Anda di halaman 1dari 6

Nama Kelompok:

1. Fery Irawan (23109005)


2. Cindy Amrina Rosyada (23109012)
3. Putri Dwi Lestari (23109013)
4. Irma Juliawati (23109018)

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Identitas Nasional


Identitas nasional secara Etimologis berasal dari dua kata yaitu “Identitas” dan
“Nasional”. “Identitas” asalnya dari kata Identitiy yang memiliki makna, tanda dan
jati diri yang menyatu pada sekelompok orang atau sesuatu sehingga terdapat
perbedaan dengan yang lain.1 Sedangkan “Nasional” yaitu suatu situasi dalam
kejiwaan yang dimana kesetiaan seseorang diabdikan langsung untuk Negara-bangsa
atas nama sebuah bangsa.2 Adapula istilah dari nasional yang berasal dari bahasa
inggris yaitu “Nation” yang berarti bangsa.3 Identitas nasional adalah nilai-nilai yang
berasal dari budaya kemudian tumbuh dan juga berkembang sebelum masuk 4didalam
kehidupan suatu bangsa dengan ciri khas yang berbeda dari bangsa lain dalam
kehidupannya. Secara Terminologis merupakan identitas sendiri-sendiri dengan
adanya keunikan, sifat, ciri-ciri dan juga karakter yang berasal dari bangsa tersebut.
Tetapi lain halnya jika dilihat berdasarkan hakikat identitas nasional merupakan
identitas yang muncul dari suatu bangsa yang tidak bisa dipisahkan walau dengan jati
bangsa tersebut atau bahasa populernya disebut dengan kepribadian suatu bangsa.5

Identitas Nasional secara Historis ditandai pada kemunculan kesadaran rakyat


Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh bangsa asing pada tahun 1908
yang pada saat itu dikenal dengan masa kebangkitan nasional (bangsa). Rakyat
Indonesia bermunculan bentuk kesadarannya pada jati diri sebagai manusia yang
sudah tidak wajar sebab dalam kondisi terjajah. Pada saat itu muncullah kesadaran
untuk bangkit (berdiri) membentuk sebuah bangsa. Kesadaran ini muncul sebab
adannya pengaruh dari hasil pendidikan yang mereka terima dari dampak politik etis
(etiche politiek). Dengan kata lain unsure pendidikan memang sangat penting untuk
membentuk kebudayaan dan kesadaran akan kebangsaan sebagai identitas nasional.
Pembentukan identitas nasional melalui pengembangan kebudayaan Indonesia telah
dilakukan jauh sebelum kemerdekaan.6

1
Ali Akbar, Tasdin Tahrim, Emy Yunita Rahma Pratiwi, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa
Perguruan Tinggi, (Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2022), hal. 26
2
Hendrizal, Menggulas Identitas Nasional Bangsa Indonesia Terkini, Jurnal PPKn & Hukum, Vol. 15 No .1, April
2020, hal. 12
3
Kafifah Fathiniah, Soraya Oktarina, Implementasi Pancasila Sebagai Identitas Nasional Dalam Menghadapi
Globalisasi, The Indonesian Journal of Politics and Policy, Vol. 5 No. 1, Juni 2023, hal. 226
4
Josef M Monteiro, Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Membentuk Karakter Bangsa, (Yogyakarta:
Deepublish, 2014), hal. 27
5
Hendrizal, Menggulas Identitas Nasional Bangsa Indonesia Terkini, Jurnal PPKn & Hukum, Vol. 15 No .1, April
2020, hal. 1
6
Paristiyanti Nurwardani, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta; Direktorat
Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016), hal 34-35
Hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa Indonesia didalam kehidupan
berbangsa adalah pancasila yang kebenarannya tercermin dalam berbagai penataan
kehidupan. Dengan adanya identitas nasional, bangsa Indonesia mempunyai
pandangan hidup, kepribadian dan filsafat pancasila sehingga mempunyai keberadaan
yang paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satunya
adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, yang menggatur hak dan kewajiban
warga Negara dan juga demokrasi serta hak asasi manusia (HAM) yang dimana
perkembangannya semakin lama semakin antusias.7

