OLEH
2023745795
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hadiah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Manusia dan Pandangan Hidup tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar.Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Manusia dan Pandangan Hidup bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan kepada pak dosen untuk mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagai
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari,makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAAN
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu biasanya bersifat
kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula
apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang
dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah
menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang
singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga
hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh
akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu
sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup
dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yang terdiri dari 3 macam, yaitu:
Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya.
Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma
yang terdapat pada negara tersebut.
Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.
Ideologi berasal dari kata idea yaitu bahasa inggris yang berarti gagasan dan oida berasal
dari yunani yang berarti mengetahui, melihat dengan budi. Serta kata logi yang berasal
dari yunani Logos yang berarti pengetahuan. Jadi ideologi merupakan pengetahuan
tentang gagasan-gagasan atau ide-ide.
Dalam perkembangannya terdapat banyak pengertian ideologi yang diungkapkan oleh
beberapa ahli. Istilah ideologi pertama kali di kemukakan oleh Desttut de Tracy dari
Perancis pada tahun 1796. Menurutnya ideologi adalah “science of ideas” yaitu suatu
program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat
Perancis.
Menurut Antonio Gramsci, ideologi lebih dari sekedar sistem ide. Baginya, ideologi
secara historis memiliki keabsahan yang bersifat psikologis. Artinya ideologi mengatur
manusia dan memberikan tempat bagi manusia untuk bergerak, mendapatkan kesadaran
akan posisi mereka, perjuangan mereka dan sebagainya.
Ideologi Terbuka
Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi
kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya berada dalam sistem pemerintahan
yang demokratis. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang hanya berisi suatu orientasi
dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial
politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang
berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak akan ditentukan
secara apriori, melainkan harus disepakati secara demokratis.
Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan
tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang dinyatakan sebagai kebenaran
yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi
tertutup tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral
yang lain.
Ideologi tertutup bersifat dogmatis dan apriori. Dogmatis berarti mempercayai suatu
keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori yaitu berprasangka terlebih dahulu akan
suatu keadaan. Ideologi tertutup tersebut dipaksakan berlaku dan dipatuhi oleh
masyarakat yang di atur oleh masyarakat elit tertentu atau kelompok masyarakat, yang
berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter. Bersifat totaliter berarti
menyangkut seluruh aspek kehidupan.
2.5 Pengertian Cita-Cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan,
harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan
merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian
cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan
datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linear yang makin lama
makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan
manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu
disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak atau belum dipenuhi
sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya
seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin berpikir
baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf
angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide
atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang dicita-citakan,
hal itu bergantung dari tiga faktor, yaitu: manusinya yaitu yang memiliki cita-cita,
kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan, dan seberapa tinggikah
cita-cita yang hendak dicapai.
Ada seorang pedagang kecil alias pedagang kaki lima bernama Basir. Ia menyadari
bahwa dengan modalnya yang kecil maka dengan susah payah diperolehnya
keuntuntungan yang berarti. Karena itu dengan hematnya disisihkan uang keuntungannya
untuk memperbesarkan modalnya. Hal itu berhasil diperolehnya, sehingga dengan modal
yang lebih besar ia dapat menjadi pedagang menengah. Dan dengan ketekunannya lagi
dilanjutkan kegiatannya dalam dagang. Dengan kejujuran serta kesungguhannya dapatlah
ia membesarkan usahanya melalui kredit yang dipercayakan bank kepadanya. Dengan
pengalaman sebagai bekal, kesungguhan serta kepercayaan yang dapat diberikan kepada
relasinya, Basir berhasil menjadi pedangan besar. Cita-citanya berangsur dari pedagang
kecil, lalu pedagang menengah, dan akhirnya tercapai menjadi pedagang besar.
Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, masyarakat, dan bangsapun memiliki
cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa.
Misalnya banga Indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan sarana untuk
menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran.
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya
sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan
etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral.
Atas dorongan suatu hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur
itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai
pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan
sebagainya. Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak
mengenal kebajikan.
Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan.
Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam
sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Kebajikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan
perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma agama dan etika. Manusia berbuat
baik karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk yang bermoral dan beretika.
Atas dorongan suara hatinya cenderung manusia untuk berbuat kebaikan.
Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia yang hidup bermasyarakat,
manusia yang saling membutuhkan satu sama lain, manusia saling tolong menolog, dan
saling menghargai sesame umat manusia. Sebaliknya pula manusia saling mencurigai,
saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
2.9 Faktor-Faktor yang Menentukan Tingkah Laku Seseorang
Usaha adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras
untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau perjuangan.
Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha, manusia tidak dapat
hidup sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus bekerja keras.
Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuan, ia harus rajin belajar dan tekun serta
memenuhi semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun tenaga atau jasmani, atau
keduanya. Para ilmuan lebih banyak bekerja keras dengan otak atau ilmunya daripada
dengan jasmaninya. Sebaliknya para buruh, petani lebih banyak menggunakan jasmani
daripada otaknya. Para tukang dan para ahli lebih banyak menggunakan kedua-duanya
otak dan jasmani daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak kerja otak daripada
jasmani. Sebaliknya para prajurit lebih banyak kerja jasmani daripada otak.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan
harkat serta martabatnya sendiri. Karena itu tidak boleh bermalas-malasan dalam hidup
ini. Santai dan istirahat saja ada waktunya dan manusia yang mengatur waktunya itu.
Keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akan atau
kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harus Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu:
Aliran Naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi. Kekuatan gaib itu diatur dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya
pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta
lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlaj dikuasai Tuhan. Manusia
sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini, karena manusia itu lemah.
Manusia hanya dapat berusaha atau berencana tetapi Tuhan yang menentukan.
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka
keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh
ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya. Manusia yakin bahwa kebajikan itu
diridhoi oleh Tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhan
kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup
religius (keagamaan).
Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah
kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu bermula dari kekuatan natur. Pandangan
hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah
kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi oleh kekuatan natur sifatnya
atheisme. Ini disebut pandangan hidup komunis.
Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan
akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun
bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan
akal kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi.
Teknologi adalah alat bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun
mungkin teknologi memberikan akibat yang bertentangan dengan hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan
manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan
kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia
yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal. Pandangan hidup ini
disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku,
walaupun tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani.
Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu.
Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan
yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan besar tidaknya
sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun
sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat
diterima oleh hati nurani.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua
kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada
logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan
diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada
logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat),
pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, keduanya
mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika
berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara
individu maupun kolektif pandangan hidup ini disebut sosialisme religius.
Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat
diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
Apabila kita kaji antara dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok.
Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir kolektif daripada
hati nurani dan juga tidak begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan, sedangkan
pandangan hidup sosialisme religius menekankan pada logika berpikir kolektif
individual, hati nurani, dan kekuasaan Tuhan.
Dilihat dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin yang artinya percaya sungguh-
sungguh. Kepercayaan berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada
diatas istilah kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan
menerima dengan budi dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan atas suatu hal. Dengan
keyakinannya inilah, kemudian manusia bertindak sebagai makhluk budaya. Keyakinan
yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu
berarti meyakini secara pasti dan benar bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam
bidang kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai cara dalam menempuh
kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupan akan diliputi oleh bimbang.
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dengan cita-cita manusia
mempunyai kehendak untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan dan tujuan hidup, akan
tetaoi Allah yang menentukannya. Pandangan hidup sangat erat kaitannya dengan kebajikan.
Karena pada esensinya pandangan hidup merupakan pembenaran dan rasionalisasi dari nilai.
Untuk mewujudkan sebuah pandangan hidup harus dilandasi dengan sikap hidup yang positif.
3.2 Saran
Melalui kesempatan ini ada beberapa saran yang akan disampaikan, yaitu:
Tanamkan pandangan hidup atau prinsip hidup pada anak sejak dini agar mereka kelak
menjadi manusia yang bijak dan berwatak mulia.
Baiknya seorang manusia memegang teguh pandangan hidup yang dimilikinya agar
dalam kehidupannya selalu melakukan kebajikan.