Anda di halaman 1dari 19

1

A. Rangkuman
Identitas nasional (national identity) adalah kepribadian nasional
atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan
bangsa satu dengan bangsa yang lain. Salah satu cara untuk memahami
identitas suatu bangsa dengan bangsa yang lain dengan cara mencari sisi-
sisi umum yang ada bangsa itu. Dengan pembandingan tersebut, maka
sikap kabalisme atau sikap penekanan yang berlebihan pada keunikan
ataupun ekslusivitas yang eksontrik karena pada dasarnya, tidak ada satu
bangsapun di dunia ini yang mutlak berbeda.
Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang
bersifat khas dan membedakan dengan bangsa yang lain. Kekhasan yang
melekat pada sebuah bangsa yang dikaitkan dengan sebutan “identitas
nasional”. Namun demikian, proses pembentukan identitas nasional bukan
sesuatu yang sudah selesai, tetapi suatu yang terus berkembang dan
kontekstual mengikuti perkembangan zaman. Sifat identitas nasional yang
relatif dan kontekstual mengharuskan setiap bangsa untuk selalu
menyegarkan pemahaman dan pemaknaan terhadap jati dirinya.
Pertanyaan reflektif seyogianya di tujukan kepada identitas-identitas khas
yang salama ini melekat kepada bangsa Indonesia.
Ada beberapa faktor yang menjadikan setiap bangsa memiliki
identitas berbeda-beda. Faktor-faktor tersebut antara lain keadaan geografi,
demografi, sejarah, kebudayaan, dan warga masyarakat. Seperti
contohnya, Indonesia yang disebut sebagai negara agraris karena sebagian
besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, watak
penduduknya maka akan berbeda dengan watak penduduk Jepang yang
sebagian besar bermata pencaharian sebagai pekerja kantoran dan buruh
pabrik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas Nasional
bangsa Indonesia, meliputi primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika,
konsep sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan (Surbakti,
1999).
1. Primordial
2

Ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku


bangsa, daerah, bahasa, dan adat-istiadat merupakan faktor-faktor
primordial yang dapat membentuk negara-bangsa. Primordialisme
tidak hanya menimbulkan pola perilaku yang sama, tetapi juga
melahirkan persepsi yang sama tentang masyarakat negara yang
dicita-citakan. Walaupun ikatan kekerabatan dan kesamaan budaya
itu tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa (karena mungkin ada
faktor yang lain yang lebih menonjol), namun kemajemukan secara
budaya mempersulit pembentukan satu nasionalitas baru (negara
bangsa) karena perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai.
2. Sakral
Kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat, atau ikatan
ideologi yang kuat dalam masyarakat, juga merupakan faktor yang
dapat membentuk negara-bangsa.
3. Tokoh
Kepemimpinan dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati
secara luas oleh masyarakat dapat menjadi faktor yang menyatukan
suatu bangsa-negara. Pemimpin ini menjadi panutan sebab warga
masyarakat mengidentifikasikan diri kepada sang pemimpin, dan ia
dianggap sebagai “penyambung lidah” masyarakat.
4. Sejarah
Persepsi yang sama tentang asal-usul (nenek moyang) dan tentang
pengalaman masa lalu, seperti penderitaan yang sama akibat dari
penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas (sependeritaan dan
sepenanggungan), tetapi juga tekad dan tujuan yang sama antar
kelompok suku bangsa. Solidaritas, tekad, dan tujuan yang sama itu
dapat menjadi identitas yang menyatukan mereka sebagai bangsa,
sebab dengan membentuk konsep ke-kita-an dalam masyarakat.
5. Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) merupakan
salah satu faktor yang dapat membentuk bangsa-negara.Bersatu
dalam perbedaan artinya kesediaan warga masyarakat untuk
3