Konsep identitas ialah konsep yang memberikan gambaran atau pandangan


subjektif dan perasaan pada setiap individu maupun kelompok yang terkait akan diri
mereka sendiri sebagai anggota suatu kelompok atau budaya tertentu. Konsep
identitas memegang peranan yang sangat penting untuk membentuk pola fikir,
perilaku, dan juga hubungan sosial individu atau kelompok dalam masyarakat.
Bebrapa teori telah dikembangkan hanya untuk memahami konsep identitas, termasuk
teori sosial kognitif, teori psikologi, teori sosial dan teori konstruksi sosial. Seperti
yang dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori sosial kognitif merupakan
penekanan bahwa terbentuknya identitas melalui proses penggamatan dan
pembelajaran dari lingkungan sekitar. Seperti yang dikembangkan oleh Hendri Tajfel
(1978) bahwa teori psikologi sosial menekankan sebuah identitas dipenggaruhi oleh
keanggotaan dalam sebuah kelompok sosial tertentu. Sementara itu, jika teori
kontruksi sosial menekankan identitas bukanlah sebuah yang harus ditentukan secara
inheren, namun terbentuk melalui proses sosial dan budaya.8

Konsep identitas nasional dalam arti jati diri bangsa dapat dicari dalam buku
karya Kaelan (2002) yang berjudul Filsafat Pancasila. Kaelan (2002) berpendapat jati
diri dari bangsa Indonesia merupakan nilai-nilai dari hasil pemikiran dan gagasan
dasar bangsa Indonesia tentang sebuah kehidupan yang dianggap baik memberikan
watak, corak dan ciri masyarakat Indonesia. Beberapa ciri yang menjadi corak dan
watak bangsa yaitu sifat religius, menghormati bangsa dan manusia lain, persatuan,
gotong royong dan musyawarah, serta tidak lupa tentang keadilan sosial. Perumusan
nilai-nilai pancasila sehingga pancasila dikatakan sebagai jati diri bangsa dan juga
merupakan identitas nasional. 9 Konsep identitas nasional bisa juga di artikan sebagai
kesadaran dan juga pemahaman pada suatu kelompok atau masyarakat dari
karakteristik, nilai, dan norma yang mereka akui sebagai bagian dari adanya lesatuan
yang sama dalam suatu Negara atau bangsa yang merdeka dan berdaulat. 10

B. Unsur-unsur identitas nasional

7
Damri, Fauzi Eka Putra, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta; Kencana 2020) , hal. 22
8
Arif Prasetyo Wibowo, Rose Fitria Lutfiana, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi di era
Disrupsi, (Malang; Universits Muhammadiyah Malang 2023), hal. 32
9
Intan Ahmad, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum: Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta Pusat; Direktorat
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016), hal. 31-32
10
Arif Prasetyo Wibowo, Rose Fitria Lutfiana, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi di era
Disrupsi, ( Malang; Universitas Muhammadiyah Malang2023), hal. 32
Indonesia merujuk pada keadaan bangsa yang beragam. Keberagaman itu
ialah gabungan dari unsur-unsur pembentukan identitas (Winoto, 2012), yaitu:
1. Suku bangsa: kelompok sosial yang sudah ada sejak lahir, yang memiliki
corak dengan golongan umur dan jenis kelamin yang sama.
2. Agama: agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara yaitu agama
islam, Kristen, katolik, hindu, budha, dan konghucu.
3. Kebudayaan: pemahaman yang berisi tentang perangkat atau model
pengetahuan yang memiliki fungsi untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan sebagai pedoman bertindak.
4. Bahasa: merupakan sistem perlambangan secara arbiter (Hakim) yang
terbentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai
alat interaksi.
Di samping itu, ada tiga bagian identitas yaitu:
1. Identitas Fundamental, yaitu pancasila yang merupakan gagasan bangsa,
dasar Negara, dan ideologi Negara.
2. Identitas Instrumental, yaitu UUD 1945 dan Tatanan perundangannya,
bagsa indonsia, lambang Negara, bendera Negara, lagu kebangsaan
Indonesia raya.
3. Identitas Alamiah, seperti halnya Negara kepulauan (Archipelago) dan
pluralitas di dalam suku, bahasa, budaya, dan agama serta kepercayaan.11

C. Bentuk Identitas Nasional


1. Bahasa Indonesia; dibentuk pada tanggal 28 oktober 1928, dan disepakati oleh
PPKI pada tanggal 18 agustus 1945 sebagai bahasa Negara dan juga identitas
nasional Indonesia.
2. Pancasila; selain sebagai dasar Negara, pancasila juga disepakati sebagai identitas
nasional.
3. Lagu Indonesia raya; dinyanyikan pada tanggal 28 oktober 1928 yang diciptakan
oleh WR. Soepratman. Kemudian ditetapkan untuk lagu kebangsaan dan identitas
nasional.
4. Garuda pancasila; burung khas dari Indonesia yang memiliki semboyan Bhineka
Tunggal Ika, yang ditetapkan sebagai lambang Negara Indonesia dan menjadi
identitas nasional Indonesia.
5. Bhineka Tunggal Ika; yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua,
ditetapkan sebagai semboyan Negara dan sekaligus identitas nasional.
6. Sang Saka Merah Putih; bendera Negara Indonesia yang memiliki warna merah “
Berani” dan juga putih “suci” yang dikibarkan pertama kalinya pada tanggal 17
agustus 1945 sebagai identitas nasional.
7. UUD Negara RI 1945; disahkan pada tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI yang
bertujuan sebagai hukum dasar Negara RI dan sebagai identitas nasional.
8. Bentuk Negara kesatuan; republik yang disepakati sebagai salah satu dari identitas
nasional.

11
Yosepush Sudiantara, Kewarganegaraan Indonesia: Reverensi Alternatif Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Kewarganegaraan (Semarang; Universitas Katolik Suegijapranata, 2021), hal. 6-7
9. Konsepsi wawasan nusantara; pada tahun 1973 MPR RI menetapkan bahwasanya
wawasan nusantara dibentuk sebagai wawasan persatuan dan juga kesatuan,
sebagai wawasan kewilayahan, wawasan ketatanegaraan dan sebagai identitas
nasional.
10. Kebudayaan daerah; bisa dilihat bahwasannya bangsa Indonesia mempunyai
keanekaragaman suku bangsa, pulau-pulau, bahasa dan juga budaya daerah.
Budaya daerah ditetapkan sebagai kebudayaan dan identitas nasional.
11. Ketahanan nasional; pada tahun 1973 MPR RI juga menetapkan ketahanan
nasional sebagai konsepsi, metode dan juga cara untuk mengatur dan
menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan juga bernegara sekaligus untuk
identitas nasional untuk menghadapi suatu ancaman gangguan, hambatan dan
tantangan.12

D. Faktor-faktor Identitas Nasional


1. Faktor Objektif, faktor ini meliputi faktor geografis ekologis dan demokrafis
kondisi geografi-ekologis yang membuat Indonesia menjadi wilayah kepulauan
ber iklim tropis dan juga terletak pada persimpangan alam komunikasi antar
wilayah dunia asia tenggara, ikut juga dalam mempengaruhi adannya
perkembangan pada kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan cultural bangsa
Indonesia.
2. Faktor Subjektif, adalah faktor yang berisi historis, sosial, politik, dan kebudayaan
yang telah dimiliki bangsa Indonesia (Suryo,2002). Faktor historis yang dimiliki
Indonesia memiliki penggaruh atas progres pembentukan masyarakat dan bangsa
Indonesia serta identitasnya, memiliki interaksi beberapa faktor yang ada
didalammya. Interaksi dari berbagai faktor ini melahirkan sebuah proses
pembentukan masyarakat, bangsa dan Negara hingga identitas bangsa Indonesia,
yang muncul dikala nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal abad XX.13
3. Faktor Primurdial, faktor-faktor primudial seperti halnya: ikatan kekerabatan
(darah) dan keluarga, kesamaan suku bangsa, daerah asa, bahasa, serta adat
istiadat.
4. Sakral, faktor ini dapat disamakan dengan agama yang dipeluk masyarakat atau
ideologi doktriner yang dipeluk oleh masyarakat yang bersangkutan.
5. Tokoh, yang disegani dan dianggap sebagai pemimpin oleh masyarakat bisa
menjadi faktor yang menyatukan bangsa dan Negara. Pemimpin di beberapa
Negara dianggap sebagai penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat, dan simbol
pemersatu bangsa.
6. Bhineka tunggal ika, sebuah prinsip yang dipegang oleh Bhineka tunggal ika pada
dasarnya adalah atas persetujuan bangsa untuk bersatu dalam perbedaan. Disini
yang dimaksud bersatu dalam perbedaan ialah kesediaan warga untuk setia pada
lembaga Negara dan pemerintahannya, tanpa adanya unsur menghilangkan
keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras, dan agamanya.
7. Sejarah, dengan adanya sejarah mereka dapat bersatu kedalam satu bangsa.
Pemikiran yang sama terhadap pengalaman masalalu seperti halnya: sama-sama
12
Josef M Monteiro, Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Membentuk Karakter Bangsa, (Yogyakarta:
Deepublish, 2014), hal. 28-30
13
Muhammad Nurdin, Identitas Nasional, ADVANCES in Social Humanities Research, Vol. 1 No. 4, Juni 2023, hal
245.
menderita karena penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas, tetapi juga
menciptakan tekat serta tujuan yang sama antar anggota masyarakat.
8. Perkembangan ekonomi dapat melahirkan spesialisasi pekerjaan dan profesi
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
9. Kelembagaan, sebuah lembaga pemerintahan dan politik seperti halnya, birokrasi,
angkatan bersenjata, pengadilan serta partai politik.14

E. Fungsi Identitas Nasional


Meliputi beberapa aspek, seperti halnya:
1. Memperkuat dan mempererat rasa kebangsaan.
Membantu dalam membangun serta memperkuat rasa kebanggaan pada setiap
individu untuk Negara dan juga budaya mereka. Hal ini dapat mempenggaruhi
bentuk prilaku warga Negara dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk juga
politik, ekonomi, dan sosial.
2. Membangun solidaritas.
Fungsi dari identitas nasional juga untuk membangun bentuk solidaritas antar
warga Negara. Hal ini bisa mencakup adanya rasa persatuan, saling mendukung,
dan pengorbanan untuk kepentingsn bersama.
3. Mempromosikan pembangunan.
Identitas nasional yang kuat dapat menjadi faktor pendorong untuk pembangunan
sosial, ekonomi, dan juga politik. Identitas nasional yang memiliki sifat positif dan
berkualitas tinggi dapat memberikan dasar-dasar yang kuat sehingga dapat
menciptakan kesepakatan, kerja sama, dan inofasi di dalam suatu bangsa.
4. Mempertahankan kedaulatan.
Disini identitas nasional sangat berperan penting dalam ketahanan dan kedaulatan
suatu Negara. Identitas nasional yang kuat dan solit memotifasi warga Negara
untuk melindungi dan mempertahankan sebuah kepentingan dalam Negara dari
ancaman luar maupun dalam.
5. Mempromosikan hubungan antar bangsa.
Berperan dalam mempromosikan hubungan yang sehat diantara Negara satu
dengan Negara yang lainnya. Identitas nasional yang bersifat terbuka bisa
membantu membangun jembatan antar budaya dan kerja sama internasional.15
6. Berfungsi sebagai sebuah penanda atas keberadaan.
Suatu bangsa yang tidak mempunyai jati diri dalam kehidupan, tidak akan
dianggap keberadaannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
7. Sebagai cerminan atas kondisi bangsa yang mempunyai kematangan jiwa, daya
juang, dan kekuatan bangsa. Cerminan ini tercermin sesuai dengan kondisi bangsa
pada umumnya.
8. Berfungsi sebagai pembeda dengan bangsa lain didunia.16

14
Winarno, Paradigma Baru Pendidkan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi, (Jakarta Timur:
2019), hal 27-28
15
Muhammad Nurdin, Identitas Nasional, ADVANCES in Social Humanities Research, Vol. 1 No. 4, Juni 2023, hal
244-245.
16
Muhammad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan, (PT. Refika aditama, 2013), hal 42.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Ali, Tahrim Tasdin, Pratiwi Rahma Yunita Emi, dkk, 2022, Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Mahasiswa Perguruan Tinggi, Aceh; Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.
Hendrizal, (2020), Menggulas Identitas Nasional Bangsa Indonesia Terkini, Jurnal PPKn dan
Hukum, Vol. 15, 12.
Fathiniah Kafifah, Oktarina Soraya, (2023), Implementasi Pancasila Sebagai Identitas
Nasional dalam Menghadapi Globalisasi, The Indonesian Journal of Politics and
Policy, Vol. 5, 226.
Monteiro M Josef, 2014, Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Membentuk Karakter
Bangsa, Yogyakarta; Deepublish.
Nurwardani Paristianti, dkk, 2016, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta; Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Damri Putra Eka Fauzi, 2020, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta; Kencana.
Wibowo Prasetyo Arif, Lutfiana Fitria Rose, 2023, Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan Tinggi di era Disrubsi, Malang; Universitas Muhammadiyah Malang.
Ahmad Intan, 2016, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum: Pendidikan Kewarganegaraan,
Jakarta Pusat; Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Sudiantara Yosepush, 2021, Kewarganegaraan Indonesia: Referensi Alternatif Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian Kewarganegaraan, Semarang; Universitas Katolik
Soegijapranata.
Nurdin Muhammad, (2023), Identitas Nasional, ADVANCES in Social Humanities Research,
Vo. 1, 245.
Winarno, 2019, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan
Tinggi, Jakarta Timur; PT. Bumi Aksara.
Erwin Muhammad, 2013, Pendidikan Kewarganegaraan, PT. Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai