Anda di halaman 1dari 5

PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA

REVIEW JURNAL
“MODELS OF PUBLIC ADMINISTRATION:COMPARATIVE ANALYSIS OF ADMINISTRATIVE
ORGANISATION”

MODELS OF PUBLIC ADMINISTRATION:


COMPARATIVE ANALYSIS OF ADMINISTRATIVE ORGANISATION
Gambaran Umum
Secara umum, jurnal “Models of Public Administration:comparative analysis of Administrative
Organisation” memaparkan tentang bagaimana proses evolusi organisasi administrasi secara
kontemporer dalam berbagai bidang dan kebijakan di negara-negara Uni Eropa dan negara-negara
lainnya seperti USA, India dan negara lainnya. Evolusi organisasi administrasi negara kontemporer
dapat dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama, asal-usul administrasi hukum berkembang pada
abad ke-19 sampai sekitar tahun 1960 dan tahap kedua dimulai pada tahun 1960 dan berkembang
hingga saat ini. Pada masa pertama, organisasi administrasi tumbuh dengan tidak proporsional
dikarenakan struktur pemerintah yang membengkak, badan publik yang terus bertambah, serta
pengembangan pemerintah daerah dan lokal yang kompleks. Pada tahap kedua, Pertumbuhan
organisasi administrasi dihentikan dan diambil suatu kursus baru yang dimaksudkan untuk
mengurangi aparat birokrasi dan mendorong keterlibatan tubuh swasta. Langkah tersebut meliputi
reformasi administrasi, era privatisasi dan munculnya sistem regulasi global serta supranasional
dalam organisasi administrasi publik. Berbagai faktor yang menentukan dan mampu memicu atau
mempercepat perubahan reformasi administrasi adalah kebutuhan untuk menutupi pengeluaran
publik, globalisasi ekonomi dan liberalisasi pasar, pembentukan sistem administrasi supranasional,
keinginan untuk kemajuan dalam administrasi masyarakat, dan fleksibilitas yang lebih besar dari
instrumen privatistik. Perubahan kursus organisasi administrasi publik tersebut dibahas secara
terperinci di dalam jurnal ini dengan mengambil model administrasi yang ada di setiap negara di
dunia dengan menganalisis perbandingan perkembangan organisasi administrasi yang ada di masing-
masing negara. Pendekatan analiss dari organisasi administrasi ini dibagi menjadi empat bagian.
Bagian pertama memaparkan tentang gagasan umum administrasi dan menyoroti variabilitas batas-
batas ruang publik di berbagai sistem administrasi. Bagian kedua membahas bagaimana keterkaitan
hubungan antara pusat, daerah (pinggiran) dan administrasi lokal. Bagian ketiga berfokus pada
komposisi administrasi negara. Pada umumnya ada tiga hal penting yang dibahas yakni organisasi
pemerintah yang terdiri atas kementrian, departemen dan lembaga pemerintahan, fragmentasi yang
dilakukan oleh pemerintah pusat terhadap pembentukan badan dan lembaga-lembaga publik, serta
pemberian kemerdekaan atau kebebasan dari pemerintah terhadap pembentukan komisi
independen dan pemberian wewenang terhadap administrasi

yang independen. Bagian keempat secara umum menjelaskan tentang organisasi administrasi dan
instrumen privastik, administrasi organisasi yang menjadi salah satu pengembangan bentuk aktivitas
administrasi kewirausahaan yang belakangan diterapkan di berbagai negara.
Pembahasan
Pada Bagian pertama, hal-hal pokok yang dibahas pada meliputi perubahan gagasan administrasi
publik, dan pengaruh hukum masyarakat terhadap gagasan supranasional administrasi publik. Dalam
pembahasan batas-batas administrasi publik, tampak bahwa pada awalnya organisasi administrasi
dipahami sebagai entitas tertutup dalam negara dan dilihat sebagai aparatur tambahan dari
pemerintah. Penggunaan pengertian fungsional administrasi publik yang dirancang untuk menjamin
penerapan norma tertentu, juga meluas di arena supranasional. Dalam kasus terakhir, Perjanjian
1957 menetapkan bahwa karyawan administrasi publik tidak akan tercakup oleh ketentuan yang
menjamin kebebasan sirkulasi untuk pekerja pemerintah dalam wilayah komunitas. Namun dari hasil
perjanjian tersebut memberikan dampak terhadap pembatasan ruang administrasi publik, salah satu
yang hampir seluruhnya tidak terjamah diantaranya dalam sektor kesehatan, pendidikan, penelitian
dan pelayanan publik. Hal ini kemudian memberikan gagasan baru untuk memungkinkan sirkulasi
pekerja di Eropa. Tujuannya adalah untuk memperluas jangkauan ketentuan menjaga pasar bebas,
sehingga suatu gagasan adjudicatory administrasi diadopsi, untuk mencakup tidak hanya
administrasi dalam arti tradisional (negara, daerah, lokal penguasa), tetapi juga badan-badan swasta
tunduk pada pengaruh masyarakat (dana, penunjukan administrator, kontrol). Studi tentang fungsi
administrasi telah menempatkan aksen pada ruang lingkup publik kegiatan administrasi. Hal ini
diidentifikasi dan diatur oleh hukum yang mengarah ke penerapan aturan publik ke dalam
organisasi. Administrasi fungsional dibuat untuk menciptakan tujuan variabilitas dalam batas-batas
ruang publik dengan kerangka normative yang bersangkutan. Studi umum hukum administrasi
sekarang memberikan sedikit ruang untuk analisis gagasan dari administrasi publik dari sudut
pandang “statis”. Tema ini hampir tidak dicantumkan dalam sastra Anglo Saxon, tetapi
dikembangkan oleh orang-orang Perancis, dan di mana dianggap lebih lengkap di Italia, Jerman dan
Spanyol. Adanya pengertian yang berbeda dari administrasi publik diverifikasi di semua sistem.
Gagasan administrasi publik diperpanjang dan diadopsi, yang mencakup badan-badan swasta yang
melakukan fungsi kepentingan publik. Selain kriteria campuran digunakan, sebagian didasarkan pada
daftar badan, sebagian kriteria yang substansial. Solusi serupa ditemukan di Italia, Spanyol dan
Jerman dengan berbagai pemahaman masing-masing. Pada dasarnya, setiap norma yang akan
diterapkan di masyarakat, terlebih dahulu akan dirancang untuk menawarkan jaminan dan
perlindungan kepada masyarakatnya, gagasan yang luas diadopsi, meliputi mata pelajaran yang
biasanya diatur oleh hukum pribadi tetapi yang melakukan fungsi publik. Namun, kekurangan dari
hipotesis definisi umumnya digunakan untuk menunjukkan kekuatan publik. Di Amerika Serikat,
Prosedur Administrasi menggunakan lembaga jangka untuk membuat referensi ke masing-masing
kewenangan Pemerintah USA. Di dalam Keadaan ini, ekspresi menemukan dasar dalam struktur
administrasi US sistem, di mana aparat birokrasi (agen) berada pada layanan dari bagian politik
(Pokok) dan di mana perhatian ilmu yuridis berpusat pada posisi konstitusi administrasi bukan pada
masalah definisi yang terakhir.

Pada bagian kedua, hal-hal pokok yang dibahas diantaranya adalah skala tingkat territorial, distribusi
kompetensi, serta prinsip-prinsip dan bentuk kerjasama, antara pusat, daerah dan administrasi lokal
yang diterapkan di masing-masing negara. Menjelang akhir abad-20, empat dari tujuh paling industri
negara (Perancis, Inggris, Kanada dan Italia) meluncurkan kampanye reformasi dengan maksud
untuk meningkatkan desentralisasi dan devolusi dalam sistem pemerintah mereka. Hal ini didasari
oleh entitas lokal dan regional yang kuat serta didukung oleh budaya, ekonomi, politik dan keadaan
geografis. Munculnya desentralisasi administrasi ini sebagai bentuk solusi untuk mengatur hubungan
antara pusat dan daerah serta untuk pelimpahan wewenang dari keadaan daerah dan orang yang
berwenang dalam lingkup lokal. Namun proses ini, kenyataannya dilakukan tumpang tindih,
sehingga menciptakan ketegangan antara tingkat wilayah dan bentuk mengesankan kerjasama
organisasi dan prosedural. Namun ada hikmahnya atau bagusnya yaitu untuk menunjukkan bahwa
desentralisasi politik tidak selalu disertai dengan penuh desentralisasi administratif.
Secara umum ada peningkatan yang diamati saat penerapan desentralisasi administrasi. Terkait
dalam mengatasi krisis dalam organisasi negara dan bagaimana peran kantor dan badan-badan
negara memenuhi kebutuhan warga negara sedekat mungkin. Hal tersebut hanya terjadi di sebagian
besar negara-negara Uni Eropa, yang memiliki atau menerapkan prinsip subsidiarity. Juga integrasi
negara negara dalam konteks supranasional atau internasional telah menyebabkan kebutuhan untuk
menciptakan tingkat wilayah peralihan antara pusat dan daerah (pinggiran) (yaitu bertahap
penguatan daerah di Perancis atau sistem desentralisasi yang baru di Poland atau panitia daerah
dalam pemerintahan EC). Sejarah, politik, ekonomi dan faktor geografis berada di balik pertumbuhan
yang luar biasa dari regional dan lokal administrasi di seluruh dunia dalam tiga puluh tahun terakhir.
Hubungan antara pusat dan daerah dipengaruhi oleh bentuk negara dan terkait prinsip- prinsip
konstitusional. Hal ini jelas bahwa sistem federal mempunyai solusi yang berbeda- beda terhdapa
hubungan antara pusat dan daerahnya. Namun, struktur federal tidak selalu memberikan yang lebih
besar otonomi bagi pemerintah daerah, sebagaimana dicontohkan oleh kasus Jerman dan Amerika
Serikat. Bentuk-bentuk desentralisasi dalam berbagai sistem banyak dan beragam. Oleh karena itu
sulit untuk menentukan ciri-ciri umum, sedangkan identifikasi tren tertentu lebih mudah. Berbeda
dengan distribusi kompetensi legislatif, desentralisasi administratif adalah tidak secara langsung
terkait dengan bentuk negara. Dalam semua sistem, apakah federal, regional atau kesatuan, telah
terjadi peningkatan progresif dalam fungsi ditugaskan untuk lokal administrasi, untuk penciptaan
badan provinsi atau daerah (kasus perwakilan adalah daerah di Perancis). Dalam penerapan
desentraliasi administrasi, pertimbangan distribusi kompetensi harus dibedakan antara legislatif dan
administratif. Berbeda dengan distribusi kompetensi legislatif, desentralisasi administratif adalah
tidak secara langsung terkait dengan bentuk negara. Dalam semua sistem, apakah itu pada negara
federal, regional atau kesatuan, telah terjadi peningkatan progresif dalam fungsi ditugaskan kepada
administrasi lokal dalam penciptaan badan provinsi atau daerah. Namun, dalam transfer
kompetensi, otonomi tidak dipandang mempunyai kekuatan yang lebih besar. Hal ini karena
administrasi negara selalu mampu mempertahankan pentingnya kekuatan kontrol dan menjadi
saluran tetap sebagai penyedia utama untuk pembiayaan lokal. Keberadaan administrasi negara juga
lebih satu tingkat dari pemerintahan lokal dan telah memicu pengembangan kerja sama, mekanisme
koordinasi dan instrumen di antara berbagai bagian dan tingkatan pemerintahan.

