Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PERBANDINGAN IDEOLOGI NEGARA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
APRILIANI NPM. C1C022013
RADINDA LARASATI. K NPM.
C1C022015 MARSANDA PURNAMA HUSNA NPM.
C1C022016 MIMI KOMALASARI NPM. C1C022035
ALYA RAMADANI NPM.
C1C022043 AISYAH SALSABILA PUTRI NPM.
C1C022045 SONIA OTARY ZR NPM.
C1C022046 DHIYA MUFIDAH ERYA. K NPM.
C1C022050 ALFANIA SYIFA AZZAHRA NPM.
C1C022074 MUHAMMAD ABDUL DAFFA NPM.
C1C022078

DOSEN PENGAMPU :
SUSI RAMADHANI, S.H., M.H

KELAS A
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Anugrah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Perbandingan Ideologi negara
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai
manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen
pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan
makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

Bengkulu, 01 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i


KATA PENGNTAR ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB II PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................. 5
D. Manfaat ................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ideologi .............................................................................................. 6
B. Pengertian Ideologi Komunisme, Liberalisme dan Pancasila .......................... 7
C. Kelebihan Ideologi Liberalisme, Kelemahan Komunisme dan Pancasila.............12
D. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Liberalisme dan Komunisme..............13
E. Bagaimana cara menyikapi perbedaan Ideologi......................................................14

BAB III PENUTUP


a. Kesimpulan..................................................................................................................15
b. Saran............................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring pergantian zaman, paham-paham yang berkembang di
dunia mengalami berbagai perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir
yangberkembang pada zaman tertentu. Ada pertentangan yang berjuang
dan terus berganti mendominasi pola pemikiran masyarakat.
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi itu sendiri
diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk didefinisikan “sains
tentang ide”. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah
s i s tem pemikiran abstrak (tidak hanya mewujudkan ide) yang diterapkan
pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara
implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun
tidakdiletakkan sebagai sistem yang eksplisit.
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara
memiliki ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya, karena ideology ini
merupakan dasar atau ide atau cita-cita negara tersebut untuk semakin
berkembang dan maju. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman,
ideologi negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman
dantetap tertanam pada setiap warganya. Karena setiap ideologi memiliki ciri
khas tersendiri dalam setiap pandangan kehidupan. Contohnya dari segi
aspek politik, hukum, ekonomi,agama, pandangan terhadap individu dan
masyarakat, dan ciri khas. Dengan aspek ini, suatu ideologi akan terlihat
berbeda dengan ideologi lainnya dandapat ditemukan keunggulan dari segi positif
maupun negatifnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Ideologi ?
2. Apa pengertian dari Ideologi Komunisme, Liberalisme dan Pancasila?
3. Apasaja Kelebihan Ideologi Liberalisme, Kelemahan Komunisme dan Pancasila?
4. Apakah Perbandingan yang ada pada Ideologi Pancasila dengan Liberalisme dan
Komunisme?
5. Bagaimana cara menyikapi perbedaan Ideologi?

4
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari Ideologi.
2. Untuk memahami pengertian dari Ideologi Komunisme, Liberalisme dan
Pancasila.
3. Untuk mengidentifikasi Kelebihan Ideologi Liberalisme, Kelemahan Komunisme
dan Pancasila.
4. Untuk mengetahui perbandingan pada Ideologi Pancasila dengan Liberalisme dan
Komunisme.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara menyikapi perbedaan Ideologi .

D. Manfaat
1. Mengetahui pengertian dari Ideologi.
2. Mengetahui pengertian dari Ideologi Komunisme, Liberalisme dan Pancasila.
Mengetahui kelebihan dari Ideologi Liberalisme, kelemahan Komunisme dan
Pancasila.
3. Mengetahui perbandingan pada Ideologi Pancasila dengan Liberalisme dan
Komunisme.
4. Mengetahui bagaimana cara menyikapi perbedaan Ideologi .

5
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Ideologi
Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ”idein” dan ”logos”. Idein
berarti memandang, melihat, ide, dan cita-cita, sementara Logos adalah logia atau
ilmu. Dari istilah ini, ideologi adalah seperangkat ide yang membentuk keyakinan dan
paham untuk mewujudkan cita-cita manusia.
KBBI mendefinisikan ideologi sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan
asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan
hidup. Ideologi adalah cara berpikir seseorang atau suatu golongan.
Secara umum Ideologi adalah konsep fundamental dalam sosiologi. Sosiolog
mempelajarinya karena ia memainkan peran yang begitu kuat dalam membentuk
masyarakat diatur dan bagaimana fungsinya. Ideologi memberi pandangan yang
teratur tentang dunia, tempat manusia di dalamnya, dan hubungannya dengan orang
lain. Ideologi sangat penting bagi pengalaman manusia. Biasanya ideologi menjadi
sesuatu yang orang pegang dan pertahankan, baik itu mereka sadar atau tidak
melakukannya.
Adapun beberapa pengertian Ideologi menurut para ahli ialah sebagai berikut :
1. Menurut Terry Eagleton
Ideologi adalah sistem konsep dan pandangan yang berfungsi untuk
memahami dunia sekaligus mengaburkan kepentingan sosial yang diekspresikan
di dalamnya. Ideologi diliputi dengan kelengkapan dan konsistensi internal yang
relatif cenderung membentuk sistem tertutup dan mempertahankan dirinya sendiri
dalam menghadapi kontradiksi atau inkonsistensi.
2. Menurut Malcolm Hamilton
Ideologi adalah sebuah sistem ide-ide normatif dan konon faktual yang secara
kolektif dan keyakinan serta sikap yang mendukung dan / atau membenarkan pola
tertentu dari hubungan, pengaturan, dan perilaku politik dan / atau ekonomi.
3. Menurut Michael Hunt
Ideologi adalah serangkaian keyakinan atau asumsi yang saling terkait yang
mengurangi kompleksitas potongan realitas tertentu menjadi istilah yang mudah
dipahami dan menyarankan cara yang tepat untuk menangani kenyataan itu.

6
4. Menurut Karl Marx
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan
bersama dalam masyarakat. Menurut Marx, ideologi muncul dari corak produksi
masyarakat. Pendekatan Marx terhadap ideologi dituangkan dalam teorinya
tentang basis dan suprastruktur. Menurut Marx, suprastruktur masyarakat, ranah
ideologi, tumbuh dari basis, ranah produksi, untuk mencerminkan kepentingan
kelas penguasa dan membenarkan status quo yang membuat mereka tetap
berkuasa.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang
sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi
merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu
pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin
mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula
komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap
seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus
ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan pribadi ataupun masyarakat.
Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam
yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan
atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui
bagaimana cara yang paling baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar
dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan,
membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya. Pengertian
yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu
masyarakat bangsa.

B. Pengertian Ideologi Komunisme, Liberalisme dan Pancasila


Dalam panggung politik dunia terdapat berbagai macam Ideologi namun yang
sangat besar peranannya dewasa ini adalah Ideologi Liberalisme, Komunisme dan
Pancasila. Dalam masalah inilah bangsa Indonesia menghadapi berbagai benturan
kepentingan Ideologi yang saling tarik menarik sehingga agar bangsa Indonesia
memiliki visi yang jelas bagi masa depan bangsa maka harus membangun petahanan
Ideologi yang berbasis pada falsafat bangsa sendiri.
Pada masa reformasi yang sekaligus era global tarik sekaligus era global tarik-
menarik kepentigan ideologi menarik akan sangat mempengaruhi postur ketahanan

7
nasioanal dalam bidang Ideologi bangsa Indonesia, terutama banyak kalangan aktifis
politik yang justru menjadi budak Ideologi asing, sehingga berbagai aktifias ini akan
bepengaruh bahkan sering melakukan tekanan terhadap ketahanan ideologi bangsa
indonesia.
1. Ideologi Liberalisme
Kata “Liberal” berasal dari kata bahasa latin yaitu “Liber” yang berarti
bebas/bukan budak. Dengan berkembangnya zaman, kata Liberal dalam
kehidupan sehari-hari dapat diartikan berpikiran terbuka, murah hati, atau bebas
dari pengekangan dan prasangka. Ideologi Liberal atau Liberalisme merupakan
salah satu jenis paham atau Ideologi yang menjunjung kebebasan, dan mengakui
hak-hak individual baik dalam bidang politik, agama, sosial, ekonomi maupun
kebudayaan yang dilindungi oleh campur tangan negara serta badan-badan yang
lain.
Pada paham liberalisme berkembang dari akar-akar Rasionalisme yaitu paham
yang meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, inpirisme yang
mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat di tangkap dengan indra
manusia). Serta individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu
sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan negara.
Ideologi Liberal memandang bahwa sejak manusia dilahirkan bebas dan
dibekali penciptanya sejumlah Hak Asasi yaitu hak hidup, hak kebebasan, hak
kesamaan, hak kebahagiaan, maka nilai kebebasan itulah yang utama. Metode
berfikir ideologi ini ialah Liberalistik yang berwatak individualistik. Aliran
pikiran perseorangan atau individualistik diajarkan oleh Thomas Hoobbes, John
Locke, Jean Jaques Rousseau, Herbert Spencer dan Harold J. Laski. Aliran pikiran
ini mengajarkan bahwa Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang
disusun atas kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat itu (kontrak
sosial). Menurutnya kepentingan harkat dan martabat manusia (individu)
dijunjung tinggi, sehingga masyarakat merupakan jumlah para anggotanya saja
tanpa ikatan nilai tersendiri. Hak dan kebebasan orang seorang hanya dibatasi oleh
hak yang sama dimiliki orang lain bukan oleh kepentingan masyarakat
seluruhnya. Liberalisme bertitik tolak dari Hak Asasi yang melekat pada manusi
sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa,
terkecuali atas pesetujuan yang bersangkutan. Faham Liberalisme mempunyai
nilai-nilai dasar (intrinsik), yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang

8
menuntut kebebasan individual secara mutlak yaitu kebebasan mengejar
kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan material yang melimpah dan
dicapai dengan bebas. Faham Liberalisme selalu mengkaitkan aliran pikirannya
dengan Hak Asasi Manusia menyebabkan paham tersebut memiliki daya tarik
yang kuat di kalangan masyarakat tertentu.

2. Ideologi Komunisme
Istilah Komunis berhubungan dengan komune (commune) suatu satuan dasar
bagi wilayah negara yang berpemerintahan sendiri dengan negara itu sendiri
sebagai federasi komune itu. Secara umum Komunisme adalah salah satu ideologi
(pemahaman) politik yang dianut oleh suatu negara. Selain itu, Komunisme
diartikan sebagai suatu Ideologi (pemahaman) politik yang berorientasi kepada
masyarakat tanpa kelas. Makna masyarakat tanpa kelas menunjukkan bahwa
komunisme menginginkan terciptanya masyarakat yang taat terhadap aturan
ekonomi berdasarkan kepemilikan bersama dan tidak adanya kelas sosial, negara,
uang maupun alat produksi.
Pada awalnya, Sosialisme dan Komunisme mempunyai arti yang sama, tetapi
akhirnya Komunisme lebih dipakai untuk aliran sosialis yang lebih radikal. Kaum
komunis modern menganggap dirinya sebagai ahli waris teori Marxis
sebagaimana yang tertera dalam Manifesto Komunis oleh Marx dan Engels.
Marxisme menganggap pengawasan alat produksi tidak saja sebagai kunci
kekuasaan ekonomi, tetapi juga kunci kekuasaan politik dalam negara. Istilah
komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah
ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan Ideologi ini
berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "MarxismeLeninisme".
Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis.
Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh, namun
pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi
partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas
perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Ideologi
Marxisme-Leninisme meliputi ajaran dan paham tentang :
 Hakikat realitas alam berupa ajaran materialisme dialektis dan ateisme.
 Ajaran makna sejarah sebagai materialisme historis.

9
 Norma-norma rigid bagaimana masyarakat harus ditata, bahkan tentang
bagaimana individu harus hidup.
 Legitimasi monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang atas nama kaum
proletar.
Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai
alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip
semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat
secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan
karenanya Komunisme juga disebut anti Liberalisme. Secara umum komunisme
sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama adalah racun
yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata.

3. Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila adalah kumpulan nilai dan norma yang menjadi landasan
keyakinan dan cara berpikir untuk mencapai tujuan berdasarkan lima sila
merupakan penjelasan umum dalam ideologi ini.
Pancasila sebagai sumber dasar filsafah serta ideologi bangsa dan negara
Indonesia tidak terbentuk sertamerta dan diciptakan begitu saja berdasarkan
pertimbangan dan pemikiran sendiri seperti yang terjadi pada ideologi-ideologi
lain yang berlaku di negara lain di dunia. Pancasila dibuat dan diciptakan dari
kesepakatan beberapa tokoh nasional pemerjuang kemerdekaan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Seluruh aspek kehidupan masyarakat
Indonesia dijadikan suatu tinjauan dalam pembentukan pancasila. Hal itu
dikarenakan Pancasila merupakan suatu sumber negara atau suatu sumber nilai
yang nantinya akan dianut oleh segenap rakyat Indonesia dalam menjalani
kehidupannya dan juga sebagai barometer dalam penyelenggaraan pemerintahan
bahkan interaksi dengan dunia internasional. Sehingga dalam pembentukannya
Pancasila harus mencerminkan kehidupan seluruh bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai sebagai Ideologi bangsa dan negara Indonesia berkembang
melalui suatu proses yang cukup panjang. Nilai-nilai Pancasila berasal dari
nilainilai pandangan hidup bangsa telah di yakini kebenarannya kemudian di
angkat oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat negara dan kemudian menjadi
Ideologi bangsa dan negara. Oleh karena itu Ideologi Pancasila ada pada

1
kehidupan bangsa dan terletak pada kelangsungan hidup bangsa dalam rangka
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Kaelan, MS, 2003).
Dalam Ideologi Pancasila menyakini atas kebenaran dan kemerdekaan
individu, namun dalam hidup bersama juga harus mengakui hak dan kebebasan
orang lain secara bersama sehingga dengan demikian harus mengakui hak-hak
masyarakat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Alfian (BP7 Pusat,1991 : 192),
Pancasila telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka khususnya di Negara
Republik Indonesia. Sebagai ideologi terbuka Pancasila memberikan orientasi ke
depan, mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadari situasi kehidupan yang
sedang dan akan dihadapinya, terutama menghadapi globalisasi dan era
keterbukaan dunia dalam segala bidang. Pancasila sebagai ideologi terbuka
memiliki dimensi – dimensi idealitas, normatif, dan realitas.
Menurut Noor MS. Bakry [1994], Pancasila sebagai ideologi bersifat dinamik.
Dalam arti, ia menjadi kesatuan prinsip pengarahan yang berkembang dialektik
serta terbuka penafsiran baru untuk melihat perspektif masa depan dan aktual
antisipatif dalam menghadapi perkembangan dengan memberikan arah dan tujuan
yang ingin dicapai dalam melangsungkan hidup dan kehidupan nasional.
Ideologi Pancasila memandang manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Monodualisme ini adalah kodrati, maka manusia tidak dapat
hidup sendiri, ia selalu membutuhkan yang lain. Menurut konsep Pancasila, yakni
manusia dalam hidup saling tergantung antarmanusia, saling menerina dan
memberi antar manusia dalam memasyarakat dan menegara. Saling tergantung
dan saling memberi merupakan pasangan pokok dan ciri khas persatuan serta
menjadi inti isi dari nilai kekeluargaan.
Ideologi Pancasila, baik setiap silanya maupun paduan dari kelima sila-
silanya, mengajarkan dan menerapkan sekaligus mengehendaki persatuan.
Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali atau dikristalisasikan dari nilainilai
dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat di Indonesia (Bung Karno, 1 Juni
1945). Kelima sila dalam Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh,
sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang
terkandung di dalamnya.
 Sila Ketuhanan yang Maha Esa, mengandung nilai spiritual, memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut

1
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia.
Nilai ini berfungsi sebagai kekuatan mental, spiritual, dan landasan etik dalam
Ketahanan Nasional, maka atheisme tidak berhak hidup di bumi Indonesia
dalam kerukunan dan kedamaian hidup beragama.
 Sila Kemanusian yang Adil dan Beradab, tersimpul nilai satu derajat, sama
kewajiban dan hak, saling mencintai, hormat menghormati, keberanian
membela kebenaran dan keadilan, toleransi dan nilai gotong royong.
 Sila Persatuan Indonesia. mengandung nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air
dan rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.
 Sila kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan, mengandung nilai kedaulatan berada di tangan
rakyat (demokrasi) yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang riil dan
wajar. Nilai ini mengutamakan kepentingan Negara / bangsa dengan tetap
menghargai kepentingan pribadi dan golongan, musyawarah untuk mufakat
dan menjunjung tinggi harkat dan martabat serta nilai kebenaran dan keadilan.
 Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung nilai sikap
adil, menghormati hak orang dan sikap gotong royong, yang menjamin
kemakmnuran masyarakat secara menyeluruh dan adil.

C. Kelebihan Ideologi Liberarisme, Kelemahan Ideologi Komunisme dan Pancasila


1. Kelebihan Ideologi Liberarisme
 Adanya keinginan serta inisiatif dari masyarakat untuk berkembang menjadi
lebih baik.
 Tiap-tiap orang itu mendapat hak serta kebebasan yang sama di dalam
bermasyarakat.
 Terjadi persaingan yang positif pada masyarakat sehingga semua orang ingin
menghasilkan produk bermutu tinggi.
 Kebebasan individu didalam mempunyai partai politik tanpa intervensi dari
pihak lain.
 Pers memilik hak serta kebebasan didalam memberikan kritik tajam terhadap
pemerintah tentunya dengan batasan serta etika pers yang berlaku.
 Munculnya motif mencari keuntungan pada masyarakat sehingga aktivitas
ekonomi menjadi lebih efektif serta juga efisien.

1
2. Kelemahan Ideologi Komunisme
 Menyebabkan tingginya potensi terjadinya monopoli yang dilakukan oleh
pemerintah atau aparat pemerintahan yang tentu akan dapat merugikan rakyat.
 Pada pelaksanaannya, paham komunisme lebih condong tidak menghargai
Hak Asasi Manusia atau HAM.
 Tidak adanya kebebasan individu untuk bisa berkembang sehingga
masyarakatnya cenderung pasif dan tidak memilik motivasi untuk berkembang
dan lebih maju.
 Tidak adanya kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dimana diajarkan
pertama kali oleh Karl Marx.
 Masyarakat edikit pun tidak memiliki kebebasan secara individu karena segala
hal yang dilakukan disetir penuh oleh pihak pemerintah.
 Tidak adanya motivasi masyarakat untuk lebih berkembang karena sekeras
apapun usahanya maka kedudukannya juga akan tetap sama dengan orang
lain.

3. Kelemahan Ideologi pancasila


 Dapat menimbulkan tafsir yang berbeda-beda
 Memiliki kesempatan kebebasan yang cenderung anarki
 Adanya masuknya kepentingan Neoliberal

D. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Liberalisme dan Komunisme


1. Ideologi Liberalisme
Liberalisme Jika dibandingkan dengan Ideologi Pancasila yang secara khusus
norma-normanya terdapat di dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka dapat
dikatakan bahwa hal-hal yang terdapat di dalam Liberalisme terdapat di dalam
pasal-pasal UUD 1945, tetapi Pancasila menolak Liberalisme sebagai Ideologi
yang bersifat absolutisasi dan determinisme.
2. Ideologi Komunisme
Ideologi Komunis bersifat absolutisasi dan determinisme, karena memberi
perhatian yang sangat besar kepada kolektivitas atau masyarakat, kebebasan
individu, hak milik pribadi tidak diberi tempat dalam negara Komunis. Manusia
dianggap sebagai “sekrup” dalam sebuah kolektivitas. \

1
3. Ideologi Pancasila
Sebagai Ideologi memberi kedudukan yang seimbang kepada manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk social. Pancasila bertitik tolak dari pandangan
bahwa secara kodrati bersifat monopluralis, yaitu manusia yang satu tetapi dapat
dilihat dari berbagai dimensi dalam aktualisasinya.

E. Bagaimana Cara Menyikapi Perbedaan Ideologi


Ideologi suatu bangsa merupakan seperangkat nilai-nilai dasar dan gagasan
serta pemikiran yang bersumber dari budaya suatu bangsa dan tersusun secara
sistematis dan menyeluruh yang diyakini kebenarannya oleh suatu bangsa dapat
membawa suatu bangsa mencapai dan mewujudkan dan mewujudkan cita-cit cita-cita
dan tujuan nasionalnya. Dengan demikian, setiap bangsa dan negara di dunia
memiliki Ideologi yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai dasar dan kebudayaan
yang dianut oleh masing-masing. Dalam menyikapi perbedaan-perbedaan mengenai
konsep ideologi kita harus memahami unsur-unsur ideologi diantaranya :
1. Unsur keyakinan
Bahwasanya setiap Ideologi itu selalu memuat konsep dasar yang
menggambarkan seperangkat keyakinan yang diorientasikan kepada tingkah laku
para pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan yang di cita-citakan.
2. Unsur mitos
Bahwasanya setiap Ideologi selalu memitoskan suatu ajaran dari seseorang
atau suatu badan sebagai kesatuan, yang secara fundamental mengajarkan suatu
cara bagaimana satu hal yang ideal itu pasti akan dapat dicapai.
3. Unsur loyalitas
Setiap Ideologi selalu menuntut adanya loyalitas serta keterlibatan optimal
para pendukugya. Untuk mendapatkan derajat penerimaan optimal, dalam
Ideologi terkadung juga adanya sub unsur yaitu rasional penghayatan dan susila.
Dengan demikian, dengan adanya ketiga unsur tersebut warga negara mampu
menyikapi perbedaan Ideologi dalam masing-masing bangsa. Sehingga munculah
sikap toleransi ,empati, saling menghargai dan saling memahami satu sama lain.

1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ideologi merupakan suatu gagasan, pemikiran, cita-cita atau pandangan suatu
bangsa yang dijadikan sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara.Ideologi
muncul karna adanya suatu falsafah-falsafah yang dianut dari para filosofis. Sehingga
dengan adanya suatu falsafah yang berbeda itu akan muncul perbedaan-perbedaan
Ideologi. Ideologi berperan penting di suatu bangsa. pentingnya ideologi bagi
suatu bangsa adalah sebagai pemersatu keberagaman, ataupun keanekaragaman
bangsa serta ideologi juga untuk membangkitkan semangat, kesadaran akan
kemerdekaan, dan kehormatan suatu bangsa. Sebagian besar Ideologi yang dianut
oleh negara diantaranya Liberalisme, Komunisme dan Pancasila. Dalam menyikapi
perbedaan tersebut, perlu memahami terlebih dahulu tentang konsep Ideologi itu
sendiri, dengan demikian kita dapat menyikapi perbedaan tersebut tanpa harus
menimbulkan peperangan.

B. Saran
Sebagai mahasiswa, kita harus selalu mempelajari dan memperdalam tentang
perbandingan Ideologi ini. Pentingnya mempelajari perbandingan Ideologi yang ada
pada suatu negara ialah untuk memperlihatkan peran Ideologi sebagai penuntun moral
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan mempelajari
perbandingan Ideologi, kita menjadi tahu dan dapat menyiapkan strategi untuk
menangkal segala macam ancaman yang datang dari Ideologi yang berbeda, serta
Memberikan wawasan tentang sejarah Ideologi-Ideologi di dunia dan setiap Ideologi
yang ada di dunia mempunyai sejarah yang panjang dan berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai