0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
48 tayangan3 halaman
Identitas nasional Indonesia terbentuk dari pengalaman sejarah yang sama dalam melawan penjajah dan mempersatukan berbagai perbedaan. Faktor-faktor seperti geografi, bahasa, dan sejarah bersama ikut membentuk identitas nasional. Pancasila sebagai ideologi negara mencerminkan nilai-nilai yang sudah ada sejak zaman kerajaan kuno dan mewadahi keragaman bangsa Indonesia. Unsur-unsur identitas nasional antara lain pola perilaku,
Identitas nasional Indonesia terbentuk dari pengalaman sejarah yang sama dalam melawan penjajah dan mempersatukan berbagai perbedaan. Faktor-faktor seperti geografi, bahasa, dan sejarah bersama ikut membentuk identitas nasional. Pancasila sebagai ideologi negara mencerminkan nilai-nilai yang sudah ada sejak zaman kerajaan kuno dan mewadahi keragaman bangsa Indonesia. Unsur-unsur identitas nasional antara lain pola perilaku,
Identitas nasional Indonesia terbentuk dari pengalaman sejarah yang sama dalam melawan penjajah dan mempersatukan berbagai perbedaan. Faktor-faktor seperti geografi, bahasa, dan sejarah bersama ikut membentuk identitas nasional. Pancasila sebagai ideologi negara mencerminkan nilai-nilai yang sudah ada sejak zaman kerajaan kuno dan mewadahi keragaman bangsa Indonesia. Unsur-unsur identitas nasional antara lain pola perilaku,
Secara istilah, “identitas nasional” terdiri dari dua kata, yaitu ‘identitas’ dan ‘nasional’. Identitas dapat dimaknai sebagai ciri, tanda, atau jatidiri; sedangkan ‘nasional’ dalam konteks ini adalah kebangsaan. Menurut Triwamwoto dalam wikipedia.org, Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan sejarah. Selanjutnya menurut Ernest Renan, Bangsa adalah sekelompok manusia yang berada dalam suatu ikatan batin yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah, serta cita-cita yang sama. Identitas bangsa yang satu dengan yang lainnya tentu saja berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan, maupun geografi. 10 Identitas nasional Indonesia terbentuk karena rakyat Indonesia memiliki pengalaman sejarah dan penderitaan yang sama. Pada masa swebelum kemerdekaan, bangsa Indonesia kemiliki pengalaman yang sama dalam mengusir penjajah yang membutuhkan pengorbanan bukan saja harta dan nyawa, namun juga kehilangan sanak saudara yang dicintai. Perjuangan yang sama dalam mengusir penjajah inilah yang meleburkan perbedaan agama, suku, bahasa daerah dan sebagainya. Perasaan senasib ini mendorong tumbuhnya kesadaran bahwa kita memang memiliki banyak perbedaan, tetapi perbedaan itu tidak dapat menutup kenyataan bahwa kita memiliki kesamaan sejarah dalam melawan penjajah. Pengalaman sejarah inilah yang dapat menumbuhkan kesadaran kebangsaan kemudian melahirkan identitas nasional. Namun demikian, globalisasi yang ”menyatukan” dunia membawa dampak yang cukup serius, misalnya menurunnya semangat kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air yang ditunjukkan oleh gejala seperti kenakalan remaja yang membabi buta, korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan oleh penyelenggara negara. Bahkan perilaku generasi muda yang lebih mengikuti budaya dari negara lain yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. 2. Faktor – faktor Pendukung Lahirnya Identitas Nasional Lahirnya identitas suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari dukungan berbagai faktor. Menurut Surbakti (1999) faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa, meliputi primordial, sakral, tokoh, Bhinneka Tunggal Ika, sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan. Pendapat lain dikemukakan Kaelan (2007:49), bahwa identitas nasional terbentuk karena dua faktor, yaitu: (i) faktor objektif seperti geografis, ekologis, demografis, dan (ii) faktor subjektif seperti historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai daerah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antar wilayah dunia di asia tenggara ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, social dan cultural bangsa Indonesia. Faktor penting lainnya yang mendorong tumbuhnya kesadaran kebangsaan di Indonesia adalah digunakannya bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan. Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan masyarakat dan bangsa Indonesia untuk membangun konsep “Indonesia” sebagai atribut terbentuknya masyarakat dan bangsa yang baru Indonesia modern. Identitas nasional berkaitan erat dengan dimensi sosial, ekonomi maupun politik. Oleh karena identitas nasional berkaitan erat dengan dimensi sosial, ekonomu maupun politik, maka menjadi tugas pemerintah untuk melakukan pembangunan pada tiga aspek ini guna tetap kuatnya ”rasa” memiliki suatu identitas bersama dalam suatu bangsa dan negara. Tanpa adanya pembangunan yang adil dan merata bagi semua manusia pendukung negara dan bangsa maka tidaklah mustahil rasa kebangsaann akan pudar dalam sanubari individu warga bangsa dan negara. 3. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional Pancasila sebagai jatidiri bangsa Indonesia, nilai-nilainya sudah ada sejak jaman dahulu. adat istiadat, kebudayaan, religi dan praktik kehidupan lainnya yang sudah ada dan terpelihara dalam kehidupan sehari-hari dikongkritisasikan ke dalam sila-sila Pancasila. Dengan demikian causa materialis dari Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri, melalui kebudayaan dan kepribadiannya. Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri, bukan merupakan jiplakan dari bangsa lain atau hanya merupakan pemikiran perseorangan. Pancasila berbeda dengan ideologi lainnya seperti liberalisme yang hanya mengedepankan kebebasan individu atau sosialisme yang mengedepankan kebebasan kelompok. Bangsa Indonesia memadukan dimensi manusia sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk sosial. The founding fathers bangsa Indonesia menyadari akan pentingnya dasar filsafat Negara yang dapat diletakkan dalam konsep bangsa yang berkembang menuju fase nasionalisme modern. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia merupakan Negara yang majemuk dari berbagai hal, suku, agama, ras, golongan dan sebagainya memerlukan ideologi yang dapat menaungi dan melindungi semua komponen bangsanya. Pancasila hendaknya menjadi “katalis” dari berbagai perbedaan yang ada pada bangsa Indonesia. Dalam konteks ini Pancasila sangat relevan dijadikan dasar Negara dan pandangan hidup bangsa yang plural seperti Indonesia. Segenap komponen bangsa Indonesia harus mampu memahami dan menerima keberagaman dalam kebersamaan. Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu Ketuhanan (Tuhan), Kemanusiaan (manusia), Persatuan (satu), Kerakyatan (rakyat), serta keadilan (adil). Nilai-nilai ini secara historis sudah ada sejak jaman kerajaan terdahulu, seperti Samudera Pasai, Sriwijaya, Majapahit, Cirebon, Mataram, Demak, Banten dan lainnya. 4. Unsur – unsur Identitas Nasional Menurut Ubaedillah, dkk (2013:52), secara umum terdapat beberapa unsur yang menjadi komponen identitas nasional, diantaranya: a. Pola Perilaku, adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari- hari, misalnya adat istiadat, budaya dan kebiasaan, ramah tamah, hormat kepada orang tua, dan gotong royong merupakan salah satu identitas nasional yang bersumber dari adat istiadat dan budaya. b. Lambang-Lambang, adalah sesuatu yang yang menggambarkan tujuan dan fungsi negara. Lambang ini biasanya dinyatakan dalam undang-undang, misalnya bendera, bahasa dan lagu kebangsaan. c. Alat-alat perlengkapan, adalah sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan teknologi, misalnya bangunan candi, masjid, gereja, pakaian adat, teknologi bercocok tanam, dan teknologi seperti kapal laut, pesawat terbang, dan lainnya. d. Tujuan yang ingin dicapai, yang bersumber dari tujuan yang bersifat dinamis dan tidak tetap, seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu. Sebagai sebuah bangsa yang mendiami suatu negara, tujuan bersama bangsa Indonesia telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yakni kecerdasan dan kesejahteraan bersama bangsa Indonesia. Selain itu, terdapat bermacam bentuk identitas nasional Indonesia. Menurut Winarno (2009:45- 45), yaitu: 1) Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia 2) Bendera negara yaitu Sang Merah Putih 3) Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya 4) Lambang negara yaitu Garuda Pancasila 5) Semboyan negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika 6) Dasar falsafah negara yaitu Pancasila 7) Konstitusi (Hukum dasar) negara yaitu UUD 1945 8) Bentuk negara kesatuan Republik Indonesia 9) Konsepsi Wawasan Nusantara, dan 10) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional. Keberagaman macam identitas nasional bangsa Indonesia harus disikapi dengan bijaksana, mengingat keragaman ini merupakan karunia Tuhan yang tak terhingga nilainya. Tanpa kemampuan menghargai perbedaan maka tidak menutup kemungkinan bangsa Indonesia suatu saat hanya tinggal kenangan. Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 1.128 suku bangsa (MPR, 2013:197). Perbedaan suku, agama, ras dan golongan dapat memicu konflik horisontal. Adapun penyebab konflik menurut Abidin, dkk (2014:275-276) adalah sebagai berikut : 1) Perbedaan individu, meliputi perbedaan pendirian dan perasaan 2) Perbedaan latar belakang kebudayaan, sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda 3) Perbedaan kepentingan antara individu dengan kelompok 4) Perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.