Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

IDEOLOGI – IDEOLOGI DUNIA


Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila
Dosen Pengampu :
Ridwan Santoso M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 7
Ahmad Rizal Rafiqie (21812141017)

Izmi Fadhila Sitapraptiwi (21812141029)

Titis Dwi Asti (21812141031)

Octarina Shavira Zahra (21812144035)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI Yogyakarta
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pancasila, dengan judul :
“Ideologi-Ideologi Dunia”.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ridwan Santoso M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pancasila yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam segala aspek
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak khususnya bagi dunia Pendidikan.

Yogyakarta, 08 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………….…………………ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1

C. Tujuan……………………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ideologi……………………………………………………………………….2

B. Fungsi dan Peran Ideologi……………………..……………………………….…………2

C. Macam-Macam Ideologi Dunia…………..………………………………………………3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………15

B. Saran……………………………………………………………………………………..15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap negara memiliki paham ideologi sendiri-sendiri. Setiap negara mempunyai peranan
penting didalam sistem ideologi guna mengatur warga negaranya untuk mencapai tujuan dan cita-cita
negara. Dalam setiap negara memiliki paham ideologi masing-masing perbedaan ini terjadi karena
setiap negara memiliki perbedaan pola pandangan dalam melihat suatu kebenaran danl atar belakang
sejarah yang berbeda. Ideologi ini merupakan dasar pedoman suatu negara untuk semakin
berkembang dan maju. Namun dengan semakin berkmbangnya zaman, ideologi negara tersebut tidak
boleh sampai hilang. Karena setiap ideologi memiliki ciri khas tersendiri disetiap pandangan
kehidupan.

Macam-macam ideologi diajarkan oleh para tokoh negara pada zaman dulu. Ajaran mereka
didasari oleh keyakinan untuk menciptakan tata kehidupan yang lebih baik. Hal ini terutama ditujukan
bagi negara yang dikuasai oleh para tokoh yang menciptakan pemikiran tentang sebuah cara hidup
sebuah negara.

Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian dan macam – macam ideologi akan dibahas di bab
pembahasan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari gambaran umum yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah di atas,
maka dapat dirumuskan beberapa pokok masalah yang akan dibahas, antara lain yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan ideologi?


2. Apakah fungsi dari ideologi-ideologi dunia?
3. Apa saja macam-macam ideologi besar yang ada di dunia?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah :

1. Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti apa yang dimaksud dengan ideologi
2. Mampu memahami fungsi dan peran ideologi
3. Mampu menjelaskan macam-macam ideologi besar yang digunakan oleh berbagai negara

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ideologi
Sebenarnya apa itu ideologi? Secara umum, Pengertian Ideologi adalah kumpulan ide-ide
dasar, cita-cita, gagasan, keyakinan, dan kepercayaan yang sifatnya sistematis sesuai dengan arah dan
tujuan yang ingin dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara. Ada yang menganggap
pengertian ideologi adalah visi yang komprehesif, sebagai cara pandang terhadap semua hal secara
umum dan beberapa arah filosofis yang diajukan oleh kelas dominan pada seluruh anggota
masyarakat.

Istilah ideologi pertama kali diperkenalkan oleh Destutt de Tracy, seorang filsuf asal Perancis.
Secara etiologis kata “Ideologi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu idea dan logos. Idea yang berarti
ide, cita-cita, melihat, memandang, sedangkan logos berarti pengetahuan, logika atau rasio. Sehingga
arti ideologi dapat juga didefinisikan sebagai seperangkat ide yang membentuk keyakinan dan paham
untuk mewujudkan cita-cita manusia. Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.

2. Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia, pandangan hidup,
pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan dilestarikan kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan ideologi sebagai kumpulan konsep bersistem
yang dijadikan asas pendapat atau kejadian yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan
hidup. Ideologi ada di dalam masyarakat, dalam kelompok, dan diantara orang-orang. Ideologi
membentuk pikiran, tindakan, dan interaksi bersama dengan apa yang terjadi dimasyarakat luas.
Istilah ideologi terkait erat dengan berbagai bidang kehidupan manusia, yaitu diantaranya : politik
(hukum, pertahanan, dan keamanan), sosial, budaya, dan agama.

B. Fungsi Ideologi

Ideologi sebagai struktur kognitif yang berarti keseluruhan pengetahuan yang berlandaskan
untuk memahami dan menfsirkan dunia serta kejadian – kejadian yang ada dialam sekitar sementara
idologi sebagai orientasi dasar berarti wawasan yan memberikan makna serta menunjukkan tujuan
dalam kehidupan manusia. Jadi, secara umum ideologi berfungsi untuk penuntun dan pegangan bagi
seseorang untuk melangkah dan bertindak sesuai dengan orientasi dan norma – norma yang
terkandung didalamnya.

2
Suatu ideologi dapat dipelajari, diformulasikan, hingga dimasukkan dalam tataran abstrak di
dalam pikiran dan jiwa manusia. Ideologi akan menjadi landasan berpikir dan cara pandang manusia
dalam menafsirkan dan memahami dunia. Soejanto Poespowardojo mengemukakan beberapa fungsi
ideologi yaitu :

1. Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk
memahami kejadian dalam keadaan alam sekitarnya.
2. Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan
tujuan dalam kehidupan masyarakat.
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang.
4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
5. Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan
kegiatan dan mencapai tujuan.
6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta mempolakan
tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung didalamnya.

Kesimpulan yang bisa ditarik adalah sekalipun pengertian ideologi bervariasi, tetapi jika
dicermati sesungguhnya terkandung inti-inti kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni ideologi
adalah prinsip, dasar, arah, dan tujuan dalam kehidupan. Selain mengetahui pengertian ideologi, kita
juga harus mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari kehidupan masyarakat sehingga
mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal serta jalan bagi suatu kelompok, masyarakat, bangsa,
dan negara.

C. Macam-Macam Ideologi Dunia

Ada berbagai macam ideologi di dunia ini. Masing-masing negara memiliki alasan tersendiri
untuk menganut ideologi yang mana, tergantung latar belakang bangsa itu sendiri. Untuk mengenal
lebih lanjut tentang ideologi di dunia, berikut akan dikemukakan beberapa faham di dunia, baik yang
masih bertahan membasis di masyarakat dunia maupun yang hanya tercatat dalam blantika politik
dunia.

1. Ideologi Kapitalisme

Kapitalisme adalah salah satu dari macam ideologi yang cukup dikenal di dunia. Ideologi
kapitalisme ini dipopulerkan oleh Bapak ilmu ekonomi dunia yaitu Adam Smith. Kapitalisme berasal
dari asal kata capital yaitu berarti modal, yang diartikan sebagai alat produksi misal tanah dan uang.
Sedangkan kata isme berarti paham atau ajaran. Kapitalisme merupakan sitem ekonomi politik yang
cenderung kearah pengumpulan kekayaan secara individu tanpa gangguan kerajaan.  
3

Adapun ciri-ciri negara penganut ideologi kapitalisme adalah sebagai berikut.

 Kebebasan warga negara dijunjung tinggi. Warga negara bebas melakukan apa saja asalkan
tidak melanggar tertib hukum.

 Negara hanya bertindak sebagai pengawas jalannya tertib hukum.

 Pada kapitalis monopolis mengesampingkan nilai-nilai agama sehingga melahirkan


sekulerisme (paham yang memisahkan agama dengan negara).

Max Weber menganggap kapitalisasi sebagai suatu kegiatan ekonomi yang ditujukan kepada
suatu pasar dan dipacu untuk menghasilkan laba dengan adanya pertukaran pasar. Sistem kapitalisme
sepenuhnya memihak dan menguntungkan pihak-pihak pribadi kaum bisnis swasta. Seluruh
keputusan-keputusan yang menyangkut bidang produksi baik itu alam dan tenaga kerja di kendalikan
oleh pemilik dan di arahkan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mulai terinstitusi di Eropa sekitar abad ke-16
sampai abad ke-19an, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa. Menurut faham
kapitalis, individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat
memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal seperti tanah
dan tenaga manusia, pada sebuah pasar bebas di mana harga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran, demi menghasilkan keuntungan di mana statusnya dilindungi oleh negara melalui hak
pemilikan serta tunduk kepada hukum negara atau kepada pihak yang sudah terikat kontrak yang telah
disusun secara jelas kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta tidak semata-mata tergantung
pada kewajiban dan perlindungan yang diberikan oleh kepenguasaan feodal.

Teori yang saling bersaing yang berkembang pada abad ke-19 dalam konteks Revolusi
Industri, dan abad ke-20 dalam konteks Perang Dingin, yang berkeinginan untuk membenarkan
kepemilikan modal, untuk menjelaskan pengoperasian pasar semacam itu, dan untuk membimbing
penggunaan atau penghapusan peraturan pemerintah mengenai hak milik dan pasaran. Dengan
demikian kapitalisme sangat berkeyakinan meraih keuntungan dengan kekuatan kepemilikan
modalnya dan menghegemoni para pekerja atau konsumen untuk selalu tunduk dan memberikan
keuntungan terhadap para kapitalis.

2. Ideologi Liberalisme
Kata “liberal” berasal dari kata Latin “liber” yang berarti bebas / tidak budak. Dengan
perkembangan zaman, kata liberal dalam kehidupan sehari-hari dapat diartikan sebagai berpikiran
terbuka, murah hati, atau bebas dari pengekangan dan prasangka.

Ideologi liberal atau liberalisme adalah salah satu jenis ideologi yang menjunjung tinggi
kebebasan, dan mengakui hak-hak individu dalam bidang politik, agama, sosial, ekonomi dan budaya
yang dilindungi oleh campur tangan negara dan badan-badan lainnya. Pemahaman ini berpandangan
bahwa manusia sebagai makhluk bebas dan rasional di mana dalam membentuk pemerintahan harus
berdasarkan persetujuan masyarakat. Orang yang menganut ideologi ini disebut liberal. Dan dapat
disimpulkan ideologi liberalism adalah suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif
kebebasan individual, artinya lebih mengutamakan hak-hak individu.

Orang-orang liberal klasik bertindak berdasarkan keyakinan bahwa setiap orang berbagi kapasitas
untuk berpikir dan menuntut atas haknya dalam kebebasan berekspresi. Setiap orang mampu untuk
berpikir dan tidak ada seorangpun yang lebih cocok untuk mengatur seseorang selain dirinya sendiri.
Imej liberal dalam kehidupan politik mempunyai pengaruh yang kuat. Pemikiran-pemikiran liberal
berkembang didalam suatu sistem pemikiran politis yang mempengaruhi setiap dimensi hubungan
kekuasaan di masyarakat. Masyarakat liberal diorganisir disekitar dua institusi utama, yaitu pasar dan
pemerintahan yang mencerminkan pilihan rakyat. Tema yang penting dari liberalisme yaitu kebebasan
individu.

Orang-orang liberal berpendapat bahwa persamaan yang dimiliki oleh setiap manusia seperti
kebijakan publik yang harus didasarkan pada konsep hak-hak asasi dan perlakuan yang adil. Orang-
orang liberal berpendapat bahwa kebijakan publik seharusnya didasarkan pada hak-hak dasar dan
perlakuan yang sama. Pada akhir abad ke-18, di Inggris telah terjadi revolusi di bidang ilmu
pengetahuan. Revolusi ini berlanjut dengan revolusi teknologi dan industri.

Menurut paham liberalisme, manusia merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari
manusia lainnya. Manusia sebagai individu mempunyai potensi yang senantiasa berjuang untuk
dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah maka dalam hidup masyarakat bersama akan menyimpan
potensi konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi manusia lainnya yang menurut istilah Thomas
Hobbes disebut homo homini lupus (manusia menjadi srigala bagi manusia lainnya). Negara menurut
liberalisme harus tetap menjamin kebebasan individu, dan untuk itu manusia secara bersama-sama
mengatur negara.

Ciri-cirinya adalah Manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas, manusia
merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari manusia lainnya, manusia sebagai
individu memiliki potensi yang senantiasa berjuang untuk dirinya, negara harus tetap menjamin
kebebasan bagi warganya untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya dan
negara bersifat sekuler, yakni memisahakan urusan beragama dengan urusan bernegara.

3. Ideologi Komunisme

Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis.
Masyarakat kapitalis merupakan hasil dari ideologi liberal. Berkembangnya liberalisme sebagai awal
munculnya kapitalisme, mengakibatkan penderitaan rakyat kecil sehingga komunisme muncul sebagai
reaksi atas penindasan terhadap rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung oleh pemerintah.
Memandang bahwa hakikat, kebebasan dan hak individu itu tidak ada. Ideologi komunisme
mendasarkan pada sebuah keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial saja.
Manusia pada hakikatnya adalah sekumpulan relasi sehingga yang mutlak adalah komunitas dan
bukan individualitas. Komunisme adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas
alat-alat priduksi (tanah, tenaga kerja, modal) yang bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang
makmur, masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama.

Komunisme ditandai dengan prinsip sama rata sama rasa dalam bidang ekonomi dan
sekularisme yang radikal tatkala agama digantikan dengan ideologi komunias yang berseifat
doktriner. Jadi, menurut ideologi komunis, kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada
kehendak partai, negara dan bangsa (kolektivisme). Komunisme sebagai anti kapitalisme
menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan. Prinsip semua adalah milik rakyat dan

dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata.

Secara umum komunisme berlandasan pada teori Dialektika materi oleh karenanya tidak
bersandarkan pada kepercayaan agama dengan demikian pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan
prinsip bahwa “agama dianggap candu” yang membuat orang berangan-angan yang membatasi
rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata
(kebenaran materi).

Komunisme merupakan ideologi yang menghendaki penghapusan pranata kaum kapitalis


serta berkeinginan membentuk masryarakat kolektif agar tanah dan modal (faktor produksi) dimiliki
secara sosial dan pertentangan kelas serta sifat kekuatan menindas dari negara tidak berlangsung lagi.
Dalam setiap upaya-upaya untuk menanamkan ideologinya itu, paham komunis berusaha mengambil
jalan pintas yakni dengan jalan revolusi dengan metode kekerasan. Hal inilah yang menyebabkan
antipati masyarakat dunia terhadap paham ini. Kalau kita membuka lembaran sejarah berikutnya,
Afganistan yang pernah berada di bawah jajahan Unisoviet mengalami tragedi kemanusiaan yang
panjang akibat cara-cara kekerasan yang dilakukan Penganut paham komunis tersebut.

Dalam hal beragama, komunisme yang dirumuskan Karl Marx menyatakan bahwa manusia
adalah suatu hakikat yang menciptakan dirinya sendiri dengan menghasilkan sarana-sarana
kehidupan, sehingga sangat menentukan dalam perubahan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, dan
agama.

Dalam hal ini, komunisme berpaham atheis (tidak bertuhan) karena manusia ditentukan oleh
dirinya sendiri dan bukan oleh hal-hal lain di luar dirinya. Ciri utama Komunisme : manusia pada
hakikatnya adalah hanya sebagai makhluk sosial, manusia pada hakikatnya adalah merupakan
sekumpulan relasi, sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualitas, hak milik
pribadi tidak ada, karena hal itu akan menimbulkan kapitalisme. Dengan demikian hak milik individu
harus diganti dengan hak milik kolektif, individualisme diganti dengan sosialisme komunis, suatu
kebaikan hanya pada kepentingan demi keuntungan kelas masyarakat secara keseluruhan dan negara
adalah manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial, mengubah masyarakat secara revolusioner
harus berakhir dengan kemenangan proletar.

Pemerintah negara harus dipegang oleh orang-orang yang meletakan kepentingan pada kelas
proletar.Selain itu negara yang menganut komunisme bersifat atheis bahkan bersifat antitheis,
sehingga melarang dan menekan kehidupan agama. 9 Kelebihan ideologi komunisme sebagai berikut :

1. Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik dalam hal


perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan maka pemerintah lebih
mudah mengendalikan inflasi, pengangguran atau berbagai keburukan ekonomilainnya.
2. Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan sehingga
pasar barang dalam negri berjalan dengan lancer.
3. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
4. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh pemerintah.
5. Tidak ada pembagian kelas apapun ketimpangan yang ada.

Kelemahan ideologi komunisme sebagai berikut :

1. Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai – nilai komunis.

2. Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat.

3. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat.

4. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya.


Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai komunis.
Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, Partai Komunis Indonesia, dan Partai
Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di negara
komunis tidak ada partai oposisi.Jadi komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati HAM. Siapa
yang menciptakan ideologi komunisme? Karl Heinrich Marx (Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – London,
14 Maret 1883) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia.

4. Ideologi Sosialisme

Secara ringkas, sosialisme ialah rasa perhatian, simpati dan empati antar individu kepada
individu lainnya tanpa memandang status. Pandangan hidup dan ajaran kermasyarakatan tertentu yang
berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi secara merata.
Sosialisme sebagai ideologi, telah lama berkembang sejak ratusan tahun yang lalu.

Sosialisme sendiri berasal dari bahasa Latin yakni socius (teman). Jadi sosialisme merujuk
kepada pengaturan atas dasar prinsip pengendalian modal, produksi dan kekayaan oleh kelompok.
Istilah sosialisme pertama kali dipakai di Prancis pada tahun 1831 dalam sebuah artikel tanpa judul
oleh Alexander Vinet.Pada masa ini istilah sosialisme digunakan untuk pembedaan dengan
indvidualisme, terutama oleh pengikut-pengikut Saint-Simon, bapak pendiri sosialisme Prancis.Saint-
Simon lah yang menganjurkan pembaruan pemerintahan yang bermaksud mengembalikan harmoni
pada masyarakat. Adapun ciri-ciri ideologi sosialisme adalah sebagai berikut:

 Menolak kapitalisme dan berusaha menghapuskannya lewat perjuangan kaum buruh, tetapi
menerima demokrasi parlementer.

 Merencanakan masyarakat berdasarkan dorongan kerja sama dan tidak ada hak milik
perseorangan. Tidak ada kelas kaya dan miskin, ataupun kelas majikan dan buruh, sebab
semua sama.

 Mencita-citakan masyarakat yang didalamnya dapat bekerja sama dan solidaritas dengan hak-
hak yang sama.

 Penentuan nasib sendiri bagi semua orang hanya dapat dicapai melalui solidaritas

 Menolak kebebasan yang cenderung berpihak bagi kepentingan hak milik.

 Demokrasi tidak akan berjalan karena penguasa menekan kebebasan individu.

Sosialisme mulai digunakan sejak awal abad ke-19.Pada tahun 1827, istilah ini awalnya
digunakan untuk menyebut pengikut Robert Owen (1771-1858) di Inggris.Istilah ini juga mengacu
pada para pengikut Saint Simon (1760-1825) di Perancis.Bersama Fourier (1772-1832) dari Perancis,
Robert Owen dan Saint Simon membuat rumusan sebuah pemikiran mengenai sosialisme.

5. Ideologi Marxisme

Suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif evolusi sejarah yang didasarkan
pada dua prinsip; pertama, penentu akhir dari perubahan sosial adalah perubahan dari cara produksi;
kedua, proses perubahan sosial bersifat dialektis

Secara umum, idelogi Marxisme diambil dari nama pencetusnya, yaitu Karl Marx dan
Friederich Engels. Marxisme bisa dikatakan sebagai sebuah ideologi atau paham yang bersumber dari
pemikiran - pemikiran Karl Marx dan Friederich Engels, baik itu yang menyangkut masalah ekonomi,
politik, maupun sosial.

Adapun beberapa pengertian Marxisme menurut para ahli :

 Urban Dictionary
Marxisme merupakan sebuah nama yang diberikan untuk suatu set analisis politik, sosial,
filosofis dan ekonomi yang dirumuskan oleh Karl Marx dan Friedrich Engles selama abad ke-
19 – ide-ide yang tetap berpengaruh di seluruh dunia hingga saat ini.
 Encyclopedia Britannica
Marxisme adalah sebuah kumpulan doktrin yang dikembangkan oleh Karl Marx dan, pada
tingkat lebih rendah, oleh Friedrich Engels pada pertengahan abad ke-19.Collins English
 Dictionary
Marxisme adalah filsafat politik yang didasarkan pada tulisan-tulisan Karl Marx yang
menekankan pada pentingnya perjuangan antara berbagai kelas sosial.

Pemikiran Marxisme muncul pertama kali pada abad ke-19 ketika kondisi Eropa Barat sedang
berada pada fase revolusi industry. Perkembangan industri yang begitu pesat di Eropa ternyata
membawa dampak pada kondisi sosial yang justru memprihatinkan, terutama bagi kaum pekerja.
Kaum pekerja (proletar) di Eropa kala itu terpaksa harus bekerja dengan upah minim, sementara kaum
pemilik modal (kapitalis) mengeruk banyak keuntungan dari industri mereka. Keadaan tersebut
menarik perhatianKarl Marx. Dia kemudian mengkaitkannya dengan ide dari seorang filsuf Jerman
yang bernama George Hegel tentang dialektika. Filosofi Hegel itu digunakannya untuk mengubah
pandangan masyarakat tentang kapitalisme.

Kapitalisme menurut Marx hanya mengorbankan kaum proletar untuk mengumpulkan


kekayaan bagi kaum kapitalis. Karl Marx kemudian berpendapat bahwa konsep kapitalisme hanya
akan menyengsarakan kaum kelas bawah, sehingga harus digantikan dengan konsep komunisme.
Menurut Karl Marx, kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan jika kondisinya terus
ditoleransi. Hal tersebut adalah dasar dari Marxisme.

6. Ideologi Fasisme

Tokoh terkenal yang menggulirkan faham Fasis adalah Benito Musolini pada sekitar abad ke-
20 di Italia. Musolini memiliki gagasan “gilanya” untuk menguasai dunia, ia pernah berkata berkata
“kita telah menciptakan mitos kita. Mitos kita adalah sebuah keyakinan, sebuah keyakinan besar.

Mitos tidak harus berupa realitas, mitos kita adalah bangsa, mitos kita adalah kebesaran
bangsa, dan untuk mitos ini, untuk kebesaran inilah, kita ingin mengubahnya menjadi kenyataan, kita
taklukkan semuanya”. (Hendry J. Schmandt: 595: 2005). Bagi lenin “negaralah yang menciptakan
bangsa”.

Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang
berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman
Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan
pejabat pemerintah. Selain itu fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan
kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga
otoriter sangat tentara.

