Anda di halaman 1dari 6

Nama : Arjun Tri Cahyo Permadi

Kelas : C
Nim : 215010107111037
Absen : 40
Materi : Identitas Nasional

Bab 4

A. Urgensi Pembahasan Identitas Nasional


Pemahaman tentang identitas nasional, pluralitas bangsa, filosofi Bhineka tunggal ika,
serta mengetahui unsur-unsur pembentukan identitas nasional berupa suku bangsa,
kebudayaan bangsa, dan kondisi geografis. Implikasinya adalah behwa identitas nasional
merupakan suatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional
dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
Dipandang dari padanan katanya, identitas nasional yang terdiri dari identitas yang
berasal dari identity dan nasional yang berasal dari kata nation, yang mana identitas
(identity) dapat diterjemahkan sebagai karakter, ciri, tanda, jati diri ataupun sifat khas,
sementara nasional (nation) yang artinya bangsa, maka identitas nasional itu merupakan
sifat khas kepribadian/karakter suatu bangsa.
B. Pengertian dan Unsur Pembentukan Identitas Nasional
1. Pengertian Identitas Nasional
Identitas nasional adalah konsep suatu bangsa tentang dirinya. Ciri khas suatu bangsa
adalah penandaan utama identitas bangsa tersebut. Karena menyangkut diri atau ciri suatu
bangsa, maka konfirmasi atau penegasan terhadap identitas nasional suatu bangsa selalu
merujuk atau mengacu pada hakikat bangsa itu sendiri. Mengacu pada pengertian tersebut,
identitas nasional tidak hanya merujuk pada individu atau perseorangan, tetapi juga pada
kelompok.
Ada beberapa pandangan terkait dengan pengertian identitas nasional, sebagai berikut :
1) Menurut Muhamad Erwin, Identitas nasional adalah sifat khas yang melekat pada
suatu bangsa atau yang lebih dikenal dengan kepribadian atau karakter bangsa.
2) Menurut Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Identitas nasional
adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa
yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lain.
3) Menurut Kaelan dan Achmad Zubaedi, Identitas nasional adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa lain.
4) Menurut Koento Wibisini, Identitas nasional adalah manifestasi nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa
dengan ciri khas dan dengan yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa
lain dalam kehidupannya.
Jadi dapat disimpulkan “Identitas Nasional” adalah identitas suatu kelompok
masyarakat yang memiliki ciri dan melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi
sebutan nasional.
Menurut Soermarno Soedarsono, identitas nasional mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Sebagai penanda keberadaan atau eksistensinya.
2) Sebagai pencerminan kondisi bangsa yang menampilkan kematangan jiwa, daya
juang, dan kekuatan bangsa.
3) Sebagai pembeda dengan bangsa lain didunia.
2. Faktor-Faktor Pembentuk Identitas
Suatu penelitian dari ITB diakhir tahun 2004 menemukan bahwa ada enam faktor yang
menentukan keberhasilan yaitu :
1) Kreativitas
2) Percaya diri/memegang prinsip
3) Mentalisme berkelimpahan
4) Integritas
5) Idealisme
6) Kompetensi
Selain itu identitas nasional juga lahir karena adanya faktor yang mendukung
kelahirannya yaitu :
- Faktor Objektif yang meliputi : faktor geografis-ekologis dan demografis.
- Faktor Subjektif yang meliputi : faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan.
Dan selanjutnya ada juga beberapa unsur yang menjadi komponen identitas nasional,
meliputi :
1) Pola perilaku yang nampak dalam kegiatan masyarakat identitas nasional
menggambarkan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas masyarakat
sehari-hari identitas ini menyangkut adat-istiadat, tata kelakuan, dan kebiasaan.
2) Lambang-lambang yang merupakan ciri khas bangsa dan secara simbolis
menggambarkan tujuan dan fungsi bangsa .
3) Alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan seperti
bangunan, teknologi, dan peralatan manusia.
4) Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa, identitas yang bersumber dari tujuan
ini bersifat dinamis yang tidak tetap seperti budaya unggul, prestasi dalam
bidang tertentu, seperti di Indonesia dikenal dengan bulu tangkis.

C. Unsur Pembentuk Identitas Indonesia

1.Sejarah

Bangsa Indonesia mengalami kehidupan dalam beberapa situasi dan kondisi sosial yang
berbeda sesuai perubahan zaman. Realitas perjalanan sejarah mendorong bangsa Indonesia
untuk menjadi bangsa pejuang yang pantang menyerah dalam melawan penjajah untuk meraih
dan mempertahankan kembali harga diri, martabatnya sebagai bangsa.

2.Kebudayaan

Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional adalah meliputi
tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban (civility), dan pengetahuan (knowledge). Kebudayaan
harus merupakan milik bersama dalam suatu kelompok, artinya para warganya memiliki
bersama sejumlah pola-pola berpikir dan berkelakuan yang didapat dan dikembangkan melalui
proses belajar.

A. Akal budi adalah sikap dan perilaku yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam
interaksinya antara sesama (horizontal) maupun antara pimpinan dengan staf, anak
dengan orang tua (vertikal), atau sebaliknya.
B. Peradaban (civility), peradaban yang menjadi identitas nasional bangsa Indonesia
adalah dapat dilihat dari beberapa aspek yang meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi,
sosial, dan hankam.
C. Pengetahuan (knowledge), Pengetahuan yang menjadi unsur pembentuk identitas
nasional meliputi prestasi dan karya anak bangsa.

3. Budaya Unggul

Semangat dan kultur kita untuk mencapai kemajuan dengan cara "kita harus mengubah,
kita harus berbuat terbaik, kalau orang lain mampu, mengapa kita tidak mampu" .Untuk
mencapai kualitas hidup demikian, nilai kemanusiaan, demokrasi dan keadilan dijadikan
landasan ideologis yang secara ideal dan normatif diwujudkan secara konsisten, konsekuen,
dinamis kreatif, dan bukan indoktriner.

4. Suku Bangsa

Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golong umur dan jenis kelamin. Identitas nasional dalam aspek
suku bangsa adalah adanya suku bangsa yang majemuk.

5. Agama

Identitas nasional dalam aspek agama adalah masyarakat agamis dan memiliki
hubungan antar umat seagama dan antar umat beragama yang rukun.

6. Bahasa

Bahasa adalah salah satu atribut bangsa di samping sebagai identitas nasional. Bahasa
Indonesia dikenal sebagai bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung (lingua franca)
berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Bahasa adalah merupakan satu
keistimewaan manusia, khususnya dalam kaitan dengan hidup bersama dalam masyarakat
adalah adanya bahasa.

D. Identitas nasional indonesia

Identitas nasional Indonesia dapat dirumuskan pembidangannya dalam tiga bidang


sebagai berikut:

1. identitas fundamental, yakni pancasila sebagai filsafat bangsa, hukum dasar, pandangan
hidup, etika politik, paradigma pembangunan.
2. Kedua, identitas instrumental, yang meliputi UUD 1945 sebagai konstitusi negara,
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, Garuda Pancasila sebagai lambang negara,
Sang Saka Merah Putih sebagai bendera negara, Bhinneka Tunggal Ika sebagai
semboyan negara, dan Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.
3. Ketiga, identitas alamiah yang meliputi Indonesia sebagai negara kepulauan dan
kemajemukan terhadap sukunya, budayanya, agamanya.

E. Kearifan Lokal Nusantara sebagai Modal Pembentukan Identitas Nasional

Kearifan lokal sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat “local wisdom”
atau pengetahuan setempat “local knowledge” atau kecerdasan setempat “local genius”.
Kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (lokal) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya."

Kearifan lokal adalah hasil dari masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan
belum tentu dialami oleh masyarakat yang lain. Nilai-nilai tersebut akan melekat sangat kuat
pada masyarakat tertentu dan nilai itu sudah melalui perjalanan waktu yang panjang, sepanjang
keberadaan masyarakat tersebut. Iti Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung
dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi melalui
sastra lisan (antara lain dalam bentuk pepatah dan peribahasa, folklore), dan manuskrip.
Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat.

Namun, sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup,
kearifan lokal di nusantara ternyata tidak dapat dibelenggu pada budaya atau etnis tertentu,
tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya
yang bersifat nasional. Misalnya saja hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal
kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa kearifan lokal merupakan salah satu sumber untuk
membentuk identitas nasional. Kearifan lokal dapat dipandang sebagai identitas bangsa,
terlebih dalam konteks Indonesia yang memungkinkan kearifan lokal bertransformasi secara
lintas budaya yang pada akhirnya melahirkan nilai budaya nasional.

Di Indonesia, kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam
berbagai bidang kehidupan (tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata
lingkungan, dan sebagainya). Sebagai contoh, kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan
alam telah menghasilkan pendopo dalam arsitektur Jawa Pendopo.

F. Jati diri bangsa dalam Arus Globalisasi: Krisis identitas

Globalisasi secara umum adalah sebuah gambaran tentang semakin ketergantungan di


antara sesama masyarakat dunia baik budaya maupun ekonomi. Istilah globalisasi juga sering
dihubungkan dengan sirkulasi gagasan, bahasa, dan budaya populer yang melintasi batas
negara.
Sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup, kearifan lokal di
nusantara ternyata tidak dapat dibelenggu pada budaya atau etnis tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat
lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat nasional. Misalnya saja
hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong,
toleransi, etos kerja, dan seterusnya.Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kearifan lokal merupakan
salah satu sumber untuk membentuk identitas nasional. Kearifan lokal dapat dipandang sebagai identitas
bangsa, terlebih dalam konteks Indonesia yang memungkinkan kearifan lokal bertransformasi secara lintas
budaya yang pada akhirnya melahirkan nilai budaya nasional.

Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antarnegara sangat longgar sehingga
rentan sekali mempengaruhi nilai nilai budaya bangsa, sehingga krisis akhlak dan moral bertambah akut dan
meluas. Memang disatu sisi, kita tidak disatu sisi, kita tidak patut untuk menutup dari globalisasi dengan
segala keuntungannya seperti dalam putaran ilmu, teknologi dan informasi dunia, namun disisi lain kita harus
mempertahankan karakter kita sebagaimana yang telah dirumuskan dalam philosophische grondslag bangsa
kita. Dalam menghadapi ancaman negatif globalisasi itu sudah semestinya bangsa Indonesia mulai dari elit
sampai ke rakyatnya untuk kembali memposisikan dirinya kepada sifat aslinya, agar tidak gampang untuk
diintervensi oleh negara lain dan tidak dikatakan sebagai bangsa yang tidak memiliki prinsip dan tersesat
dalam arus lautan globalisasi (Muhamad Erwin, 2012: 45)

G.Integrasi Nasional

Integrasi nasional dapat diartikan sebagai suatu bentuk penyatupaduan bagian-bagian


yang berbeda menjadi satu kesatuan yang utuh dan tetap memelihara keanekaragam dan
kearifan budaya local, integrasi nasional merupakan interaksi utuh segenap suku-suku bangsa
di seluruh penjuru nusantara penyatupaduan ini pertama kali diikrarkan bangsa Indonesia
melalui Sumpah Pemuda yang kemudian mencapai puncaknya pada proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Hal yang paling penting dalam mencapai integrasi nasional ialah kesadaran masyarakat
akan identitas nasional, identitas nasional pada hakikatnya merupakan suatu keyakinan akan
nilai-nilai yang terdapat dalam diri manusia tentang identitas bangsanya yang pernah ada yang
ada dan yang akan ada. Karena pada dasarnya dalam membangun suatu bangsa diperlukan
adanya suatu kesinambungan antara kehidupan yang lalu kehidupan sekarang dan kehidupan
yang akan datang kesadaran akan kontinuitas historis menjadi sangat fundamental dan
tentunnya kesadaran akan historis di masa lampau menjadi faktor penting dalam mencapai
suatu integritas nasional.

Berbagai macam upaya untuk meningkatkan integrasi bangsa bisa dilakukan dengan berbagai
macam cara diantaranya ialah :
1. berupaya mengimplementasikan rasa kebangsaan kita yang berwujud nasionalisme dan
mengabdi secara total kepada Indonesia
2. memodifikasi kebudayaan Indonesia menjadi sesuatu yang menarik
3. bersikap selektif dalam menerima pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia

Dalam membangun suatu integrasi nasional tentunya terdapat beberapa hambatan diantaranya
ialah :
1. Perbedaan kepentingan
2. Diskriminasi
3. Berkembangnya paham etnosentrisme
4. Marak nya isu keagamaan dan saling menjelekkan antar umat beragama
5. Kurangnya rasa persatuan dan kesatuan

Anda mungkin juga menyukai