberal yaitu John
Locke yang berasal dari Inggris bahwa liberal yaitu sebuah hak hmilik pribadi
yang merupakan suatu hak alam dan naluri yang umbuh bersama pertumbuhan
manusia, secara alamiah manusia adalah baik adanya tetapi akibat akibat yang
banyak dirasakan oleh warga sipil adalah kesenjangan, harta dan kekayaan yang
menjadi sorot utama dari paham liberal ini. John Locke berpendapat bahwa negara
yang terbentuk dari adanya perjanjian sosial yang terjadi dianatra individu yang
hidupnya bebas dengan penguasa.
11
Bab 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pembahasan
Ideologi dan sifat liberal yang dimiliki beberapa anak muda jaman
sekarang membuat budaya ketimuran sendiri itu hilang. Sejatinya mereka tidak
hanya mengadopsi, merubah lalu mempraktekan kea rah yang lebih baik tetapi
mereka malah merubah makna dari sbeuah budaya itu sendiri hingga kehilangan
makna yang sebenarnya. Dari wawancara yang kelompok kami lakukan kepada
narasumber bahwa narasumber memiliki faktor ‘ikut-ikut’ teman atau pergaulan
yang ada sehingga membuat hal tersebut terpengaruh kepada sikap dan
perbuatannya serta keputusannya itu sendiri. Narasumber menganggap bahwa dia
memiliki kebebasan mutlak terhadap hidup dan pilihannya, sehingga tidak
mempertimbangkan apapun dalam pengambilan keputusan tersesbut kecuali
dirinya sendiri.
berikut kami lampirkan daftar pertanyaan yang kami berikan kepada narasumber
pada saat wawancara pada tanggal 5 Januari 2024:
1. Berapa umur narasumber?
2. Pendidikan terakhir narasumber?
3. Dimana domisili narasumber?
4. Apa pekerjaan narasumber saat ini?
5. Berapa pendapatan yang bisa narasumber terima?
6. Sudah berapa lama status hubungan narasumber?
7. Sudah berapa lama narasumber memutuskan untuk tinggal bersama?
8. Dimana narasumber memilih tinggal bersama?
9. Apakah narasumber tidak merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari?
10. Bagaimana cara narasumber dan pasangan membagi tugas untuk pekerjaan
rumah?
11. Sampai sejauh ini apakah narasumber merasa yakin dengan pasangan
narasumber?
12. Bagaimana keadaan hati dan perasaan naarsumber setelah memutuskan
tinggal bersama pasangan?
13. Apakah narasumber tidak keberatan jika mendengar omongan yang tidak
enak di dengar oleh berbagai kalangan?
14. Apakah orang tua mengetahui tentang keputusan anda ini?
15. Apa yang membuat narasumber yakin terhadap pasangan narasumber?
16. Coba ceritakan secara lengkap apa faktor yang mmebuat narasumber
memutuskan untuk tinggal bersama pasangan?
17. Sampai sejauh ini bagaimana perasaan narasumber saat tinggal bersama
pasangan?
Dari pertanyaan tesebut kami mempunyai jawaban yang sudah kami rangkum
sebagai berikut:
12
1. 20 tahun
2. Sekolah Menengah Atas
3. Surabaya
4. Sales Ibox
5. > Rp 5.500.000
6. 6 tahun
7. 2 tahun
8. Saat ini di kos-kos an, sebelumnya di apartemen dan di rumah orang tua
9. Tidak
10. Kebanyakan pasangan saya yang mengatasi pekerjaan rumah
11. Belum 100%
12. Perasaan saya biasa saja tetapi lebih bebas
13. Tidak sama sekali
14. Mengetahui
15. Selalu bersama dia membuat saya tidak bisa lepas, tetapi jika di tanya
alasannya apa saya tidak tahu
16. Ingin saja untuk tinggal bersama pasangan
17. Biasa saja
Dapat diuraikan jawaban dari atau tanggapan dari narasumber bahwa narasumber
memiliki penghasilan pribadi dengan bekerja di Ibox di Grand City dan mendapat
gaji diatas rata-rata upah minimum regional kota Surabaya sehingga orang awam
menganggap bahwa pendapatan tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
pribadi tetapi dari hasil wawancara yang kami lakukan Jumat, 5 Januari 2024
Elina selaku panggilan narasumber kami menguraikan bahwa upah setara UMR
dianggap kurang untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari. Keputusan untuk tinggal
bersama adalah keputusan yang dimiliki oleh mereka sendiri dan atas pengetahuan
orang tuanya dan menurut pengakuan narasumber kami mereka sempat tinggal di
rumah keluarga berlangsung slama kurang lebih 2 tahun. Lalu mereka
memutuskan untuk tinggal di apartemen dan akhirnya sekarang di kos kos an yang
dibilang cukup mewah di daerah Surabaya bagian barat.
