Anda di halaman 1dari 26

STRATEGI PEMERINTAHAN KABUPATEN INDRAGIRI

HILIR DALAM MENGENTASKAN ANGKA KEMISKINAN


PADA TAHUN 2016

USULAN PENELITIAN

Diajukan sebagai Pemenuhan Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan


Penelitian Skripsi Sarjana Ilmu Pemerintahan

Diajukan Oleh:

MILA ZURIAH
NIM: 1665201061

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang maha Esa karna

berkat rahmat dan karunia-nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal

ini. Proposal ini disusun guna untuk memenuhi salah satu gelar sarjana Ilmu

Pemerintahan di Universitas Abdurrab Pekanbaru, yang berjudul “Strategi

Pemerintahan Kabupaten Indragiri Hilir Dalam Mengentaskan Angka

Kemiskinan Pada Tahun 2016”.

Penyusun menyadari bahwa dalam menyelesaikan proposal ini tidak

semata-mata hasil kerja sendiri, melainkan atas bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Melalui kesempatan ini dengan penuh rasa hormat penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Arisman Adnan, M. Sc, selaku Rektor Universitas Abdurrab

Pekanbaru.

2. Bapak Alfajri, S.IP., MIA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Abdurrab Pekanbaru.

3. Bapak Amir Syamsuadi, S.IP., M.Si, selaku ketua Prodi Ilmu

Pemerintahan Universitas Abdurrab Pekanbaru.

4. Bapak Melta Batrawan, S.IP., M.Si selaku pembimbing I yang telah

membantu membimbing, mengoreksi, dan merevisi penulisan skripsi

kearah yang lebih sempurna.

5. Bapak M. Zainuddin, S.IP., MA, selaku pembimbing II yang telah

membantu membimbing, megoreksi, dan masukan kepada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.


6. Bapak Jarwo, S. Pd, Buk Asnizar dan Bapak Ibu Dosen Prodi Ilmu

Pemerintahan yang telah memberi wawasan dan ilmu pengetahuan

serta mendidik penulis selama mengikuti proses perkuliahan. Semoga

segala curahan ilmu menjadi motivasi dan kunci sukses bagi penulis di

masa akan datang.

7. Terkhusus, ucapan terimakasih penulis persembahkan untuk Ayahnda

(Hasbi), dan Ibunda tercinta (Sarmiati) dan Kakanda (Hazmai Neliza)

Kakanda (Jurais) dan Kakanda (Reza Prastio) Kakanda (Mhd Rifa’i).

Yang telah memberikan motivasi dan dukungan yang luar biasa kepada

penulis untuk tetap berjuang dalam pendidikan, penulis sangat

berterima kasih atas supportnya.

8. Teman-teman Ilmu Pemerintahan Seperjuangan Khususnya Mahasiswa

Ilmu Pemerintahan Angkatan 2016 (A), serta teman-teman yang ada di

Universitas Abdurrab Pekanbaru walau beda Jurusan tetap tujuannya

satu “wisuda” sukses buat kalian.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, dengan penuh kerendahan hati penulis menerima keritik dan

saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan hasil di masa yang

akan datang.

Pekanbaru, 20 juni 2019


Penulis

MILA ZURIAH
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…............................................................................................................................................ vii

DAFTAR ISI…........................................................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL………………………………………………….…………………………………………………..xi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………………………………. xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan.................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 9


A. Kajian Terdahulu. .......................................................................... 9
B. Kerangka Teori .............................................................................. 12
1. Seleksi Mendasar dan Keritis Terhadap permasalahan ........... 12
2. Menetapkan Tujuan ................................................................. 15
3. Perencanaan Tindakan Strategis……………………………..
4. Program dan Rencana Penyumberdayaan………………….
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................................................... 25

A. Pendekatan Penelitian ................................................................... 25


B. Jenis dan Bentuk Penelitian........................................................... 26
C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 26
D. Objek dan Subjek Penelitian ......................................................... 27
E. Konsep Operasional ...................................................................... 29
F. Jenis dan Sumber data ................................................................... 31
G. Teknik Pengumpulan data ............................................................. 32
H. Teknik Analisa Data ...................................................................... 33
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pasal 34 UUD 1945 “Fakir miskin dan anak-anak yang

terlantar dipelihara oleh Negara”, ini menegaskan bahwasanya Negara memiliki

tanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat. Dinas sosial sebagai

representasi pemerintahan di Kabupaten Indragiri Hilir menjadi penyelengga

bantuan sosial dengan berlandaskan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009

tentang kesejahteraan sosial dalam pelaksanaannya, menurut pasal 4 yaitu tugas

pokok dinas sosial yaitu:

a. Dinas sosial mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi

daerah dibidang pengembangan dan peleyanan kesejahteraan sosial

b. Melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang

kesejahteraan sosial

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1965 Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 49, maka Daerah Persiapan Kabupaten Indragiri Hilir resmi

dimekarkan menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II Indragiri Hilir (sekarang

Kabupaten Indragiri Hilir) yang berdiri sendiri, dan pelaksanaannya terhitung

tanggal 20 November 1965. Pada dasarnya pemekaran suatu wilayah


Kabupaten/Kota menjadi sebuah wilayah Kabupaten/Kota sesungguhnya

merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan intensitas layanan publik.

Begitu juga halnya dengan Kabupaten Indragiri Hilir, alasan yang mendasari

Kabupaten Indragiri Hilir memekarkan diri adalah untuk membentuk daerah

otonomi baru yang bertujuan untuk mempercepat proses pelaksanaan

pembangunan, meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat,

meningkatkan prekonomian daerah dan pengelolaan potensi daerah.

Kabupaten Indragiri Hilir terletak di pantai timur pulau Sumatra, merupakan

gerbang selatan provinsi Riau dan mempunyai 20 kecamatan salah satunya yaitu:

Kecamatan Keritang, Kemuning, Reteh, Sungai Batang, Enok, Tanah Merah,

Kuala Indragiri, Concong, Tembilahan, Tembilahan Hulu, Tempuling, Kempas,

Batang Tuaka, Gaumg Anak serka, Gaung, Mandah, Kateman, Pelangiran, Telik

Belengkong, Pulau Burung dan total penduduk di kabupaten Indragiri Hilir kurang

lebih 683.354 jiwa terdiri berbagai etis yang 75% masyarakat di Kabupaten

Indragiri Hilir menggantungkan hidupnya pada perkebunan kelapa. Luasnya

perkebunan kelapa di Kabupeten Indragiri Hilir mencapai 392.752 Hektar tidak

mampu mengentaskan angka kemiskinan, terbukti pada tahun 2016 angka

kemiskinan di Kabupaten Indragiri Hilir meningkat 40% dari tahun sebelumnya.

Pada dasarnya kemiskinan merupakan masalah yang menyangkut banyak

aspek karena berkaitan dengan pendapatan yang rendah, buta huruf, derajat

kesehatan yang rendah dan ketidaksamaan derajat antara jenis kelamin serta

buruknya lingkungan hidup (World Bank, 2004)


Menurut bank dunia salah satu sebab kemiskinan adalah karena kurangnya

pendapatan dan aset untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,

paerumahan dan tingkat kesehatan dan pendidikan yang dapat diterima

(acceptable). Di samping itu kemiskinan juga berkaitan dengan keterbatasan

lapangan pekerjaan dan biasanya mereka yang dikategorikan miskin (the poor)

tidak memiliki pekerjaan (pengangguran) serta tingkat pendidikan dan kesehatan

mereka umumnya tidak memadai. Mengatasi masalah kemiskinan tidak dapat

dilakukan secara terpisah dari masing-masing pengangguran, pendidikan,

kesehatan dan masalah-masalh lain yang secara eksplisit berkaitan erat dengan

masalah kemiskinan. Dengan kata lain pendekatannya harus dilakukan lintas

sektor, lintas pelaku secara terpadu dan terkoordinasi dan terintegritasi. Faktor

telah maembuktikan bahwasanya pemikiran yang terjadi pada saat ini sangat

memprihatinkan, dan itu tarjadi diseluruh penjuru nusantara termasuk di

Kabupaten Indragiri Hilir.

Hak-hak dasar yang dilakukan secara umum antara lain meliputi

terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, per umahan,

air bersih, pertanahan, sumbersaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari

perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam

kehidupan sosial politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Terpenuhinya

kebutuhan dasar menjadi tujuan penting dalam pelaksanaan pembangunan.

Mengacu pada strategi nasional penanggulangan kemiskinan, defenisi kemiskinan

adalah kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang laki-laki dan parempuan

tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengenbangkan


kehidupan yang bermartabat. Defenisi ini beranjak dari pendekatan berbasis hak

yang mengakui bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama

dengan anggota masyarakat lainnya. Lebih dari pada itu kemiskinan juga

dipengaruhi oleh sejumlah faktor penyebab antara lain, struktur kebijakan yang

kurang memihak pada aksesibilitas masyarakat miskin, budaya dan lingkungan

sosial serta bencana alam. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidak

mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan

perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan

secara bermartabat. Defenisi ini beranjak dari pendekatan berbasis hak yang

mengakui bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan

anggota masyarakat lainnya. Lebih dari itu kemiskinan juga dipengaruhi oleh

sejumlah faktor penyebab antara lain, struktur kebijakan yang kurang memihak

pada masyarakat miskin, budaya dan lingkungan sosial. Kemiskinan tidak lagi

dipahami hanya sebagai ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan

memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau

sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.

Variable makro ekonomi mempunyai andil yang sangat besar terhadap

tingkat kemiskinan. Tingginya laju inflasi, rendahnya investasi, disparitas

pertumbuhan ekonomi antar daerah dan antara desa dan perkotaan serta mobilitas

atau berjalannya sumber-sumber ekonomi, secara langsung akan mempengaruhi

tingkat kemiskinan. Di sisi lain, pergerakan sector riil pedesaan menjadi bagian

penting atas perencanaan program pembangunan. Selain sector rill pedesaan tidak

bergerak secara akseleratif, selama itu pula program pengentasan kemiskinan


disadari merupakan kewajiban semua pihak, bagian dari tanggungjawab sosial dan

tanggungjawab pemerintah yang tidak bisa disekat dengan waktu, karena

kemiskinan itu sendiri bagian dari ornament dunia yang tidak mungkin dapat

disebutkan, seperti buta huruf.

Untuk itu sangat diperlukan seleksi dan keritis terhadap permasalahan yang

dilakukan oleh dinas sosial untuk mengetahui apa penyebab sebenarnya yang

mengakibatkan meningkatnya angka kemiskinan di Kabupaten Indragiri Hilir

sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan secara signifikan. Dari data BPS

presentasi pendudu miskin (sangat miskin) di Kabupaten Indragiri Hilir ditahun

2015 mencapai 8,10% atau 56,850 jiwa. Jumlah ini meningkat dibanding tahun

2014 yang mencapai 7,51%, sementara data Disdukcapil, jumlah penduduk

Kabupaen Indragiri Hilir semester I tahun 2016 mencapai 612,665 jiwa. Dari

jumlah tersebut 40% atau 163.092 jiwa tergolong penduduk dengan kesejahteraan

rendah. Seperti halnya salah satu penyebab meningkatnya angka kemiskinan di

Kabupaten Indragiri hilir pada Tahun 2016 yaitu dikarenakan perkebunan kelapa

rakyat lebih dari 100,000 hektar mengalami kerusakan, dikarenakan akibat kondisi

alam berupa intrusi air laut, upaya yang dilakuakn Pemerintah Kabupaten

Indragiri Hilir yaitu mengingkatkan harga jual kelapa Rp2000 perbutir,

menyediakan bibit baru bagi petani yang mengalami kerusakan lahan. Penyebab

lainnya yang menjadikan angka kemiskinan meningkat yaitu dengan naiknya

harga sembako yang membuat pengeluarkan masyarakat tidak sesuai dengan

pendapatannya.
Maka dari itu, dibuatlah program untuk penanggulangan kemiskinan

melalui berbagai macam program yaitu: program rutin seperti pemberian bantuan

terhadap fakir miskin melalui pembentukan KUBE (Kelompok Usaha Bersama),

pembinaan di PSBR (Panti Sosial Bina Remaja), program pelatihan ekonomi

keluarga bagi kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera

(UPPKS) hanya membutuhkan 95 orang dari seluruh masyarakat Indragiri Hilir

dan program dari pusat yaitu program keluarga harapan (PKH). Dengan adanya

program ini seharusnya angka kemiskinan di kabupaten Indragiri Hilir akan

menurun secara signifikan dan bisa merubah prekonomian masyarakat menjadi

lebih baik, kenyataannya angka kemiskinan di Kabupaten Indragiri Hilir hanya

mengalami penurunan pada mencapai 7,70% pada tahun 2017.

Dari fenomena tersebut dapat dikatakan adanya masalah kenikan angka

kemiskinan di Kabupaten Indragiri Hilir yang sangan signifikan oleh karena itu

penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemerintah

Kabupaten Indragiri Hilir Dalam Mengentaskan Angka Kemiskinan Pada

Tahun 2016”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan

suatu masalah penelitian yaitu:

1. Bagaimanakah Strategi Pemerintahan Kabupaten Indragiri Hilir dalam


Mengentaskan angka kemiskinan angka kemiskinan Pada Tahun 2016?

2. Apa faktor-faktor penghambat Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir


dalam Mengentaskan angka kemiskinan Pada Tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan Strategi Pemerintahan Kabupaten


Indragiri Hilir dalam Mengentaskan angka kemiskinan pada Tahun 2016.

2. Untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor penghambat


Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam Mengentaskan angka
kemiskinan pada tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Secara akademik penelitian ini dapat mendukung perkembangan ilmu


pemerintahan dan ilmu politik terutama untuk memperkaya inventaris
(catatan) hasil penelitian ilmiah di bidang pemerintahan Universitas
Abdurrab.

2. Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi


Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam mengentaskan angka
kemiskinan.

3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi

kalangan akademik dalam penelitian yang sama.


E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 (lima) bab yang

saling berkaitan dalam pemaparan sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang, kajian terdahulu, kerangka teori, dan kerangka

pemikiran yang berkenaan dengan Strategi Pemerintah Kabupaten Pelalawan

dalam mengentaskan angka kemiskinan pada Tahun 2016

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian, jenis dan bentuk penelitian,

tempat dan waktu penelitian, objek dan subjek penelitian, konsep oprasional, jenis

dan sumber data, teknik pengumpulan data serta teknik analisa data.

BAB IV: GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian dan akan

diterangkan hasil dari penelitian tentang Strategi Pemerintah Kabupaten Indragiri

Hilir dalam mengentaskan angka kemiskinan pada Tahun 2016

BAB V: PENUTUP

Bab ini merupakan bab yang berisi kesimpulan dan saran


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Terdahulu

Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mapu untuk

memmenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, tempat tinggal, pendidikan dan

kesehatan yang layak. Secara kuantitatif, kemiskinan merupakan suatu keadaan

dimana taraf hidup manusia serba kekurangan atau tidak memiliki harta benda.

Sedangkan secara kualitas pengertian kemiskinan adalah keadaan hidup manusia

yang tidak layak. Kemiskinan sangat berhubungan dengan masalah kesejahteraan

masyarakat dan menjadi tingkat minimum yang didapatkan berdasarkan standar

hidup masyarakat disuatu Negara. Untuk itu perlu adanya strategi yang baik dari

tahun ketahun oleh pemerintah daerah sehingga hal ini memiliki daya tarik untuk

menjadi sebuah objek penelitian bagi para peneliti. Penelitian terdahulu yang

menjadi referensi penulis adalag sebagai berikut:

Pertama, penelitian ini dilakukan Rini Rahmawati (2013) dengan judul

penelitian “Strategi Pemerintah Kabupaten Meranti Dalam Menangulangi

Kemiskinan Tahun 2010-2012”. Penelitian ini merupakan skripsi Jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Abdurrab, rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu: Bagaimana Strategi Pemerintah Kabupaten Meranti

dalam menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Meranti Tahun 2010-2012.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif,
adapun hasil penelitian ini adalah bahwa sebagai berikut: pertama, strategi yang

dilakukan Dinas Sosial Kabupaten Meranti dengan melakukan berbagai upaya

atau cara untuk menanggulangi kemiskinan yang timbul di Kabupaten Meranti

yaitu dengan melalui pemberdayaan kelompok usaha bersama ( KUBE) yaitu

dengan cara memberikan pembinaan dan bantuan modal terhadap kelompok usaha

baik di bidang home industry, pertanian, perikanan dan pertenakan. Selain KUBE,

strategi dari Dinas Sosial lainnya berupa penyandang masalah kesejahteraan sosial

(PMKS) seperti rumah tidak layak huni, selain itu masalah data pemulangan orang

terlatar kedaerah asalnya, bantuan PSBR, dan bantuan pemulangan orang yang

dikirim kerumah sakit jiwa Tampan Pekanbaru. Kerdua, adapun faktor yang

dihadapi Dinas Sosial Kabupaten Meranti dalam menanggulangi kemiskinan yaitu

masalah tingkat keseriusan masyarakat dalam memberdayakan kelompok atau

komunitas yang masih rendah, lokasinya cukup jauh dan sulitnya untuk ditempuh

sehingga pengawasan dari Dinas Sosial dan tidak adanya sistem pelaporan dan

pertanggungjawaban dari kelompok masyarakat yang sudah dibantu dan

diberdayakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Meranti.

Kedua, penelitian ini dilakukan Rima Fitriani (2013) dengan judul

penelitian “Strategi Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota

Yogyakarta Dalam Penanggulangan Kemiskinan Melalui Kartu Menuju

Sejahtera”. Penelitian ini merupakan skripsi Universitas UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: bagaimana proses

pendapatan keluarga miskin Kota Yogyakarta yang akan mendapatkan KMS?

Metode yang digunakan dalam pdenelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, adapun
hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan dicanangkannya Program Kartu

Maju Sejahtera (KMS) oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, Program pengerntasan

kemiskinan dapat diatasi secara berangsur.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Hikmah Wati (2016) dengan

judul penelitian “Peran Dinas Sosial Dalam Penyaluran Bantuan Sosial

Sebagai Upaya Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Di Provinsi

Lampung”. Penelitian ini merupakan skripsi Universitas Lampung. Rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu: bagaimanakah peran dinas sosial dalam

penyaluran bantuan sosial sebagai upaya penanggulangan kemiskinan perkotaan

di provinsi Lampung? Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

deskriptif kualitatif, adapun hasil penelitian ini adalah peran dinas sosial dalam

penyaluran bantuan sosial terhadap parkir miskin perkotaan di Provinsi Lampung

adalah sebagai representasi asas dekonsentrasi dan tugas pembantuan dari

pemerintah pusat (kementrian sosial RI) kepada pemerintah daerah (dinas sosial)

dengan fungsi perumusan, penyelenggaraan, pembinaan dan pelaksanaan bantuan

sosial di provinsi lampung dengan pendekatan Kelompok Usaha Bersama

(KUBE).

Beberapa dari hasil penelitian sebelumnya menunjukan bahwa telah ada

yang membahas mengenai tentang strategi dalam mengentaskan angka

kemiskinan yang dalam hal ini di teliti di dinas sosial kabupaten Indragiri hilir
B. Kerangka Teori

Dalam membahas suatu permasalahan perlu diketahui beberapa teori yang

dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti dan diharapkan mampu

menjadi hipotesa yang akurat. Teori merupakan serangkaian konsep serta defenisi

yang saling berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis

tentang suatu fenomena. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan

mengemukakan beberapa teori yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis

angkat.

1. Strategi

Strategi adalah suatu rencana yang sifatnya komprehensif, bagai mana

sesuatu organisasi dapat mencapai misi dan objek serta mengusahakan sekecil

mungkin hambatan ( Suradinata, 1996:148). Strategi memang peranan penting

dalam suatu organisai untuk mewujudkan tujuan dan tercapainya suatu visi dan

misi organisasi. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh kertonegoro

(2004:56) mengemukakan bahwa strategi sebagai suatu rencana yang menyeluruh

dan terpadu mengenai kegiatan-kegiatan utama organisasi yang akan menentukan

keberhasilannya untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Makmur (2009:128) strategi adalah suatu tindakan yang sangat

berpengaruh dan sangat menentukan keberhasilan terhadap program atau kegiatan,

baik yang akan maupun yang telah direncanakan oleh pihak manajemen. Sejalan

yang diungkapkan Sjafari mengkuprawira (2004:1) bahwa strategi adalah cara

mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Quinn (1999:21)


strategi adalah pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan, kebijakan dan

aksi utama dalam hubungan yang kohesif. Sedangkan menurut Robinson Jr

(2008:56) mendefinisikan strategi sebagai seperangkat keputusan dan tindakan

yang menghasilkan formulasi dan implementasi dari rencana yang didesain untuk

mencapai tujuan.

Strategi memerlukan tahapan-tahapan tertentu untuk dipenuhi. Sedikitnya

ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan (Triton PB, 2008:17-24).

a. Seleksi mendasar dan kritis terhadap permasalahan.

Ini dilakukan berdasarkan faktor internal maupun eksternal yang menjadi

permasalahan individu atau organisai. Langkah-langkahnya adalah:

1) Mengidentifikasi seluruh permasalahan. Dalam hal ini seluruh

dihimpun atau diakomodir yang dapat mengganggu jalannya

organisasi dan untuk dicari upaya penyelesaiannya.

2) Mengelompokan masalah berdasarkan faktor eksternal dan internal

organisasi. Dalam menghimpun permasalahan, faktor internal dan

eksternal menjadi pertimbangan yang serius karena faktor dalam dan

luar organisasi sangat berpengaruh dengan keberhasilan organisasi

dalam mencapai tujuan tertentu.

b. Menentukan tujuan dan sasaran strategis.

Mempertegas arah, cakupan, dan perspektif jangka panjang suatu tujuan

dasar sasaran dikatakan strategis apabila seoptimal mungkin mampu mempertegas


arah, cakupan, dan perspektif jangka panjang secara keseluruhan dari suatu

organisasi. Oleh karena itu, tujuan dasar dan sasaran strategis harus benar-benar

merumuskan melalui identifikasi yang jeli. Tujuan dan sasaran strategi

merupakan unsur strategi yang sangat vital karena pencapaian tujuan dasar dan

sasaran strategi ini merupakan acuan yang menjadi dasar pengukuran keberhasilan

atau tidaknya suatu strategi, maka akan salah pula pemilihan alat ukur

keberhasilan pencapaian suatu strategi. Ini merupakan kesalahan fatal dalam

merumuskan strategi, karena penyusunan strategi lanjutannya akan menjadi

pekerjaan sia-sia.

c. Perencanaan tindakan strategi.

Perencanaan tindakan disebut juga rencana operasional yaitu penyusunan

langkah-langkah operasional untuk mencapai hasuil-hasil yang ditargetkan dalam

strategi. Dalam hal ini tindakan apa yang diambil oleh manajemen dalam

pencapaian tujuan tertentu. Rencata tindakan juga bisa dikatakan strategi yang

akan dilakukan organisasi dalam memanfaatkan potensi dan sumber daya yang

berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan atau strategi apa yang akan

diambil oleh organisasi.

d. Program dan Rencana Penyumberdayaan.

Rencana tindakan untuk alokasi sumberdaya manusia menurut Amstong

(2003:282) mencakup:

a. Pengrekrutan.
b. Penelitian

Rencana penyumberdayaan untuk membantu terwujudnya tujuan organisasi

melalui penguatan sumberdaya internal karaen rencana penyumberdayaan yang

dilakukan untuk mendukung keberhasilan atas strategi atau tindakan yang akan

diambil mangungat situasi tertentu. Rancana penyumberdayaan merupakan bagian

strategi guna meneruskan strategi yang telah ditetapkan karena setelah

menetapkan strategi maka penguatan internal sangat perlu guna keefektifitasan

menjalani dan pencapaian target yang gtelah ditentukan.

2. Pemerintahan Daerah

Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh

pemerintah daerah dam dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi

dan tugas pembantuan dengan perinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan

prinsip Negara kesatuan republic Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam

menyelenggarakan pemerintah daerah, pemerintah menggunakan 3 asas yaitu:

asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Berikut pengertian

ketiga asas tersebut:

1. Asas desentralisasi

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah

dijelaskan bahwa Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh

pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi


C. Kerangka Pemikiran.

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan pada tinjauan pustaka dan

sebelumnya, selanjutnya penulis menjabarkan dalam bentuk kerangka pemikiran

sebagai berikut:

Gambar 1: Alur Kerangka Pemikiran.

Pelaksanaan Tugas Camat Dalam Membina Perangkat Desa

Teori Pembinaan Menurut Siagian (1996:128).

 Pemberi bimbingan
 Pengawasan
 Pengarahan
 Memberi latihan

Faktor faktor penghambat pelaksanaan tugas Menurut Moenir (2015: 40-41)

 Tidak adanya atau kurangnya kesadaran terhadap tugas


maupun kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya.
 Sistem, prosedur dan metode kerja yang ada tidak memadai
sehingga mekanisme kerja tidak berjalan sebagaimana
mestinya.
 Kemampuan pegawai yang tidak memadaiuntuk tugas yang
dibebankan kepadanya.
 Tidak tersedianya sarana dan prasarana pelayanan yang
memadai.

HASIL PENELITIAN

Sumber : Data Olahan Penelitian 2018


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, secara sederhana dapat dinyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian atau informan (moleong 2011:6). Adapun pendapat lain

mengatakan penelitian kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan

memahami sesuatu dibalik fenomena yang sedikitpun belum diketahui. Metode ini

dapat juga digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru,

serta dapat membantu peneliti memberi rincian yang kompleks tentang fenomena

yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif Nawawi (2009: 12). Berdasarkan

pendapat yang dikemukakan bahwa metoda kualitatif digunakan untuk

mengetahui dan menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga

memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka untuk

mengetahui Strategi Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam mengentaskan

angka kemiskinan pada Tahun 2016.


B. Jenis dan Bentuk Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatifyaitu jenis


penelitian deskriptif dengan metode penelitian kualitatis, untuk menggambarkan
secara umum tentang suatu hal yang diteliti, dalam hal ini mengenai Strategi
Pemerintahan Kabupaten Indragiri Hilir Dalam Mengentaskan Angka Kemiskinan
pada tahun 2016. dengan metode ini penulis dapat memahami dan
mengungkapkan tentang masalah yang penulis teliti. Metode deskriptif dapat
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian seseorang
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 2005: 63). Dilihat
dari bentuknya maka penelitian ini berbentuk field research, yang berarti segala
sesuatu yang dilakukan dengan cara penulisan secara langsung turun kelapangan
untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian penulis.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Kantor Dinas Sosial.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan mulai dari bulan juni 2018.
Untuk melihat tahapan-tahapan dan pencapaian dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini:

D. Objek dan Subjek Penelitian

1. Objek penelitian

Adapun objek dalam penelitian adalah Strategi Pemerintah Kabupaten

Indragiri Hilir dalam mengentaskan angka kemiskinan pada Tahun 2016


E. Jenis dan sumber data penelitian

1. Jenis Data

Jenia data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Idrus, 2009:10).

Data hasil penelitian didapatkan melalui 2 sumber data:

a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama secara langsung,

yaitu para pelaksanaan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dikaji

dalam penelitian. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung

dengan informan penelitian yang terlibat dalam Strategi Pemerintah

Kabupaten Indragiri Hilir dalam mengentaskan angka kemiskinan pada

Tahun 2016.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder

dari data yang dibutuhkan. Data sekunder diklasifikasikan menjadi dua:

1. Internal data, yaitu tersedia tertulis pada sumber data sekunder

seperti data yang diberi oleh pihak instansi/lembaga yaitu: sejarah

Desa Mengkopot, arsip dan dokumen Desa Mengkopot.

2. Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar seperti

studi kepustakaan berupa bacaan maupun sumber literatur lainnya

seperti buku serta laporan-laporan yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti tentang Strategi Pemerintah Kabupaten


Indragiri Hilit dalam mengentaskan angka kemiskinan pada

Tahun 2016.

F. Teknik pengumpulan data

1. Wawancara

Wawancara (Interview) adalah merupakan sebuah proses mendapatkan

informasi untuk tujuan dengan metode tanya jawab dengan bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai. Dari metode

wawancara selalu ada beberapa pewawancara, subjek dan objek penelitian, materi

wawancara dan pedoman wawancara. Penelitian di fokuskan dengan

menggunakan teknik purposive. Menurut Sugiyono (2005: 72) wawancara adalah

pertemuan dengan orang untuk menukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data tidak langsung yang ditujukan

pada subjek penelitian melalui dokumen seperti arsip Desa Mengkopot, sejarah

Desa Mengkopot, dokumen rencana pembangunan jangka menengah desa

mengkopot, dan profil kecamatan Tasik Putri Puyu Undang-Undang atau

Peraturan-Peraturan Pemerintah lainnya.


G. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses pencarian dan penyusunan secara sistematis data

yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data dalam kategori, penebaran dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun kedalam pola, memilih nama yang penting dan akan dipelajari

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain Sugiono (2005: 89). Teknik yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu

teknik analisa deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh kemudian disajikan

berdasarkan analisa oleh peneliti. Analisa data yang di gunakan peneliti adalah

secara kualitatif yaitu analisa yang tidak didasarkan pada perhitungan statistik

yang berbentuk kuantitatif (jumlah), akan tetapi dalam bentuk pertanyaan dan

uraian yang selanjutnya akan disusun secara sistematis dalam bentuk tugas akhir.

Setelah seluruh data diperlukan terkumpul, data tersebut kemudian

dikelompokkan menurut jenis dan macam-macam data serta ditambahkan dengan

keterangan-keterangan yang sifatnya mendukung dalam menjelaskan hasil

penelitian yaitu berupa wawancara dengan responden untuk mendapatkan data

yang akurat, untuk kemudian dianalisa deskriptif dan hasilnya akan penulis

tafsirkan untuk menarik kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai