Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

OLEH

Fernando Marcellino Devid Lesik

2023745795

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERUSAHAAN

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hadiah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Manusia dan Pandangan Hidup tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar.Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Manusia dan Pandangan Hidup bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan kepada pak dosen untuk mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagai
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari,makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan kesempurnaan makalah ini.

Kupang,4 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pandangan Hidup

2.2 Jenis-jenis Pandangan Hidup

2.4 Pengertian Ideologi

2.5 Hak-hak Ideologi

2.6 Pengertian Cita-cita

2.7 Contoh Dari Cita-cita

2.8 Pengertian Kebijakan

2.9 Makna Kebijakan

2.10 Faktor-faktor Yang Menentukan Tingkah Laku Seseorang

2.10 Pengertian Usaha Atau Perjuangan

2.11 Jenis-jenis Filsafat

2.12 Pengertian Keyakinan Atau Kepercayaan

2.13 Langkah-langkah Berpandangan Hidup Yang Baik

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda.pengelompokan akan
menciptakan paham atau aliran.Aliran-aliran tersebut,misalnya individualisme,
sosialisme,kapitalisme dan lain-lain.Pandangan hidup tidak terlepas dari masalah nilai dan
kehidupan manusia.Pandangan hidup tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan
manusia.Pandangan hidup merupakan wujud pertama kebudayaan yang tidak terlepas dari
nilai budaya.
Pandangan terhadap hidup ini adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia.
Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, dan tuntutan seseorang ataupun
masyarakat dalam menempuh kehidupan. Oleh karena itu, dalam kehidupan dunia dan
akhirat pandangan hidup seseoranglah yang menentukan akhir hidup mereka sendiri. Selain
itu pandangan hidup juga tidak langsung muncul dalam masyarakat, melainkan melalui
berbagai proses dalam kehidupan. Dalam perkembangan seseorang manusia itulah proses
dalam menemukan jati diri atau pandangan hidupnya. Mulai dari masa kanak-kanak hingga
dewasa.Dalam penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga dengan Pendidikan.
Manusia mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya adalah berasal dari Pendidikan.
Oleh karena itu jika kita membahas tentang pandangan hidup, tidak boleh lepas dari
Pendidikan. Karena dengan Pendidikan manusia dapat berpikir lebih kedepan mulai dari
kehidupan baik lahir maupun batin.

1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan pengertian dari pandangan hidup

2. Menyebutkan macam-macam sumber pandangan hidup

3. Menjelaskan pandangan hidup muslim

4. Menjelaskan pengertian ideologi

5. Menyebutkan 2 hak ideologi

6. Menjelaskan pengertian cita-cita

7. Menuliskan contoh dari cita-cita

8. Menjelaskan pengertian kebajikan

9. Menjelaskan makna kebajikan


10. Menyebutkan faktor-faktor yang menentukan tingkah laku seseorang

11. Menjelaskan pengertian dari usaha atau perjuangan

12. Menyebutkan 3 aliran filsafat

14. Menjelaskan pengertian keyakinan atau kepercayaan

15. Menyebutkan langkah-langkah berpandangan hidup yang baik

1.3 Tujuan Penulisan

1. Dapat menjelaskan pengertian dari pandangan hidup

2. Dapat menyebutkan macam-macam sumber pandangan hidup

3. Dapat menjelaskan pandangan hidup

4. Dapat menjelaskan pengertian ideologi

5. Dapat menyebutkan 2 hak ideologi

6. Dapat menjelaskan pengertian cita-cita

7. Dapat memberi contoh dari cita-cita

8. Dapat menjelaskan pengertian kebajikan

9. Dapat menjelaskan makna dari kebajikan

10. Dapat menyebutkan faktor-faktor yang menentukan tingkah laku seseorang

11. Dapat menjelaskan pengertian dari usaha atau perjuangan

12. Dapat menyebutkan 3 aliran filsafat

13. Dapat menjelaskan pengertian dari keyakinan atau kepercayaan

14. Dapat menyebutkan langkah-langkah berpandangan hidup yang baik


BAB II

PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian Pandangan Hidup

Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu biasanya bersifat
kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula
apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang
dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah
menurut waktu dan tempat hidupnya.

Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang
singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga
hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh
akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu
sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.

2.2 Jenis-Jenis Sumber Pandangan Hidup

Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup
dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yang terdiri dari 3 macam, yaitu:

 Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya.
 Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma
yang terdapat pada negara tersebut.
 Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.

2.3 Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari kata idea yaitu bahasa inggris yang berarti gagasan dan oida berasal
dari yunani yang berarti mengetahui, melihat dengan budi. Serta kata logi yang berasal
dari yunani Logos yang berarti pengetahuan. Jadi ideologi merupakan pengetahuan
tentang gagasan-gagasan atau ide-ide.
Dalam perkembangannya terdapat banyak pengertian ideologi yang diungkapkan oleh
beberapa ahli. Istilah ideologi pertama kali di kemukakan oleh Desttut de Tracy dari
Perancis pada tahun 1796. Menurutnya ideologi adalah “science of ideas” yaitu suatu
program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat
Perancis.

Menurut Antonio Gramsci, ideologi lebih dari sekedar sistem ide. Baginya, ideologi
secara historis memiliki keabsahan yang bersifat psikologis. Artinya ideologi mengatur
manusia dan memberikan tempat bagi manusia untuk bergerak, mendapatkan kesadaran
akan posisi mereka, perjuangan mereka dan sebagainya.

2.4 Hak-Hak Ideologi

Dinilai dari jenisnya, hak ideologi dibagi menjadi dua, yaitu:

 Ideologi Terbuka
 Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi
kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya berada dalam sistem pemerintahan
yang demokratis. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang hanya berisi suatu orientasi
dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial
politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang
berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak akan ditentukan
secara apriori, melainkan harus disepakati secara demokratis.
 Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan
tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang dinyatakan sebagai kebenaran
yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi
tertutup tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral
yang lain.
 Ideologi tertutup bersifat dogmatis dan apriori. Dogmatis berarti mempercayai suatu
keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori yaitu berprasangka terlebih dahulu akan
suatu keadaan. Ideologi tertutup tersebut dipaksakan berlaku dan dipatuhi oleh
masyarakat yang di atur oleh masyarakat elit tertentu atau kelompok masyarakat, yang
berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter. Bersifat totaliter berarti
menyangkut seluruh aspek kehidupan.
2.5 Pengertian Cita-Cita

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan,
harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan
merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian
cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan
datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linear yang makin lama
makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan
manusia yang makin tinggi tingkatannya.

Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu
disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak atau belum dipenuhi
sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya
seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin berpikir
baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf
angan-angan.

Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide
atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang dicita-citakan,
hal itu bergantung dari tiga faktor, yaitu: manusinya yaitu yang memiliki cita-cita,
kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan, dan seberapa tinggikah
cita-cita yang hendak dicapai.

2.6 Contoh dari Cita-Cita

Ada seorang pedagang kecil alias pedagang kaki lima bernama Basir. Ia menyadari
bahwa dengan modalnya yang kecil maka dengan susah payah diperolehnya
keuntuntungan yang berarti. Karena itu dengan hematnya disisihkan uang keuntungannya
untuk memperbesarkan modalnya. Hal itu berhasil diperolehnya, sehingga dengan modal
yang lebih besar ia dapat menjadi pedagang menengah. Dan dengan ketekunannya lagi
dilanjutkan kegiatannya dalam dagang. Dengan kejujuran serta kesungguhannya dapatlah
ia membesarkan usahanya melalui kredit yang dipercayakan bank kepadanya. Dengan
pengalaman sebagai bekal, kesungguhan serta kepercayaan yang dapat diberikan kepada
relasinya, Basir berhasil menjadi pedangan besar. Cita-citanya berangsur dari pedagang
kecil, lalu pedagang menengah, dan akhirnya tercapai menjadi pedagang besar.
Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, masyarakat, dan bangsapun memiliki
cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa.
Misalnya banga Indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan sarana untuk
menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran.

2.7 Pengertian Kebajikan

Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya
sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan
etika.

Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral.
Atas dorongan suatu hatinya manusia cenderung berbuat baik.

Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur
itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai
pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan
sebagainya. Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak
mengenal kebajikan.

Manusia merupakan makhluk sosial maksudnya ialah manusia hidup bermasyarakat,


manusia saling membutuhkan, dan saling menghargai sesama anggota masyarakat.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.

Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan.
Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga fasilitas alam
sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

2.8 Makna Kebajikan

Kebajikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan
perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma agama dan etika. Manusia berbuat
baik karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk yang bermoral dan beretika.
Atas dorongan suara hatinya cenderung manusia untuk berbuat kebaikan.

Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia yang hidup bermasyarakat,
manusia yang saling membutuhkan satu sama lain, manusia saling tolong menolog, dan
saling menghargai sesame umat manusia. Sebaliknya pula manusia saling mencurigai,
saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
2.9 Faktor-Faktor yang Menentukan Tingkah Laku Seseorang

 Faktor Pembawaan (Heriditas)


 Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua. Tetapi
mengapa mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sama? Hal itu
disebabkan, karena sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu (determinan)
berjumlah sangat banyak, pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara
bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang bermacam-macam.
 Lingkungan (Environment)
 Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah
seorang anak lahir. Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga orang tua maupun anak-
anak yang lebih tua merupakan panutan seseorang. Lalu dalam lingkungan sekolah yang
menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu teman-teman sekolah ikut serta
memberikan andilnya. Dan juga dalam lingkungan masyarakat yang menjadi panutan
bagi seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah anak-anak menjadi dewasa
atau duduk di perguruan tinggi.
 Pengalaman
 Faktor yang terakhir adalah pengalaman yang khas yang pernah diperoleh. Baik
pengalaman positif atau negative, memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu
dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum mengambil tindakan.
 Dalam prakteknya, dari ketiga faktor diatas, yaitu hereditas, lingkungan, dan pengalaman,
manakah yang paling dominan? Sulit untuk dijawab, karena ketiga-tiganya terjalin erat
sekali. Disamping itu ketiga kaktor tersebut dalam membentuk pribadi seseorang.

2.10 Pengertian Usaha atau Perjuangan

Usaha adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras
untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau perjuangan.
Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha, manusia tidak dapat
hidup sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus bekerja keras.
Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuan, ia harus rajin belajar dan tekun serta
memenuhi semua ketentuan akademik.

Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun tenaga atau jasmani, atau
keduanya. Para ilmuan lebih banyak bekerja keras dengan otak atau ilmunya daripada
dengan jasmaninya. Sebaliknya para buruh, petani lebih banyak menggunakan jasmani
daripada otaknya. Para tukang dan para ahli lebih banyak menggunakan kedua-duanya
otak dan jasmani daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak kerja otak daripada
jasmani. Sebaliknya para prajurit lebih banyak kerja jasmani daripada otak.

Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan
harkat serta martabatnya sendiri. Karena itu tidak boleh bermalas-malasan dalam hidup
ini. Santai dan istirahat saja ada waktunya dan manusia yang mengatur waktunya itu.

2.11 Jenis-Jenis Aliran Filsafat

Keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akan atau
kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harus Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu:

 Aliran Naturalisme
 Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi. Kekuatan gaib itu diatur dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak percaya
pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta
lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlaj dikuasai Tuhan. Manusia
sebagai makhluk tidak mampu menguasai alam ini, karena manusia itu lemah.
Manusia hanya dapat berusaha atau berencana tetapi Tuhan yang menentukan.
 Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka
keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup dilandasi oleh
ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya. Manusia yakin bahwa kebajikan itu
diridhoi oleh Tuhan. Pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhan
kekuasaan tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup
religius (keagamaan).
 Sebaliknya, apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah
kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu bermula dari kekuatan natur. Pandangan
hidupnya dilandasi oleh kekuatan natur. Manusia yakin bahwa kebajikan adalah
kebajikan natur. Pandangan hidup yang dilandasi oleh kekuatan natur sifatnya
atheisme. Ini disebut pandangan hidup komunis.
 Aliran Intelektualisme
 Dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan
akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun
bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan
akal kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi.
Teknologi adalah alat bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun
mungkin teknologi memberikan akibat yang bertentangan dengan hati nurani.
 Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan
manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan
kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia
yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal. Pandangan hidup ini
disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku,
walaupun tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati nurani.
Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu.
 Aliran Gabungan
 Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan
yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan besar tidaknya
sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun
sebagai rasa (hati nurani). Jadi, apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat
diterima oleh hati nurani.
 Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua
kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada
logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan
diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada
logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat),
pandangan hidup ini disebut sosialisme.
 Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, keduanya
mendasari keyakinan secara berimbang, akal dalam arti baik sebagai logika
berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara
individu maupun kolektif pandangan hidup ini disebut sosialisme religius.
Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat
diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
 Apabila kita kaji antara dua pandangan hidup ini terdapat perbedaan pokok.
Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir kolektif daripada
hati nurani dan juga tidak begitu menghiraukan kekuasaan Tuhan, sedangkan
pandangan hidup sosialisme religius menekankan pada logika berpikir kolektif
individual, hati nurani, dan kekuasaan Tuhan.

2.12 Pengertian Keyakinan atau Kepercayaan

Dilihat dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin yang artinya percaya sungguh-
sungguh. Kepercayaan berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada
diatas istilah kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan
menerima dengan budi dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan atas suatu hal. Dengan
keyakinannya inilah, kemudian manusia bertindak sebagai makhluk budaya. Keyakinan
yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu
berarti meyakini secara pasti dan benar bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam
bidang kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai cara dalam menempuh
kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupan akan diliputi oleh bimbang.

2.13 Langkah-Langkah Berpandangan Hidup yang Baik

 Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana


kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan.
Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan
hidup ini. Berikut langkah-langkah berpandangan hidup yang baik, yaitu:
 Mengenal
 Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari
setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan
hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu
ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu turun ke dunia. Adam dan hawalah
yang merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka mempunyai pandangan hidup
yang digunakan sebagai pedoman dan yang memberi petunjuk kepada mereka.
 Sedangkan kita sebagai makhluk bernegara dan beragama pasti mempunyai pandangan
hidup juga dalam beragama, khususnya Islam, kita mempunyai pandangan hidup yaitu
Al-Qur’an , Hadist, dan lainnya, yang merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisahkan.
 Mengerti
 Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam
bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada
Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan
bernegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama islam. Hendaknya
kita mengerti apa itu Al-Qur’an serta yang lainnya dan bagaimana itu mengatur
kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan
dari mana Al-Qur’an itu. Sehingga demikian mempunyai suatu konsep pengertian tentang
pandangan hidup dalam agama islam.
 Menghayati
 Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya,
yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu
sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini,
menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang
yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu
atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup
kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
 Dengan kata lain langkah mengenai mengerti dan menghayati ini ada sikap penerimaan
dan hal lain merupakan langkah yang menentukan terhadap langkah selanjutnya. Bila
dalam mengerti dan menghayati ini ada penerimaan secara ikhlas, maka langkah
selanjutnya akan memperkuat keyakinannya. Akan tetapi bila sebaliknya maka langkah
selanjutnya tidak berguna.
 Meyakini
 Meyakini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga
dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan menyakini berarti secara langsung ada
penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup ini. Adanya sikap menerima ini maka
ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan
tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya.
 Contoh bahwa keyakinan itu penting dalam tingkah laku. Kita sebagai umat yang
beragama islam yakin bahwa Allah itu mempunyai sifat yang maha dari segala yang
diantaranya adalah maha mengetahui. Sifat maha mengetahui ini membuat orang yang
meyakininya selalu berbuat baik. Dalam hal ini adalah keyakinan yang sebenar-benarnya.
Akan tetapi dalam kasus tertentu ada pula orang yang walaupun meyakini, tetapi
melanggar ketentuannya.
 Mengabdi
 Pengabdian merupakan suatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu
yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh lain. Dengan
mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat
mengabdi ini dapat dirasakan oleh diri sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di
masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
 Dampak berpandangan hidup islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada orang tua.
Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oleh pandangan hidup islam maka akan
cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan dalam mengikuti segala perintahnya.
Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang
tua.
 Oleh karena itu seharusnya mengabdi kepada orang tua kita dengan perwujudannya yang
berupa perbuatan yang menyenangan hatinya, baik secara langsung ataupun tidak.
Artinya apapun yang menjadi hambatan dan tantangan kita untuk tidak mengabdi
kepadanya harus selalu ditumbangkan.
 Mengamankan
 Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit
kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses
mengamankan ini. Langkah ini merupakan langkah terberat dan benar-benar
membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi
tegaknya pandangan hidup itu.
 Misalnya seorang yang beragama islam dan berpegang teguh kepada pandangan
hidupnya, lalu suatu ketika dia dicela baik secara langsung ataupun tidak, maka jelas dia
tidak menerima celaan itu. Bahkan bila ada orang yang ingin merusak atau bahkan ingin
memusnahkan agama islam baik terang-terangan ataupun diam-diam, sudah tentu dan
sudah selayaknya kita mengadakan tindakan terhadap segala sesuatu yang menjadi
pengganggu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pandangan hidup merupakan bagaimana manusia memandang kehidupannya. Setiap orang


memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda dan melahirkan suatu paham. Wujud pandangan
hidup manusia berkaitan dengan cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita merupakan
pandangan hidup di masa yang akan datang. Kebajikan secara nyata dan dapat dirasakan melalui
tingkah lakunya. Dan dalam hal ini, tingkah laku manusia sebagai perwujudan kebajikan inilah
yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat dilihat dan dirasakan.

Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dengan cita-cita manusia
mempunyai kehendak untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan dan tujuan hidup, akan
tetaoi Allah yang menentukannya. Pandangan hidup sangat erat kaitannya dengan kebajikan.
Karena pada esensinya pandangan hidup merupakan pembenaran dan rasionalisasi dari nilai.
Untuk mewujudkan sebuah pandangan hidup harus dilandasi dengan sikap hidup yang positif.

3.2 Saran

 Melalui kesempatan ini ada beberapa saran yang akan disampaikan, yaitu:
 Tanamkan pandangan hidup atau prinsip hidup pada anak sejak dini agar mereka kelak
menjadi manusia yang bijak dan berwatak mulia.
 Baiknya seorang manusia memegang teguh pandangan hidup yang dimilikinya agar
dalam kehidupannya selalu melakukan kebajikan.

Anda mungkin juga menyukai