bersama dalam suatu lembaga yang disebut Negara, atau


pemerintahan walaupun mereka memiliki suku bangsa, adat-
istiadat, ras atau agama yang berbeda.
6. Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan
spesialisasi pekerjaan yang beraneka ragam sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan semakin
bervarariasi kebutuhan masyarakat, semakin tinggi pula tingkat
saling bergantung di antara berbagai jenis pekerjaan. Setiap orang
bergantung pada pihak lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Semakin kuat suasana saling bergantung antar anggota masyarakat
karena perkembangan ekonomi, maka semakin besar pula
solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.
7. Kelembagaan
Proses pembentukan bangsa berupa lembaga-lembaga
pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata,
dan partai politik. Setidak-tidaknya terdapat dua sumbangan
birokrasi pemerintahan (pegawai negeri) bagi proses pembentukan
bangsa, yakni mempertemukan berbagai kepentingan dalam
instansi pemerintah dengan berbagai kepentingan di kalangan
penduduk sehingga tersusun suatu kepentingan nasional, watak
kerja, dan pelayanannya yang bersifat impersonal; tidak saling
membedakan untuk melayani warga negara. Angkatan bersenjata
berideologi nasionalistis karena fungsinya memelihara dan
mempertahankan keutuhan wilayah dan persatuan bangsa,
personilnya direkrut dari berbagai etnis dan golongan dalam
masyarakat. Selain soal ideologi, mutasi dan kehadirannya di
seluruh wilayah negara merupakan sumbangan angkatan bersenjata
bagi pembinaan persatuan bangsa Keanggotaan partai politik yang
bersifat umum (terbuka bagi warga negara yang berlainan etnis,
agama, atau golongan), kehadiran cabang-cabangnya di wilayah
negara, dan peranannya dalam menampung dan memadukan
4

berbagai kepentingan masyarakat menjadi suatu alternatif


kebijakan umum merupakan kontribusi partai politik dalam proses
pembentukan bangsa.
Identitas Nasional dalam konteks bangsa cenderung mengacu pada
kebudayaan atau karakter khas suatu bangsa. Sedangkan identitas nasional
dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan. Kedua
unsur identitas ini terangkum dalam Pancasia yang merupakan identitas
nasional bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Gambaran utuh kesatuan bangsa Indonesia diikat dalam
semboyan Bhinneka Tunggal Ika, meskipun berbeda-beda namun tetap
satu, sebagai dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
ditengah perbedaan. Selain itu dasar kesamaan nasib karena sama-sama
mengalami penderitaan yang sama ketika dijajah juga mengikat kehendak
yang sama yaitu meraih kemerdekaan.
Berikut ini unsur-unsur yang mendukung terbentuknya identitas
nasional suatu bangsa, yaitu :
1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat
askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur
dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa
atau kelompok etnis sehingga mereka dapat dikenali dari daerah mana
asalnya. Etnis Tionghoa hanya berjumlah 2,8% dari populasi
Indonesia, tetapi tidak kurang dari 300 dialek bahasa. Populasi
penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 210 juta. Dari
jumlah tersebut diperkirakan separuhnya beretnis Jawa. Sisanya terdiri
dari etnis-etnis yang mendiami kepulauan diluar Jawa seperti suku
Makasar-Bugis (3,68%), Batak (2,04%), Bali (1,88%), Aceh (1,4%)
dan suku-suku lainnya. Mereka mendiami daerah-daerah tertentu,
menyebar ke seluruh kepulauan Indonesia. Mayoritas dari mereka
bermukim di perkotaan.
2. Agama
5

Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis.


Agama-agama yang berkembang di nusantara adalah Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada
masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Tetapi
sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama
resmi negara dihapuskan.
Dari agama-agama di atas, agama Islam merupakan agama
yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia. Dalam Islam terdapat
banyak golongan dan kelompok pemahaman misalnya kelompok
Islam santri untuk menunjukan keislaman yang kuat dan Islam
Abangan atau Islam Nominal bagi masyarakat Islam di daerah Jawa.
Sedangkan kalangan di kelompok santri sendiri perbedaan
pemahaman dan pengamalan Islam dikenal dengan kelompok
modernis dan tradisionalis. Kelompok pertama lebih berorientasi
pada pencaharian tafsir baru ijtihad atas wahyu Allah. Sedangkan
kelompok tradisionalis lebih menyandarkan pengalaman agamanya
pada pendapat-pendapat ulama.
Karena Indonesia merupakan negara yang multi agama, maka
Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang rawan terhadap
disintegrasi bangsa. Banyak kasus disintegrasi bangsa yang terjadi
akhir-akhir ini melibatkan agama sebagai faktor penyebabnya.
Misalnya, kasus Ambon yang sering kali diisukan sebagai pertikaian
anatara dua kelompok agama meskipun isu ini belum tentu benar.
Akan tetapi isu agama adalah salah satu isu yang mudah
menciptakan konflik. Salah satu jalan yang dapat mengurangi resiko
konflik atar agama, perlunya diciptakan tradisi saling menghormati
antara agama-agama yang ada. Menghormati berarti mengakui
secara positif dalam agama dan kepercayaan orang lain juga mampu
belajar satu sama lain. Sikap saling menghormati dan menghargai
perbedaan memungkinkan penganut agama-agama yang berbeda
bersama-sama berjuang demi pembanguna yang sesuai dengan
martabat yang diterima manusia dari Tuhan.
6

3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk
sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model
pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk
bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan)
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Intinya adalah kebudayaan
merupakam patokan nilai-nilai etika dan moral, baik yang tergolong
sebagai ideal atau yang seharusnya (world view) maupun yang
operasional dan aktual di dalam kehidupan sehari-hari (ethos).
Seperti banyaknya suku bangsa yang dimiliki nusantara,
demikian pula dengan kebudayaan. Terdapat ratusan kebudayaan
bangsa Indonesia yang membentuk identitas nasionalnya sebagai
bangsa yang dilahirkan dengan kemajemukan identitasnya.
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang
lain. Bahasa dipahami sistem perlambang yang secara arbiter
dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan
sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Di Indonesia terdapat
beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa
atau etnis.
Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai
bahasa nasional. Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan sebutan
bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung (linguafranca)
berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi
bahasa komunikasi diantara suku-suku di nusantara, bahasa Melayu
juga menempati posisi bahasa transaksi perdagangan internasional
dikawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku
bangsa Indonesia dengan para pedagang asing.
Pada tahun 1928 bahasa Melayu mengalami perkembangan
yang luar biasa. Pada tahun tersebut, melalui peristiwa Sumpah
7

Pemuda Indonesia, para tokoh pemuda dari berbagai latar belakang


suku dan kebudayaan merupakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan bangsa Indonesia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat
dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :
a) Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah
bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara
b) Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata
perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera
Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Identitas Alamiah, yang
meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam
suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.
Maka, ada dua faktor penting dalam pembentukan identitas yaitu
faktor primordial yang merupakan faktor bawaan yang bersifat alamiah
dan melekat pada bangsa tersebut seperti geografis, ekologi, dan
demografi, juga faktor kondisional yang merupakaan keadaan yang
mempengaruhi terbentuknya identitas tersebut.
Identitas nasional sebagai karakter bangsa dapat diartikan sebagai
tabiat atau watak khas bangsa Indonesia yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain. Karakter sendiri, dalam artian luas, bearti
sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti, tabiat, watak yang membedakan
seseorang dengan orang lain. Karena Indonesia memiliki beribu etnis dan
harus menyatukan diri untuk membentuk satu identitas yaitu Indonesia,
maka diperlukan suatu proses dan kelapangdadaan bangsa untuk bersatu.
Karena unsur identitas bangsa Indonesia terangkum dalam
Pancasila, dan pancasila digali dari pandangan hidup bangsa, maka
Pancasila dapat dikatakan sebagai karakter sesungguhnya bangsa
Indonesia. Pancasila dirumuskan bersama oleh anggota BPUPKI yang
merupakan perwakilan dari berbagai wilayah dan penganut berbagai
agama di Indonesia, sehingga Pancasila benar-benar merupakan nilai dasar
yang ideal dan mengandung nilai-nilai identitas sekaligus karakter bangsa
Indonesia.
8

Lima dasar nilai Pancasila adalah ketuhanan, kemanusiaan,


persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pada nilai ketuhanan, nuansa religius
terasa sangat kental di Indonesia ketika suara adzan, suara lonceng gereja,
ataupun suara panggilan keagaaman lainnya berkumandang saling
bersahut-sahutan. Lalu pada nilai kemanusiaan dan persatuan juga sangat
kental terlihat pada kegiatan-kegiatan kemasyarakatan seperti kerja bakti,
ronda, dan sebagainya. Hal-hal diatas, adalah sedikit contoh karakter yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
Pertanyaan kritis terhadap identitas nasional, seperti betulkah kita
bangsa yang ramah atau benarkah kita bangsa yang santun dan agamis,
perlu terus di lakukan dalam rangka menggali, menemukan identitas
nasional Indonesia, dan bahkan menciptakan identitas baru Indonesia yang
demokratis, toleran, dan anti kekerasan. Secara umum beberapa unsur
yang terkandung dalam identitas nasional antara lain:
1. Pola Perilaku Adalah gambaran pola prilaku yang terwujud dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya adat istiadat, budaya dan kebiasaan,
ramah tamah, hormat kepada orang tua, dan gotong royong merupakan
salah satu identitas nasional yang bersumber dari adat istiadat.
2. Lambang-Lambang Adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan
fungsi negara. Lambanglambang ini biasanya dinyatakan dalam Undang-
Undang, misalnya bendera, bahasa dan lagu kebangsaan.
3. Alat-Alat Perlengkapan Adalah sejumlah perangkat atau alat-alat
perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa
bangunan, peralatan dan teknologi, misalnya candi, masjid, gereja, pakaian
adat, teknologi bercocok tanam, dan teknologi seperti kapal laut, pesawat
terbang, dan lainnya.
4. Tujuan yang ingin dicapai Yang bersumber dari tujuan yang bersifat
dinamis dan tidak tetap, seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang
tertentu. Sebagai sebuah bangsa yang mendiami sebuah negaraa, tujuan
bersama bangsa Indonesia telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945,
yakni keceerdasan dan kesejahteraan bersama bangsa Indonesia.
9

Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau, suku,


agama, budaya, maupun bahasa, sehingga diperoleh satu pengikat untuk
menyatukan keragaman tersebut, yaitu Nasionalisme yang merupakan
syarat mutlak bagi pembentukan identitas bangsa. Proses berbangsa dan
bernegara hingga terbentuk NKRI sekarang ini tidak lahir begitu saja,
namun lewat proses panjang dengan berbagai hambatan dan rintangan.
Sejarah terbentuknya bangsa Indonesia sudah mulai dikenal sejak
zaman kerajaan seperti kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit, dan juga
kerajaan-kerajaan lain di Indonesia. Proses terbentuknya nasionalisme
yang berakar pada budaya ini, menurut Mohammad Yamin diistilahkan
sebagai fase nasionalisme lama. Sedangkan menurut beliau, pembentukan
nasionalisme modern dimulai pada tahun 1908 yang merupakan tahun
awal berdirinya organisasi Budi Utomo, kemudian disusul dengan ikrar
Sumpah Pemuda pada tahun 1928 yang diwakili oleh pemuda-pemuda dari
berbagai wilayah dengan berbagai macam suku, agama, kebudaayan di
Indonesia. Lalu dilanjutkan pada titik puncak pada 17 Agustus 1945
dimana Proklamasi Kemerdekaan dibacakan sebagai tonggak berdirinya
negara Indonesia.
Proses berbangsa dapat dilihat dari rangkaian peristiwa berikut:
a. Prasasti kedukan bukit yang bertahun 605 Saka atau 683 Masehi,
berbahasa Melayu Kuno dan berhuruf Pallawa bertulilskan
“mawurat vanua Sriwijaya siddhayatra subhiksa” yang artinya
“membentuk negara Sriwijaya yang jaya, adil, makmur, sejahtera
dan sentosa”
b. Kerajaan Majapahit yang mencapai keemasan pada masa
pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada
berhasil menaklukkan hampir seluruh kawasan Indonesia saat ini.
Mahapatih Gajah Mada yang terkenal dengan sumpah Palapa
mengucapkan sumpah ini pada tahun 1258 Saka, sumpah ini
berbunyi “Lamun huwus kala nusantara isun amukti palapa” yang
artinya “Saya baru akan berhenti berpuasa jika telah berhasil
menaklukkan Nusantara”
10

c. Berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908 yang


merupakan pelopor berdirinya organisasi-organisasi pergerakan
nasional lainnya. Organisasi ini merintis kebangkitan nasioanl
menuju cita-cita Indonesia merdeka.
d. Sumpah pemuda yang diikrarkan oleh para pemuda bangsa
Indonesia pada 28 September 1928 di Jakarta. Berbunyi:
Pertama:
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu,
Bangsa Indonesia
Kedua:
Kami putra dan Putri Indonesia mengaku bertanah air satu,
Tumpah Darah Indonesia
Ketiga:
Kami putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, Bahasa Indonesia.
Setelah mengetahui sejarah terbentuknya negara Indonesia, maka
hendaknya mengetahui peristiwa-peristiwa proses bernegara. Proses
bernegara sendiri merupakan kehendak untuk melepaskan diri dari
penjajahan, mengandung upaya memiliki kemerdekaan untuk mengatur
negaranya sendiri secara berdaulat tidak dibawah cengkraman dan kendali
bangsa lain. Peristiwa penting dalam proses bernegara adalah sidang-
sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) dan sidang-sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI).
a. Pemerintah Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia ada tanggal 24 Agustus 1945. Realisasi dari janji
itu maka dibentuklah BPUPKI pada 29 April 1945 dan dilantik
pada 28 Mei 1945 yang diketuai oleh Dr. KRT. Radjiman
Wedyodiningrat. Pada sidang ini mulai dirumuskan syarat-syarat
yang diperlukan untuk mendirikan negara yang merdeka.
b. Pembentukan PPKI setelah sebelumnya membubarkan BPUPKI
pada 9 Agustus 1945. Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno dan wakil
11

