Anda di halaman 1dari 4

PERTEMUAN III

Setelah proses pembelajaran pada bab ini, mahasiswa diharapkan memiliki


kemampuan untuk :
1. Menjelaskan pengertian identitas nasional, 2. Mendesripsikan faktor
apa saja yang mendukung lahirnya identitas nasional 3. Menjelaskan bagaimana
proses bangsa yang menegara
Pengertian Identitas Nasional
Pernahkah anda berjumpa dengan orang asing, coba amati apakah ada yang
berbeda dengan orang indonesia. Tentu orang asing dengan kita ada perbedaan, jika
perbedaan itu ternyata persamaan dari kelompoknya/bangsanya, maka itulah yang
dimaksud dengan identitas kelompok. Identitas dapat dipahmi, ciri dari individu atau
kelompok yang dapat membedakan dengan individu atau kelompok lain. Pada sebuah
negar biasanya terdiri dari beberapa kelompok atau suku bangsa, walaupun demikian
sebagai sebuah negara mereka akan membuat kesepakatan baik secara politis maupun
sosiologis untuk membentuk ciri atau tanda dari negara tersebut.
Secara politis artinya identitas
tersebut dirancang, disepakati dan di sahkan oleh lemaga negara sebagai identitas
nasional, sedangkan secara sosiologis artinya identitas itu tumbuh dan berkembang
secara alami tanpa ada interfensi dari penguasa atau pemerintah. Secara istilah,
“identitas nasional” terdiri dari dua kata, yaitu ‘identitas’ dan ‘nasional’. Identitas
dapat dimaknai sebagai ciri, tanda, atau jatidiri; sedangkan ‘nasional’ dalam konteks
ini adalah kebangsaan.
Menurut Triwamwoto dalam wikipedia.org, Bangsa adalah suatu kelompok
manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, dan mempunyai kesamaan
bahasa, agama, ideologi, budaya, dan sejarah. Selanjutnya menurut Ernest Renan,
Bangsa adalah sekelompok manusia yang berada dalam suatu ikatan batin yang
dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah, serta cita-cita yang sama. Menurut
Chamim, dkk (2003:209), identitas nasional dapat diartikan sebagai “jatidiri nasional”
atau “kepribadian nasional” Sedangkan menurut Kaelan, (2007:43) istilah “identitas
nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain.
Dalam konteks Indonesia, menurut Ganeswara, dkk (2007:27), identitas
nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang ”dihimpun” dalam satu
kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh
”Bhinneka Tunggal Ika” sebagai dasar dan arah pengembangannya. Pendapat senada
tentang identitas nasional dikemukakan oleh Abidin, dkk (2014: 153) identitas
nasional dapat diartikan sebagai jati diri nasional atau kepribadian nasional. Identitas
bangsa yang satu dengan yang lainnya tentu saja berbeda. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan, maupun geografi. Identitas nasional
Indonesia terbentuk karena rakyat Indonesia memiliki pengalaman sejarah dan
penderitaan yang sama.
Pada masa swebelum kemerdekaan, bangsa Indonesia kemiliki
pengalaman yang sama dalam mengusir penjajah yang membutuhkan pengorbanan
bukan saja harta dan nyawa, namun juga kehilangan sanak saudara yang dicintai.
Perjuangan yang sama dalam mengusir penjajah inilah yang meleburkan perbedaan
agama, suku, bahasa daerah dan sebagainya. Perasaan senasib ini mendorong
tumbuhnya kesadaran bahwa kita memang memiliki banyak perbedaan, tetapi
perbedaan itu tidak dapat menutup kenyataan bahwa kita memiliki kesamaan sejarah
dalam melawan penjajah.
Pengalaman sejarah inilah yang dapat menumbuhkan kesadaran kebangsaan
kemudian melahirkan identitas nasional. Namun demikian, globalisasi yang
”menyatukan” dunia membawa dampak yang cukup serius, misalnya menurunnya
semangat kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air yang ditunjukkan oleh gejala
seperti kenakalan remaja yang membabi buta, korupsi, kolusi dan nepotisme yang
dilakukan oleh penyelenggara negara. Bahkan perilaku generasi muda yang lebih
mengikuti budaya dari negara lain yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila.

Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional


Lahirnya identitas suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari dukungan berbagai
faktor. Menurut Surbakti (1999) faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas
bersama suatu bangsa, meliputi primordial, sakral, tokoh, Bhinneka Tunggal Ika,
sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan. Pendapat lain dikemukakan
Kaelan (2007:49), bahwa identitas nasional terbentuk karena dua faktor, yaitu: (i)
faktor objektif seperti geografis, ekologis, demografis, dan (ii) faktor subjektif seperti
historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Kondisi geografis-ekologis yang
membentuk Indonesia sebagai daerah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di
persimpangan jalan komunikasi antar wilayah dunia di asia tenggara ikut
mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, social dan cultural
bangsa Indonesia. Faktor penting lainnya yang mendorong tumbuhnya kesadaran
kebangsaan di Indonesia adalah digunakannya bahasa Melayu sebagai bahasa
kebangsaan. Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat
erat dengan perjuangan masyarakat dan bangsa Indonesia untuk membangun konsep
“Indonesia” sebagai atribut terbentuknya masyarakat dan bangsa yang baru Indonesia
modern. Identitas nasional berkaitan erat dengan dimensi sosial, ekonomi maupun
politik. Oleh karena identitas nasional berkaitan
erat dengan dimensi sosial, ekonomu maupun politik, maka menjadi tugas pemerintah
untuk melakukan pembangunan pada tiga aspek ini guna tetap kuatnya ”rasa”
memiliki suatu identitas bersama dalam suatu bangsa dan negara. Tanpa adanya
pembangunan yang adil dan merata bagi semua manusia pendukung negara dan
bangsa maka tidaklah mustahil rasa kebangsaann akan pudar dalam sanubari individu
warga bangsa dan negara. Dalam konteks lahirnya identitas nasional Indonesia
dibangun oleh berbagai kesamaan seperti perasaan senasib dan sependeritaan
mengusir penjajah, kesamaan geografis dan kesamaan agama pada mayoritas
warganegara. Sebagaimana pendapat Surbakti di atas, faktor
tokoh, seperti Soekarno menjadikan ikatan bagi bangsa Indoesia saat itu bahwa
mereka memiliki identitas yang sama, begitu pula dengan sesanti Bhinneka Tunggal
Ika telah terbukti kuat mempersatukan bangsa Inonesia hingga kini. Namun demikian,
perasaan senasib, kesamaan agama, suku, dan sejarah serta tokoh yang dianggap
berwibawa saat perjuangan melawan penjajah dan masa awal kemerdekaan kiranya
perlu direaktualisasikan saat ini dengan kebijakan pembangunan yang berkeadilan dan
tidak diskriminatif.

Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional


Sejak negeri ini diproklamasikan sebagai negara merdeka, telah sepakat
menjadikan Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup berbangsa dan
bernegara. Konsekuensinya, Pancasila harus terus hidup dalam kehidupam
masyarakat, lebih optimal sebagai kekuatan pemersatu bangsa. Pancasila harus
menjadi perekat perbedaan kultur yang terbangun dalam masyarakat plural. Menjadi
ideologi bersama oleh semua kelompok masyarakat, bisa juga dimaknai sebagai
identitas nasional yang bisa menjadi media dalam menjembatani perbedaan yang
muncul. Pancasila sebagai jatidiri bangsa Indonesia, nilai-nilainya sudah ada sejak
jaman dahulu. adat istiadat, kebudayaan, religi dan praktik kehidupan lainnya yang
sudah ada dan terpelihara dalam kehidupan sehari-hari dikongkritisasikan ke dalam
sila-sila Pancasila. Dengan demikian causa
materialis dari Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri, melalui kebudayaan dan
kepribadiannya. Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri, bukan merupakan
jiplakan dari bangsa lain atau hanya merupakan pemikiran perseorangan. Pancasila
berbeda dengan ideologi lainnya seperti liberalisme yang hanya mengedepankan
kebebasan individu atau sosialisme yang mengedepankan kebebasan kelompok.
Bangsa Indonesia memadukan dimensi manusia sebagai makhluk pribadi dan sebagai
makhluk sosial. The founding fathers bangsa Indonesia menyadari akan pentingnya
dasar filsafat Negara yang dapat diletakkan dalam konsep bangsa yang berkembang
menuju fase nasionalisme modern.
Kenyataan bahwa bangsa Indonesia merupakan
Negara yang majemuk dari berbagai hal, suku, agama, ras, golongan dan
sebagainya memerlukan ideology yang dapat menaungi dan melindungi semua
komponen bangsanya. Pancasila hendaknya menjadi “katalis” dari berbagai
perbedaan yang ada pada bangsa Indonesia. Dalam konteks ini Pancasila sangat
relevan dijadikan dasar Negara dan pandangan hidup bangsa yang plural seperti
Indonesia. Segenap komponen bangsa Indonesia harus mampu memahami dan
menerima keberagaman dalam kebersamaan.
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu Ketuhanan
(Tuhan), Kemanusiaan (manusia), Persatuan (satu), Kerakyatan (rakyat), serta
keadilan (adil). Nilai-nilai ini secara historis sudah ada sejak jaman kerajaan
terdahulu, seperti Samudera Pasai, Sriwijaya, Majapahit, Cirebon, Mataram, Demak,
Banten dan lainnya. Dalam implementasinya, praktik penyelenggaraan Negara tidak
sedikit sudah penyimpangan dari nilai-nilai yang ada dalam tiap sila Pancasila,
seperti penafsiran yang kabur pada nilai-nilai Pancasila oleh para penyelenggara
Negara, dijadikannya Pancasila sebagai “kedok” kekuasaan untuk melegalisasi
tindakan penguasa, dan euphoria demokrasi yang kebablasan yang tidak jarang justru
bertentangan dengan masyarakat, baik norma hukum, norma agama, norma
kesopanan, norma norma kesusilaan dan norma lainnya bukan saja dilakukan oleh
orang awan yang tidak berpendidikan, bahkan hal ini juga dilakukan oleh orang
terdidik (beberapa kasus bahkan menimpa oknum guru besar), bahkan tidak sedikit
pejabat publik yang terkena kasus asusila seperti tertangkap tangan dengan pasangan
yang bukan muhrim, korupsi, tertangkap sedang mengonsumsi narkoba dan
sebagainya. Oleh karena itu, perlu upaya sadar dan
terencana dari segenap komponen bangsa Indonesia untuk mengamalkan ajaran
Pancasila sebagai Kepribadian dan identitas nasional. Tanpa kemauan dan partisipasi
seluruh komponen bangsa Indonesia, tidak mustahil Pancasila dan nilai-nilainya akan
lenyap dan tinggal nama; Pancasila hanya akan menjadi hafalan dan pajangan di
kantor-kantor pemerintah tanpa memiliki makna sebagai dasar filosofis bangsa.

TUGAS
1. Jelaskan pengertian identitas nasional,
2. Agar kamu mesripsikan faktor apa saja yang mendukung lahirnya identitas
nasional,
3. Jelaskan bagaimana proses suatu bangsa membentuk sebuah negara, kaitkan
dengan teori terbentuknya negara.

Anda mungkin juga menyukai