Anda di halaman 1dari 11

Nama : Besra Adinda Saputra

NPM : C1C022130

KELAS : 2A (S1 AKUNTANSI)

Jawaban:

Soal #1

a) Identitas bangsa adalah kumpulan ciri, nilai, keyakinan, tradisi, budaya, bahasa, sejarah, dan
karakteristik lain yang membedakan suatu kelompok atau masyarakat sebagai sebuah bangsa. Identitas
bangsa mencerminkan jati diri suatu bangsa dan menjadi dasar untuk membentuk kesatuan, solidaritas,
dan persatuan dalam masyarakat.

Contoh identitas bangsa yaitu :

1. Suku Jawa di Indonesia, dengan bahasa Jawa, tradisi wayang, dan batik sebagai ciri khas budaya
mereka.

2. Suku Maori di Selandia Baru, dengan bahasa Maori, tarian Haka, dan seni ukir yang menjadi
identitas mereka.

3. Suku Inuit di Kanada, dengan bahasa Inuktitut, tradisi berburu dan menghadapi kondisi
lingkungan yang ekstrem.

4. Suku Maasai di Afrika Timur, dengan bahasa Maa, tradisi bertani dan kehidupan pastoral sebagai
bagian penting dari identitas mereka.

5. Suku Sami di wilayah Skandinavia, dengan bahasa Sami, tradisi musik yoik, dan kehidupan
tradisional di wilayah Kutub sebagai ciri khas mereka.

Identitas nasional (national identity) adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki
suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lain.

Contoh identitas nasional yaitu :

1. Identitas nasional Indonesia, dengan Bahasa Indonesia, semangat Bhinneka Tunggal Ika,
Pancasila, Garuda Pancasila sebagai lambang negara, dan kebhinekaan sebagai pilar persatuan.

2. Identitas nasional Amerika Serikat, dengan bahasa Inggris, semangat kebebasan, lambang
bendera Stars and Stripes, dan semangat perjuangan para pendiri negara.

3. Identitas nasional Jepang, dengan bahasa Jepang, budaya samurai, lambang bendera Hinomaru,
dan nilai-nilai seperti kesederhanaan, kerja keras, dan rasa hormat terhadap tradisi.

4. Identitas nasional Brasil, dengan bahasa Portugis, semangat samba dan Carnaval, lambang
bendera bola dunia dan Cristo Redentor, serta nilai-nilai seperti kegembiraan, keberagaman, dan
semangat komunitas.
5. Identitas nasional Afrika Selatan, dengan sejumlah bahasa termasuk Zulu, Xhosa, dan Afrikaans,
semangat perdamaian dan rekonsiliasi pasca-apartheid, lambang bendera pelangi, serta semangat
keberagaman dan inklusivitas.

b) Identitas nasional suatu bangsa dapat terbentuk melalui sejumlah faktor yang saling berinteraksi.
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas nasional:

1. Sejarah: Sejarah suatu bangsa, termasuk peristiwa-peristiwa penting seperti kemerdekaan,


peperangan, atau perubahan sosial, memainkan peran penting dalam membentuk identitas
nasional. Sejarah memberikan dasar bagi narasi bersama yang mengikat warga negara dan
menciptakan rasa persatuan dalam memori kolektif.

2. Budaya dan Tradisi: Budaya dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi merupakan
komponen utama dalam membentuk identitas nasional. Nilai-nilai, norma sosial, sistem
kepercayaan, seni, musik, tarian, pakaian tradisional, dan perayaan budaya semuanya
berkontribusi dalam membentuk kesadaran akan identitas kolektif.

3. Bahasa: Bahasa adalah aspek sentral dalam identitas nasional. Penggunaan dan pelestarian bahasa
nasional memainkan peran penting dalam memperkuat rasa kebangsaan. Bahasa menghubungkan
warga negara satu sama lain, memungkinkan komunikasi, dan mencerminkan identitas budaya
suatu bangsa.

c) Menurut saya, tanda merah putih dalam bentuk lingkaran yang dikenakan oleh petugas haji untuk
memudahkan para jemaah Indonesia mengenalinya tidak dapat dianggap sebagai bendera NKRI.

Bendera NKRI, yang merupakan lambang negara Indonesia, terdiri dari dua warna yaitu merah di atas
dan putih di bawah dengan perbandingan lebar 2:3. Tanda merah putih dalam bentuk lingkaran yang
dikenakan oleh petugas haji hanyalah sebuah simbol atau tanda pengenal yang menggunakan warna
merah putih sebagai representasi nasionalitas Indonesia. Namun, tanda tersebut tidak secara resmi diakui
sebagai bendera negara atau lambang resmi dari negara Indonesia.

Dalam hal ini, alasan tanda merah putih dalam bentuk lingkaran digunakan adalah untuk memudahkan
jemaah Indonesia mengenali dan mendekati petugas yang dapat memberikan bantuan dan layanan khusus
selama perjalanan haji. Hal ini membantu dalam menjaga koordinasi dan komunikasi yang efektif antara
petugas dan jemaah, serta memberikan rasa kebangsaan dan kepercayaan kepada jemaah bahwa mereka
mendapatkan dukungan dari sesama warga negara Indonesia selama ibadah haji.

d) Presiden RI tidak termasuk lambang negara. Alasannya, karena Presiden adalah jabatan dan institusi
politik yang mengemban tanggung jawab kepemimpinan pemerintahan. Presiden RI adalah kepala negara
dan kepala pemerintahan, tetapi tidak secara khusus menjadi simbol visual yang digunakan sebagai
lambang negara.

Simbol-simbol yang termasuk dalam lambang negara RI adalah sebagai berikut:

1. Bendera Merah Putih: Bendera Merah Putih adalah lambang nasional RI yang terdiri dari dua
warna, yaitu merah di atas dan putih di bawah. Bendera ini merupakan simbol kedaulatan dan
keberagaman bangsa Indonesia.
2. Garuda Pancasila: Garuda Pancasila adalah lambang negara RI yang terdapat di tengah-tengah
bendera Merah Putih. Garuda melambangkan kekuatan dan keberanian, sedangkan Pancasila
adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila.

3. Lambang Negara: Lambang negara RI berbentuk perisai berwarna emas dengan gambar padi di
sebelah kiri dan kapas di sebelah kanan. Di atas perisai terdapat bintang dengan jumlah sinar yang
berbeda-beda, melambangkan keragaman kepulauan Indonesia. Di bawah perisai terdapat pita
yang berisi motto negara "Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti "Beda-beda tetapi tetap satu".

4. Lagu Kebangsaan: Lagu Kebangsaan Indonesia Raya adalah simbol kebangsaan yang
dinyanyikan dalam upacara-upacara resmi dan acara-acara nasional. Lagu ini mencerminkan
semangat persatuan dan kebangsaan.

5. Hari Nasional: Hari-hari nasional yang ditetapkan oleh pemerintah, seperti Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia (17 Agustus) dan Hari Pahlawan (10 November), juga merupakan bagian dari
lambang negara RI karena mencerminkan momen penting dalam sejarah dan jati diri bangsa
Indonesia.

Soal #2

a) Konstitusi adalah hukum dasar atau undang-undang tertinggi yang mengatur sistem pemerintahan suatu
negara dan hak-hak warganya. Konstitusi mendefinisikan struktur pemerintahan, pembagian kekuasaan,
hak asasi manusia, serta kewajiban dan tanggung jawab warga negara.

Sedangkan UUD (Undang-Undang Dasar) adalah konstitusi khusus yang berfungsi sebagai landasan
tertulis bagi negara. UUD menetapkan prinsip-prinsip, aturan, dan nilai-nilai yang menjadi dasar sistem
pemerintahan suatu negara. UUD cenderung lebih kaku dan sulit untuk diubah dibandingkan dengan
undang-undang biasa.

Sebuah negara yang baru merdeka perlu memiliki UUD sebagai pedoman dalam membangun sistem
pemerintahan yang stabil dan mengatur hubungan antara pemerintah dan warga negaranya. UUD menjadi
instrumen yang memastikan keadilan, kebebasan, dan hak-hak warga negara terlindungi. UUD juga
menetapkan batasan-batasan kekuasaan pemerintah agar tidak disalahgunakan, serta memastikan
terciptanya stabilitas politik dan hukum di negara tersebut.

Bagi sebuah negara UUD berfungsi sebagai :

1. Menjamin hak-hak asasi manusia: UUD melindungi hak-hak dasar individu, seperti kebebasan
berpendapat, kebebasan beragama, hak atas pendidikan, dan hak atas keadilan.

2. Menentukan struktur pemerintahan: UUD menetapkan struktur dan fungsi dari lembaga-lembaga
pemerintahan, seperti kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta hubungan antara
lembaga-lembaga tersebut.

3. Menjaga keseimbangan kekuasaan: UUD mengatur pembagian kekuasaan antara pemerintah


pusat dan daerah, serta antara cabang-cabang pemerintahan, sehingga mencegah
terkonsentrasinya kekuasaan pada satu entitas atau individu.
4. Menyediakan landasan hukum: UUD menjadi dasar hukum dalam menciptakan dan
mengimplementasikan undang-undang, peraturan, dan kebijakan lainnya di negara tersebut.

5. Membangun identitas nasional: UUD dapat mencerminkan nilai-nilai, prinsip, dan aspirasi
masyarakat yang menjadi ciri khas bangsa, sehingga membantu membangun dan memperkuat
identitas nasional.

b) Dalam sebuah Undang-Undang Dasar (UUD), terdapat beberapa elemen penting yang harus dimuat.
Pertama, UUD harus memuat prinsip-prinsip dasar negara, seperti negara kesatuan, kedaulatan rakyat,
supremasi hukum, dan demokrasi. Kedua, UUD harus menyediakan landasan hukum untuk pembentukan
dan pengaturan lembaga-lembaga negara, seperti kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Hal ini
termasuk pemisahan kekuasaan dan mekanisme pengawasan antara lembaga-lembaga tersebut. Ketiga,
UUD harus memberikan jaminan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, termasuk hak sipil,
politik, ekonomi, sosial, dan budaya bagi setiap individu. Keempat, UUD harus mencakup mekanisme
perubahan atau amendemen UUD itu sendiri, agar dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman dan
tuntutan masyarakat. Terakhir, UUD juga harus memuat ketentuan-ketentuan mengenai hubungan antara
pemerintah pusat dan daerah, untuk menjaga keseimbangan dan koordinasi dalam sistem pemerintahan.
Dengan memuat elemen-elemen ini, UUD menjadi dasar yang kuat dalam menjalankan pemerintahan
negara dan menjamin hak-hak warga negara.

c) Undang-Undang Dasar (UUD) suatu negara dapat diubah melalui proses amandemen. Prosedur
amandemen biasanya diatur dalam pasal-pasal UUD itu sendiri.

Untuk kasus Indonesia, amandemen UUD 1945 diatur dalam Pasal 37 sampai dengan Pasal 37D UUD
1945. Menurut UUD 1945, amandemen dapat dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
dengan persetujuan setidaknya dua pertiga dari jumlah anggota MPR. Setelah persetujuan, perubahan
UUD tersebut harus disahkan oleh Presiden.

Hingga saat ini, UUD 1945 telah mengalami empat kali amandemen, yaitu:

1. Amandemen Pertama pada tahun 1999: Mengubah struktur pemerintahan dengan menghapus
jabatan MPRS dan membentuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai badan legislatif
tunggal.

2. Amandemen Kedua pada tahun 2000: Memperkuat sistem demokrasi dengan mengatur kembali
pembagian kekuasaan antara lembaga-lembaga negara, termasuk memperluas peran DPR dalam
proses legislasi dan pengawasan pemerintah.

3. Amandemen Ketiga pada tahun 2001: Mengatur ulang pembagian wewenang antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang lebih luas.

4. Amandemen Keempat pada tahun 2002: Memperkuat hak asasi manusia dan melindungi hak-hak
perempuan serta memberikan ketentuan tentang pelaksanaan otonomi khusus bagi Provinsi
Papua.

d) Perbedaan antara UUD 1945 dan UUD amandemen terkait syarat menjadi Presiden RI terletak pada
batasan masa jabatan dan batasan usia. Menurut UUD 1945, seseorang harus berusia minimal 35 tahun
dan maksimal 60 tahun pada saat dilantik menjadi Presiden, dengan masa jabatan selama lima tahun dan
hanya dapat menjabat untuk dua kali masa jabatan berturut-turut. Namun, setelah amandemen UUD,
syarat usia minimal dan maksimal tidak mengalami perubahan, tetapi masa jabatan Presiden diperpanjang
menjadi lima tahun dan Presiden dapat dipilih kembali untuk satu periode masa jabatan. Dengan
demikian, amandemen UUD memberikan kesempatan Presiden untuk menjabat maksimal dua kali masa
jabatan berturut-turut dengan masa jabatan masing-masing lima tahun.

Soal #3

a) Perbedaan antara bangsa dan negara terletak pada aspek yang mereka wakili. Bangsa merujuk pada
kelompok etnis atau suku bangsa yang memiliki identitas budaya, sejarah, dan kekhasan sendiri. Identitas
bangsa mencakup bahasa, tradisi, adat istiadat, seni, makanan, dan aspek-aspek budaya lainnya yang
membedakan kelompok tersebut dari kelompok lain. Bangsa dapat ada sebelum terbentuknya sebuah
negara dan bisa melibatkan kelompok etnis yang tersebar di berbagai negara.

Sementara itu, negara merujuk pada entitas politik yang memiliki kedaulatan atas suatu wilayah tertentu
dan memiliki pemerintahan yang mengatur dan mengelola wilayah tersebut. Negara memiliki struktur
pemerintahan, aturan hukum, sistem politik, dan kekuasaan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat di
wilayah tersebut. Negara biasanya memiliki batas-batas geografis yang jelas dan diakui oleh komunitas
internasional.

Perbedaan utama antara bangsa dan negara adalah bahwa bangsa berkaitan dengan aspek budaya dan
identitas kelompok, sedangkan negara berkaitan dengan struktur politik dan kedaulatan wilayah.
Meskipun ada negara yang memiliki satu bangsa utama yang mendominasi, ada juga negara yang
multikultural dengan beragam kelompok etnis atau bangsa di dalamnya. Dalam beberapa kasus, ada
negara yang mencakup beberapa bangsa yang berbeda, dan sebaliknya, ada bangsa yang tersebar di
beberapa negara.

b) Negara yang pertama kali secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada detik-detik awal adalah
Republik Uni Soviet (sekarang Rusia). Uni Soviet mengakui kemerdekaan Indonesia melalui pernyataan
resmi yang dikeluarkan pada tanggal 28 Agustus 1945, hanya dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.

Menurut saya, ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa Uni Soviet segera mengakui
kemerdekaan Indonesia. Pertama, Uni Soviet memiliki kepentingan geopolitik dalam mendukung gerakan
nasionalis di koloni-koloni Eropa dan Asia. Dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia adalah bagian
dari upaya Uni Soviet untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam gerakan antikolonialisme
dan antiimperialisme.

Kedua, Uni Soviet melihat potensi Indonesia sebagai sekutu strategis di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam dan memiliki populasi yang besar, sehingga
memiliki potensi ekonomi dan politik yang signifikan. Mengakui kemerdekaan Indonesia dapat membuka
peluang kerja sama politik, ekonomi, dan militer antara Uni Soviet dan Indonesia.

Ketiga, sikap progresif dan antiimperialisme Uni Soviet sejalan dengan semangat perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Republik Uni Soviet, sebagai negara sosialis, memiliki pandangan yang sejalan
dengan cita-cita perjuangan nasional Indonesia untuk mencapai kemerdekaan, keadilan sosial, dan
kemandirian.

c) Fungsi dan tujuan didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah untuk
menciptakan suatu entitas politik yang mempersatukan bangsa Indonesia, melindungi kedaulatan dan
keberagaman bangsa, serta mensejahterakan rakyat Indonesia. Tujuan tersebut mencakup beberapa aspek
penting. Pertama, NKRI bertujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, mengatasi
perpecahan yang mungkin timbul dari keragaman suku, agama, budaya, dan wilayah. Kedua, NKRI
memiliki tujuan untuk melindungi kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia dari ancaman internal dan
eksternal. Ini mencakup menjaga keutuhan wilayah negara, melindungi sumber daya alam, dan
mempertahankan kebebasan serta keamanan bangsa Indonesia. Ketiga, NKRI didirikan untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia, memperjuangkan keadilan sosial, dan mengembangkan
perekonomian nasional. Dalam hal ini, negara bertugas untuk menyediakan akses terhadap pendidikan,
kesehatan, pekerjaan, serta memajukan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Fungsi dan tujuan
tersebut berkontribusi dalam membangun negara yang adil, demokratis, berdaulat, dan berkembang untuk
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

d) 1. Terkait kesulitan Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia, sebagai negara, NKRI harus
menjalankan proses hukum yang adil dan objektif. Jika ada masalah hukum yang harus dihadapi oleh
Habib Rizieq Shihab, negara harus memastikan bahwa proses hukum berjalan sesuai dengan aturan dan
prinsip keadilan. Hal ini mencakup memberikan akses yang cukup kepada Habib Rizieq Shihab untuk
membela diri dan menjalani proses hukum dengan jaminan keamanan dan perlindungan hak-hak asasi
manusia.

2. Terkait mantan combatan ISIS yang berasal dari Indonesia, negara harus mengambil pendekatan yang
komprehensif dalam menangani situasi ini. Ini mencakup upaya pencegahan radikalisasi, rehabilitasi, dan
reintegrasi mereka ke dalam masyarakat. Negara harus menyediakan program rehabilitasi yang efektif
dan memberikan kesempatan kepada mantan combatan untuk menjalani proses hukum yang adil dan
mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki diri serta berkontribusi positif dalam masyarakat.

3. Terkait banyaknya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dihukum mati di negara Arab, negara harus
berupaya melindungi warganya di luar negeri dan memperjuangkan hak-hak mereka. Negara harus
memastikan bahwa pekerja migran mendapatkan perlindungan hukum yang memadai, termasuk akses
terhadap perwakilan hukum dan dukungan konsuler. Selain itu, negara juga harus berupaya membangun
kerja sama bilateral dengan negara tujuan migrasi untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan
TKI.

4. Terkait penculikan pelaut Indonesia oleh pembajak laut di perairan Filipina, negara harus melibatkan
berbagai instansi terkait dan bekerja sama dengan negara-negara terkait untuk memastikan keselamatan
dan pembebasan para pelaut. Negara harus memobilisasi sumber daya dan upaya diplomatik, keamanan,
dan intelijen untuk menangani situasi ini. Hal ini mencakup kerjasama regional dan internasional dalam
melawan kejahatan lintas batas dan menjaga keamanan di perairan tersebut.

Soal #4
a) Menurut Undang-Undang tentang Kewarganegaraan, warga negara adalah individu yang diakui secara
hukum oleh negara sebagai anggota suatu negara dan memiliki hak serta kewajiban yang diatur oleh
hukum negara tersebut. Warga negara adalah individu yang secara sah memperoleh kewarganegaraan
suatu negara melalui kelahiran, pernikahan, pewarganegaraan, atau cara lain yang diatur oleh hukum.
Mereka memiliki hak-hak sipil, politik, dan sosial yang dijamin oleh konstitusi dan peraturan hukum
negara, serta memiliki kewajiban untuk tunduk pada undang-undang dan memberikan kontribusi yang
sesuai kepada negara.

b) Berikut adalah beberapa hak-hak warga negara Indonesia yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar
1945 (UUD 45) beserta pasalnya :

1. Hak atas Perlindungan Hukum dan Keadilan (Pasal 28D):

"Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum."

2. Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak (Pasal 27):

"Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan."

3. Hak atas Kemerdekaan Pribadi dan Kebebasan Berpendapat (Pasal 28E):

"Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali."

4. Hak atas Kebebasan Berserikat, Berkumpul, dan Mengeluarkan Pendapat (Pasal 28E):

"Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat."

5. Hak atas Pendidikan (Pasal 31):

"Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan."

6. Hak atas Kesehatan (Pasal 36):

"Setiap warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan."

7. Hak atas Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat (Pasal 28H):

"Setiap orang berhak hidup dalam lingkungan hidup yang baik, sehat, dan berkelanjutan."

c) Pelaksanaan hak-hak warga negara Indonesia (WNI) dapat berbeda-beda pada masa pemerintahan
Presiden Soeharto, BJ Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Joko Widodo. Berikut
adalah gambaran umum tentang pelaksanaan hak-hak WNI di bawah pemerintahan presiden-presiden
tersebut:

1. Pemerintahan Presiden Soeharto (1967-1998):


Selama masa pemerintahan Soeharto, terjadi pembatasan terhadap kebebasan sipil dan politik. Beberapa
hak asasi manusia, termasuk kebebasan berekspresi dan berpendapat, diawasi ketat oleh pemerintah.
Terdapat pembatasan terhadap kebebasan pers dan pengendalian media massa. Pemerintah juga mengatur
kehidupan politik melalui sistem otoritarian dan penguasaan yang kuat terhadap partai politik dan
organisasi masyarakat.

2. Pemerintahan Presiden BJ Habibie (1998-1999):

Pada masa pemerintahan Habibie, terjadi perubahan signifikan dalam iklim politik dan kebebasan
berekspresi. Beberapa pembatasan politik dihapus, media mendapatkan kebebasan yang lebih besar, dan
partisipasi politik yang lebih terbuka. Pemerintahan Habibie juga mengambil langkah-langkah untuk
mengembangkan demokrasi, termasuk penyelenggaraan pemilihan umum yang lebih terbuka dan inklusif.

3. Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001):

Pemerintahan Wahid dikenal dengan perjuangannya untuk memperkuat demokrasi dan hak asasi
manusia. Pada masa ini, terjadi kebebasan berekspresi yang lebih besar, termasuk kebebasan media.
Upaya dilakukan untuk memperkuat institusi dan melemahkan kekuasaan otoriter. Namun, pemerintahan
Wahid juga menghadapi tantangan politik dan kerusuhan yang berdampak pada stabilitas politik negara.

4. Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004):

Selama masa pemerintahan Megawati, upaya dilakukan untuk memperkuat demokrasi dan
penghormatan terhadap hak asasi manusia. Terjadi perluasan kebebasan pers dan kebebasan berpendapat.
Pemerintahan Megawati juga memberikan perhatian pada pemulihan hak-hak korban pelanggaran HAM
masa lalu. Namun, masih terdapat tantangan dalam mengatasi isu-isu HAM dan korupsi.

5. Pemerintahan Presiden Joko Widodo (2014-sekarang):

Di bawah pemerintahan Joko Widodo, terjadi upaya untuk memperkuat demokrasi dan pemberdayaan
masyarakat. Pemerintah mengedepankan program-program inklusif untuk meningkatkan akses ke layanan
pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Terdapat juga peningkatan kebebasan berpendapat dan
akses informasi melalui penggunaan media sosial. Namun, masih ada tantangan dalam menghadapi isu
korupsi, perlindungan HAM, dan kesenjangan sosial.

d) Jika saya menjadi seorang Presiden, hal yang akan saya lakukan untuk mewujudkan tujuan bernegara
yang tercantum pada alinea ke-4 Pembukaan UUD-45. Saya akan fokus pada memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa dengan mengedepankan keadilan sosial, keberagaman, dan inklusi. Saya akan
memprioritaskan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan merata untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Saya akan memperkuat sistem pendidikan dan kesehatan untuk memastikan akses
yang merata dan berkualitas bagi seluruh rakyat. Saya juga akan memperjuangkan perlindungan dan
penghormatan terhadap hak asasi manusia, mengedepankan prinsip keadilan dan rule of law dalam
menjalankan pemerintahan. Saya akan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan
keputusan publik dan mengembangkan sistem pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Dalam
melaksanakan tugas sebagai Presiden, saya akan bekerja dengan penuh integritas, kepemimpinan yang
bertanggung jawab, dan memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Soal #5

a) Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan politik berada di tangan rakyat. Di dalam
demokrasi, rakyat memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik, baik secara
langsung maupun melalui perwakilan yang mereka pilih. Prinsip dasar demokrasi mencakup kebebasan
berpendapat, kebebasan berorganisasi, pemilihan umum yang bebas dan adil, perlindungan hak asasi
manusia, serta perlakuan yang setara di depan hukum.

Indonesia telah melakukan perjalanan panjang dalam membangun dan mengkonsolidasikan sistem
demokrasi. Terdapat beberapa ciri dan bukti bahwa Indonesia memenuhi syarat untuk disebut sebagai
negara yang demokratis.

1. Indonesia secara teratur menyelenggarakan pemilihan umum yang bebas dan adil, baik dalam
pemilihan presiden, pemilihan umum legislatif, maupun pemilihan kepala daerah. Proses
pemilihan ini memberikan kesempatan kepada rakyat untuk secara langsung memilih para
pemimpin mereka.

2. Indonesia memiliki kerangka hukum yang mendasari prinsip demokrasi. Undang-Undang Dasar
1945 sebagai konstitusi negara menjamin hak-hak asasi manusia, kebebasan berpendapat,
kebebasan beragama, dan kebebasan berserikat. Selain itu, lembaga-lembaga penegak hukum
seperti Mahkamah Konstitusi, Komisi Pemilihan Umum, dan Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia berperan penting dalam menjaga dan memperkuat demokrasi.

3. kebebasan pers dan keberagaman media menjadi ciri penting dari demokrasi. Indonesia memiliki
beragam media yang independen yang memberikan ruang bagi berbagai pandangan dan
perspektif. Masyarakat dapat mengakses informasi dengan bebas dan mendapatkan pemahaman
yang lebih luas tentang isu-isu publik.

4. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan politik dan sosial juga merupakan indikator penting dari
demokrasi. Indonesia memiliki berbagai organisasi masyarakat sipil yang aktif, termasuk
organisasi advokasi hak asasi manusia, kelompok pemantau pemilu, dan organisasi pemuda.
Partisipasi aktif ini memberikan suara dan aspirasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan.

Meskipun masih terdapat tantangan dan ruang untuk perbaikan lebih lanjut, Indonesia telah
menunjukkan komitmen yang kuat dalam membangun sistem demokrasi yang inklusif dan partisipatif.
Dengan pemilihan yang teratur, kerangka hukum yang mendukung, kebebasan media, dan partisipasi
masyarakat yang aktif, Indonesia memenuhi syarat sebagai negara yang demokratis.

b) Menurut pendapat saya, tuduhan pencemaran nama baik dan penangkapan orang karena tulisan di
media sosial memang menghadirkan pertanyaan seputar kebebasan berekspresi dan tindakan pemerintah
dalam konteks demokrasi. Namun, untuk menilai apakah pemerintah telah bertindak otoriter, perlu dilihat
secara holistik konteks hukum, kebebasan pers, dan proses hukum yang berlaku di negara tersebut.

Dalam sebuah negara demokrasi, kebebasan berpendapat dan berekspresi merupakan hak fundamental
warga negara yang dijamin oleh hukum. Namun, hak tersebut juga tidak bersifat absolut dan dapat
dibatasi sesuai dengan batasan-batasan yang ditetapkan dalam hukum, seperti ketentuan mengenai
pencemaran nama baik atau pelanggaran hukum lainnya. Penting bagi pemerintah untuk menegakkan
hukum dan melindungi hak-hak individu, termasuk hak privasi dan reputasi.

Namun, perlu juga dicermati apakah penangkapan atau tuduhan pencemaran nama baik tersebut
dilakukan secara proporsional dan sesuai dengan proses hukum yang adil. Penting bagi pemerintah untuk
menjalankan fungsi penegakan hukum dengan transparansi, independensi, dan menghormati prinsip-
prinsip demokrasi. Jika terdapat indikasi bahwa tindakan pemerintah melampaui batasan dan melanggar
hak-hak asasi manusia atau digunakan untuk membungkam kritik atau pendapat yang sah, maka dapat
menjadi indikasi tindakan otoriter.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat sipil, aktivis, dan lembaga-lembaga pengawas untuk secara aktif
memantau, mengkritisi, dan memastikan bahwa pemerintah menjalankan tugasnya dengan menjaga
keseimbangan antara perlindungan hak-hak individu dan kepentingan umum. Dalam konteks demokrasi,
dialog, transparansi, dan partisipasi aktif semua pihak merupakan kunci dalam mencapai keseimbangan
yang tepat antara hak-hak individu dan kepentingan negara.

c) Evaluasi yang dapat saya berikan terhadap pelaksanaan Pilpres tahun 2019 di Indonesia dan pemilihan
presiden di Amerika yang baru-baru ini berlangsung bisa beragam. Dalam Pilpres 2019 di Indonesia,
terdapat partisipasi yang tinggi dari rakyat, menunjukkan antusiasme dalam menjalankan hak suara.
Proses pemilihan itu sendiri berlangsung secara damai dan transparan. Namun, ada beberapa tantangan
yang perlu dievaluasi, seperti isu keadilan dalam akses media, penggunaan sumber daya, dan
ketimpangan antara calon yang bersaing. Selain itu, masih ada ruang untuk meningkatkan literasi politik
dan partisipasi aktif masyarakat dalam memahami dan memilih calon berdasarkan visi, program, dan
rekam jejak.

Sementara itu, dalam pemilihan presiden di Amerika yang baru-baru ini berlangsung, terlihat adanya
perdebatan sengit dan polarisasi di tengah masyarakat. Proses pemilihan ini juga diwarnai oleh isu-isu
terkait keamanan pemilu, penyebaran informasi yang salah (misinformation), dan perdebatan mengenai
sistem pemilihan yang ada. Namun, demokrasi Amerika juga menunjukkan kekuatan dalam mendorong
partisipasi publik, kebebasan berpendapat, dan pemilihan yang akhirnya mencerminkan kehendak
mayoritas.

Kedua negara ini memiliki konteks dan karakteristik politik yang berbeda, sehingga perbandingan
langsung antara kedua pemilihan presiden ini perlu dilihat dengan hati-hati. Evaluasi terhadap
pelaksanaan pemilihan di kedua negara ini dapat membantu dalam memperbaiki proses demokrasi di
masa depan, seperti memperkuat transparansi, meningkatkan partisipasi publik, dan mengatasi isu-isu
yang muncul dalam era digital.

d) Untuk menjaga agar demokrasi berjalan secara bermartabat dan menghindari kecurangan, diperlukan
pendidikan demokrasi yang kuat. Pendidikan demokrasi yang efektif harus melibatkan seluruh lapisan
masyarakat, mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga tingkat tinggi, serta melibatkan lembaga
pendidikan, organisasi masyarakat, dan media massa. Pendidikan demokrasi harus memberikan
pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, partisipasi politik, etika
publik, serta prinsip-prinsip keadilan dan persamaan. Selain itu, pendidikan demokrasi harus mengajarkan
keterampilan kritis, analitis, dan partisipatif kepada masyarakat, termasuk keterampilan dalam memahami
dan mengelola informasi yang berkaitan dengan politik dan pemilihan umum. Dengan pendidikan
demokrasi yang kuat, masyarakat akan memiliki kesadaran politik yang tinggi, mampu membuat
keputusan yang informan dan bertanggung jawab, serta mampu mengawasi proses demokrasi untuk
memastikan integritasnya.

Anda mungkin juga menyukai