Setelah proses pembelajaran pada bab ini, mahasiswa diharapkan memiliki
kemampuan untuk : 1. Menjelaskan pengertian identitas nasional, 2. Mendesripsikan faktor apa saja yang mendukung lahirnya identitas nasional 3. Menjelaskan bagaimana proses bangsa yang menegara Pengertian Identitas Nasional Pernahkah anda berjumpa dengan orang asing, coba amati apakah ada yang berbeda dengan orang indonesia. Tentu orang asing dengan kita ada perbedaan, jika perbedaan itu ternyata persamaan dari kelompoknya/bangsanya, maka itulah yang dimaksud dengan identitas kelompok. Identitas dapat dipahmi, ciri dari individu atau kelompok yang dapat membedakan dengan individu atau kelompok lain. Pada sebuah negar biasanya terdiri dari beberapa kelompok atau suku bangsa, walaupun demikian sebagai sebuah negara mereka akan membuat kesepakatan baik secara politis maupun sosiologis untuk membentuk ciri atau tanda dari negara tersebut. Secara politis artinya identitas tersebut dirancang, disepakati dan di sahkan oleh lemaga negara sebagai identitas nasional, sedangkan secara sosiologis artinya identitas itu tumbuh dan berkembang secara alami tanpa ada interfensi dari penguasa atau pemerintah. Secara istilah, “identitas nasional” terdiri dari dua kata, yaitu ‘identitas’ dan ‘nasional’. Identitas dapat dimaknai sebagai ciri, tanda, atau jatidiri; sedangkan ‘nasional’ dalam konteks ini adalah kebangsaan. Menurut Triwamwoto dalam wikipedia.org, Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan sejarah. Selanjutnya menurut Ernest Renan, Bangsa adalah sekelompok manusia yang berada dalam suatu ikatan batin yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah, serta cita-cita yang sama. Menurut Chamim, dkk (2003:209), identitas nasional dapat diartikan sebagai “jatidiri nasional” atau “kepribadian nasional” Sedangkan menurut Kaelan, (2007:43) istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Dalam konteks Indonesia, menurut Ganeswara, dkk (2007:27), identitas nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang ”dihimpun” dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh ”Bhinneka Tunggal Ika” sebagai dasar dan arah pengembangannya. Pendapat senada tentang identitas nasional dikemukakan oleh Abidin, dkk (2014: 153) identitas nasional dapat diartikan sebagai jati diri nasional atau kepribadian nasional. Identitas bangsa yang satu dengan yang lainnya tentu saja berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan, maupun geografi. Identitas nasional Indonesia terbentuk karena rakyat Indonesia memiliki pengalaman sejarah dan penderitaan yang sama. Pada masa swebelum kemerdekaan, bangsa Indonesia kemiliki pengalaman yang sama dalam mengusir penjajah yang membutuhkan pengorbanan bukan saja harta dan nyawa, namun juga kehilangan sanak saudara yang dicintai. Perjuangan yang sama dalam mengusir penjajah inilah yang meleburkan perbedaan agama, suku, bahasa daerah dan sebagainya. Perasaan senasib ini mendorong tumbuhnya kesadaran bahwa kita memang memiliki banyak perbedaan, tetapi perbedaan itu tidak dapat menutup kenyataan bahwa kita memiliki kesamaan sejarah dalam melawan penjajah. Pengalaman sejarah inilah yang dapat menumbuhkan kesadaran kebangsaan kemudian melahirkan identitas nasional. Namun demikian, globalisasi yang ”menyatukan” dunia membawa dampak yang cukup serius, misalnya menurunnya semangat kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air yang ditunjukkan oleh gejala seperti kenakalan remaja yang membabi buta, korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan oleh penyelenggara negara. Bahkan perilaku generasi muda yang lebih mengikuti budaya dari negara lain yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Lahirnya identitas suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari dukungan berbagai faktor. Menurut Surbakti (1999) faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa, meliputi primordial, sakral, tokoh, Bhinneka Tunggal Ika, sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan. Pendapat lain dikemukakan Kaelan (2007:49), bahwa identitas nasional terbentuk karena dua faktor, yaitu: (i) faktor objektif seperti geografis, ekologis, demografis, dan (ii) faktor subjektif seperti historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai daerah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antar wilayah dunia di asia tenggara ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, social dan cultural bangsa Indonesia. Faktor penting lainnya yang mendorong tumbuhnya kesadaran kebangsaan di Indonesia adalah digunakannya bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan. Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan masyarakat dan bangsa Indonesia untuk membangun konsep “Indonesia” sebagai atribut terbentuknya masyarakat dan bangsa yang baru Indonesia modern. Identitas nasional berkaitan erat dengan dimensi sosial, ekonomi maupun politik. Oleh karena identitas nasional berkaitan erat dengan dimensi sosial, ekonomu maupun politik, maka menjadi tugas pemerintah untuk melakukan pembangunan pada tiga aspek ini guna tetap kuatnya ”rasa” memiliki suatu identitas bersama dalam suatu bangsa dan negara. Tanpa adanya pembangunan yang adil dan merata bagi semua manusia pendukung negara dan bangsa maka tidaklah mustahil rasa kebangsaann akan pudar dalam sanubari individu warga bangsa dan negara. Dalam konteks lahirnya identitas nasional Indonesia dibangun oleh berbagai kesamaan seperti perasaan senasib dan sependeritaan mengusir penjajah, kesamaan geografis dan kesamaan agama pada mayoritas warganegara. Sebagaimana pendapat Surbakti di atas, faktor tokoh, seperti Soekarno menjadikan ikatan bagi bangsa Indoesia saat itu bahwa mereka memiliki identitas yang sama, begitu pula dengan sesanti Bhinneka Tunggal Ika telah terbukti kuat mempersatukan bangsa Inonesia hingga kini. Namun demikian, perasaan senasib, kesamaan agama, suku, dan sejarah serta tokoh yang dianggap berwibawa saat perjuangan melawan penjajah dan masa awal kemerdekaan kiranya perlu direaktualisasikan saat ini dengan kebijakan pembangunan yang berkeadilan dan tidak diskriminatif.
Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional
Sejak negeri ini diproklamasikan sebagai negara merdeka, telah sepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Konsekuensinya, Pancasila harus terus hidup dalam kehidupam masyarakat, lebih optimal sebagai kekuatan pemersatu bangsa. Pancasila harus menjadi perekat perbedaan kultur yang terbangun dalam masyarakat plural. Menjadi ideologi bersama oleh semua kelompok masyarakat, bisa juga dimaknai sebagai identitas nasional yang bisa menjadi media dalam menjembatani perbedaan yang muncul. Pancasila sebagai jatidiri bangsa Indonesia, nilai-nilainya sudah ada sejak jaman dahulu. adat istiadat, kebudayaan, religi dan praktik kehidupan lainnya yang sudah ada dan terpelihara dalam kehidupan sehari-hari dikongkritisasikan ke dalam sila-sila Pancasila. Dengan demikian causa materialis dari Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri, melalui kebudayaan dan kepribadiannya. Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri, bukan merupakan jiplakan dari bangsa lain atau hanya merupakan pemikiran perseorangan. Pancasila berbeda dengan ideologi lainnya seperti liberalisme yang hanya mengedepankan kebebasan individu atau sosialisme yang mengedepankan kebebasan kelompok. Bangsa Indonesia memadukan dimensi manusia sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk sosial. The founding fathers bangsa Indonesia menyadari akan pentingnya dasar filsafat Negara yang dapat diletakkan dalam konsep bangsa yang berkembang menuju fase nasionalisme modern. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia merupakan Negara yang majemuk dari berbagai hal, suku, agama, ras, golongan dan sebagainya memerlukan ideology yang dapat menaungi dan melindungi semua komponen bangsanya. Pancasila hendaknya menjadi “katalis” dari berbagai perbedaan yang ada pada bangsa Indonesia. Dalam konteks ini Pancasila sangat relevan dijadikan dasar Negara dan pandangan hidup bangsa yang plural seperti Indonesia. Segenap komponen bangsa Indonesia harus mampu memahami dan menerima keberagaman dalam kebersamaan. Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu Ketuhanan (Tuhan), Kemanusiaan (manusia), Persatuan (satu), Kerakyatan (rakyat), serta keadilan (adil). Nilai-nilai ini secara historis sudah ada sejak jaman kerajaan terdahulu, seperti Samudera Pasai, Sriwijaya, Majapahit, Cirebon, Mataram, Demak, Banten dan lainnya. Dalam implementasinya, praktik penyelenggaraan Negara tidak sedikit sudah penyimpangan dari nilai-nilai yang ada dalam tiap sila Pancasila, seperti penafsiran yang kabur pada nilai-nilai Pancasila oleh para penyelenggara Negara, dijadikannya Pancasila sebagai “kedok” kekuasaan untuk melegalisasi tindakan penguasa, dan euphoria demokrasi yang kebablasan yang tidak jarang justru bertentangan dengan masyarakat, baik norma hukum, norma agama, norma kesopanan, norma norma kesusilaan dan norma lainnya bukan saja dilakukan oleh orang awan yang tidak berpendidikan, bahkan hal ini juga dilakukan oleh orang terdidik (beberapa kasus bahkan menimpa oknum guru besar), bahkan tidak sedikit pejabat publik yang terkena kasus asusila seperti tertangkap tangan dengan pasangan yang bukan muhrim, korupsi, tertangkap sedang mengonsumsi narkoba dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu upaya sadar dan terencana dari segenap komponen bangsa Indonesia untuk mengamalkan ajaran Pancasila sebagai Kepribadian dan identitas nasional. Tanpa kemauan dan partisipasi seluruh komponen bangsa Indonesia, tidak mustahil Pancasila dan nilai-nilainya akan lenyap dan tinggal nama; Pancasila hanya akan menjadi hafalan dan pajangan di kantor-kantor pemerintah tanpa memiliki makna sebagai dasar filosofis bangsa.
TUGAS 1. Jelaskan pengertian identitas nasional, 2. Agar kamu mesripsikan faktor apa saja yang mendukung lahirnya identitas nasional, 3. Jelaskan bagaimana proses suatu bangsa membentuk sebuah negara, kaitkan dengan teori terbentuknya negara.