Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

(Tugas Kelompok Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)


Dosen Pengampu : M. Shofwan Taufiq, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Amelia Setiani Juarsih 22130077


Arlan Saputra 22130014
Ayda Adha Safitri 22130038
Clara Chairunnisa 22130084
Dea Surya Pratiwi 22130023
Milcha Elviana Azk 22130089

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan kehadirat Allah SWT karna berkat rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan berjudul Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
dengan baik.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak M. Shofwan Taufiq, M.Si selaku


dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
memerlukan kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandar Lampung, 23 September 2022

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii


DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................... 3

A. Pengertian Idiologi ........................................................................... 3


B. Macam-Macam Idiologi yang Ada di Dunia ................................... 4
C. Makna Dan Peranan Ideologi Pancasila Sebagai Ideologi
Bagi Bangsa Dan Negara 9

BAB III. PENUTUP ................................................................................... 11

A. Kesimpulan ...................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan hasil perenenungan atau pemikiran seseorang atau
kelompok orang, yang juga diangkat dari nilai adat istiadat, nilai kebudayaan, nilai
tradisi, nilai kepustakaan, nilai religius yang terdapat pada pandangan hidup bangsa
indonesia sendiri sebelum membentuk negara. Pancasila bukan berasal dari dari ide-
ide bangsa lain, melainkan berasal dari nilai–nilai yang dimiliki bangsa Indonesia
sendiri. Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini
kebenarannya kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat, inilah yang
dinamakan ideologi. Pengejawantahannya tercermin dalam kehidupan praksis, baik
dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, maupun religi.
Menurut Bakry [1994], Pancasila sebagai ideologi bersifat dinamik. Dalam
arti, ia menjadi kesatuan prinsip pengarahan yang berkembang dialektik serta terbuka
penafsiran baru untuk melihat perspektif masa depan dan aktual antisipatif dalam
menghadapi perkembangan dengan memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai
dalam melangsungkan hidup dan kehidupan nasional. Apa yang dipaparkan Noor MS
Bakry mengindikasikan, Pancasila akan selalu mempunyai hal baru yang progresif
dalam menghadapi tantangan kehidupan yang makin maju dan kompleks. Dalam
beberapa pasal, khususnya menyangkut nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan,
Pancasila telah tampil di garda depan. Tantangan sekarang ini, pancasila dihadapkan
pada kekuatan kapitalisme global yang telah dijadikan "ideologi" masyarakat dunia.
Masyarakat Indonesia sedikit banyak terpengaruh dengan kaum kapitalisme global
ini.
Menghadapi konsepsi tatanan pemikiran yang berkembang, sekarang saatnya
menghidupkan dan memperlihatkan Pancasila sebagai sosok yang sakti. Saatnya kita
menggali nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan yang terkandung didalamnya. Dalam
Pancasila ada kepribadian kemanusiaan yang sangat penting. Kepribadian
kemanusiaan merupakan sifat-sifat hakikat kemanusiaan abstrak umum universal
yang dapat membedakan manusia dengan makhluk lain, yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan, yang merupakan sifat hakikat manusia.

