Anda di halaman 1dari 12

MODUL KULIAH

PROGRAM KULIAH KARYAWAN & PROFESIONAL


STTI ITECH

Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ( 3 sks )


Semester
Kelas
Dosen Yasin Efendi, M.Kom

Pertemuan : 3 (Tiga) Waktu : ................

Modul 3 (Tiga)
Topik Identitas Nasional
Sub Topik Hak Azazi Manusia
Materi  Pengertian Identitas Nasional
 Faktor Pembentuk Identitas
 Identitas Kesukubangsaan
 Identitas Kebangsaan Dan Identitas Nasional
Indonesia
 Pengertian Hak Azazi Manusia
 Landasan Pengakuan, Serta Ciri Pokok Dan
Hakikat HAM
 HAM di Indonesia
Tujuan Mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan tentang
Identitas nasional dan juga memahami tenang Hak
Azazi Manusia (HAM)

IDENTITAS NASIONAL INDONESIA


A. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL
1. Identitas nasional = identitas kebangsaan.
2. Identitas berasal dari bahasa Inggris “identity,” yang berarti ciri, tanda, atau jatidiri,
yang melekat pada seseorang, kelompok, atau sesuatu, yang membeda-kannya
dengan yang lain.
3. Nasionalmerujuk pada konsep kebangsaan.
4. Jadi, identitas nasional adalah ciri, tanda, atau jatidiri bangsa yang berbedadengan
bangsa-bangsa lain. Identitas nasional lebih merujuk pada identitasbangsa dalam
pengertian politik ( political unity ). Identitas nasional Indonesiayang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain salah satu di antaranya
adalahadanya ideologi Pancasila sebagai dasar filsafat, pandangan hidup,
kepribadian,dan dasar negara.

Pengertian identitas nasional yang dikemukakan oleh Koento Wibisono (2005)adalah


”manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan
suatu bangsa ( nation ) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri khas tadisuatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain dalam kebidupannya.”

Adapun indikator yang dijadikan sebagai salah satu parameter budaya untuk mencari
identitas nasional antara lain :
1. Pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas masyarakat sehari-hari. Hal
inimenyangkut adat-istiadat, tata kelakuan dan kebiasaan.
2. Lambang-lambang yang merupakan ciri dari bangsa dan secara simbolis meng-
gambarkan tujuan dan fungsi bangsa. Hal ini biasanya dinyatakan dalam bentuk
peraturan perundang-undangan, seperti Garuda Pancasilan, bendera, bahasa,
danlagu kebangsaan.
3. Alat-alat kelengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan seperti ba-
ngunan, teknologi, dan peralatan lain. Contohnya bangunan tempat ibadah
pakaian adat, teknologi bercocok tanam, dan teknologi lain seperti
pesawatterbang, kapal laut, alat komunikasi, dll.
4. Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa yang sifatnya dinamis dan tidak tetap
seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu (pertanian, olah raga, dll.).
B. FAKTOR PEMBENTUK IDENTITAS
Menurut Ramlan Surbakti (1999), proses pembentukan bangsa-negara memer-lukan
identitas-identitas untuk menyatukan. Faktor-faktor yang menjadi identitasbersama
suatu bangsa meliputi primordial, sakral, tokoh, sejarah, bhinneka tunggalika,
perkembangan konomi, dan kelembagaan.

1.Primordial :
Faktor ini meliputi ikatan kekerabatan (darah dan keluarga), kesamaan suku-bangsa,
daerah asal (homeland ), bahasa, dan adat-istiadat. Dengan faktor inimasyarakat dapat
membentuk bangsa-negara. Contoh : Bangsa Yahudi mem-bentuk negara Israel.

2. Sakral :
Faktor ini dapat berupa agama atau ideologi yang dianut/diakui oleh masyarakat
bersangkutan.
Contoh : Agama Katholik mampu membentuk beberapa Negara di Amerika Latin, Uni
Soviet diikat oleh kesamaan ideologi komunisme, dll.

3.Tokoh :
Kepemimpinan para tokoh yang disegani dan dihormati masyarakat (kharis-matik),
dapat menjadi faktor yang menyatukan bangsa-negara.
Contoh :Mahat-ma Ghandi di India, Yoseph Broz Tito di Yugoslavia, Nelson Mandela
diAfrika Selatan, dan Dr. Ir. Sukarno (Bung Karno) di Indonesia.

4. Sejarah :
Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu yang menderita akibat penjajahan
menimbulkan perasaan senasib sepenanggungan dan solidaritas warga masyarakat,
sehingga melahirkan tekad dan tujuan untuk membentuk negara.
Contoh : Indonesia.

5. Bhinneka Tunggal Ika:


Kesediaan warga masyarakat untuk bersatu dalam perbedaan (unity in diversity)tanpa
menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat-istiadat, ras, danagama, dapat
membentuk organisasi besar berupa negara.
Contoh : Republik Indonesia.

6. Perkembangan Ekonomi :
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan
profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutudan variasi
kebutuhan masyarakat, semakin saling bergantung di antara jenis pekerjaan, dan akan
semakin besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.
Contoh : Negara-negara di Amerika utara dan Eropa barat.

7. Kelembagaan :
Kerja dan perilaku lembaga pemerintahan dan politik yang baik, yang mem-pertemukan
dan melayani warga tanpa membeda-bedakan asal-usul, suku,agama, ras, dll. dapat
mempersatukan orang-orang sebagai suatu bangsa.

Berdasarkan parameter sosiologi, faktor-faktor pembentuk identitas nasional menurut


Srijanti (2009:35) adalah :
1. Suku bangsa , yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada
sejak lahir) yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang terdiri dari banyak suku bangsa (lk. 300)
dan setiapsuku bangsa mempunyai adat-istiadat, tata kelakuan, dan norma yang
berbeda-beda, akan tetapi trintegrasi dalam suatu negara Indonesia.

2. Kebudayaan, yang menurut ilmu sosiologi termasuk di dalamnya adalah ilmu


pengetahuan, teknologi, bahasa, kesenian, mata pencarian,
peralatan/perkakas,kesenian, sistem kepercayaan, adat-istiadat, dll. Kebudayaan
sebagai parameteridentitas nasional harus yang merupakan milik bersama
(bukan individu/ pribadi).

3. Bahasa, yang merupakan kesitimewaan manusia dalam berkomunikasi dengan


sesamanya. Bahasa memiliki simbol yang menjadikan suatu perkataan mampu
melambangkan arti apa pun.
4. Kondisi geografis, yang menunjukkan lokasi negara dalam kerangka
ruang,tempat, dan waktu, sehingga menjadi jelas batas-batas wilayahnya di
mukabumi.

C. IDENTITAS KESUKUBANGSAAN
Identitas kesukubangsaan (Cultural Unity) merujuk pada bangsa dalam pengertian
kebudayaan atau sosiologis-antroplogis, yang disatukan oleh adanya kesamaan
ras,suku, agama, adat-istiadat, keturunan (darah), dan daerah asal (homeland ).
Identitasyang dimiliki oleh sebuah cultural unity bersifat askriptif (sudah ada sejak
lahir),alamiah (bawaan), primer, dan etnik. Setiap anggota memiliki
kesetiaan/loyalitaspada identitasnya (pada suku, agama, budaya, kerabat, daerah asal,
dan bahasa).Identitas ini disebut juga identitas primordial yang pada umumnya sangat
kuatkarena memiliki ikatan emosional dan solidaritas erat.

D. IDENTITAS KEBANGSAAN DAN IDENTITAS NASIONAL INDONESIA


Identitas kebangsaan ( political unity) merujuk pada bangsa dalam pengertian
politik,yaitu bangsa-negara. Bisa saja dalam negara hanya ada satu bangsa (homogen),
tetapi umumnya terdiri dari banyak bangsa (heterogen). Karena itu negara perlu
menciptakan identitas kebangsaan atau identitas nasional, yang
merupakankesepakatan dari banyak bangsa di dalamnya. Identitas nasional dapat
berasal dariidentitas satu bangsa yang kemudian disepakati oleh bangsa-bangsa
lainnya yangada dalam negara itu, atau juga dari identitas beberapa bangsa yang ada
kemudiandisepakati untuk dijadikan identitas bersama sebagai identitas bangsa-negara.

Kesediaan dan kesetiaan warga bangsa/negara untuk mendukung identitas


nasionalperlu ditanamkan, dipupuk, dan dikembangkan terus-menerus. Mengapa?
Karenawarga lebih dulu memiliki identitas kelompoknya, sehingga jangan sampai
melun-turkan identitas nasional. Di sini perlu ditekankan bahwa kesetiaan pada identitas
nasional akan mempersatukan warga bangsa itu sebagai ”satu bangsa” dalamnegara.
Bentuk identitas kebangsaan bisa berupa adat-istiadat, bahasa nasional,lambang
nasional, bendera nasional, termasuk juga ideologi nasional.
Proses pembentukan identitas nasional di Indonesia cukup panjang, dimulai
dengankesadaran adanya perasaan senasib sepenanggungan ” bangsa Indonesia”
akibat kekejaman penjajah Belanda, kemudian memunculkan komitmen bangsa (tekad,
dankemudian menjadi kesepakatan bersama) untuk berjuang dengan upaya yang lebih
teratur melalui organisasi-organisasi perjuangan (pergerakan) kemerdekaan meng-usir
penjajah sampai akhirnya Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dan
membentuk negara.

Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia sebagai wujud konkrit dari hasil
perjuangan bangsa dimaksud adalah :
1. Dasar falsafah dan ideologi negara, yaitu Pancasila
2. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.
3. Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya.
4. Lambang negara, yaituGaruda Pancasila.
5. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
6. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih
7. Hukum dasar negara (konstitusi), yaituUUD 1945
8. Bentuk negara, yaitu NKRI dan bentuk pemerintahannya Republik
9. Konsepsi wawasan nusantara, yaitu sebagai cara pandang bangsa
Indonesiamengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan memiliki
nilai stra-tegis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa,
kesatuan wilayahdalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara,untuk mencapai tujuan nasional.
10. Beragam kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional
HAK ASASI MANUSIA

A. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA


Hak Asasi Manusia(HAM) dalam bahasa Perancis dikenal dengan “droit del’homme,”
dalam bahasa Inggris “human right ,” dan dalam bahasa Belanda “mensenrechten,”
yang berarti hak-hak manusia. Di bawah ini dikemukakan pengertianHAM menurut para
pakar dan berdasarkan ketentuan resmi.

1. Mustafa Kemal Pasha (2002) :


”Hak asasi manusia ialah hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir yangmelekat
pada esensinya sebagaia nugrah Allah Swt.”

2. Dardji Darmodihardjo :
”Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang dibawamanusia
sejak lahir sebagai anugrah Tuhan YME. Hak-hak ini menjadi dasardaripada hak-hak
dan kewajiban-kewajiban lain.”

3. Padmo Wahyono :
”Hak-hak asasi manusia adalah hak-hak yang memungkinkan orang hidupberdasarkan
suatu harkat dan mertabat tertentu (beradab).”

4. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 :


”Hak asasi manusia adalah hak sebagai anugrah Tuhan YME yang melekat padadiri
manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi, berkaitan dengan harkat danmartabat
manusia.”

5. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 :


”Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat kebe-radaan
manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugra-Nya yangwajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerin- tah, dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabatmanusia.”Adapun tujuan
pelaksanaan hak asasi manusia adalah untuk mempertahankan hak-hak warga negara
dari tindakan sewenang-wenang aparat negara, dan mendorongtumbuh serta
berkembangnya pribadi manusia yang multi dimensional.
B. LANDASAN PENGAKUAN, SERTA CIRI POKOK DAN HAKIKAT HAM

1. Landasan Pengakuan HAM :


a. Landasan langsung yang pertama : Kodrat manusia.
Semua manusia sederajat, tanpa membedakan ras, suku, agama, bahasa, asal-
usul, adat-istiadat, dsb.
b. Landasan kedua yang lebih mendalam:Makhluk ciptaan Tuhan YME.
Semua manusia, bahkan seluruh yang ada di jagat raya, adalah ciptaan
TuhanYME. Karena itu di hadapan Tuhan manusia adalah sama, kecuali nanti
padaamalnya.

2. Ciri Pokok dan Hakikat HAM :


a. Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, dibeli, atau diwariskan. Hak
asasimanusia adalah bagian dari manusia secara otomatis;
b. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jeniskelamin,
asal-usul, ras, agama, etnik, pandangan politik, dsb.
c. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak
membatasi atau melanggar hak orang lain.

Berdasarkan sejarah perkembangannya, terdapat empat generasi hak asasi manusia :


1. Generasi I : Hak Sipil dan Politik , yang bermula di dunia Barat (Eropa).
Contohnya : Hak atas hidup, hak atas kebebasan dan keamanan, hak ataskesamaan di
muka pengadilan, hak kebebasan berpikir dan berpendapat, hak beragama, hak
berkumpul dan berserikat.

2. Generasi II : Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, yang diperjuangkan olehnegara-


negara sosialis di Eropa timur.
Contohnya : Hak atas pekerjaan, hak atas penghasilan yang layak, hak membentuk
serikat pekerja, hak atas pangan,kesehatan, perumahan, pendidikan, dan hak atas
jaminan sosial.

3. Generasi III : Hak Perdamaian dan Pembangunan,yang diperjuangkan olehnegara-


negara berkembang (Asia-Afrika).
Contohnya : Hak bebas dari ancam-an musuh, hak setiap bangsa untuk merdeka, hak
sederajat dengan bangsa lain,dan hak mendapatkan kedamaian.

4. Generasi IV : Declaration of The Basic Duties of Asian Peoples and Govern-ment


1983,yang diperjuangkan oleh negara-negara Asia. Hak asasi manu-siapada generasi
ini lebih maju karena tidak saja mencakup struktural, tetapi jugaberpijak pada
terciptanya tatanan sosial yang berkeadilan. Di sini dikritik peranan negara yang sangat
dominan dalam proses pemba-ngunan yangberfokus pada bidang ekonomi, yang
menimbulkan dampak negatif bagikeadilan rakyat, karena hanya mementingkan
sekelompok elit (konglomerat ) danpenguasa saja.

C. HAM DI INDONESIA
Pengakuan atas martabat dan hak-hak yang sama sebagai manusia yang hidup didunia
telah disetujui dan diumumkan oleh Resolusi MU-PBB pada tanggal 10Desember 1948
dalam “Universal Declaration of Human Right ” (DeklarasiUniversal tentang Hak Asasi
Manusia). isinya memuat 30 Pasal yang meliputi :
1. Hak berpikir dan mengeluarkan pendapat.
2. Hak memiliki sesuatu.
3. Hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran.
4. Hak menganut agama atau aliran kepercayaan.
5. Hak untuk hidup.
6. Hak untuk kemerdekaan hidup.
7. Hak untuk memperoleh nama baik.
8. Hak untuk memperoleh pekerjaan.
9. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum.

Di Indonesia pengaturan HAM ini tercantum dalam berbagai peraturan perundang-


undangan termasuk undang-undang yang mengesahkan berbagai konvensi interna-
sional mengenai HAM. Namun untuk memayungi seluruh peraturan perundang-
undangan tadi dipandang perlu dibentuk undang-undang tentang HAM tersendiri.Maka
berdasarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) No. XVII/ MPR/1998
tentang Hak Asasi Manusia, terbit Undang-Undang No. 39 Tahun 1999dengan judul
yang sama.
Dalam UUD 1945 sendiri sama sekali tidak ada kata-kata atau istilah HAM. Barusetelah
perubahan (amandemen) yang kedua tahun 2000, secara tegas dan cukuprinci dimuat
tentang HAM, yaitu dalam BAB XA Pasal 28A s/d 28J (10 Pasal dan24 Ayat). Kemudian
karena materinya sudah termuat dalam UUD 1945 setelahperubahan tersebut, maka
Tap MPR tersebut di atas dicabut dengan Tap MPR No.1/MPR/2003.

Dengan demikian walaupun dalam UUD 1945 asli (sebelum perubah-an) tidak ada kata-
kata atau istilah HAM, tetapi sebenarnya pengakuan atas HAM diIndonesia telah ada
sejak ditetapkannya UUD pada tanggal 18 Agustus 1945. Jadilebih dulu daripada
deklarasi MU-PBB tanggal 10 Desember 1948. Contohnya :
1. Pada Pembukaan UUD 1945 alinea pertama : ” Bahwa sesungguhnya kemer-dekaan
itu adalah hak segala bangsa ...” dst. Jelas, Indonesia mengakui adanyahak untuk
merdeka dan bebas.
2. Pada Pembukaan UUD 1945 alinea keempat : Di dalamnya terdapat tujuannasional,
tugas yang harus dilaksanakan, dan falsafah negara Pancasila. Sila kedua Pancasila
adalah ”kemanusiaan yang adil dan beradab,” berarti adapengakuan atas hak asasi
manusia seutuhnya.
3. Batang tubuh UUD 1945 dari Pasal 27 s/d 34 yang mencakup hak dalam
bidangpolitik, ekonomi, sosial, dan budaya. Hal ini berarti adanya HAM, akan
tetapimemang masih terbatas dan rumusannya amat singkat.

Macam dan jenis HAM meliputi berbagai bidang, yaitu :


1. Dari segi subyeknya : Hak asasi individu, danhak asasi kolektif
2. Dari segi obyek atau kepentingannya :
a. Hak Asasi Pribadi (Personal Right), seperti menyatakan pendapat, kebe-basan
memeluk agama tertentu, kebebasan bergerak, dsb.
b. Hak Asasi Ekonomi (Property Right ), seperti hak untuk memiliki
sesuatu,membeli, menjual, dan memanfaatkannya.
c. Hak Perlakuan Sama ( Legal Quality Right ), dalam hukum dan peme-rintahan.
d. Hak Asasi Politik (Political Right ), yaitu hak ikut dalam pemerintahan,seperti hak
memilih dan dipilih dalam Pemilu, hak mendirikan Parpol danOrmas, dsb.
e. Hak Sosial dan Kebudayaan (Social and Cultural Right ), seperti hak untuk
memilih pendidikan, mengembangkan seni budaya, dsb.
f. Hak Perlindungan (Procedural Right ), seperti perlakuan tata cara pera-dilan,bila
terjadi penggeledahan, penangkapan, dsb.
g. Hak Membangun ( Developmen Right), seperti hak bagi negara untuk
membangun negara tanpa campur tangan negara asing, dsb.

Beberapa butir HAM yang ada dalam UU No. 39 Tahun 1999 :


1. Hak untuk hidup (Pasal 4).
2. Hak untuk berkeluarga (Pasal 10).
3. Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11 s/d 16).
4. Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17 s/d 18).
5. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20 s/d 27).
6. Hak atas rasa aman (Pasal 28 s/d 35).
7. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36 s/d 42).
8. Hak turutserta dalam pemerintahan (Pasal 43 s/d 44).
9. Hak wanita (Pasal 45 s/d 51).
10. Hak anak (Pasal 52 s/d 66).
Latihan dan Tugas
Tuliskan isi pasal-pasal berikut dan jelaskan secara singkat tentang pasal-pasal yang
ada dibawah berikut ini dan beri contohnya !
1. Hak untuk hidup (Pasal 4).
2. Hak untuk berkeluarga (Pasal 10).
3. Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11 s/d 16).
4. Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17 s/d 18).
5. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20 s/d 27).
6. Hak atas rasa aman (Pasal 28 s/d 35).
7. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36 s/d 42).
8. Hak turutserta dalam pemerintahan (Pasal 43 s/d 44).
9. Hak wanita (Pasal 45 s/d 51).
10. Hak anak (Pasal 52 s/d 66).

Anda mungkin juga menyukai