Istilah fasisme membangkitkan kenangan tentang Adolf Hitler dan Benito Mussolini dan
gambaran tentang kediktatoran totaliter di negara Jerman, Italia dan Jepang selama Perang Dunia II.
Fasisme merupakan gabungan dari rasisme, nasionalisme, dan otoritarisme yang berpusat pada suatu
keyakinan mistis terhadap superioritas sekelompok orang tertentu. Definisi ini diilustrasikan dengan
fasisme di negara Jerman dengan doktrinnya tentang superioritas bangsa Arya dan keyakinan pada
prinsip kediktatoran Fuhrer yang absolut.

Orang-orang fasis percaya bahwa setiap orang mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-
beda. Intinya yaitu bahwa setiap orang harus melakukan usaha yang terbaik untuk setiap tugas yang
diberikan oleh negara kepadanya. Fasisme berusaha menggabungkan suatu seruan terhadap persatuan
dengan otoritarianisme. Dalam impian orang-orang fasis hanya terdapat solidaritas tetapi tidak
terdapat persamaan.

Adapun ciri-ciri ideologi fasisme adalah sebagai berikut:

 Pemerintahan bersifat otoriter dan totaliter.

 Sistem pemerintahan satu partai.

 Negara dijadikan alat permanen untuk mencapai tujuan negara.


 Mempercayai adanya perbedaan antara orang yang memerintah dan yang diperintah, antara
elite dan massa.

 Membenci kemerdekaan berbicara dan berkumpul.

7. Anarkisme

Istilah anarkisme berasal dari bahasa Yunani an-archos yang artinya tanpa pemimpin. Orang-
orang anarkis percaya bahwa pengesahan atas penggunaan pemaksaan oleh negara adalah bukan
solusi tetapi masalah dalam masyarakat. (Hendry J. Schmandt. 2005).

10

Anarkis berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki. Sedangkan isme sendiri
berarti faham atau ajarannya. Jadi, secara keseluruhan Anarkisme yaitu sesuatu faham yang
mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-
lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara,
pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan. Anarkisme adalah sebuah sistem
sosialis tanpa pemerintahan. Ia dimulai diantara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan
kreativitasnya selama merupakan pergerakan dari manusia. Penghapusan eksploitas dan penindasan
manusia hanya bisa dilakukan lewat penghapusan dari kapitalisme yang rakus dan pemerintahan yang
menindas.

Anarkis adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa hirarkis
(baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial). Para anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki,
ketiadaan aturan-aturan, adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat
menciptakan kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir dari
kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerjasama yang saling membangun antara satu dengan
yang lainnya. Atau dalam tulisan Bakunin yang terkenal.

Kebebasan tanpa sosialisme adalah ketidakadilan dan sosialisme tanpa kebebasan adalah
perbudakan dan kebrutalan. Anarkisme berpendapat bahwa ketika institusi pemerintahan tidak lagi
ada untuk mencegah dan menahan rasa kemanusiaan kita, suatu kelimpahan kegiatan masyarakat yang
besar akan terjadi. Orang-orang akan melakukan semua jenis mutualitas dan kerja sama yang tanpa
pamrih. Oleh karena itu, orang-orang anarkis memandang penggulingan kekuasaan pemerintah
sebagai pintu pembuka sisi baik dari sifat manusia. Orang-orang anarkis sangat sensitif kepada
sumber-sumber pemaksaan yang terpisah dari negara. Mereka juga memandang bahwa dalam
teknologi terdapat adanya kecenderungan terhadap meningkatnya jumlah hirarki dan dominasi
didalam masyarakat. Orang-orang anarkis menyadari bahwa kesetaraan yang absolut akan
memerlukan penindasan perbedaan, mereka berpendapat bahwa setiap makhluk hidup mempunyai
kebutuhan utama yang sama. Orang-orang anarkis lebih menyukai bentuk demokrasi langsung.
Orang-orang anarkis memperluas pemberontakan mereka terhadap dominasi dari bidang teknologi.
Orang-orang anarkis yang modern tidak menolak teknologi, tetapi mereka melihat teknologi sebagai
suatu fenomena yang berbahaya yang harus digunakan dengan hati-hati pada tingkat pengijinan
kontrol individu dan pemeliharaan nilai-nilai kemanusiaan.

8. Individualisme

Kaum individualis dikenal sejak jaman konservatif. Dalam masyarakat yang ideal dari
konservatif individualis, terdapat pajak yang kecil, kesejahteraan yang minimal dan tidak ada wajib
militer.Tidak ada keyakinan atau agama yang dipaksakan. Milik pribadi tidak dapat diganggu gugat.
Mereka para konservatif individualis meyakini akan kebebasan secara individual.

11

Alasannya didasarkan karena menurutnya setiap individu sangat berbeda dan unik. Karena
pemahaman yang menempatkan kepentingan individu sebagai yang utama, maka mereka cenderung
menginginkan minimalisasi peran pemerintahan, sebagai tujuan politik utama. Dengan demikian
konservatif individualis lebih memandang pemindahan bahwa kekuasaan pemerintahan harus
memberikan bantuan yang riil terhadap kepentingan pribadi sifat manusia.

Para Individualis akan benar-benar membatasi kemampuan pemerintah dalam menggunakan


kekuasaan politiknya. Mereka memandang pemerintah sebagai sarana dimana bisnis yang besar bisa
memperoleh suatu posisi. Mereka akan memperkenalkan kompetisi kedalam sistem sekolah tingkat
dasar dan menengah. Mendorong kompetisi antara sekolah-sekolah akan menghasilkan kualitas yang
lebih tinggi.

Bagi konservatif individualis, masyarakat politis tertentu mungkin bergantung kepada inisiatif
individual. Konservatif individualis percaya pada ketidaksempurnaan. Dan mereka percaya bahwa
harapan terbaik untuk kehidupan manusia terletak pada kebebasan individual.

9. Ideologi Nasionalisme

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara (“nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Para kaum nasionalis berasumsi bahwa negara adalah berdasarkan beberapa “kebenaran politik”
(political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu “identitas budaya”, debat liberalisme
yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua
teori itu.

Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini
terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat
itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan
negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini,
yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada
ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanany
aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.

Di zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang
berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para
ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem
seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.

12

Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan
negara) yang populer berdasarkan pendapat warga negara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi.
Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan
sebagian atau semua elemen tersebut.

Nasionalisme Lingkup Budaya dan Agama. Lingkup budaya adalah nasionalisme dimana
negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama. Sebagai contoh misalnya rakyat Tionghoa
yang menganggap negaranya berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan dimana
golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok.
Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat Cina membuktikan keutuhan budaya Cina.
Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Cina sebab persamaan budaya
mereka tetapi menolak RRT karena pemerintahannya berpaham komunisme. Kemudian nasionalisme
yang berkaitan dengan masalah agama dimaksudkan bahwa nasionalisme karena negara memperoleh
legitimasi politik dari persamaan agama. Sebagai contoh adanya Zionisme Israel, Misalnya pada abad
ke-18, nasionalisme Irlandia dipimpin oleh mereka yang menganut agama Protestan serta
nasionalisme di India karena pengaruh kuat agama Hindu.

Nasionalisme kenegaraan merupakan variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu


digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih
keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Penyelenggaraan sebuah “national state” adalah
suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri.
Contohnya nasionalisme Turki, Belgia, dan Franquisme sayap-kanan di Spanyol. Nasionalisme
terkadang menentang demi mewujudkan hak kesetaraan (equal rights). Dengan demikian, apabila
nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik kepada kesetiaan masyarakat,
dan terhadap wilayah.
10. Ideologi Pancasila

Ideologi Pancasila merupakan kumpulan nilai luhur budaya dan norma yang menjadi landasan
keyakinan dan cara berpikir bangsa untuk mencapai tujuan dengan berdasarkan pada lima sila dalam
Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila adalah dasar negara yang juga sebagai ideologi nasional
bangsa itu sendiri. Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu panca
yang berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asas.
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai ini yang merupakan nilai dasar bagi
kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan. Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai
kerokhanian yang didalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai
material, nilai vital, nilai kebenaran (kenyataan), nilai estetis, nilai etis maupun nilai religius.

13
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat objektif dan subjektif, artinya hakikat nilai-
nilai Pancasila adalah bersifat universal (berlaku dimanapun), sehingga dimungkinkan dapat
diterapkan pada negara lain. Jadi kalau ada suatu negara lain menggunakan prinsip falsafah, bahwa
negara berKetuhanan, berKemanusiaan, berPersatuan, berKerakyatan, dan berKeadilan, maka Negara
tersebut pada hakikatnya menggunakan dasar filsafat dari nilai-nilai Pancasila.
Pancasila sebagai idiologi terbuka adalah Pancasila merupakan ideologi yang mampu
menyesuaikan diri dengan perkembagan jaman tanpa pengubahan nilai dasarnya. Gagasan mengenai
pancasila sebagai ideologi terbuka mulai berkembang sejak tahun 1985. tetapi semangatnya sudah
tumbuh sejak Pancasila itu sendiri ditetapkan sebagai dasar Negara.
Indonesia menganut ideologi terbuka karena Indonesia menggunakan sistem pemerintahan
demokrasi yang didalamnya membebaskan setiap masyarakat untuk berpendapat dan melaksanakan
sesuatu sesuai keinginannya masing-masing. Maka dari itu, ideologi Pancasila sebagai ideologi
terbuka adalah yang paling tepat digunakan Indonesia.
11. Ideologi Agama
Ideologi Agama adalah ideologi yang bersumber pada falsafah agama yang tercantum/
termuat dalam kitab suci agama. Agama sebagai ideologi dalam tataran individu, etika berfungsi
sebagai suatu proses awal pembentukan identitas. Konstruksi identitas akan memberikan sebuah
kesadaran untuk mempercayai segala bentuk kebenaran yang disampaikan oleh agama.
Apabila seseorang penganut agama sudah mempunyai kesadaran akan identitasnya dalam
suatu agama, maka komitmennya pada agama tersebut tidak akan diragukan. Identitas kelompok
(agama) itulah yang menjadikan awal ideologisasi agama bagi para pemeluknya. Ideologi sendiri
berfungsi untuk memberikan pengaruh kehidupan suatu kelompok agar bisa sesuai dengan apa yang
sudah digariskan sejak awal oleh agama tersebut. Pada tingkat lebih lanjut, identitas agama di sisi lain
dapat memberikan harapan yang besar bagi masyarakat yang menganutnya untuk maju, karena
dengan agama dapat membentuk moral personal dan solidaritas yang baik bagi para pemeluk agama.
Contoh negara yang menganut Ideologi Agama yaitu :
1. Arab saudi: Islam
2. Vatikan di Roma: Kristen
3. India: Hindu
4. Tibet: Budha
5. Jepang: Shinto
Adapun ciri-ciri Ideologi Agama ialah :
 Urusan negara dan pemerintah dijalankan berdasarkan hukum agama.
 Hanya satu agama resmi dalam negara.
 Semua aspek kehidupan negara berlandaskan agama.

14
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kesimpulan
Ideologi adalah kumpulan ide-ide, dasar-dasar, gagasan, kepercayaan, dan keyakinan yang
sistematik sesuai dengan arahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Ada berbagai macam ideologi yang tersebar diberbagai dunia, seperti Ideologi
Kapitalisme, Liberalisme, Marxisme, Sosialisme, Nasionalisme, Fasisme, Komunisme, Nasionalisme
dan masih banyak lagi ideologi-ideologi yang ada di dunia. Ideologi juga berfungsi mendasari
kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal serta jalan bagi suatu
kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara guna mencapai suatu tujuan berbangsa dan bernegara.
Sampai saat ini ideologi memang lebih banyak digunakan dalam hal politik, masyarakat, dan sistem
pemerintahan. Memang apabila dikaitkan dengan asal kata ideologi pengertian itu sudah sedikit jauh
melebar dari arti ideologi sebagai suatu ilmu yang mendasar menjadi berbau politik, masyarakat, dan
sistem pemerintahan. Jadi ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang menjadi akar atau pondasi suatu
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat luas di berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu sangat
penting bagi suatu negara untuk memiliki ideologi sebagai pandangan hidup atau arah dan tujuan
bangsa.

B. Saran

Saat ini banyak sekali orang menyalahgunakan ideologi. Banyak ideologi yang digunakan
untuk menghasut masyarakat luas agar mendukung seseorang untuk menjadi pemimpin atau
penguasa. Maka dari itu janganlah begitu mudah menerima sebuah ideologi, namun berpikirlah
terlebih dahulu apakah ideologi itu sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu atau tidak.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai
budaya milik bangsa sendiri yang diyakini kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa yang
sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh karena itu, bangsa Indonesia wajib
mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila karena Pancasila mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia. Sebagai warga negara, hendaknya kita bersama-sama berusaha untuk
mengimplementasikan Pancasila sebagai mana mestinya.

15

DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Darmawan, Cecep M.Si., Drs., 2002. Wacana Politik Dan Demokrasi. Pustaka Aulia Press: Bandung.

E. Apter, David. 1996. Pengantar Analisa Politik. LP3S: Jakarta

J. Schandt, Hendry. Filsafat Politik: kajian historis dari zaman Yunani kuno sampai zaman modern.
Pustaka Pelajar: Yogyakarta

R. Hoover, Kenneth. 1994. Ideology And Political Life. International Thomson Publishing: California.

Suseno, Franz Magnis. 1989. Etika Dasar. Kanisius. Yogyakarta.

https://www.temukanpengertian.com/2015/08/pengertian-ideologi-agama.html
16

Anda mungkin juga menyukai