Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah = Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen = Dr. Ary Natalina, S.Sos., MM

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL


SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN
BANGSA DAN KARAKTER

Apa itu Identitas Nasional ?


Dibentuk oleh dua kata dasar, “Identitas” dan “Nasional”
 Identitas
“Identity” (Inggris); the state of feeling of being very similar to and able to understand sb/sth.
Dalam KBBI; ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri.
 Nasional
“national” (Inggris); connected with a particular nation.
Dalam KBBI berarti bersifat kebangsaan; berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri; meliputi
suatu bangsa.
Konsep Identitas Nasioal menurut pendekatan yuridis
UUD NRI 1945 pada Bab XV tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan Pasal 35, 36A, 36 B, dan 36 C.
Bagaimana jati diri sebuah bangsa atau identitas nasional bangsa Indonesia?
Identitas nasional bagi bangsa Indonesia akan sangat ditentukan oleh ideologi yang dianut dan norma
dasar yang dijadikan pedoman untuk berperilaku.
Pengertian Secara Terminologi (Identitas Naional)
TILAAR (2007), mengatakan jati diri berkenaan dengan bangsa. Artinya, bangsa ini merupakan
keseluruhan alamiah dari seseorang sehingga seseorang tersebut memperoleh realitasnya. Dalam
hubungan antar Negara, seorang individu akan dibedakan dengan individu yang Lain dari
Nationallity nya. Jadi, bangsa sebagai pembeda dari bangsa yang lain.
Pengertian Terminologi
Menurut Hardono Hadi (2002) jati diri itu mencakup tiga unsur yaitu kepribadian, identitas, dan
keunikan.
 Pancasila sebagai jati diri bangsa lebih dimaknai sebagai kepribadian (sikap dan perilaku yang
ditampilkan manusia Indonesia) yang mencerminkan lima nilai Pancasila. Sebagai sikap dan
perilaku maka ia dapat teramati dan dinilai seperti apakah jati diri kita sebagai bangsa.
 Pancasila sebagai jati diri bangsa akan menunjukkan identitas kita selaku bangsa Indonesia
yakni ada unsur kesamaan, memberi ciri khas kepada masyarakat Indonesia dalam
perkembangannya dari waktu ke waktu.
Mata Kuliah = Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen = Dr. Ary Natalina, S.Sos., MM

Terdapat 2 (dua) Jenis Identitas :


 Identitas primer dinamakan juga identitas etnis yakni identitas yang mengawali terjadinya
identitas sekunder.
 Identitas sekunder adalah identitas yang dibentuk atau direkonstruksi berdasarkan hasil
kesepakatan bersama.
Landasan Historis :
 Embrionik (Masa Sebelum Kemerdekaan)
 Kebangkitan Nasional Tahun 1908 (Boedi Oetomo)
Pendidikan sebagai politik etis/balas budi dari belanda menimbulkan kesadaran berbangsa
dan berkebudayaan. Cikal bakal Identitas Nasional.
 Kongres Budaya, Nanus Supardi (2007)
Pernah dilakukan sejak 1981, memberikan semangat untuk sadar dan bangkit sebagai
bangsa untuk menemukan jati diri.
 Setelah Kemerdekaan
 Kongres Kebudayaan di Magelang tahun 1948 dan terakhir di Bukittinggi tahun 2003.
 1920-1930 : organisasi politik dan organisasi masyarakat
 1928 : Sumpah Pemuda
 1945 : NKRI sebagai Identitas Nasional
Landasan Sosiologis :
 Proses interaksi, komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik jauh sebelum
Indonesia merdeka maupun pembentukan secara intensif pasca kemerdakaan.
 Soedarsono menganalogikan jika Negara diibaratkan sebagai individu. Maka individu dikenal
dari atribut atribut yang melekat pada dirinya:

a. Fisik : warna kulit, tinggi badan, bentuk rambut, bentuk muka


b. Psikis : Hobby, karakter, sifat, semangat, dll.

 Jika Soedarsono mengemukakan tentang identitas individu, bagaimana dengan identitas


bangsa Indonesia?

Secara Sosiologis, keberadaan entitas etnis maupun individu menjadi penentu Identitas
Nasional.
Mata Kuliah = Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen = Dr. Ary Natalina, S.Sos., MM

Landasan Politis
Landasan Politis UUD 1945, bab XXV (UU No 24 tahun 2009), tentang Identitas Nasional Indonesia:
1. Bendera Merah Putih 6. Konstitusi: UUD 1945
2. Bahasa Indonesia 7. Bentuk Negara: NKRI
3. Garuda Pancasila 8. Konsep Wawasan: Nusantara
4. Lagu Indonesia Raya 9. Dasar Falsafah: Pancasila
5. Bhineka Tunggal Ika 10. Kebudayaan Daerah yang menjadi Kebudayaan Nasional
Masalah yang sering muncul dalam kehidupan masyarakat Indonesia:
1. Lunturnya nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara (contoh:
rendahnya semangat gotong royong, kepatuhan hukum, kepatuhan membayar pajak,
kesantunan, kepedulian, dan lain lain)
2. Nilai –nilai Pancasila belum menjadi acuan sikap dan perilaku sehari-hari (perilaku jalan
pintas, tindakan serba instan, menyontek, plagiat, tidak disiplin, tidak jujur, malas, kebiasaan
merokok di tempat umum, buang sampah sembarangan, dan lain-lain)

3. Rasa nasionalisme dan patriotisme yang luntur dan memudar (lebih menghargai dan
mencintai bangsa asing, lebih mengagungkan prestasi bangsa lain dan tidak bangga dengan
prestasi bangsa sendiri, lebih bangga menggunakan produk asing daripada bangsa sendiri,
dan lain-lain)

4. Lebih bangga menggunakan bendera asing dari pada bendera merah putih, lebih bangga
menggunakan bahasa asing daripada menggunakan bahasa Indonesia.

5. Menyukai simbol-simbol asing daripada lambang/simbol bangsa sendiri, dan lebih


mengapresiasi dan senang menyanyikan lagu-lagu asing daripada mengapresiasi lagu
nasional dan lagu daerah sendiri.

Tantangan
Bagaimana menghadapi tantangan terkait dengan masalah kecintaan terhadap bendera negara
merah putih, pemeliharaan bahasa Indonesia, penghormatan terhadap lambang negara dan simbol
bangsa sendiri, serta apresiasi terhadap lagu kebangsaan?
Pada hakikatnya, semua unsur formal identitas nasional, baik yang langsung maupun secara tidak
langsung diterapkan, perlu dipahami, diamalkan, dan diperlakukan sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku.
Mengapa individu ingin dikenali dan ingin mengenali identitas individu lain?
Secara naluriah atau umumnya manusia memiliki kebutuhan yang sama, yakni kebutuhan yang
bersifat fisik atau jasmaniah, seperti kebutuhan makan dan minum untuk kelangsungan hidup dan
kebutuhan psikis (rohaniah), seperti kebutuhan akan penghargaan, penghormatan, pengakuan, dan
lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai