Bagi bangsa Indonesia, pengetian parameter identitas nasional tidak merujuk hanya pada
individu (adat istiadat dan tata laku), tetapi berlaku pula pada suatu kelompok Indonesia
sebagai suatu bangsa yang majemuk, maka kemajemukan itu merupakan unsur-unsur atau
parameter pembentukan identitas yang melekat dan diikat oleh kesamaan-kesamaan yang
tedapat pada segenap warganya. Unsur-unsur pembentuk identitas nasional Indonesia
berdasarkan ukuran parameter sosiologis adalah:
1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan social yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia dikenal Bangsa
dengan banyak suku bangsa dan menurut statistic hampir mencapai 300 suku bangsa.
Setiap suku mempunyai adat istiadat, tata kelakuan dan Norma yang berbeda, namun
dengan demikian beragam suku ini mapu mengintegrasikan dalam suatu Negara
Indonesia untuk mecapai tujuan yaitu masyarakat yang adil dan makmur.
2. Kebudayaan
Kebudayaan menurut ilmu sosiologis termasuk kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi
dan adat istiadat. Kebudayaan sebagai parameter identitas nasional bukanlah sesuatu yang
bersifat individual. Apa yang dilakukan sebagai kebiasaan pribadi bukanlah suatu
kebudayaan. Kebudayaan harus merupakan milik bersama dalam suatu kelompok, artinya
para warganya memiliki bersama sejumlah pola-pola berpikir dan berkelakuan yang
didapat dan dikembangkan melalui proses belajar. Hal-hal yang dimiliki bersama ini
harus menjadi sesuatu yang khas dan unik, yang akan tetap memperlihatkan diri di antara
berbagai kebiasaan-kebiasaan pribadi yang sangat variatif.
3. Bahasa
Bahasa adalah identitas nasional yang bersumber dari salah satu lambang suatu Negara.
Bahasa merupakan satu keistimewaan manusia, khususnya dalam kaitan dengan hidup
bersama dalam masyarakat adalah adanya bahasa. Bahasa manusia memiliki symbol yang
menjadikan suatu perkataan mampu melambangkan arti apapun, sekalipun hal atau
barang yang dilambangkan artinya oleh suatu kata tidak hasir disitu. Di Indonesia terdapat
beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis namun
Bahasa Malayu dahulu dikenal sebagai bahasa penghubung berbagai etnis yang mendiami
kepulauan nusantara, bahasa Melayu juga menempati posisi bahasa transaksi
perdagangan Internasional di kawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh
berbagai suku bangsa Indonesia dengan perdagangan asing. Pada tahun 1928 Bahasa
Melayu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun tersebut, bahasa Melayu
ditetapkan menjadi Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia. Setelah
kemerdekaan, Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional.
4. Kondisi Geografis
Kondisi geografis merupakan identitas yang bersifat ilmiah. Kedudukan geografis
wilayah Negara menunjukkan tentang lokasi Negara dalam kerangka ruang, tempat dan
waktu, sehingga untuk waktu tertentu menjadi jelas batas-batas wilayahnya di atas bumi.
Letak geografis tersebut menentukan corak dan tata susunan ke dalam dan akan dapat
diketahui pula situasi dan kondisi lingkungannya. Bangsa akan mendapatkan pengaruh
dari kedudukan geografisnya ini menjadi ciri khas dimiliki oleh sebuah Negara yang
dapat membedakannya dengan Negara lainnya.
Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi: (1) Prestasi anak
bangsa dalam bidang olahraga bulu tangkis dunia, (2) Karya anak bangsa dalam bidang
teknologi pesawat terbang, yaitu pembuatan pesawat terbang CN 235, di IPTN Bandung,
Jawa Barat, (3) Karya anak bangsa dalam bidang teknologi kapal laut, yaitu pembuatan
kapal laut Pinisi, dan (4) Prestasi anak bangsa dalam menjuarai lomba olimpiade fisika
dan kimia dan sebagainya.
3. Unsur Budaya Unggul
Budaya unggul adalah semangat dan kultur kita untuk mencapai kemajuan dengan cara
“kita harus bisa, kita harus berbuat terbaik, kalau orang lain bisa, mengapa kita tidak
bisa”. Dalam UUD 1945, menyatakan bahwa bangsa Indonesia berjuang dan
mengambangkan dirinya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, bersatu, maju,
makmur serta adil atau berkesejahteraan.
4. Unsur Suku Bangsa
Golongan social yang khusus yang bersifat askritif (ada sejak lahir) yang sama coraknya
dengan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suka bangsa atau
kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
5. Unsur Agama
Masyarakat agamis dan memiliki hubungan antar umat seagama dan antar umat beragama
yang rukun. Di samping itu, menurut UU No. 16/1969, Negara Indonesia mengakui multi
agama yang dianut oleh bangsanya yaitu Islam, Katholik, Kristen, Hindu, Budha dan
Kong Hu Cu. Pada Era Orde Baru, agama Kong Hu Cu tidak diakui sebagai agama resmi
Negara Indonesia, tetapi sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama
resmi negara dihapuskan. Islam adalah agama mayoritas bangsa Indonesia. Dalam Islam
dikenal juga istilah Islam Santri (Islam yang memiliki pemahaman Islam yang kuat dan
taat) dan Islam Abangan (penganut Islam yang tidak memiliki pemahaman yang kuat
tentang syariah Islam).
6. Unsur Bahasa
Unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai system
perlambangan yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan
yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.
a. Rakyat
Penduduk suatu negara dimaksudkan semua orang yang pada suatu negara mendiami
suatu wilayah Negara. Mereka secara sosiologis lazim disebut rakyat dalam suatu Negara.
Rakyat dalam hubungan ini dapat diartikan sebagai sekumpulan manusia yang
dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah
tertentu. Ditinjau dari segi hukum rakyat merupakan warga negara. Warganegara adalah
seluruh individu yang mempunyai ikatan hukum dengan suatu negara.
Rakyat suatu negara dibedakan menjadi penduduk dan bukan penduduk. Penduduk
adalah orang-orag yang bertempat tinggal menetap atau berdomisili dalam suatu negara.
Sedangkan yang bukan penduduk artinya orang-orang yang bertempat tinggal di dalam
suatu negara tetapi dalam waktu sementara dan tidak bermaksud untuk menetap.
d. Pengakuan Internasional
Pengakuan yang diberikan oleh sauatu negara untuk memenuhi unsur suatu negara yang
lain. Pengakuan internasional dapat dibagi menjadi pengakuan secara de facto dan de
jure, de facto artinya bersifat tetap yakni pengakuan dari negara lain dapat menimbulkan
hubungan bilateral di bidang perdagangan dan ekonomi. Pengakuan de facto menunjuk
pada adanya pelaksanaan kekuasaan cecara nyata dalam masyarakat yang dinyatakan
merdeka atau telah memiliki indepedensi. Pengakuan de jure pengakuan terhadap suatu
Negara secara resmi berdasarkan hukum dengan segala konsekuensinya atau pengakuan
secara Internasional. Berdasarkan sifatnya pengakuan de jure dibagi menjadi 2 yakni
1. Tetap, artinya berlaku selama-lamanya sampai waktu yang tidak terbatas.
2. Penuh, artinya mempunyai dampak dibukanya hubungan bilateral di tingkat
diplomatik dan konsul, sehingga masing-masing Negara akan menempatkan
perwakilannya di negara tersebut yang dipimpin oleh duta besar yang bekuasa penuh.
Tujuan negara juga ditinjau dari beberapa teori atau ajaran, yaitu:
Teori Negara Kesejahteraan
Menurut teori ini, tujuan negara adalah mewujudkan kesejahteraan warga negaranya.
Teori ini dikemukakan oleh Kranenburg.
Teori Perdamaian Dunia
Teori ini dikemukakan oleh ahli kenegaraan Italia, Dante Alleghieri. Tujuan negara
adalah mencapai perdamaian dunia sehingga perlu dibentuk satu negara di bawah satu
imperium.
Teori Kedaulatan Hukum
Menurut teori ini, negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum dengan
berdasarkan dan berpedoman pada hukum. Hanya hukum yang berkuasa dalam negara.
Hak-hak warga negara dijamin sepenuhnya oleh negara. Maka dari itu, warga negara
berkewajiban untuk mematuhi seluruh peraturan yang ada dalam negara yang
bersangkutan. Teori ini dikemukakan oleh Krabbe.
Teori Kekuasaan Negara
Menurut teori ini, tujuan negara adalah berusaha mengumpulkan kekuasaan yang sebesar-
besarnya. Teori ini dikemukakan oleh Lord Shang Yang, seorang ahli filsafat politik Cina.
Teori Jaminan Atas Hak dan Kewajiban
Menurut teori ini, tujuan negara adalah membentuk dan mempertahankan hukum supaya
hak dan kemerdekaan warga negara terpelihara. Peranan negara hanya sebagai penjaga
ketertiban hukum dan pelindung hak serta kebebasan warganya. Yang mencetuskan teori
ini adalah Immanuel Kant, seorang filsafat dari Jerman.
2.5 Fungsi Pembentuk Negara
1. Fungsi Keamanan dan Ketertiban
Negara sebagai fungsi pengatur keamanan dan ketertiban dalam masyarakat ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya bentrokan-bentrokan dalam masyarakat sehingga tercipta
suatu kondisi yang stabil.
2. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Maknanya, Negara dapat mengupayakan agar masyarakat bisa hidup sejahtera dan
makmur, baik itu dalam kondisi ekonomi maupun sosial dalam masyarakat.
3. Fungsi Pertahanan
Negara dapat mengupayakan dalam mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dari
ancaman-ancaman atau gangguan, baik itu dalam negeri ataupun luar negeri. Ancaman
atau gangguan tersebut bisa berupa serangan (invasi) untuk memecah belah persatuan
bangsa.
4. Fungsi Keadilan
Keadilan dalam negara haruslah dibentuk, ditegakkan, dan memberi HAK yang sama
kepada semua orang atau tidak membeda-bedakan sesama manusia. Maka, negara
membentuk suatu badan peradilan negara yang memiliki tugas untuk menegakkan
masalah keadilan dalam suatu bangsa atau masyarakat sehingga akan menciptakan
kondisi yang dinamis dan harmonis.
KELOMPOK 9
2.1.Pengertian Konstitusi
Secara Umum, Pengertian Konstitusi adalah Suatu naskah atau dokumen yang
didalamnya memuat keseluruhan peraturan-peraturan yang mengatur dengan mengikat
dalam penyelenggaraan ketatanegaraan dalam suatu negara. Secara etimologi, istilah
konstitusi berasal dari bahasa latin "constitutio, constituere" artinya dasar susunan badan,
dan dari bahasa Prancis "constituer" yang berarti membentuk. Pada zaman dahulu, istilah
pada konstitusi dipergunakan untuk perintah-perintah kaisar Romawi (yakni,
constitutions principum). Kemudian, di italia difungsikan untuk menunjukkan undang-
undang dasar "Diritton Constitutionale". Sedangkan Konstitusi dalam bahasa Belanda
disebut dengan istilah Grondwet.
Konstitusi menurut makna katanya berarti dasar susunan suatu badan politik yang
dinamakan negara. Konstitusi merupakan menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang berfungsi untuk
membentuk, mengatur atau memerintah negara. Peraturan-peraturan, ada yang sifatnya
tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis berupa
konvensi. Pada perkembangannya, istilah pada konstitusi mempunyai dua pengertian
yaitu pengertian konstitusi arti luas dan pengertian konstitusi dalam arti sempit seperti
dibawah ini..
Macam-Macam Pengertian Konstitusi
1. Pengertian Konstitusi dalam arti luas yang dikemukakan oleh Bolingbroke, bahwa
pengertian konstitusi dalam arti luas adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan
dasar atau hukum dasar. Seperti halnya hukum pada umumnya dimana hukum dasar
tidak selalu berupa dokumen tertulis. Hukum dasar dapat berdiri dari unsur-unsur
tertulis atau tidak tertulis atau dapat juga merupakan campuran dari dua unsur
tersebut.
2. Pengertian Konstitusi dalam arti sempit yang dikemukakan oleh Lord Bryce, bahwa
pengertian konstitusi dalam arti sempit adalah piagam dasar atau UUD, yaitu suatu
dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar negara. UUD 1945,
Konstitusi Amerika Serikat 1787, Konstitusi Prancis 1789, dan Konstitusi
Konfederasi Swiss 1848 merupakan contohnya. Jadi, Pengertian konstitusi dalam
arti sempit adalah sebagian dari hukum dasar yang merupakan satu dokumen
tertulis yang lengkap.
Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi sebagai berikut:
1. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.
2. KC. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk an mengatur pemerintahan negara.
3. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:
Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang mencerminkan
kehidupan politik masyarakat.
Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah yang
hidup di dalam mayarakat.
Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah
sebagai undang-undang.
4. CF. Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan pada
kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara
keduanya yang diatur.
5. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi
sistem pemerintahan negara.
Organisasi Negara
Dalam konteks organisasi negara, konstitusi (UUD) berisi hal-hal:
a. Pembagian kekuasaan antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
b. Pembagian kekuasaan antara pemerintahan pusat atau federal
dengan pemerintahan daerah atau negara bagian.
c. Prosedur menyelesaikan masalah pelanggaran hukum oleh salah
satu badan pemerintah dan sebagainya.
d. Bangunan hukum dan semua organisasi-organisasi yang ada
dalam negara.
e. Bentuk negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan dari
negara tersebut.
Hak dan Kewajiban Warga Negara, Hak dan Kewajiban Negara dan
Hubungan keduanya.
Ketentuan pada butir “Ditetapkan susunan ketatanegaran suatu negara
yang bersifat fundamental” di atas, ditujukan untuk memberi jaminan
yang pasti kepada warga negara dan negara sehingga kehidupan tata
negara dapat berjalan tertib dan damai, dan untuk menghindari adanya
pelanggaran oleh pihak-pihak yang memegang kekuasaan.
Prosedur Mengubah Undang-Undang Dasar
Konstitusi suatu negara dibuat berdasarkan pengalaman dan kondisi
sosial politik masyarakat dalam kehidupan masyarakat yang selalu
mengalami perubahan akibat dari pembangunan, modernisasi dan
munculnya perkembangan-perkembangan baru dalam ketatanegaraan.
2. Fungsi Konstitusi
Konstitusi (UUD) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara memiliki arti dan makna yang sangat penting. Hal ini berarti bahwa
konstitusi (UUD) menjadi “tali” pengikat bagi setiap warga negara dan
lembaga negara dalam kehidupan negara. Dalam kerangka kehidupan negara,
konstitusi (UUD) secara umum memiliki fungsi sebagai :
a. Tata aturan dalam pendirian lembaga-lembaga yang permanen
(lembaga suprastruktur dan infrastruktur politik).
b. Tata aturan dalam hubungan negara dengan warga negara serta
dengan negara lain.
c. Sumber hukum dasar yang tertinggi. Artinya bahwa seluruh
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku harus mengacu
pada konstitusi (UUD).
Secara khusus, fungsi konstitusi (UUD) dalam negara demokrasi dan
negara komunis adalah :
Disahkan perubahan pertama, kedua, ketiga dan keempat UUD 1945 dalam Sidang
Umum MPR tahun 2002 menandai sebuah lompatan besar kedepan bagi bangsa
Indonesia, karena bangsa indonesia telah mempunyai sebuah UUD yang lebih sempurna
dibandingkan dengan UUD 1945 sebelumnya. Namun demikian, MPR tetap menyadari
bahwa konstitusi (UUD) yang diamandemen belum sempurna. Untuk itu MPR membetuk
komisi konstitusi akan bertugas untuk menyempurnakan perubahan konstitusi (UUD) itu.
Dengan pengesahan perubahan UUD 1945 MPR telah memutuskan reformasi konstitusi
sebagai suatu langkah demokrasi dalam upaya menyempurnakan UUD 1945 menjadi
konstitusi yang demokratis. Perubahan itu merupakan suatu lembaran sejarah lanjutan
setelah Bung Karno dan Bung Hatta dan rekan - rekannya berhasil menegaskan UUD
1945 dalam rapat - rapatnya berhasil menegaskan UUD 1945 dalam rapat - rapat BPUPKI
dan PPKI.
2. Pan Asia Timur, mencakup bagian timur Benua Asia, Australia, dan
wilayah kepulauan di mana Jepang sebagai penguasa.
3. Pan Rusia India, yang mencakup wilayah Asia Barat, Eropa Timur, dan
Rusia yang dikuasai Rusia.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia juga menolak paham ekspansionisme dan adu
kekuatan yang berkembang di Barat. Bangsa Indonesia juga menolak paham rasialisme,
karena semua manusia mempunyai martabat yang sama, dan semua bangsa memiliki hak
dan kewajiban yang sama berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang
universal.
Oleh karena itu, wawasan nusantara adalah geopolitik indonesia. Hal ini dipahami
berdasarkan pengertian dalam wawasan terkandung konsepsi geopolitik Indonesia, yaitu
unsur ruang, yang kini berkembang tidak saja secara fisik geografis, pengertian secara
keseluruhan (Sumiarno, 2005)
Keberhasilan diplomasi luar Negeri Indonesia di dukung oleh negara lain terhadap
kons ini, maka potensi kekayaan alam Indonesia menjadi semakin berlimpah. Dalam
Indonesia harus lebih dioptimalisasikan tantangan pemberdayaan kelautan di
kesejahteraan dioptimalisasikan guna memenuhi dan kemakmuran bagi masyarakat
Indonesia. Wawasan Nusantara sebagai pancaran Falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang
merupaka pondasi kehidupan m bermasyarakat berbangsa dan bernegera kesatuan RI
memberi kaidah nilai, moral dan etika serta tuntunan sikap Bangsa Indonesia yang harus
mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa di segala aspek kehidupan nasional
sebagai visi bangsa yang harus dijunjung tinggi dan ditaati bersama.
Kesadaran ruang negara, bahwa matra kehidupan darat, laut dan udara adalah
merupakan wadah bangsa yang harus di Jaga kelestariannya, di jaga eksistensinya dan
didayagunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, di jaga dari berbagai potensi
kemungkinan ancaman yang dapat menjurus pada terkikisnya nilai-nilai kebangsaan, jati
diri atau kepribadian bangsa. Terlebih dalam era globalisasi dan otonomi daerah pada saat
ini.
Sebagai Wawasan nasional dari Bangsa Indonesia maka wilayah Indonesia yang
terdiri dari daratan, laut dan udara diatasnya dipandang sebagai nang hidup (lebensraum)
yang satu atau utuh. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasionalnya bangsa Indonesia
dibangun atas pandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan
kepada konstelasi (keadaan) lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi
wawasan Nusantara. Jadi wawasan nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik
bangsa Indonesia.
Nusantara berasal dari Nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan
kepulauan dan antara artinya nenunjukan letak antara dua unsur. Jadi, nusantara berarti
kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu benua asia dan australia dab dua
samudra, yaitu samudra hindia dan pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata
“Nusantara”digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.
1. Menurut Sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara Republik
Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional. Soepomo menyatakan
Indonesia meliputi batas Hindia Belanda, Muh. Yamin menyatakan indonesia
meliputi Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, Borneo, Celebes, Maluku-Ambon,
Semenanjung Melayu, Timor, Papua, Ir. Soekarno menyatakan bahwa kepulauan
Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
2. Teritoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie (UU Belanda) 1939, tentang
batas wilayah laut territorial indonesia yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil
laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau
countour pulau/darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai negara
kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang berada di luar
wilayah yurisdiksi
3. Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah RI
tentang wilayah perairan negara RI, yang isinya: Cara penarikan batas laut
wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut (low water line), tetapi pada
sistem penarikan garis lurus (straight base line)yang diukur dari garis yang
menghubungkan titik – titik ujung yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk
dalam wilayah RI. Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil
laut. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal, Indonesia menjadi
utuh dan tidak terpecah lagi.
4. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) pada 21 Maret 1980
Sebagai rezim Hukum Internasional, di mana batasan nusantara 200 mil yang
diukur dari garis pangkal/dasar wilayah laut Indonesia. Alasan alasan pemerintah
mengumumkan ZEE adalah :
Persediaan ikan semakin terbatas
Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.
ZEE mempunyai kekuatan hokum internasional.
1. Wadah
Bidang ini telah dibahas dalam asas kepulauan (archipelago), di mana wawasan
nusantara mempunyai bentuk wujud sebagai berikut :
1. Nusantara
a. Wilayah Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau besar maupun kecil dan
dipisahkan serta dihubungkan oleh lautan, pulau dan selat, harus dijaga
dan diusahakan tetap menjadi satu kebulatan wilayah nasional dengan
segala isi dan kekayaannya. Selain kebulatan wilayah, harus juga
merupakan kesatuan wilayah, wadah, ruang lingkup, matra,seluruh bangsa
serta menjadi modal milik bersama bangsa.
b. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku dan bangsa, berbicara
dalam berbagai macam bahasa daerah dan meyakini berbagai macam
agama serta kepercayaan. Oleh karena itu , harus diusahakan terwujudnya
satu kesatuan bangsa yang bulat.
a. Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan atas
kekuasaan berkala.
1. Aparatur Negara
Kunci lain dalam pemantapan stabilitas politik juga terletak pada kesadaran
politik seluruh masyarakat, setiap orang, partai politik, organisasi masyarakat,
organisasi profesi/fungsional, juga seluruh pemerintahan.
3. Pers
Pers arti pers yang bebas yang sehat dalam arti pers yang bebas bertanggung
jawab, efektif dan jujur dengan tulisan-tulisan yang memberikan penjelasan-
penjelasan yang jujur,dedikatif dan bertanggung jawab.
Tujuan yang terkandung dalam wawasan nusantara adalah seperti yang dirumuskan
dalam pembukaan UUD 1945, yaitu;
1. Manunggal
Keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap aspek kehidupan, baik
alamiah maupun social
2. Utuh Menyeluruh
Utuh Menyeluruh bagi nusantara dan rakyat Indonesia sehingga merupakan satu
kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah-pecah oleh kesatuan apapun
apapun dan bagaimanapun, sesuai dengan Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu
Bahasa.
c. Cara Kerja
Tata laku merupakan dasar interaksi antara wujud dan wadahnya, yang terdiri dari
tata laku tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan jiwa, semangat,
dan mentalitas yang baik dari bangsa indonesia, sedang tata laku lahiriah tercermin dalam
tindakan , perbuatan, dan perilaku dari bangsa Indonesia. Wawasan nusantara dalam
wujud dan wadahnya, merupakan kesatuan:
KELOMPOK 12
B. Tujuan dan Fungsi Ketahanan Nasional
1. Tujuan Geostrategi
Geostrategi/Ketahanan Nasional diperlukan dalam menunjang tugas pokok
pemerintah Indonesia dalam:
Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order)
Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and
prosperity)
Terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and
prosperity)
Terwujudnya keadilan hukum & keadilan sosial (yuridical justice
& social justice)
Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri
(freedom of the people)
2. Fungsi Geostrategi
a) Sebagai daya tangkal dalam kedudukannya sebagai konsepsi
penangkalan
Geostrategi Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi
bangsa, dan Negara Indonesia dalam:
a. Aspek Ideologi
Ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman dari luar
maupun dari dalam, dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan
ideologi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Aspek Politik
Untuk mengejar ketinggalan dari negara maju, kita perlu mengadakan
proses perubahan atau modernisasi, penegakan hukum, dan menegakkkan
disiplin nasional.
c. Aspek Ekonomi
Ketangguhan kekuatan nasional dalam kegiatan yang berkaitan dengan
produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, usaha untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara individu maupun
kelompok.
d. Aspek Sosial Budaya
Ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman dari luar
maupun dari dalam untuk menjamin kelangsungan kehidupan sosial
budaya bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
e. Aspek Pertahanan Keamanan
Ketangguhan kekuatan pertahanan nasional dan upaya untuk melindungi
kepentingan bangsa dan negara demi tetap terwujudnya kondisi
kelangsungan hidup bangsa.
Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan atau
sesuatu hal yang harus dilaksanakan.
1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara”.
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan : Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain
4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”
5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30
ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28,
dan 30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat
mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya
di dalam hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta
dalam pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih
lanjut diatur dengan undang-undang.
II. ASAS KEWARGANEGARAAN
Asas kewarganegaraan diperlukan untuk mengatur status
kewarganegaraan seseorang. Hal ini penting agar seseorang mendapatkan
perlindungan hukum dari Negara, serta menerima hak dan kewajibannya. Banyak
contoh kasus tentang pentingnya status kewarganegaraan seperti anak yang lahir
dari perkawinan yang orang tuanya berbeda kewarganegaraan, atau warga
keturunan Tiong Hoa yang lahir dan besar di Indonesia namun kesulitan
mendapatkan ke%zrganegaraan. Ketentuan tentang status kewarganegaraan
penting diatur dalam peraturan perundangan dari Negara. Peraturan perundangan
inilah kemudian dijadikan asas untuk penentuan status kewarganegaraan
seseorang. Setiap Negara bebas menetapkan asas kewarganegaraan, karena setiap
Negara memilik budaya, sejarah, dan tradisi yang berbeda satu sama lain. Sesuai
asas kewarganegaraan dalam UU Nomor 12 Tahun 2006, dikenal dengan dua
pedoman yaitu:
a. Naturalisasi Biasa
Yaitu suatu naturalisasi yang dilakukan oleh orang asing melalui
permohonan dan prosedur yang telah ditentukan.
b. Naturalisasi Istimewa
Yaitu kewarganegaraan yang diberikan oleh pemerintah (presiden) dengan
persetujuan DPR dengan alasan kepentingan negara atau yang bersangkutan
telah berjasa terhadap negara.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia,yakni:
1. Undang – Undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
Ketetapan MPR RI yang diharapkan memuat secara adanya HAM itu dapat
diwujudkan dalam masa Orde Reformasi, yaitu selama Sidang Istimewa MPR yang
berlangsung dari tanggal 10 sampai dengan 13 November 1988. Dalam rapat
paripurna ke-4 tanggal 13 November 1988, telah diputuskan lahirnya Ketetapan MPR
RI No. XVII/MPR/1988 tentang Hak Asasi Manusia.
3. Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Adapun hak-
hak yang ada dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 199 tersebut antara lain
sebagai berikut :
a. Hak untuk hidup (Pasal 4)
b. Hak untuk berkeluarga (Pasal 10)
c. Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16)
d. Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17, 18, 19)
e. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27)
f. Hak atas rasa aman (Pasal 28-35)
g. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42)
h. Hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 43-44)
i. Hak wanita (Pasal 45-51)
j. Hak anak (Pasal 52-66)
Program pemerintah dalam penegakan Hukum dan HAM (PP Nomor 7 tahun 2005) yaitu
meliputi pemberantasan korupsi, anti terorisme, dan pembasmian penyalahgunaan
narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus selalu
ditegakkan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.