Anda di halaman 1dari 11

KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh :
DR. WILSA, S.H.,M.H
KEWARGANEGARAAN
Apa tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan?
Tujuan pembelajaran PKn yaitu dapat menjadi sarana belajar siswa
untuk lebih mengenal Negara Kesatuan Republik Indonesia, membentuk
pribadi siswa sesuai dengan kebudayaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan bertujuan untuk membentuk generasi yang cinta tanah
air dan ikut serta dalam mengisi kemerdekaan Republik ...
1.Warga Negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2. Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan
warga negara.
• Pengamalan nilai-nilai Pancasila dapat melalui berbagai jalur, salah satunya adalah
melalui pendidikan. Oleh karenanya, melalui pendidikan kewarganegaraan diharapkan
mahasiswa dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan bahkan dalam
percaturan internasional sekalipun. Dengan kata lain, matakuliah pendidikan
kewarganegaraan mempunyai kewajiban untuk membantu mahasiswa memantapkan
kepribadiannya
• Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan
1) UUD 1945; Pembukaan UUD 1945 alinea kedua dan keempat, pasal 27,
pasal 30 (1), pasal 31 (1)
2) Tap MPR Nomor II/MPR/1999
3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
4) Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
6) SK Dirjen Dikti nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan
kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
• Landasan Historis Pendidikan Kewarganegaraan
Secara historis, PKn sering berganti-ganti nama atau istilah, dapat dijabarkan
berikut.
1) Perkembangan Civics di Amerika, pelajaran civics pertama kali diperkenalkan
• pada tahun 1790 dalam rangka “meng-Amerikakan” bangsa Amerika (Theory of Americanization).
Negara Amerika yang terdiri dari imigran yang memiliki latar belakang kultur bermacam-macam,
oleh karena itu mereka harus di Amerikakan supaya warganegaranya memiliki pesepsi yang sama
tentang Negara serta memahami hak dan kewajibanya sebagai warganegara Amerika.
2) Perkembangan Civics di Indonesia, yang diajarkan di SD, SMP, dan SMA.

3) Kewarganegaraan (1957): membahas cara memperoleh dan kehilangan


kewarganegaraan.
4) Civics (1961), membahas tentang sejarah kebangkitan nasional, UUD 1945,
pidato-pidato politik kenegaraan, yang terutama diarahkan untuk “ nation and character building”
bangsa Indonesia.
5) Pendidikan kewarganegaraan (1968) yang berdasarkan kurikulum 1968
berada dalam kelompok pembinaan jiwa pancasila untuk di SD maupun
menengah. Di SD terdiri dari pendidikan agama, kewarganegaraan, bahasa
Indonesia, bahasa daerah dan oleh raga, sedangkan untuk SMA tanpa bahasa daerah.
6) Pendidikan Moral Pancasila (PMP) Kurikulum 1975 yang bertujuan untuk membentuk
warganegara Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian
disempurnakan dengan kurikulum 1984.
7) Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKN) kurikulum 1994, kemudian
disempurnakan dengan suplemen tahun 1999
8) Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan di perguruan tinggi Pendidikan
Kewiraan mulai diselenggarakan sebagai kurikulum pendidikan tahun 1973/1974. Kemudian
mengalami perubahan menjadi Pendidikan kewarganegaraan dengan mengacu kepada:
a. UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang petahanan keamanan Republik Indonesia yang
disempurnakan oleh UU Nomor3 Tahun 2002 tentang Undang-Undang Pertahanan
Negara
b. UU Nomor 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasionalc. Keputusan Mendiknas
Nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum . Pendidikan Tinggi dan
penilaian hasil Belajar Mahasiswad. SK Dirjen Dikti Nomor38/DIKTI/Kep.2002 jo. Nomor
43/2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok MPK.
e Pendidikan Kewarganegaraan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
f. Kewarganegaraan (PPKn) UU Nomor12 Tahun 2012.
ADANYA PERNEDAAN SECARA KHUSUDS SETIAP WARGA NEGARA

sedangkan secara sosiologi artinya identitas itu tumbuh dan berkembang secara alami
tanpa ada interfensidari penguasa atau pemerintah. Secara istilah, “identitas nasional
terdiri daridua kata,
yaitu ‘identitas’ dan ‘nasional’.
Identitas dapat dimaknai sebagai ciri, tanda, atau jatidiri; sedangkan ‘nasional’ dalam
konteks ini adalah kebangsaan. Menurut Triwamwoto dalam wikipedia.org, Bangsa
adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, dan
mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan sejarah. Selanjutnya
menurut Ernest Renan, Bangsa adalah sekelompok manusia yang berada dalam suatu
ikatan batin yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah, serta cita-cita yang
sama.
• Menurut Chamim, dkk (2003:209), identitas nasional dapat diartikan sebagai
“jatidiri nasional” atau “kepribadian nasional” Sedangkan menurut Kaelan,
(2007:43)
istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa lain. Dalam konteks Indonesia, menurut Ganeswara, dkk
(2007:27),
Identitas nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang
”dihimpun” dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional
dengan acuan Pancasila dan roh ”Bhinneka Tunggal Ika” sebagai dasar dan arah
pengembangannya. Pendapat senada tentang identitas nasional dikemukakan
oleh Abidin, dkk (2014: 153)
• identitas nasional dapat diartikan sebagai jati diri nasional atau kepribadian
nasional.
IDENTITAS NASIONAL
Pernahkah anda berjumpa dengan orang asing, coba amati apakah ada
yang berbeda dengan orang indonesia. Tentu orang asing dengan kita
ada perbedaan, jika perbedaan itu ternyata persamaan dari
kelompoknya/bangsanya, maka itula yang dimaksud dengan identitas
kelompok. Identitas dapat dipahmi, ciri dari individu atau kelompok
yang dapat membedakan dengan individu atau kelompok lain.
Pada sebuah negara biasanya terdiri dari beberapa kelompok atau suku
bangsa, walaupun demikian sebagai sebuah negara mereka akan
membuat kesepakatan baik secara politis maupun sosiologis untuk
membentuk ciri atau tanda dari negara tersebut.
Secara politis artinya identitas tersebut dirancang, disepakati dan di
sahkan oleh lemaga negara sebagai identitas nasional,
• Identitas bangsa yang satu dengan yang lainnya tentu saja berbeda. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan, maupun geografi.

• Identitas nasional Indonesia terbentuk karena rakyat Indonesia memiliki pengalaman sejarah
dan penderitaan yang sama. Pada masa swebelum kemerdekaan, bangsa Indonesia kemiliki
pengalaman yang sama dalam mengusir penjajah yang membutuhkan pengorbanan bukan
saja harta dan nyawa, namun juga kehilangan sanak saudara yang dicintai. Perjuangan yang
sama dalam mengusir penjajah inilah yang meleburkan perbedaan agama, suku, bahasa
daerah dan sebagainya.
• Perasaan senasib ini mendorong tumbuhnya kesadaran bahwa kita memang memiliki banyak
perbedaan, tetapi perbedaan itu tidak dapat menutup kenyataan bahwa kita memiliki
kesamaan sejarah dalam melawan penjajah. Pengalaman sejarah inilah yang dapat
menumbuhkan kesadaran kebangsaan kemudian melahirkan identitas nasional. Namun
demikian, globalisasi yang ”menyatukan” dunia membawa dampak yang cukup serius,
misalnya menurunnya semangat kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air yang
ditunjukkan oleh gejala seperti kenakalan remaja yang membabi buta, korupsi, kolusi dan
nepotisme yang dilakukan oleh penyelenggara negara. Bahkan perilaku generasi muda yang
lebih mengikuti budaya dari negara lain yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila
2. Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
• Lahirnya identitas suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari dukungan berbagai faktor. Menurut Surbakti
(1999) faktor-faktor yang diperkirakan menjadi
• identitas bersama suatu bangsa, meliputi primordial, sakral, tokoh, Bhinneka Tunggal Ika, sejarah,
perkembangan ekonomi, dan kelembagaan. Pendapat lain dikemukakan Kaelan (2007:49), bahwa identitas
nasional terbentuk karena dua
• faktor, yaitu:
• (i) faktor objektif seperti geografis, ekologis, demografis, dan
• (ii) faktor subjektif seperti historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Kondisi
geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai daerah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di
persimpangan jalan komunikasi antar wilayah dunia di asia tenggara ikut mempengaruhi perkembangan
kehidupan demografis, ekonomis, social dan cultural bangsa Indonesia.
• Faktor penting lainnya
yang mendorong tumbuhnya kesadaran kebangsaan di Indonesia adalah digunakannya bahasa Melayu sebagai
bahasa kebangsaan. Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan
perjuangan
masyarakat dan bangsa Indonesia untuk membangun konsep “Indonesia” sebagai atribut terbentuknya
masyarakat dan bangsa yang baru Indonesia modern. Identitas nasional berkaitan erat dengan dimensi sosial,
ekonomi maupun politik

Anda mungkin juga menyukai