Hal ini lantaran narasumber memiliki pengalaman yang tidak baik di
keluarga dan diperlakukan tidak sebagaimana mestinya sehingga narasumber
berontak dan memutuskan untuk tinggal sendiri. Narasumber ingin merasakan
kebebasan mutlak yang tidak dirasakan di dalam keluarga dan hal ini membuat
narasumber merasa pilihannya adalah pilihan yang paling baik bagi dirinya sendiri.
Kebebasan yang dicari adalah kebebasan mutlak yang tidak ingin diganggu oleh
siapapun dan merasa pilihan hidupnya adalah yang paling benar untuk dirinya
sendiri. Hal ini bukan hanya faktor ikut-ikut teman tetapi juga karena faktor
pendukung dari dirinya sendiri yang merasa bahwa memerlukan kebebasan dan
tidak ingin terikat aturan satupun. Pembagian tugas yang dilakukan oleh mereka
adalah dengan membagi rata pekerjaan rumah hingga usai karena maisng-masing
dari mereka juga bekerja sehingga mereka harus sama sama mengatur waktu dan
kesibukan agar saling melengkapi satu sama lain.
Perasaan yang di rasakan murni adalah ingin merasa bebas dari rasa
terbelenggu oleh keadaan rumah sehingga merasa berhak bebas dan menentukan
pilihan sendiri dan kondisi lain adalah ornag tua yang sudah ‘lepas’ dari tanggung
jawab walaupun tidak sepenuhnya. Sebenarnya budaya ini jelas lepas dari budaya
13
ketimuran di Indonesia namun ada banyak keluarga yang sudah menerapkan hal
seperti ini dan membuat anak mereka merasa berhak menentukan kebabannya
sendiri dibarengi dengan tanggung jawab. Dari wawancara yang dilakukan
narasumber merasa bahwa tetap ada komunikasi baik dengan orang tua nya dan
orang tua pasangannya mengenai keadaan, kehidupan, dan lain sebagainya.
Akhirnya narasumber berasumsi bahwa hidupnya adalah pilihannya sehingga dia
tidak sama sekali merasa tidak dipedulikan dan tidak merasa terasingkan.
Narasumber juga dengan berani berbiacra terang-terangan tentang hall yang
sedang dialami dan lingkungan sekitar yang terkesan biasa saja bahkan cenderung
tidak peduli mengenai urusan orang lain.
14
BAB 4
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya yang sudah tercampur aduk dengan budaya lain atau yang lebih
dikenal dengan transcultural menimbulkan fenomena sosial baru di
masyarakat yang membuat ‘orang lama’ mau tidak mau harus terbiasa melihat
dan mengetahui hal tersebut. Hal ini sejalan dengan perkembangnya jaman
dan masa yang seakan akan tidak ada sekat untuk membedakan yang mana
yang baik dan yang mana yang buruk. Sebagai Warga Negara Indonesia ada
banyak sekali budaya barat yang bertentangan dengan budaya ketimuran
sehingga membuat banyak orang memilih utnuk tidak peduli atau mungkin
melakukan penilaian seenaknya sendiri. Ideologi membuat cara pikir
seseorang terbagi dan tersusun rapi untuk membedakan dan tidak
menyamakan kehidupan satu dengan yang lain dengan mengenyampingkan
kehidupan religious. Budaya tinggal bersama pasangan sebelum menikah
merupakan bentuk nyata dan real dari seseorang yang mengalami hal tersebut
di kehiduapan sosial budaya mereka.
3.2 Saran
Budaya yang masuk tidak bisa dihambat apalagi dengan teknologi yang
semakin pesat dan cepat untuk bertumbuh namun sebagai manusia harus
membpunyai batas wajar dalam menjalani dan memilih sebuah keputusan
untuk hidup. Apa resiko yang akan dihadapi dan bagaiman acara
penangangannya yang tepat sasaran. Mengindahkan budaya ketimuran adalah
keberuntungan seklaigus resiko bagi masyarakat agar terhindar dari hal-hal
buruk yang mungkin akan di hadapi di lingkungan sosial.
15
LAMPIRAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Kusherdyana, R., 2020. Pengertian Budaya, Lintas Budaya, dan Teori yang
Melandasi Lintas Budaya.
Anam, K., 2020. Studi Makna Perkawinan Dalam Prespektif Hukum di Indonesia.
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulungagung. 59-68
Siregar, N.et. all., 2021. Liberalisme John Locke dan Pengaruhnya Dalam
Tatanan Kehidupan. Jurnal Education and Development Institut Pendidikan
Tapanuli Selatan 9 (4). 485-491
17