Pada bagian ketiga berfokus pada komposisi administrasi negara. Pada umumnya ada tiga hal
penting yang dibahas, yakni organisasi pemerintah yang terdiri atas kementrian, departemen dan
lembaga pemerintahan, fragmentasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat terhadap pembentukan
badan dan lembaga-lembaga publik, serta pemberian kemerdekaan atau kebebasan dari pemerintah
terhadap pembentukan komisi independen dan pemberian wewenang terhadap administrasi yang
independen. Pada abad ke-19, administrasi publik mulai memperoleh pengaturan yuridis sendiri,
dan menjadi pelayan pemerintah. Ide ini masih ada saat ini dalam konstitusi Perancis dan di Italia, di
mana bagian administrasi publik dimasukkan dalam judul di pemerintah.
Pada akhir abad ke-20 Organisasi sentral dari semua negara dengan struktur yang mereka miliki
mengalami reformaasi penting. Perubahan dan modifikasi (reformasi) bertujuan untuk
merampingkan mesin birokrasi, mengurangi jumlah kantor dan memastikan efisiensi yang lebih
besar. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan diperlukanya untuk menemukan kembali sistem
pemerintah adalah: desentralisasi administratif, yang semakin luas dan membutuhkan menyusutnya
struktur pusat; liberalisasi pasar dan privatisasi perusahaan publik (memaksa perubahan peran
negara dari pengusaha untuk regulator, dan memimpin untuk penciptaan otoritas independen
dibbawah departemen kementerian); munculnya supranasional dan administrasi internasional, yang
telah menghubungkan administrasi nasional untuk jaringan nyata kekuasaan publik global yang di
luar kendali.
Organisasi Pemerintah tergantung pada bentuk negara, sebagaimana yang dijabarkan melalui
hubungan antara pusat dan daerah, tetterutama dipengaruhi oleh bentuk pemerintahan: sistem
presidensial seperti di AS, menetapkan struktur ramping, terkait dengan Presiden (kementerian yang
sebenarnya disebut sekretaris dan menjalankan tugas mereka melalui pendelegasian kekuasaan
presiden). Model menteri milik Prancis, sehingga pemeriksaan dari pusat organisasi negara harus
memungkinkan kita untuk mengidentifikasi beberapa karakteristik elemen dari sistem ini. Model
menteri telah mengalami reformasi penting dalam beberapa tahun terakhir, termotivasi oleh
kebutuhan dua kali lipat dari reorganisasi pusat di bangun dari operasi desentralisasi, dan
meningkatkan efisiensi struktur menteri melalui penciptaan tubuh baru. Hal ini telah menyebabkan
penyebaran disebut agencification - penciptaan lembaga atau kantor lain yang terhubung ke
eksekutif tapi memiliki otonomi yang lebih dari kementerian referensi masing-masing. Dalam sistem
ini pada kenyataannya, organisasi pusat telah berbeda terstruktur karena asal-usulnya; dan ada
dalam hal apapun perbedaan besar antara Inggris dan sistem Amerika Serikat. Administrasi negara
telah menjadi semakin kompleks dan beragam sepanjang perjalanan abad kedua puluh. Seperti yang
sudah dikatakan, pemerintah aparatur pertama diperluas dalam hal ukuran dan kemudian tugas
(dicontohkan oleh bertahap peningkatan jumlah kementerian), untuk kemudian didesain ulang
dengan tujuan perampingan kantor. Konsekuensi dari reformasi organisasi pemerintah memiliki
dalam banyak kasus adalah pembentukan beberapa lembaga atau administrasi misi, dengan lebih
banyak otonomi dibandingkan dengan struktur menteri. Fenomena lembaga badan publik adalah
umum untuk semua sistem dengan origins luar negeri model organisasi independen diperkenalkan
awal tahun 1990-an untuk menjamin eksekusi yang berimbang dan efisien fungsi publik di sektor-
sektor sensitif atau sangat teknis, seperti pengaturan kegiatan ekonomi atau pelaksanaan hak-hak
dasar dan kebebasan. Di negara-negara Eropa kadang-kadang sulit untuk membedakan independen
berwenang karena berbagai badan yang ditemukan sebagian besar independen dari pemerintah (di
Jerman dan Italia juga ada otoritas semi-independen). Pengaruh AS dan Perancis tangat kuat di
beberapa negara, seperti Spanyol dan Italia. Peran Masyarakat Eropa, melalui liberalisasi pasar, telah
menjadi faktor penentu dalam menyebarkan badan-badan ini. Penyebaran otoritas independen
telah mengangkat masalah tidak hanya di AS tapi juga di Eropa, legitimasi dan posisi mereka di
pertanyaan terkait pemisahan kekuatan. Tidak adanya legitimasi demokratis dari badan ini telah
memicu pencarian bentuk lain dari legitimasi, baik teknis dan prosedural. masalah itu diselesaikan
dengan memberikan pengakuan hukum untuk dapat melembagakan badan-badan ini, (yang
menyumbang keraguan Jerman legislator dalam menciptakan kantor non kementerian).

Bagian keempat secara umum menjelaskan tentang organisasi administrasi dan instrumen privatistik
yang menjadi salah satu pengembangan bentuk administrasi swasta (pribadi) yang belakangan
diterapkan dan eksis di berbagai negara. Dalam setiap kasus, di semua sistem, salah satu masalah
utama yang muncul adalah mengidentifikasi berapa banyak aktivitas administrasi dapat diberikan ke
badan-badan swasta dan bagaimana untuk mengatur aktivitas non-outsourceable. Hal ini dinyatakan
sangat jelas di Inggris, di mana jalan lain untuk solusi privatistic. Sistem ini memiliki norma-norma
penting yang diproduksi untuk membantu mengatur modalitas dan batas outsourcing. Oleh karena
itu masyarakat telah melakukan peran penting dalam memastikan bahwa negara negara anggota
meningkatkan jalan lain untuk modul privatisitic tidak mewakili cara menghindari aturan
diperuntukkan bagi administrasi publik, terutama dalam kaitannya dengan norma-norma untuk
kontrak publik dan masalah yang ditimbulkan oleh tasking di rumah.
Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
Adapun kelebihan dari jurnal ini adalah cakupan pembahasanya yang luas dengan sejumlah contoh
kasus langsung cukup memberikan pemahaman yang baik bagi pembaca dalam mengerti
keseluruhan isi jurnal. Kelengkapan sumber-sumber yang dicantumkan di akhir jurnal menjadi salah
satu hal tentunya akan memudahkan pembaca untuk mencari lebih dalam referensi yang lebih luas.
Hanya saja, ada beberapa kekurangan dari jurnal ini yaitu gaya bahasa yang terlalu sulit dipahami
sehingga perlu membaca berulang-ulang untuk memahami jurnal. Hal ini tampak pada penggunaan
istilah-istilah administrasi dalam bahasa Inggris yang susah untuk diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia, sehingga artinya kadang ditfsirkan secara sembarang atau menggunakan arti yang
mendekati konteks. Hal ini akan sangat menyulitkan pemahaman bagi para mahasiswa Indonesia
yang belum mengenal secara lebih kompleks atri dan makna dari istilah dan kata-kata administrasi
tersebut. selain tu, penggunaan sttruktur kalimat yang tumpang tindih antara kalimat pasif dan aktif
membuat pembaca susah dalam menerjemahkannya secara benar. Tampak pula bahwa penulis
hanya memaparkan model perbandingan secara umum tanpa disertai pembahasan yang lebih
komparatif, karena konteks utamanya adalah memberikan perbandingan bukan gambaran umum.
Hal itulah yang menjadi kekurangan esensial dan paling utama dari jurnal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai