MAKALAH 2
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila
Disusun Oleh :
BUNGA SALSYABILA
Nim : 2201022011
Dosen Pembimbing :
Bapak Ikhsan Yusda Prima Putra S.H
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan judul “Makna Ideologi Bagi Bangsa Indonesia”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila yang diberikan oleh bapak.H.IKHSAN YUSDA DT RAJO MULIA. selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca,dan khususnya para penerus bangsa. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya. saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran
dan kritik bagi pembaca makalah kami ini, agar makalah saya ke depannya bisa lebih
baik lagi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
REFERENSI ………………………………………………………………………..
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Ideologi?
2. Apa makna Ideologi bagi negara?
3. Apa macam-macam ideologi yang berkembang dibeberapa negara?
C. TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari ideologi.
2. Untuk mengetahui makna ideologi bagi negara.
3. Untuk mengetahui macam-macam ideologi yang berkembang diberbagai
negara.
4
BAB II
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
A. PENGERTIAN IDEOLOGI
Secara etimologi, ideologi berasal dari kata “idea” yang berarti gagasan,
konsep, buah pikiran, dan “logos” artinya ilmu. Kata idea berasal dari kata
Yunani, eidos yang artinya bentuk. Selain itu, ada kata idean yang artinya melihat,
maka secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide (science of
ideas) atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Sedangkan dalam
pengertian sehari-hari, kata “idea” biasanya disamakan artinya dengan “cita-cita”.
Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap dan harus dicapai,
sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus menjadi dasar, pandangan, atau
paham. Jadi, kata ideologi berarti ilmu yang membicarakan tentang suatu gagasan
atau pemikiran untuk dijadikan pedoman, dasar, Iandasan, prinsip, dan cita-cita
dalam hidup.
Apabila ditelusuri secara historis istilah ideologi pertama kali dipakai dan
dikemukakan oleh seorang Perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1796. Seperti
halnya Leibniz de Tracy mempunyai cita-cita untuk membangun suatu sistem
pengetahuan. Apabila Leibniz menyebutkan impiannya sebagai “one great sistem
of truth”, dimana tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah,
maka de Tracy menyebutkan ‘Ideologie’,yaitu ‘science of ideas’ , suatu program
yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat
Perancis. Namun Napoleon mencemoohnya sebagai suatu khayalan belaka, yang
tidak mempunyai arti praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak
akan menemukan kenyataan.
Pengertian “ideologi” secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan
gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan, yang
menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut :
1. Bidang politik (termasuk di dalamnya bidang pertahanan dan keamanan)
2. Bidang sosial
3. Bidang kebudayaan
4. Bidang keagamaan.
5
Maka ideologi Negara dalam arti cita-cita Negara atau cita-cita yang menjadi basis
bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang
bersangkutan, pada hakikatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain
memiliki ciri berupa derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan. Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerohanian pandangan dunia,
pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara,
dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, di
perjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban. Ideologi yang pada
mulanya adalah gagasan dan cita-cita berkembang secara luas menjadi suatu
paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang dipegang oleh seorang
atau sekelompok orang untuk menjadi pegangan hidup. Berikut ini beberapa
pendapat para ahli mengenai ideologi.
1. Patrick Corbett dalam Abdul Kadir Besar (1994) menyatakan ideologi sebagai
setiap struktur kejiwaan yang tersusun oleh seperangkat keyakinan mengenai
penyelenggaraan hidup bermasyarakat beserta pengorganisasiannya,
seperangkat keyakinan mengenai sifat hakikat manusia dan alam semesta yang
ia hidup di alamnya, suatu pernyataan pendirian bahwa kedua perangkat
keyakinan tersebut independen, dan suatu dambaan agar ketyakinan-keyakinan
tersebut dihayati dan pernyataan pendirian itu diakui sebagai kebenaran oleh
segenap orang yang menjadi anggota peuh dari anggota sosial yang
bersangkutan.
2. AS Hornby dalam Faisal Ismail (1999) menyatakan bahwa ideologi adalah
seperangkatgagasan yang membenuk landasan teori ekonomi dan politik atau
ang dipegangi seseorang atau seseorang.
3. Syarial Syarbani (2003) mengemukakan idologi dalam 3 pengertian: (a)
Ideologi diartikan sebagai weltanschauung yakni pengetahuan yang
mengandung pemikiran besar,cita cita besar mengenai sejarah, manusia,
masyarakat, dan Negara (science of ideas), (b) ideologi diartikan pemikiran
yamg tidak mementingkan kebenaran internal dan kenyataan empiris,
ditujukan dan tumbuh berdasarkan perimbangan kepentingan tertentu. Dan
karena itu cenderung bersifat tertutup. (c) ideologi diartikan sebagai suatu
6
belief sistem sebagai pemikiran yang bersifat tertutup, berbeda dengan
knowledge sistem (bersifatreflektif, sistematis dan kritis)
4. Frans Magnis Suseno (2011) menyatakan ideologi sebagai suatu sistem
pemikiran, dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan terbuka.
Lebih lanjut dikatakan ada 2 (dua) jenis ideologi, yakni ideologi tertutup
dan ideologi terbuka. Ideologi tertutup adalah ajaran pandangan dunia, atau
filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial,
sebagai kebenaran. Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh dipertanyakan
berdasarkan nilai atau prinsip moral yang lain. Isinya dogmatis dan apriori
sehingga tidak dapat dirubah atau dimodifikasi berdasarkan pengalaman sosial.
Ideologi ini tidak mentolelir pandangan dunia atau nilai-nilai lain. Ideologi
tertutup tidak hanya menentukan kebenaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar
saja, tetapi juga menentkan hal-hal yang bersifat konkretdan rasional. Ideologi
terutup tidak mengakui hak masing-masing orang untuk memiliki keakinan dan
pertimbangannya sendiri. Ideologi tertutup menuntut ketaatan tanpa reserve.
Ideologi seabagai suatu sistem pemikiran (sistem of thought), maka
ideologi terbuka merupakan suatu sistem pemikiran terbuka. Sedangkan ideologi
tertutup dapat dikenali dengan beberapa ciri khas. Ideologi itu bukan cita-cita yang
sudah hidup dalam masyarakat, melainkan merupakan cita-cita satu kelompok
orang yang mendasari suatu program untuk mengubah dan membaharui
massyarakat. Dengan demikian, ciri ideologi tertutup adalah bahwa atas nama
ideologi dibenarkan pengobanan-pngorbanan yang dibebankan kepada
masyarakat. Demi ideologi, masyarakat harus berkorban dan bersedia untuk
menilai kepercayaan ideologis para warga masyarakat serta kesetiannya masing-
maasing sebagai warga masyarakat.
Ciri-ciri lain mengenai ideologi tertutup adalah bahwa isinya bukan hanya
berupa nilai-nilai dan cita-cita tertentu melainkan intinya terdiri dari tuntutan-
tuntutan konkrit dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak. Jadi
ciri khas ideologi tertutup adalah bahwa betapapun besarnya perbedaan antara
tuntutan berbagai ideologi yang memungkinkan hidup dalam masyarakat itu, akan
selalu ada tuntutan mutlak bahwa orang harus taat kepada ideologi tersebut. Hal
itu juga berarti orang harus taat kepada elit yang mengembannya, taat terhadap
7
tuntutan ideologis dan tuntutan ketaatan itu mutlak dari nurasinya, tanggung
jawabnya atas hak-hak asasinya. Kekuasaannya selalu condong ke arah total, jadi
bersifat totaliter dan akan menyangkut segala segi kehidupan.
Sebaliknya, ideologi terbukan hanya berisi, orienatsi, gagasan, prinsip,
atau nilai dasar saja, sedangkan penjabarannya kedalam tujuan-tujuan dan norma
sosial politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip
moral yang berkembang di masyarakat. Operasionalisasi cita-cita yang ingin
dicapai tidak dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati secara
demokratis. Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totalite, dan tidak dapat
dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok ideologi terbuka hanya terdapat
dalam sistem yang demokratis.
Sebagaimana dikemukakan diatas, dalam ideologi terkadung nilai-nilai.
Nilai-nilai itu dianggap sebagai nilai yang baik, luhur, dan dianggap
menguntungkan masyarakat sehingga diterima nilai tersebut. Oleh karena itu,
ideologi digambarkan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan beersama.
Seperangkat nilai ang dianggap benar, baik , adail, dan menguntung itu, dijadikan
nilai bersama. Apabila sekelompok masyarakat bangsa menjadikan nilai dalam
ideologi sebagai nilai bersama maka ideologi tersebut menjadi ideologi bangsa
atau ideologi nasional bangsa yang besangkuatan.
8
ideologi itu digali dari budaya dan nilai-nilai kehidupan mereka sendiri yang
diakni kebenarannya serta terbukti ampuh untuk mengatur dan mengarahkan
kehidupan mereka.
Ideologi dianggap penting bagi suatu bangsa karena memiliki beberapa fungsi.
Menurut Kodhi. S.A. dan Soejadi, R. (1994), ideologi dapat memberikan:
1. Struktur kognitif, keseluruhan pengetahuan yang dapat dijadikan Iandasan
untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kej adian-kejadian dalam alam
sekitarnya.
2. Orientasi dasar negara membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk
melangkah dan bertindak.
4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitas dirinya.
5. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati
tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di
dalamnya.
9
C. Macam-macam Ideologi yang Berkembang di Beberapa Negara
Hampir semua negara di dunia ini pasti memiliki ideologi dan bisa
dibayangkan seandainya sebuah bangsa tidak memiliki ideologi, tidak jelas ke
mana negara dan bangsa tersebut akan diarahkan. Beberapa ideologi yang
berkembang di beberapa negara di dunia dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Liberalisme
Ideologi liberalisme ini berpandangan bahwa nilai yang tertinggi
terletak pada individu yang otonom. Akal manusia mempunyai peranan yang
cukup tinggi, kebebasan individu tidak boleh dihalang-halangi. Hasil yang
terbaik dari manusia adalah bagaimana dapat menghilangkan hambatan
hambatan bagi kebebasan individu dan membiarkan kebebasan individu
tersebut mengejar kepentingannya sendiri tanpa mendapat halangan apapun.
Meskipun demikian, menurut ideologi ini, kekuasaan masih juga diperlukan
karena manusia tidaklah sempurna. Kekuasaan itu harus terletak di tangan
negara dan negara harus melindungi kebebasan individu seh'mgga tidak
terhambat oleh kekerasan atau tindakan-tindakan jahat. Liberalisme ini
berimplikasi pada adanya suatu keyakinan yang besar terhadap
prestasiprestasi manusia dan karena itu dapat dimaklumi mengapa ideologi ini
justru dilindungi oleh golongan menengah yang telah banyak prestasinya,
terutama di bidang ekonomi. Golongan ini juga tidak mempunyai keberatan
mendasar terhadap tata aturan masyarakat seperti yang telah berkembang
sesudah zaman pertengahan.
2. Radikalisme
Setelah memahami jika ideologi liberalisme menempatkan individu
manusia sebagai makhluk bebas dan terhormat, sebaliknya ideologi
radikalisme berpandangan bahwa manusia memiliki persamaan hak dan
derajat. Manusia harus ditempatkan pada posisi sederajat, tidak boleh ada
ketimpangan dan ketidakadilan dalam kehidupan ini, terutama dalam suatu
bangsa dan negara. Radikalisme berkembang terutama dalam konfrontasi
dengan liberalisme, tetapi radikalisme sendiri mempunyai akar yang tua. Pada
zaman pertengahan terdapat tata masyarakat yang ditandai oleh tidak adanya
10
kesamaan. Akan tetapi, gerakan-gerakan ini bersifat keagamaan yang
kebanyakan memperoleh sejumlah kecil pengikut di antara orang-orang
miskin dan tokoh-tokoh marginal di dalam masyarakat menjelang akhir
zaman pertengahan. Gerakan ini menaruh harapan yang kuat terhadap
kerajaan Tuhan yang akan datang di bumi yang ditandai dengan kedamaian
serta keadilan. Radikalisme mengkritik tajam tatanan masyarakat di mana
terdapat begitu banyak ketidakadilan dan kemiskinan. Menurut radikalisme,
orang-orang kaya mempunyai kesalahan yang cukup besar. Oleh karena itu,
tidak mengherankan jika kelompok ini sangat memusuhi para bangsawan.
3. Konservatisme
Ideologi ini berpandangan bahwa masa Ialu adalah suatu peristiwa
yang masih harus diperjuangkan dan dipertahankan. Kalau radikalisme
dengan penuh harapan memandang masa depan yang indah maka
konservatisme melihat dengan rasa nostalgia ke masa Ialu. Paham ini baru
timbul sesudah kedua ideologi di atas. Menurut kaum konservatif, revolusi
menuju ke arah modernitas merupakan suatu klimaks perkembangan yang
menyedihkan yang telah berlangsung sejak menjelang akhir zaman
pertengahan. Tuntutan adanya kebebasan dan pertumbuhan individualisme
dianggap merusak reformasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknik di
era modern, dan kepercayaan kepada diri sendiri yang tak terbatas hanya
merupakan pernyataan angkuh yang tidak pada tempatnya. Kaum konservatif
sama sekali tidak suka kepada masyarakat industri modem. Sedangkan
masyarakat zaman pertengahan merupakan masyarakat ideal mereka. Mereka
membela segala-galanya yang ditolak oleh kaum revolusi dan oleh para filsuf
pencerahan.
4. Kapitalisme
Ideologi kapitalisme memandang bahwa suatu sistem mengatur proses
produksi barang dan jasa. Ideologi kapitalisme memiliki tiga ciri pokok,
yakni: (a) sebagian besar kekayaan yang dimiliki oleh individu; (b) barang
dan jasa diperdagangkan di pasar bebas yang penuh persaingan; (c) modal
atau kekayaan lain diinvestasikan ke dalam berbagai usaha untuk
11
menghasilkan laba atau keuntungan. Kapitalisme tidak muncul begitu saja
dalam sejarah dunia, melainkan berkembang selama beberapa abad.
5. Sosialisme
Ideologi sosialisme berpandangan bahwa alat-alat produksi (tanah,
tenaga kerja, modal) harus dimiliki secara bersama. Kelahiran sosialisme ini
erat kaitannya dengan perkembangan industry di Eropa pada abad ke-18.
Pada zaman itu, para pemilik modal berkembang di mana-mana, demikian
juga dengan industri. Perkembangan industri tidak diimbangi dengan upah
kesejahteraan para pekerja/buruh industri. Kaum buruh ditindas dan diperas
tenaganya, sementara upah dan kesejahteraannya tidak terpikirkan oleh kaum
pemilik modal dan pemilik industri tersebut. Pada peristiwa ini, negara malah
mendukung apa yang dilakukan kaum pekerja/buruh sebagai rakyatnya.
Seluruh modal dan kekayaan hanya berputar pada kaum berduit yang dikuasai
oleh sedikit orang. Dari sinilah muncul gerakan revolusi menentang
kepemilikan modal tersebut yang antara lain dipelopori oleh Etienne Cabet,
Robert Owen, Albert Brisbane, dan Karl Marx. Mereka menentang
kepemilikan pribadi secara mutlak dan meminta kepemilikan pribadi dipakai
Untuk kepentingan umum. Karl Marx menyatakan bahwa suatu saat kaum
buruh/pekerja akan menyadari nasibnya yang menyedihkan itu dan mereka
akan berbalik menyingkirkan kaum pemilik modal (kapitalis) melalui sebuah
gerakan revolusi. Berangkat dari revolusi tersebut terciptalah sosialisme,
dengan jargon “hak milik pribadi dan negara” dihapus, sarana-sarana
produksi
Dan distribusi dimiliki secara bersama sama sehingga tercipta negara tanpa
kelas'.
12
berfikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat
menuju cita-citanya. Dengan demikisan ideologi sangat menentukan eksistensi
suatu bangsa dan negara. Ideologi emmbimbing bangsa dan negara untuk
mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembangunan. Hal ini disebabkan
dalam ideologi terkandung suatu orientassi praktis.
Selain sebagai sumber motivasi, ideologi juga merupakan sumber
semangat dalam berbagai kehidupan negara. Ideologi akan menjadi reaalistis
manakala terjadi orientasi yang bersifat dinamis antara masyarakat bangsa dengan
ideologi, karena dengan demikian ideologi akan bersifat terbuka dan antisipatif
bahkan bersifat reformatif dalam arti senantiasa mampu mengadaptasi perubahan
perubahan sesuai dengan aspirasi bangsanyanamun jikalau perlakuan terhadap
ideologi diletakkaan sebagai nilai yang sakral bahkan diletakkan sebagai alat
legitimasi kekuasaan maka dapat dipastikan ideologi akan menjadi tertutup, kaku,
beku dogmatis dan menguasai kehidungan bangsanya.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pancailai sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga merupakan
ideologi negara. Sebagai ideologi negara berarti pancasila merupakan gagasan dasar
yang berkenaan dengan kehidupan negara. Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat
statis melandasi berdirinya negara Indonesia akan tetapi pancasila membawakan
gambaran mengenai wujud masyarakat tertentu yang diinginkan serta prinsip-prinsip
dasar yang harus diperjuangkan untuk mewujudkannya. Pancasila membawakan nilai-
nilai tertentu yang digali dari realitas sodio budaya bangsa Indonesia. Ideologi
membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya dengan ideologi lainnya.
Kehasan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, yang membawa
konsekuensi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan
ideologi Pancasila dilihat dari dimensi realitas membawakan nilai-nilai yang
mencerminkan realitas sosiobudaya bangsa Indonesia, dari segi idealitas mamidpu
memberikan keyakian akan terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan, dan dari
dimensi fleksibilitas, nilai-nilai yang ada didalamnya dapat dijabarkan secara
konstektual agar senantiasa dapat menyesuaikan dengan dinamika dan perkembangan
masyarakat.
B. SARAN
Sebagai pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sebaiknya selalu
menjaga ideologi negara karena Pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan
dengan kehidupan negara.
14
REFERENSI
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5680679/pentingnya-ideologi-bagi-suatu-
bangsa-dan-negara-ini-penjelasannya
file:///C:/Users/User/Downloads/MAKALAH_PANCASILA_1_pdf.pdf
15