MAKALAH
DI SUSUN OLEH :
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelasikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema
dari makalah ini adalah “Hubungan Manusia Dengan Pandangan Hidup”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
dosen mata kuliah Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang telah memberikan
tugas kepada kami, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan makalah ini dapat
berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkpentingan pada
umumnya.
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 2
1.3 TUJUAN PENULISAN ..................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP ......................................................... 3
2.1.1 Pengertian Manusia dan Pandangan Hidup ................................................. 3
2.1.2 Sumber Pandangan Hidup .......................................................................... 4
2.1.3 Faktor Pandangan Hidup Berdasarkan Asal dan Rasa Bersyukurnya ......... 5
2.2 CITA-CITA ......................................................................................................... 6
2.2.1 Pengertian Cita-Cita...................................................................................... 6
2.2.2 Makna dan Faktor Cita-Cita ......................................................................... 7
2.3 KEBAJIKAN ....................................................................................................... 9
2.3.1 Makna Kebajikan .......................................................................................... 9
2.3.2 Sumber Kebajikan....................................................................................... 11
2.4 SIKAP HIDUP .................................................................................................. 12
2.4.1 Faktor-faktor Penentu Tingkah Laku Manusia ........................................... 12
2.4.2 Makna Sikap Hidup .................................................................................... 13
2.4.3 Sikap Positif dan Sikap Negatif Manusia ................................................... 15
2.5 Hubungan Manusia dan Pandangan Hidup ....................................................... 16
BAB III ....................................................................................................................... 19
PENUTUP ................................................................................................................... 19
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................. 19
ii
3.2 SARAN ........................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya.
Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran dan rasa. Ketiga kekayaan manusia
inilah yang membuat manusia disebut sebagai Khalifah di bumi ini. Tuntutan hidup
manusia lebih daripada tuntutan hidup makhluk lainnya yang membuat manusia
harus berpikir lebih maju untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia,
baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang
disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup.
Pandangan terhadap hidup ini adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal
budi manusia. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan dan tuntutan
seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh kehidupan. Untuk itu, dalam
kehidupan dunia dan akhirat pandangan hidup seseoranglah yang menentukan akhir
hidup mereka sendiri.
Selain itu Pandangan hidup juga tidak langsung muncul dalam masyarakat,
melainkan melalui berbagai proses dalam kehidupan. Dalam perkembangan seorang
manusia itulah proses dalam menemukan jati diri atau pandangan hidupnya. Mulai
dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Dalam penemuan pandangan hidup tersebut,
tidak lepas juga dengan pendidikan. Manusia mengetahui tentang hakikat hidup dan
sebagainya adalah berasal dari pendidikan.
Oleh karena itu pendidikan merupakan awal sebuah jalan menuju masa depan
yang lebih baik dengan wawasan dan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang
dimiliki, mampu membuat manusia berfikir dan melakukan sesuatu hal yang
bermakna dan berharga untuk kelangsungan hidupnya kelak.
1
2
PEMBAHASAN
a. Manusia
Manusia adalah bagian dari pandangan hidup. Dalam kehidupan tidak ada
seorang pun manusia yang tidak memiliki pandangan hidup. Apapun yang di katakan
manusia adalah sebuah pandangan hidup karena dapat dipengaruhi oleh pola pikir
tertentu pada setiap individu. Pandangan hidup bersifat elastis, tergantung kepada
situasi dan kondisi dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan hidup dimana manusia
tersebut berada.
3
4
b. Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh sutau masyarakat, yang
dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat
(Koentjaraningrat, 1980). Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap
hidup. Cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan
kehidupan. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita,
kebajikan, dan sikap hidup itu (Suyadi, M.P., 1985).
Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia. Tidak ada seorang
pun yang hidup tanpa pandangan hidup meskipun tingkatannya berbeda-beda.
Pandangan hidup itu mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup ini
mencerminkan cita-cita atau aspirasinya (Manuel Kaisiepo, 1982). Apa yang
dikatakan oleh seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola
berpikir tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan suatu itu pandangan hdiup, sebab
dapat pula hanya suatu idelisasi belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir yang
sedang berlangsung di dalam masyarakat.
Sunnah Rasul (sikap, perkataan, dan perbuatan Nabi Muhammad SAW). Dengan
demikian maka, pandangan hidup muslim adalah kesetiaannya kepada Islam
tentang berbagai masalah asasi hidup manusia, yang merupakan jawaban muslim
yang berorientasi terhadap Islam mengenai berbagai persoalan pokok hidup
manusia yang tersimpul dalam Al-Qur’an dan Hadits.
· Pandangan hidup yang bersumber dari ideologi merupakan abstraksi dari nilai-
nilai budaya suatu negara atau bangsa. Misalnya ideologi Pancasila dapat
merupakan sumber pandangan hidup, sebagimana halnya P4.
a. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak
kebenarannya.
b. Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan
norma yang terdapat pada negara tersebut.
d. Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada
dalam pandangan hidupnya, dan
2.2 CITA-CITA
Jika melihat dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), cita-cita merupakan
keinginan kehendak, dan tujuan yang terus ada di dalam pikiran supaya dapat
diwujudkan pada kehidupannya.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa cita-cita itu asalnya adalah dari impian masa
kecil lho… Banyak yang akhirnya dapat mewujudkan cita-citanya setelah bermimpi
akan sesuatu besar saat mereka masih kecil. Meskipun sebagian lagi, impian masa
kecil mereka justru tidak dapat terwujud karena berbagai kendala.
Menurut Mutaningtyas (2007), cita-cita adalah keinginan yang selalu ada di dalam
pikiran atau tujuan yang ditetapkan oleh seseorang untuk diri sendiri dan hendak
dicapai. Keberadaan cita-cita, selain didukung oleh impian, juga dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar, terutama orang tua.
Secara tidak langsung, cita-cita dapat berarti sebagai tujuan dan pedoman hidup.
Maka dari itu, banyak faktor yang mempengaruhi munculnya cita-cita di pikiran atau
benak setiap individu, yang dapat dibedakan menjadi dua, yakni secara internal dan
eksternal.
7
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-
cita itu disebut angan-angan. Persyaratan dan kemampuan tidak atau belum dipenuhi
sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita tidak mungkin dilakukan. Misalnya
seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin
berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru
dalam taraf angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang
sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa
yang dicita-citakan, hal ini tergantung dari tiga faktor ;
a. Faktor Manusia
Manusia yang mau mencapai cta-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada
yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan
saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang
berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang akan dicita-citakan karena kurang
mengukur dengan kemampunnya sendiri. Sebaliknya dengan anak yang dengan
kemauan keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan.
8
b. Faktor Kondisi
Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, masyarakat dan bangsapun
memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu
bangsa. Misalnya bangsa Indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan sarana
untuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan
kemakmuran.
9
2.3 KEBAJIKAN
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan.
Kedua unsur terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia
mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, seringkali manusia tidak
mengenal kebajikan.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi yaitu ;
Sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang yang
baik dan apa yang yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati adalah
semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan
menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku.
10
Jadi sura hati dapat merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu, nilai suara
hati amat besar dan penting dalam hidup manusia. Misalnya orang tahu bahwa
membunuh itu buruk, jahat, suara hatinya mengatakan demikian, namun manusia
kadang-kadang tak mendengarkan suara hatinya.
Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk
berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karana itu, kalau seseorang untuk berbuat
sesuatu sesuai sdengan bisikan suara hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti
baik. Karena merupakan anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan
suara masyarakat.
Sesuatu yang baik bagi masyarakat, berarti baik bagi kepentingan masyarakat.
Tetapi dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik bagi kepentingan umum/
masyarakat tidak baik bagi salah seorang atau segelintir orang didalamnya atau
sebaliknya. Dengan demikian seseorang harus tunduk kepada apa yang baik bagi
masyarakat umum.
Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara
hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun,
11
berbahasa baik, bertinkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian
sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Baik buruk, kebajikan dan ketidak bajikan menimbulkan daya kreatifitas bagi
seniman. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi kebajikan dan ketidak bajikan. Namun
ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang terselubung kebajikan. Kebajikan
semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang bermaksud
mencari keuntungan diri sendiri.
Kebajikan nyata dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku
bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-
sendiri sehingga tingkah laku setiap orang berbeda beda.
Kebajikan berasal dari dua sumber, yaitu manusia sebagai khalifah Allah di
bumi ini, dan Allah Yang Maha Kuasa, yang menciptakan manusia beserta alam
semesta dan isinya.
Kebajikan Tuhan adalah berupa karunia-Nya. Bagi orang yang tidak beriman
kepada Tuhan mereka tidak percaya adanya kebajikan yang berasal dari karunia-Nya.
Tetapi bagi orang yang beriman, ia percaya bahwa kebajikan manusia adalah karena
karunia-Nya juga. Manusia sekedar perantara saja.
Kebajikan itu dapat berupa tingkah laku atau perbuatan, benda-benda yang
berwujud atau benda-benda yang tak berwujud.
Dalam menjelaskan kebajikan ilmu bahwa ilmu pengetahuan itu lebih utama
daripada ibadah dan penyaksian, Rasulullah SAW bersabda:
“Hai anakku, pergaulilah para alim ulama dan rapatilah mereka itu dengan
kedua lututmu, sebab sesungguhnya Allah SWT menghidupkan hati dengan cahaya
hikmat sebagaimana Dia menghidupkan bumi dengan hujan lebat dari langit.”
a. Faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih
dalam kandungan.
b. Faktor lingkungan dimana mereka tinggal dan hidup dalam lingkungan yang baik
maupun tidak baik.
c. Faktor pengalaman yang khas yang pernah dialami sewaktu dia mulai hidup dan
hingga sampai dewasa.
berfikir positif adalah hal yang akan membawa kita ini hidup penuh dengan kebaikan
dan akan membawa kita kepada pribadi yang tangguh, pribadi yang dapat
menyesuaikan diri dimanapun kita berada, tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal
negatif yang ada di lingkungan tempat kita tinggal
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap itu bisa
positif, bisa negatif, apatis atau sikap optimis atau persimis, bergabung pada pribadi
orang itu dan juga lingkungannya.
Sikap itu penting, setiap orang mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap
orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai dengan kemauan yang
membentuknya. Pembentukan sikap ini terjadi melalui pendidikan. Seperti halnya
orang militer yang bersikap tegas, berdisiplin tinggi, sikap kesatria, karena dalam
kemiliteran ia dididik kearah sikap itu. Sikap dapat juga berubah karena situasi,
kondisi, dan lingkungan.
Sikap nonetis atau negatif ialah sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap
takut, sikap angkuh, sikap rendah diri. Sikap-sikap itu harus di jauhkan dari diri
pribadi, karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi
kemajuan bangsa.
Bahwa mengidentifikasi sikap tidak dapat dilihat secara langsung akan tetapi
harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Secara
operasional pengertian sikap menunjukkan konotasi ada kesesuaian reaksi terhadap
katagori stimulus tertentu, sementara dalam penggunaan praktis sikap sering kali
dihadapkan dengan rangsang sosial dan reaksi yang bersifat emosional.
Motivasi adalah kesiapan yang ditujukan pada sasaran dan dipelajari untuk
tingkah laku dan bermotivasi. Sikap adalah kesiapan secara umum untuk suatu
tingkah laku bermotivikasi, sedangkan nilai-nilai adalah sasaran atau tujuan yang
bernilai terhadap berbagai pola sikap dapat.
a. Tahap mitis ialah sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh
kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya, yaitu kekuasaan dewa-dewa alam raya atau
kekuasaan kesuburan.
b. Tahap antiologi ialah sikap manusia yang tidak hidup lagi dalam kepungan, ia
menyusun suatu ajaran atau teori mengenai dasar hakikatnya segala sesuatu
(antologi) dan mengenai segala sesiatu menurut perinciannya (ilmu-ilmu).
c. Tahap fungsional ialah sikap dan alam pikiran yang makin nampak dalam diri
manusia modern. Ia tidak begitu terpesona lagi oleh lingkungan (sikap mitis), ia
tidak lagi dengan kepala dingin ambil jarak terhadap objek penyelidikannya
(sikap antologis).
Sikap positif artinya perilaku baik yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-
norma kehidupan yang berlaku dalam masyarakat. Sikap positif tercermin dalam :
c. Bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan selalu memohon pertolongan
Tuhan setiap mengalami kesulitan.
Sedangkan sikap negatif ialah sikap yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan
norma-norma kehidupan yang berlaku dalam masyarakat atau bahkan bertentangan.
Sikap ini tercermin dalam :
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan
diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan
dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan manusia tersebut adalah
pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
3. Dan khawatir kalau ada kritik besar dan penyelewengan pandangan hidup
dari anak-anak atau orang yang di bimbing.
17
Pandangan hidup adalah Filsafat hidup. Sesuai dengan arti filsafat yaitu cinta
akan kebenaran tentulah bentuk kebenaran yang akan dicapai kebenaran yang dapat
diterima oleh siapa saja.
Dalam firman Allah SWT itu tersirat bahwa betapa Dia menghargai akal
manusia. Dia hanya menawarkan atau mendorongkan ini yang baik dan ini yang
buruk. Akhir keputusan terserah kepada manusia, sebab manusia mempunyai akal.
Dan Allah SWT telah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 19 yang artinya: ”Agama
yang benar bagi Allah itu hanyalah Islam”. Namun agama apa yang akan dipilih oleh
manusia sebagai sandaran hidupnya, diserahkan hidupnya kepada manusia itu sendiri.
Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan pilihan akal, bukan
sekedar ikut-ikutan saja.
· Hidup panjang umur untuk sanad kerabat dan dirinya serta bahagia, penuh
cinta kasih.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang
memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain dan tergantung
dari pembawaan, lingkungan, dan pengalaman. Dalam setiap perbuatan, manusia
harus memahami etika yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga kehidupan dalam
memasyarakat menjadi tenang dan tentram.
3.2 SARAN
Melalui kesempatan ini ada beberapa saran yang akan kami sampaikan, saran
tersebut sebagai berikut:
a. Tanamkan pandangan hidup atau prinsip hidup pada anak sejak dini agar mereka
kelak menjadi manusia yang bijak dan berwatak mulia.
19
20
d. Senantiasa berusaha dan berjuang yang disertai dengan berdoa dalam mencapai
cita-cita, sebab di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin.
e. Jangan lupa untuk selalu berbuat kebajikan terhadap sesama manusia dan jauhkan
bahkan hilangkan perbuatan tidak baik terhadap orang lain
DAFTAR PUSTAKA
1. https://pengertiandefinisi.com/pengertian-manusia-menurut-para-ahli/
2. https://mevysa.wordpress.com/2009/01/03/pengertian-sikap-positif-dan-sikap-
negatif/
3. http://isnaenicandra.blogspot.co.id/2013/01/tugas-manusia-dan-pandangan-
hidup.html
4. https://www.gramedia.com/best-seller/impian-dan-cita-cita/
21