Anda di halaman 1dari 5

Tugas 3 Pendidikan Kewarganegaraan

      Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri,
golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau Negara sendiri. Mengacu kepada pengertian
ini, identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada suatu kelompok.
     Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar
yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik pisik seperti budaya, agama dan bahasa maupun non fisik
seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut
dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok
(collective action) yang diwujutkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi
atribut-atribut nasional.
Kata nasional sendiri tidak dapat dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme sebagaimana akan
dijelaskan kemudian. 
    Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi yang membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di
dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari
bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut
terbentuk secara historis.

 Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:

1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali
suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan tumbuh
dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu
Cu. Agama Kong H Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun
sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah  pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi
rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan)
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai
system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan manusia dan yang
digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai
berikut : Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi
Negara Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia,
Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”. Identitas Alamiah, yang meliputi
Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama,
sertakepercayaan.
Identitas Nasional Indonesia yang dimaksud adalah identitas sebagai bangsa yang telah bernegara
(political unity) bukan lagi bangsa yang masih bertebaran sebagai cultural unity. Oleh karena itu identitas
ini dapat dikatakan sebagai identitas nasional. Identitas nasional bersifat buatan karena identitas nasional
itu dibuat, dibentuk, dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara.
Identitas Nasional bersifat sekunder karena lahirnya belakangan bila dibandingkan dengan identitas
kesukubangsaan yang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif, yaitu identitas primer atau identitas
kesukubangsaan. Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para pendiri negara Indonesia. Identitas
nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C.
Beberapa bentuk Identitas Nasional Indonesia adalah :
a. Pancasila sebagai dasar falsafah negara,
b. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan,
c.  Bendera merah putih sebagai bendera negara,
d.  Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya,
e.  Lambang Negara yaitu Garuda Pancasila,
f.   Semboyan Negara yaitu Bhineka Tunggl Ika,
g.  Konstitusi negara yaitu UUD 19945,
h.  Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Berkedaulatan Rakyat,
i.   Konsepsi wawasan nusantara
j.    Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional

  Pembentukan dan kesepakatan bangsa Indonesia atas sejumlah Identitas Nasional secara relatif
tidak menimbulkan pertentangan yang serius, justru Indonesia malah berhasil dalam menentukan
beberapa bentuk identitas nasionalnya, meskipun dalam sejarahnya pernah ada pertetangan ketika
bangsahendak menyepakati Pancasila sebagai Identitas Ideologi Nasional.

 Faktor-faktor pembentuk Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-sendiri, yang sangat
ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi :
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.
2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002).
Robert de ventos dalam bukunya De power of identity,mengemukakan teori tentang munculnya identitas
nasional suatu bangsa ,sebagai hasil interaksi historis terdiri dari empat faktor sebagai:
1.      Faktor penting ;mencakup etnisifas,teritorial,bahasa,agama dan yang sejenisnya.bagi bangsa indonesia
yang tersusun atas berbagai macam etnis,bahasa, agama, wilayah serta bahasa daerah merupakan suatu
kesatuan meskipun berbeda-beda denga kekhasan masing-masing.
2.      Faktor pendorong ;meliputi pembangunan komunikasi dan tekhnologi , lahirnya ankatan bersenjata
modern dan pembsngunan lainnya dalam kehidupan negara.dalam hubungan ini bagi suatu bangsa
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penbangunan negara dan bangsanya juga merupakan
suatu identitas nasional yang bersifat dunamis.
3.      Faktor penarik ;mencakup kondifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi tumbuhnya birokrasi dan
pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa
persatuan dan kesatuan nasional sehingga bahasa indonesia merupakan bahasa resmi negara dan
bangsa indonesia
4.      Faktor reaktif ;melalui memorikolektif rakyat indonesia, penderitaan dan kesengsaraan hidup serta
semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam
membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan,pengorbanan menegakan kebenaran dapat
merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatun bangsa dan negara indonesia.
Keempat faktor trsebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa
indonesia.

 PEMBAGIAN IDENTITAS NASIONAL

1.      Identitas Fundamental,


          Identitas fundamental bangsa Indonesia adalah Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar
Negara, dan ldeologi Negara.
2.      Identitas Instrumental,
       Identitas instrumental bangsa Indonesia berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa
Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
3.      Identitas Alamiah
            Identitas alamiah bangsa Indonesia meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan pluralisme dalam
suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan (agama).
 KONDISI IDENTITAS NASIONAL BANGSA INDONESIA
       Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas. Dengan ciri-ciri khas
tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya. Diletakkan dalam
konteks Indonesia, maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang sudah
tumbuh dan berkembang sebelum masuknya agama-agama besar di bumi nusantara ini dalam berbagai
aspek kehidupan dari ratusan suku yang kemudian dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi
kebudayaan Nasional dengan acuan Pancasila dan roh Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah
pengembangannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan
bahwa hakikat identitas asional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam
arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta UUD kita, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai
etik, moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam
pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional.
Jadi, yang dimaksud dengan Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas
bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.Uraiannya
mencakup :1.identitas manusia Manusia merupakan makhluk yang multidimensional, paradoksal dan
monopluralistik. Keadaan manusia yang multidimensional, paradoksal dan sekaligus monopluralistik
tersebut akan mempengaruhi eksistensinya. Eksistensi manusia selain dipengaruhi keadaan tersebut juga
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianutnya atau pedoman hidupnya.
Beragamnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu tantangan besar bagi
bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan identitasnya, terlebih di era globalisasi seperti saat ini.
Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan tatanan kehidupan
dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sehingga interaksi
manusia menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang. Era Globalisasi dapat berpengaruh
terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka
telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada. Anak – anak sebagai generasi penerus nantinya kini
mulai tak mengenal identitas bangsanya sendiri. Di tengah arus perdagangan bebas, Jati Diri Bangsa
Indonesia sebagai cepat dibawa arus globalisasi. Identitas diri kita mulai berbalik dan digantikan dengan
“identitas nasional di negeri ini dari waktu ke waktu. Menyedihkan memang. Tapi jangan hanya melihat
bahwa hanya generasi muda kehilangan identitas nasional. Tua, pejabat dan pemimpin korup tidak akan
mengembalikan jati diri bangsa yang telah hilang.Muncul pula berbagai permasalahan yang mengancam
Identitas Nasional dalam pembangunan politik dewasa ini.

   Contoh Kasus Identitas Nasional " Pulau Ambalat "

  Ambalat adalah blok laut luas mencakup 15.235 kilometer persegi yang terletak di Laut Sulawesi
atau Selat Makassar dan berada di dekat perpanjangan perbatasan darat antara Sabah, Malaysia, dan
Kalimantan Timur, Indonesia. Penamaan blok laut ini didasarkan atas kepentingan eksplorasi kekayaan
laut dan bawah laut, khususnya dalam bidang pertambanganminyak. Blok laut ini tidak semuanya kaya
akan minyak mentah.Kali ini juga Indonesia dan Malaysia kini menghadapi persoalan wilayah Ambalat
akibat pemberian konsesi untuk ekplorasi minyak oleh perusahaan minyak Malaysia (Petronas) pada 16
Februari 2005 kepada perusahaan Shell asal Inggris/Belanda di Laut Sulawesiyang berada di sebelah
timur Pulau Kalimantan. Indonesia menyebut wilayah yang diklaim Malaysia itu blok Ambalat dan blok East
Ambalat.
Di blok Ambalat, Indonesia telah memberikan konsesi kepada ENI (Italia) pada tahun 1999 dan
sekarang dalam tahapeksplorasi. Sedangkan blok East Ambalat diberikan kepada Unocal (AS) pada
tahun2004.Untuk blok East Ambalat, kontrak baru ditandangani 13 Desember 2004. Namun kontrak ini
menjadi bermasalah ketika Malaysia mengklaim masalah tersebut sebagai wilayahnya dan menolak klaim
Indonesia.
Malaysia mengklaim Ambalat wilayahnya dengan pertimbangan berada dalam teritorial Malaysia
sebagai implikasi lepasnya Sipadan-Ligitan yang tentu berdampak kepada luas batas
perairannya.Parahnya, kedua negara belum menuntaskan garis batas teritorial laut.Perdana menteri
Abdullah Ahmad Badawi dengan tegas mengklaim wilayah East Ambalat adalah wilayahnya, sebaliknya
dan patut diherankan adalah pernyataan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono yang tidak menganggap
sikap Malaysia tersebut sebagai ancaman. Pernyataan tersebut tentu mempunyai banyak
interpretasi.Sebagai salah satu bentuk sikap politik yang bersahabat dan etis mungkin hal itu dapat
dibenarkan, namun dalam kondisi keterpurukan Indonesia seperti sekarang, ketegasan sangat diperlukan
untuk mengatakan sikap Malaysia tersebut dapat menjadi ancaman bagi Indonesia.
Belajar dari pengalaman Sipadan-Ligitan, sikap Indonesia yang kurangtegas dan tanggap
menghasilkan lepasnya kedua pulau tersebut dari pangkuan Indonesia.Tentu Indonesia tidak rela Ambalat
jatuh ke tangan Malaysia, karena bukan tidak mungkin akan menyusul penguasaan wilayah Indonesia oleh
negara tetangga terhadap pulau-pulau kecil dan wilayah perairannya yang diperkirakan mencapai 92 buah
pulaukecil perbatasan. Jika Ambalat lepas dari Indonesia, hal itu semakin membuktikan kedaulatan negara
terancam dan harga diri serta martabat bangsa rendah di mata dunia.Kegagalan Pemerintah.Kasus
Ambalat muncul seiring dengan lepasnya Sipadan-Ligitan lewat Mahkamah Internasional tahun 2002.
Kasus ini sebagai bukti kegagalan pemerintah dalammemberikan perhatian yang serius terhadap
pulau-pulau kecil perbatasan dan wilayah perairan di dalamnya. Berdasarkan daftar koordinat geografis
titik-titik garis pangkal kepulauan Indonesia telah diundangkan pada peraturan Nomor 38 tahun 2002
terdapat 183 titik dasar (TD) dan lebih dari 50 persen TD berada di pulau-pulau kecil atau berjumlah sekitar
92 pulau kecil. Dari 92 Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) terdapat sekitar 88 pulau yang berbatasan
langsung dengan negara tetangga. Berdasarkan data DKP, 21 pulau berbatasan dengan Malaysia, 25
dengan Australia, 12 dengan Filipina, 11dengan India, 7 dengan Palau, 5 dengan Timor Leste, 4 dengan
Singapura, 2 denganVietnam dan 1 dengan Papua New Guinue. Sebanyak 50 persen berpenduduk
denganluas wilayah 0,02-200 km2, sisanya belum berpenduduk.Pulau-pulau tersebut mempunyai nilai
strategis bagi eksistensi dan kedaulatan bangsaIndonesia sekaligus juga merupakan sumber baru
pertumbuhan ekonomi bangsa.Terdapat tiga fungsi penting PPKT tersebut. Pertama, sebagai fungsi
pertahanan dan keamanan. PPKT memiliki peran penting keluar masuknya orang dan
barang.Praktik- praktik penyelundupan senjata, barang-barang illegal, obat-obatan terlarang,
pemasukanuang dolar palsu, perdagangan wanita, pembajakan, pencurian hasil laut dan menjadi lalulintas
kapal-kapal asing.Contoh Pulau Miangas dan Palmas, yang sampai kini masih dipersoalkan Filipina.Kedua,
sebagai fungsi ekonomi. 

 Upaya yang harus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia menghadapi permasalahan yang
mengancam identitas nasional Indonesia di Pulau Ambalat :

      Kasus Ambalat tentu harus diselesaikan secara damai. Pengerahan angkatan perang AL telah
menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menjaga wilayahnya. Setidaknya terdapat beberapa langkah
lain yang dipandang perlu dilakukan antara lain:
1.      diplomasi langsung antarpemerintah, kalau perlu antarkepala negara tanpa harusmerasa rendah diri. Hal
ini penting segera dilakukan karena peluang Malaysiamendapatkan Ambalat terbuka lebar, belajar dari
skema penyelesaian Sipadan-Ligitan.Diplomasi dilakukan dengan tetap menggunakan landasan
internasional. Langkah pertama ini harus dengan tegas dan kalau perlu Indonesia harus ngotot
mempertahankannya.
2.      pemberdayaan Pulau-Pulau Kecil Perbatasan. Tugas ini menjadi kewajibanDepartemen Kelautan dan
Perikanan. Sampai saat ini pemberdayaan PPKT belumoptimal dan masih banyak yang berupa profil
pulau-pulau kecil.
3.      pengawasan dan pengamanan kawasan laut terpadu. Pengerahan satuan keamanan laut harus
dilakukansecara terpadu dengan sistem yang terkoordinir secara terpusat. Dengan keterbatasankapal
pengaman diperlukan strategi yang efektif. Penempatan kapal-kapal TNI AL di laut perbatasan dan
koordinasi antarpihak dapat menjadi solusi untuk efektifitas pengamananlaut Indonesia.

  SUMBER :

 http://buhariamq.blogspot.com/p/blog-page_1343.html
 http://agusstynchezt.blogspot.com/2013/03/makalah-identitas-nasional-dan.html
 http://achmadghozaliash.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai