Kelas : C
Nim : 215010107111037
Absen : 40
Materi : Identitas Nasional
Bab 4
1.Sejarah
Bangsa Indonesia mengalami kehidupan dalam beberapa situasi dan kondisi sosial yang
berbeda sesuai perubahan zaman. Realitas perjalanan sejarah mendorong bangsa Indonesia
untuk menjadi bangsa pejuang yang pantang menyerah dalam melawan penjajah untuk meraih
dan mempertahankan kembali harga diri, martabatnya sebagai bangsa.
2.Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional adalah meliputi
tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban (civility), dan pengetahuan (knowledge). Kebudayaan
harus merupakan milik bersama dalam suatu kelompok, artinya para warganya memiliki
bersama sejumlah pola-pola berpikir dan berkelakuan yang didapat dan dikembangkan melalui
proses belajar.
A. Akal budi adalah sikap dan perilaku yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam
interaksinya antara sesama (horizontal) maupun antara pimpinan dengan staf, anak
dengan orang tua (vertikal), atau sebaliknya.
B. Peradaban (civility), peradaban yang menjadi identitas nasional bangsa Indonesia
adalah dapat dilihat dari beberapa aspek yang meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi,
sosial, dan hankam.
C. Pengetahuan (knowledge), Pengetahuan yang menjadi unsur pembentuk identitas
nasional meliputi prestasi dan karya anak bangsa.
3. Budaya Unggul
Semangat dan kultur kita untuk mencapai kemajuan dengan cara "kita harus mengubah,
kita harus berbuat terbaik, kalau orang lain mampu, mengapa kita tidak mampu" .Untuk
mencapai kualitas hidup demikian, nilai kemanusiaan, demokrasi dan keadilan dijadikan
landasan ideologis yang secara ideal dan normatif diwujudkan secara konsisten, konsekuen,
dinamis kreatif, dan bukan indoktriner.
4. Suku Bangsa
Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golong umur dan jenis kelamin. Identitas nasional dalam aspek
suku bangsa adalah adanya suku bangsa yang majemuk.
5. Agama
Identitas nasional dalam aspek agama adalah masyarakat agamis dan memiliki
hubungan antar umat seagama dan antar umat beragama yang rukun.
6. Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut bangsa di samping sebagai identitas nasional. Bahasa
Indonesia dikenal sebagai bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung (lingua franca)
berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Bahasa adalah merupakan satu
keistimewaan manusia, khususnya dalam kaitan dengan hidup bersama dalam masyarakat
adalah adanya bahasa.
1. identitas fundamental, yakni pancasila sebagai filsafat bangsa, hukum dasar, pandangan
hidup, etika politik, paradigma pembangunan.
2. Kedua, identitas instrumental, yang meliputi UUD 1945 sebagai konstitusi negara,
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, Garuda Pancasila sebagai lambang negara,
Sang Saka Merah Putih sebagai bendera negara, Bhinneka Tunggal Ika sebagai
semboyan negara, dan Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.
3. Ketiga, identitas alamiah yang meliputi Indonesia sebagai negara kepulauan dan
kemajemukan terhadap sukunya, budayanya, agamanya.
Kearifan lokal sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat “local wisdom”
atau pengetahuan setempat “local knowledge” atau kecerdasan setempat “local genius”.
Kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (lokal) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya."
Kearifan lokal adalah hasil dari masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan
belum tentu dialami oleh masyarakat yang lain. Nilai-nilai tersebut akan melekat sangat kuat
pada masyarakat tertentu dan nilai itu sudah melalui perjalanan waktu yang panjang, sepanjang
keberadaan masyarakat tersebut. Iti Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung
dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi melalui
sastra lisan (antara lain dalam bentuk pepatah dan peribahasa, folklore), dan manuskrip.
Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat.
Namun, sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup,
kearifan lokal di nusantara ternyata tidak dapat dibelenggu pada budaya atau etnis tertentu,
tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya
yang bersifat nasional. Misalnya saja hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal
kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa kearifan lokal merupakan salah satu sumber untuk
membentuk identitas nasional. Kearifan lokal dapat dipandang sebagai identitas bangsa,
terlebih dalam konteks Indonesia yang memungkinkan kearifan lokal bertransformasi secara
lintas budaya yang pada akhirnya melahirkan nilai budaya nasional.
Di Indonesia, kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam
berbagai bidang kehidupan (tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata
lingkungan, dan sebagainya). Sebagai contoh, kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan
alam telah menghasilkan pendopo dalam arsitektur Jawa Pendopo.
Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antarnegara sangat longgar sehingga
rentan sekali mempengaruhi nilai nilai budaya bangsa, sehingga krisis akhlak dan moral bertambah akut dan
meluas. Memang disatu sisi, kita tidak disatu sisi, kita tidak patut untuk menutup dari globalisasi dengan
segala keuntungannya seperti dalam putaran ilmu, teknologi dan informasi dunia, namun disisi lain kita harus
mempertahankan karakter kita sebagaimana yang telah dirumuskan dalam philosophische grondslag bangsa
kita. Dalam menghadapi ancaman negatif globalisasi itu sudah semestinya bangsa Indonesia mulai dari elit
sampai ke rakyatnya untuk kembali memposisikan dirinya kepada sifat aslinya, agar tidak gampang untuk
diintervensi oleh negara lain dan tidak dikatakan sebagai bangsa yang tidak memiliki prinsip dan tersesat
dalam arus lautan globalisasi (Muhamad Erwin, 2012: 45)
G.Integrasi Nasional
Hal yang paling penting dalam mencapai integrasi nasional ialah kesadaran masyarakat
akan identitas nasional, identitas nasional pada hakikatnya merupakan suatu keyakinan akan
nilai-nilai yang terdapat dalam diri manusia tentang identitas bangsanya yang pernah ada yang
ada dan yang akan ada. Karena pada dasarnya dalam membangun suatu bangsa diperlukan
adanya suatu kesinambungan antara kehidupan yang lalu kehidupan sekarang dan kehidupan
yang akan datang kesadaran akan kontinuitas historis menjadi sangat fundamental dan
tentunnya kesadaran akan historis di masa lampau menjadi faktor penting dalam mencapai
suatu integritas nasional.
Berbagai macam upaya untuk meningkatkan integrasi bangsa bisa dilakukan dengan berbagai
macam cara diantaranya ialah :
1. berupaya mengimplementasikan rasa kebangsaan kita yang berwujud nasionalisme dan
mengabdi secara total kepada Indonesia
2. memodifikasi kebudayaan Indonesia menjadi sesuatu yang menarik
3. bersikap selektif dalam menerima pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia
Dalam membangun suatu integrasi nasional tentunya terdapat beberapa hambatan diantaranya
ialah :
1. Perbedaan kepentingan
2. Diskriminasi
3. Berkembangnya paham etnosentrisme
4. Marak nya isu keagamaan dan saling menjelekkan antar umat beragama
5. Kurangnya rasa persatuan dan kesatuan