1
Jika tidak demikian bukanlah manusia, jika tidak berkemanusiaan juga bukan
manusia, jika tidak berpersatuan juga tidak manusia, dan jika tidak berkerakyatan dan
berkeluargaan juga bukan manusia, serta jika tidak berkeadilan juga bukan manusia.
Dengan demikian, lima unsur tersebut mutlak ada dalam diri manusia, sehingga
disebut kepribadian kemanusiaan. Sebuah negara bangsa membutuhkan
Weltanschauung atau landasan filosofis. Atas dasar Weltanschauung itu, disusunlah
visi, misi, dan tujuan negara. Tanpa itu, negara bergerak seperti layangan putus, tanpa
pedoman.
Pancasila juga dapat dipandang sebagai ideologi negara kebangsaan Indonesia.
Mustafa Rejai dalam buku Political Ideologies menyatakan, ideologi itu tidak pernah
mati, yang terjadi adalah emergence (kemunculan), decline (kemunduran), dan
resurgence of ideologies (kebangkitan kembali suatu ideologi). Tampaknya, sejak
awal reformasi hingga saat ini sedang terjadi declining (kemunduran) pamor ideology
Pancasila seiring meningkatnya liberalisasi dan demokratisasi dunia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, Adapun rumusan
masalah dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan ideologi?
2. Apa saja macam-macam ideologi yang ada di dunia?
3. Bagaimana makna serta peran Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, Adapun tujuan
dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan ideologi.
2. Untuk mengetahui macam-macam ideologi yang ada di dunia.
3. Untuk mengetahui makna serta peran Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
negara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ideologi
Secara etimologi, istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata
“eidos” dan “logos”. Eidos berarti idea, gagasan, cita-cita ataupun konsep. Sedangkan
logos berarti ilmu, ajaran, atau paham. Jadi, ideologi adalah ilmu atau ajaran tentang
idea-idea, gagasan-gagasan, atau cita-cita tertentu. Selanjutnya ideologi menurut
makna yang dikandungnya berarti suatu ilmu atau ajaran yang mengandung ide atau
cita-cita yang bersifat tetap dan sekaligus merupakan dasar, pandangan ataupun
paham.
Ideologi secara umum merupakan sistem keyakinan yang dianut oleh
masyarakat untuk menata dirinya sendiri. Ideologi menjadi pusat perdebatan banyak
pakar di Amerika Serikat pada era setelah Perang Dingin setelah Perang Dunia II. Dua
pendapat yang terkenal antara lain Daniel Bell yang menyimpulkan dalam bukunya
Matinya Ideologi telah meramalkan bahwa ideologi telah sampai kepada ajalnya.1
Dan ramalan itu terbukti dengan hancurnya komunisme pada abad 20. Kehancuran
komunisme seakan-akan membenarkan “ideologi yang baru” seperti yang telah
dicetuskan oleh Francis Fukuyama dalam bukunya The end of history and the last
men.2 Namun bagaimanapun juga tesis Fukuyama merupakan suatu ideologi baru
yaitu kepercayaan pada ideologi liberalisme.
Istilah ideologi pertama kali digunakan oleh seorang filsuf Perancis, Destutt de
Tracy, pada tahun 1796. Destutt de Tracy menggunakan kata ideologi untuk
menunjuk pada suatu bidang ilmu yang otonom, ialah analisis ilmiah dari berpikir
manusia, otonom dalam arti lepas dari metafisika tetapi juga untuk mendefinisikan
"sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai
cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), sebagai akal sehat
dan beberapa kecenderungan filosofis, atau sebagai serangkaian ide yang

1
Daniel Bell, 2001, Matinya Ideologi Lihat seluruh uraian pemikiran Daniel Bell dalam suntingan
Nuswantoro dan Amien Wangsitalaja, Magelang: Indonesia Tera.
2
Francis Fukuyama, 2003, The end of history and the last men; kemenangan kapitalisme dalam
ideologi liberal, Yogyakarta: Qalam.

3
dikemukakan oleh kelas masyarakat yang dominan kepada seluruh anggota
masyarakat (definisi ideologi Marxisme).
Salah seorang pemikir posmodernis abad 20, Louis Althusser mengatakan
bahwa ideologi merupakan sistem keyakinan yang menyembunyikan kontradiksi-
kontradiksi internalnya. Artinya, dalam setiap ideologi disembunyikan kontradiksi-
kontradiksi dalam ajaran-ajarannya. Misalnya, di dalam ajaran demokrasi liberal
terdapat kelemahan-kelemahan yang merugikan sesama manusia dalam pemberian
kesempatan untuk berkembang. Manusia yang gagal merupakan orang-orang yang
tidak mampu mencapai kesuksesan dan bukan kontradiksi dalam sistem ekonomi itu
sendiri. Foucalt menyimpulkan bahwa ideologi tersangkut dengan empat hal, yaitu:
1) Ekonomi sebagai basisnya
2) Kelas yang berkuasa
3) Kekuasaan represif
4) Sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran sejati.3

B. Macam – Macam Ideologi Yang Ada Di Dunia


1. Liberalisme
Tokoh-tokoh pelopor lahirnya paham liberal: Thomas Aquinas (1225-1274),
Martin Luther (1483-1546), John Calvin (1509-1564), Baron de Montesquiue
(1689-1755), Thomas Jefferson (1743-1826). Orang-orang liberal klasik bertindak
berdasarkan keyakinan bahwa setiap orang berbagi kapasitas untuk berpikir dan
menuntut atas haknya dalam kebebasan berekspresi. Setiap orang mampu untuk
berpikir dan tidak ada seorangpun yang lebih cocok untuk mengatur seseorang
selain dirinya sendiri. Imej liberal dalam kehidupan politik mempunyai pengaruh
yang kuat. Pemikiran-pemikiran liberal berkembang didalam suatu sistem
pemikiran politis yang mempengaruhi setiap dimensi hubungan kekuasaan di
masyarakat. Ideologi liberal berpangkal pada pemikiran, bahwa manusia pada
hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas (liberty).

Menurut paham liberalisme, manusia merupakan pribadi yang utuh dan


lengkap dan terlepas dari manusia lainnya. Manusia sebagai individu mempunyai
potensi yang senantiasa berjuang untuk dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah

3
Ibid, hal. 121-127.

4
maka dalam hidup masyarakat bersama akan menyimpan potensi konflik, manusia
akan menjadi ancaman bagi manusia lainnya yang menurut istilah Thomas
Hobbes disebut homo homini lupus (manusia menjadi srigala bagi manusia
lainnya). Negara menurut liberalisme harus tetap menjamin kebebasan individu,
dan untuk itu manusia secara bersama-sama mengatur negara. 4
Dalam hal hubungan agama dengan negara menurut liberalisme, negara harus
memberikan kebebasan bagi warganya untuk memeluk agama dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, bahkan bebas
untuk tidak bertuhan (atheis) sekalipun. Ciri-cirinya adalah Manusia pada
hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas, manusia merupakan pribadi yang
utuh dan lengkap dan terlepas dari manusia lainnya, manusia sebagai individu
memiliki potensi yang senantiasa berjuang untuk dirinya, negara harus tetap
menjamin kebebasan bagi warganya untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan
agama dan keyakinannya dan negara bersifat sekuler, yakni memisahakan urusan
beragama dengan urusan bernegara.
2. Komunisme
Komunisme merupakan faham dari perkembangan pemikiran Marxisme.
Dalam pandangan Marx terdapat beberapa yang menandai transisi dari
Kapitalisme menuju Komunisme yang sebenarnya: pencapaian dan konsolidasi
supremasi politik oleh kaum proletariat, sosialisasi alat-alat produksi, dan
akhirnya masyarakat Komunis. Langkah pertama adalah membawa kaum
proletariat pada posisi kelas yang berkuasa dengan merampas kontrol negara.
Pemerintahan oleh proletariat harus menggantikan pemerintahan Borjuis. Paham
komunis lahir sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis.
Masyarakat kapitalis merupakan hasil dari suatu ideologi ideologi liberal.
Berkembangnya liberalisme sebagai awal munculnya kapitalisme, mengakibatkan
penderitaan rakyat kecil sehingga komunisme muncul sebagai reaksi atas
penindasan terhadap rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung oleh
pemerintah. Memandang bahwa hakikat, kebebasan dan hak individu itu tidak

4
A Faiz Yunus, 2017, Radikalisme, Liberalisme dan Terorisme: Pengaruhnya Terhadap Agama Islam,
Jurnal Studi Al- Qur'an,vol. 13 no.1, hal.6

5
ada. Ideologi komunisme mendasarkan pada sebuah keyakinan bahwa manusia
pada hakikatnya adalah makhluk sosial saja. 5
Demikian juga dengan hak asasi manusia dalam negara hanya berpusat pada
hak kolektif sehingga hak individual pada hakikanya tidak ada. Atas dasar
pamahaman ini sebenarnya komunisme adalah anti demokrasi dan hak asasi
manusia. Dalam hal beragama, komunisme yang dirumuskan Karl Marx
menyatakan bahwa manusia adalah suatu hakikat yang menciptakan dirinya
sendiri dengan menghasilkan sarana-sarana kehidupan, sehingga sangat
menentukan dalam perubahan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, dan agama. 6
Dalam hal ini, komunisme berpaham atheis (tidak bertuhan) karena manusia
ditentukan oleh dirinya sendiri dan bukan oleh hal-hal lain di luar dirinya. Ciri
utama Komunisme: manusia pada hakikatnya adalah hanya sebagai makhluk
sosial, manusia pada hakikatnya adalah merupakan sekumpulan relasi, sehingga
yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualitas, hak milik pribadi
tidak ada, karena hal itu akan menimbulkan kapitalisme.
Kelebihan ideologi komunisme sebagai berikut :
1. Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik dalam
hal perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan maka
pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran atau
berbagai keburukan ekonomilainnya.
2. Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan
perencanaan sehingga pasar barang dalam negri berjalan dengan lancer.
3. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
4. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh
pemerintah.
5. Tidak ada pembagian kelas apapun ketimpangan yang ada.

Kelemahan ideologi komunisme sebagai berikut :

1. Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai


– nilai komunis.

5
Donny Gahral Adian, 2001, Arus Pemikiran Kontemporer, Yogyakarta: Jalasutra, hal. 121-127.
6
Muhamad Yakub Mubarok, 2017, Problem Teologis Ideologi Komunisme, Jurnal Peradaban Islam,
Vol. 13 No. 1, Hal. 4

6
2. Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur
oleh pusat.
3. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat.
4. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya.
Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai,
yaitu partai komunis. 7

3. Fasisme
Tokoh terkenal yang menggulirkan faham Fasis adalah Benito Musolini pada
sekitar abad ke-20 di Italia. Musolini memiliki gagasan “gilanya” untuk
menguasai dunia, ia pernah berkata berkata “kita telah menciptakan mitos kita.
Mitos kita adalah sebuah keyakinan, sebuah keyakinan besar. Mitos tidak harus
berupa realitas, mitos kita adalah bangsa, mitos kita adalah kebesaran bangsa, dan
untuk mitos ini, untuk kebesaran inilah, kita ingin mengubahnya menjadi
kenyataan, kita taklukkan semuanya”. Bagi lenin “negaralah yang menciptakan
bangsa”.
Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin,
fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada
kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi.
Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan pejabat pemerintah. Selain itu
fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan
absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan
juga otoriter sangat tentara.

Orang-orang fasis percaya bahwa setiap orang mempunyai tingkat


kemampuan yang berbeda-beda. Intinya yaitu bahwa setiap orang harus
melakukan usaha yang terbaik untuk setiap tugas yang diberikan oleh negara
kepadanya. Fasisme berusaha menggabungkan suatu seruan terhadap persatuan
dengan otoritarianisme. Dalam impian orang-orang fasis hanya terdapat solidaritas
tetapi tidak terdapat persamaan.8

7 Fadhillah Rachmawati, 2020, Kritik terhadap Konsep Ideologi Komunisme Karl Marx, Jurnal
Sosiologi Agama Indonesia (JSAI), Vol. 1 No.1, Hal.5

8
Heru Maruta, 2015, Fasisme, Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, Vol.4 No.1, Hal.7

7
4. Marxisme
Karl Marx dilahirkan tahun (1918-1883) di Treves, yaitu sebuah kota kecil di
wilayah Rhineland Jerman. Beliau keturunan Yahudi dari ayah dan ibunya, yang
kemudian ayahnya pindah agama ke Protestan. Marx menerima pendidikan di
Universitas Bon, Berlin dan Jena. Sebagai orang yang cerdas pemikirian Marx
telah menyumbangkan manfaat besar bagi masyarakat dunia, termasuk terhadap
ilmu pengetahuan dan politik. Pada dasarnya Marx sangat memahami bagaimana
politik dapat diciptakan apabila ekonomi masyarakat sudah mampu dibangun.
Marx merupakan kritikus dari paham liberalisme klasik. Dia berpikir bahwa
manusia mempunyai suatu tujuan yang cukup berbeda dari pemenuhan nafsu yang
sederhana atau pengejaran kesenangan. Dia berpikir bahwa manusia sebagai
makhluk hidup yang mana kreativitasnya memerlukan bentuk organisasi sosial
tertentu untuk ekspresinya.
Marx memandang suatu masyarakat komunis memiliki segala sesuatunya
untuk suatu kehidupan yang produktivitas dasarnya maksimal. Yang utama,
kebutuhan dasar untuk makan, tempat tinggal, dan pakaian akan disediakan oleh
masyarakat. Barang dan jasa akan diproduksi dengan cara tidak menggunakan
semua energi produktif orang-orang atau merusak motivasi mereka untuk menjadi
kreatif. Marx juga menyebutkan kenapa perilaku akan merubah sesuatu, sehingga
orang-orang akan berpartisipasi dengan sukarela dalam suatu sistem: setiap orang
akan bekerja bersama-sama untuk bagian dalam hari kerja sekarang ini.
Marx meyakini bahwa organisasi produksi yang rasional dalam suatu sistem
komunis akan mengatasi penurunan dan akan mengijinkan pemenuhan potensi
sosial orang-orang. Namun, dalam perkembangannya ajaran Marx atau Marxisme
telah menjadi pembenaran untuk sentralisasi kekuasaan negara ditangan penganut
Partai Komunis.

5. Pancasila
Ada tiga orang yang memberikan pandangannya mengenai dasar negara
Indonesia yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Supomo dan Ir. Soekarno.
Orang pertama yang memberikan pandangannya adalah Mr. Muhammad Yamin.
Ciri Ideologi Pancasila yaitu : Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa, Manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu dan makhluk sosial,
Manusia merupakan bagian dari seluruh anggota masyarakat organis,
8
Mengutamakan kepentingan masyarakat sebagai suatu kesatuan, Semua golongan
berada dalam kesatuan masyarakat yang integral dalam naungan negara, Negara
tidak memihak satu golongan atau kelas yang kuat, kepentingan dan keselamatan
hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahpisahkan
perlu diutamakan.9

C. Makna Dan Peranan Ideologi Pancasila Sebagai Ideologi Bagi Bangsa Dan
Negara
Sebagaimana diuraikan di muka, ideologi mengandung nilai-nilai dasar, norma-
norma dan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh masyarakat penganutnya. Karena itu,
ideologi memiliki peranan sebagai dasar, arah, dan tujuan yang ingin dicapai dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 10
1. Sebagai Dasar
Artinya merupakan pangkal tolak, asas atau fundasi di atas mana
semua kegiatan kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara dibangun. dan
dasar tersebut umumnya berasal dari nilai-nilai yang berkembang dan hidup
dalam masyarakat itu sendiri (dimensi realitas). Pancasila sejak awal
pembahasannya (sidang BPUPKI tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945
dan sidang gabungan tanggal 22 Juni 1945) memang direncanakan untuk
dijadikan Dasar Negara. Tanggal 18 Agustus 1945 sidang PPKI menetapkan
secara resmi Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Sebagai Pengarah
Artinya sebagai pengatur dan pengendali kehidupan masyarakat,
bangsa dan Negara berupa norma-norma atau aturan-aturan yang harus
dipatuhi agar arah untuk mencapai cita-cita atau tujuan tidak menyimpang
(dimensi normalitas). Disini Pancasila menjelmakan diri sebagai pengarah,
pengendali di dalam setiap gerak tata kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peran sebagai pengarah ditunjukkannya pada kedudukan Pancasila sebagai
“sumber dari segala sumber hukum” segala peraturan hukum dan perundang-
undangan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9
Ikrima Amalia Salsabila, 2019, Pancasila Macam -Macam Ideologi Dunia Sebagai Etika, Politeknik
Kesehatan Kemenkes Banten, Hal. 2-22
10
Nurul Fadilah, 2019, Tantangan Dan Penguatan Ideologi Pancasila Dalam Menghadapi Era Revolusi
Industri 4.0, Journal Of Digital Education, Communication, And Arts (Deca), Vol.2 No.2, Hal. 10

9
3. Sebagai Tujuan
Artinya semua aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara pada akhirnya mengarah pada suatu tujuan atau cita-cita yang
terkandung dalam ideologi yang dipakai. Pancasila sebagai ideologi nasional
akan memberikan motivasi dan semangat untuk melaksanakan pembangunan
bangsa secara adil dan seimbang untuk mencapai tujuan yang tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945 (dimensi idealitas).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ideologi adalah ilmu atau ajaran tentang idea-idea, gagasan-gagasan, atau cita-
cita tertentu. Selanjutnya ideologi menurut makna yang dikandungnya berarti suatu
ilmu atau ajaran yang mengandung ide atau cita-cita yang bersifat tetap dan sekaligus
merupakan dasar, pandangan ataupun paham.
Foucalt menyimpulkan bahwa ideologi tersangkut dengan empat hal, yaitu:
1. Ekonomi sebagai basisnya.
2. Kelas yang berkuasa.
3. Kekuasaan represif.
4. Sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran sejati.

Banyak ideologi-ideologi yang ada di yaitu liberalism, marxisme, komunisme,


fasisme, dan Pancasila ideologi-ideologi ini mengandung nilai-nilai dasar, norma-
norma dan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh masyarakat penganutnya. Salah satu
makna serta peran dari ideologi adalah sebagai dasar, pengarah dan tujuan.

B. Saran
Demikian penulisan makalah ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh
pengetahuan yang lebih luas mengenai Pancasila Sebagai Idologi Nasional Kami
menyadari akan banyaknya kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah
ini, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun demi lebih
sempurnanya makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adian. Donny Gahral, 2001, Arus Pemikiran Kontemporer, Yogyakarta: Jalasutra,


Bell. Daniel, 2001, Matinya Ideologi Lihat seluruh uraian pemikiran Daniel Bell dalam
suntingan Nuswantoro dan Amien Wangsitalaja, Magelang: Indonesia Tera.
Fukuyama. Francis, 2003, The end of history and the last men; kemenangan kapitalisme
dalam ideologi liberal, Yogyakarta: Qalam.
Mubarok, Muhamad Yakub, 2017, Problem Teologis Ideologi Komunisme, Jurnal
Peradaban Islam, Vol. 13 No. 1.
Rachmawati, Fadhillah, 2020, Kritik terhadap Konsep Ideologi Komunisme Karl Marx,
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI), Vol. 1 No.1
Yunus. A Faiz Yunus, 2017, Radikalisme, Liberalisme dan Terorisme: Pengaruhnya
Terhadap Agama Islam, Jurnal Studi Al- Qur'an,vol. 13 no.1,
Heru Maruta, 2015, Fasisme, Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, Vol.4 No.1, Hal.7
Ikrima Amalia Salsabila, 2019, Pancasila Macam -Macam Ideologi Dunia Sebagai Etika,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten, Hal. 2-22
Nurul Fadilah, 2019, Tantangan Dan Penguatan Ideologi Pancasila Dalam Menghadapi Era
Revolusi Industri 4.0, Journal Of Digital Education, Communication, And Arts (Deca),
Vol.2 No.2, Hal. 10

12

Anda mungkin juga menyukai