ketua adalah Drs. Moh. Hatta. Badan ini mempunyai sifat 'Badan
Nasional' yang mewakili seluruh bangsa Indonesia.
c. Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dan
penetapan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Peristiwa
ini merupakan titik balik dari negara yang terjajah menjadi negara
yang merdeka.
Pada pembahasan identitas nasional ini terdapat juga yang disebut
Politik Identitas. Politik Identitas ini adalah nama untuk menjelaskan
situasi yanh ditandai dengan kebangkitan kelompok-kelompok identitas
sebagai tanggapan untuk represi yang memarjinilisasikan mereka di masa
lalu. Identitas berubah menjadi politik identitas ketika menjadi basis
perjuangan aspirasi kelompok.
Identitas yang menjadi salah satu dasar konsep kewarganegaraan
adalah kesadaran atas kesetaraan menusia sebagai warganegara. Identitas
sebagak warganegara ini menjadi bingkai politik untuk semua orang,
terlepas dari identitas lain apapun yang dimilikinya seperti identitas
agama, etnis, daerah dan lain-lain.
Disepakati oleh para pendiri negara Indonesia. Identitas nasional
Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang
Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas Nasional yang menunjukkan jati
diri Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia

2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih

3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya

4. Lambang Negara yaitu Pancasila

5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945


12

8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

9. Konsepsi Wawasan Nusantara

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

Pada hakikatnya Identitas Nasional, merupakan manifestasi nilai-


nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas tertentu yang
membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan
perkataan lain dapat dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah
Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan
kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.
Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin
sebagai identitas nasional tadi bukanlah barang jadi yang sudah selesai
“mandheg” dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu
yang “terbuka” cenderung terus-menerus bersemi sejalan dengan hasrat
menuju kemajuan yang dicita-citakan bangsa Indonesia.
Perkembangan Iptek dan arus globalisasi yang membuat
masyarakat Indonesia harus berhadapan dengan kebudayaan berbagai
bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan kita semua, bahwa
pelestarian berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan kita
semua, bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan
identitas kita semua.
Dalam upaya pengembangan identitas nasional, pelestarian budaya
tidak berarti menutup diri terhadap segala bentuk pengaruh kebudayaan
bangsa Indonesia. Sebagai komitmen konstitusional yang dirumuskan oleh
para pendiri negara kita dalam pembukaan, khususnya dalam pasal 32
UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu: “kebudayaan bangsa ialah
kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia.
Kesadaran pentingnya mengembangkan dan memperkaya
kebudayaan bangsa dengan keterbukaan menerima kebudayaan asing yang
bernilai positif semakin tegas diamanatkan dalam pasal 32 UUD 1945
yang diamandemen :
13

1. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban


dunia menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai- nilai budaya
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional

B. Contoh Kasus

Opening Ceremony Asian Games 2018 Beri Kejutan Ragam Budaya


Indonesia
21/08/2018 02:39 PM
Pembukaan Asian Games ke-18 telah berlangsung di Stadion
Utama Gelora Bung Karno, Jakarta (18/08/2018). Antusiasme masyarakat
telah dibuat kagum oleh persembahan bertemakan alam dan budaya Tanah
Air. Dengan set panggung--ilustrasi pegunungan khas bumi pertiwi, tarian
kolosal dan beragam koreografi mampu mengeksplorasi kekayaan Tanah
Air di depan jutaan pasang mata yang menyaksikannya.
Suasana Sabtu malam yang sunggu eksotis berbalut "Bhinneka
Tunggal Ika" berlangsung kurang lebih 3 jam. Adapun semua skenario
berjalan atraktif dan memukau dibentuk oleh tim Creative Director of
Design Opening & Closing Asian Games. Opening Ceremony
menghasilkan ribuan pelaku seni yang selaras dalam menyusun gerakan.
14

Mulai dari Tarian Khas Budaya Indonesia, Tarian Kolosal dengan


instrumen panggung yang menakjubkan, sampai aksi video aksi Presiden
Jokowi di membuat heboh seisi GBK.
Kesuksesan pihak penyelenggaraan Asian Games 2018, kini
menjadi berita paling hits di Indonesia bahkan Asia dengan menampilkan
beragam budaya beralaskan panggung nan megah. Hal itu banyak
disampaikan langsung melalui apresiasi dari publik WNA, tamu undangan
negara dan wartawan asing. Sejumlah pihak menjelaskan adanya tarian
budaya yang membentuk simbol berpadu instalasi menarik jadi contoh
kekuatan bangsa.
Setelah host menghitung mundur terjadi, segmen pembukaan acara
memunculkan air terjun dari ilustrasi gunung vulkano. Kehadiran Presiden
RI Joko Widodo pun menambah semangat yang berkobar bagi masyarakat
yang menyaksikan melalui video aksi menghadiri acara Opening
Ceremony Asian Games 2018.

Segmen panggung terbaik berskala internasional


Panggung dengan ukuran panjang 120 meter, lebar 30 meter, dan
tinggi 26 meter menampilkan pemandangan gunung yang dilengkapi
dengan berbagai tumbuhan sebagai ciri khas bangsa Indonesia sebagai
simbol utama. Tak hanya itu, kemegahan panggung opening ceremony
menampilkan elemen yang menggambarkan kekayaan alam Tanah Air
seperti air, bumi, angin, dan tanah.
Air—Segmen ini dimulai setelah pembawa acara dan seluruh
penonton menghitung mundur untuk memulai acara. Segmen ini
menggambarkan samudra biru yang menyatukan ribuan kepulauan di
Indonesia.Dimulai dari samudra yang bergejolak, mempresentasikan
konflik di masa awal sejarah, kemudian air menyatu menjadi penyatu dan
membawa kedamaian bagi semua pulau.
Bumi—Dimana segmen ini dilambangkan dari gerakan yang
menggambarkan ragam budaya, warna, ekspresi dan perspektif yang saling
dijaga keutuhannya. Pada segmen bumi juga menampilkan cinta dan
15

dedikasi tinggi anak Indonesia kepada Bumi. Representasi tradisi dalam


segmentasi ini bertujuan untuk mengemas budaya, tarian ritual, dan tarian
perang.
Angin—Segmen ini menunjukkan kehormatan pada para leluhur
bangsa yang memiliki segenap kebijakan, kekuatan dan nasionalisme yang
tinggi.Di segmen ini, angin digambarkan sebagai kekuatan yang tumbuh
dan menyebarkan daya hidup dan mewariskan nilai-nilai bangsa dari
generasi ke generasi.
Fire—Segmen yang melambangkan semangat kompetitif bangsa
Indonesia. Api dan lava ini menghidupkan bangsa dari keterpurukan dan
membangkitkan jiwa raga yang penuh inspirasi dan semangat untuk
meraih kemenangan, yaitu Asian Games 2018.

Tarian Ratoh Jaroe selaras dengan kekompakan


Tak kurang dari 1600 penari dari berbagai kalangan pemuda-
pemudi setiap daerah membuat gerakan memukau. Dari setiap gerakan tari
yang lincah dan berirama itu ternyata memiliki menyimpan beragam tarian
khas daerah Aceh atau biasa disebut tarian Ratoh Jaroe. Para penari
dengan mahkota emas itu tampil bak kecepatan indah gerakannya
memanipulasi mata, salah satunya saat kekompakan tarian mengganti baju.
Tarian yang mengkombinasikan gerakan tangan, bahu, badan, dan
kepala ini memadu padankan antara satu pemain dengan pemain dengan
cepat, sehingga memikat para penonton yang hadir dengan memberikan
standing applause.
Tak banyak dari masyarakat dan para tamu undangan yang
bertanya gerakan secepat itu dari mengenakan kostum semula abu-abu,
berganti jingga, lalu ungu dsb. Tarian Ratoh Jaroe memang terkenal
dengan menggunakan busana berlapis-lapis dengan motif serupa.
Sehingga, jarang penonton tertipu dengan gerakan berganti baju dengan
cepat. Tetapi dalam fakta sebenarnya, penari tersebut hanya melipat
kostum dengan menutupi yang sebelumnya.
16

Pesona tarian Ratoh Jaroe juga tak lepas dari hasil koreografi
Denny Malik dan Eko Supriyadi untuk setting tarian selama berbulan-
bulan dengan ribuan penari. Hal ini bukan sesuatu yang mudah untuk
mengkolaborasi gerakan dengan ribuan penari yang terdiri dari anak-anak
Sekolah Menengah Keatas. Dari segi busana, membutuhkan banyak
aksesoris seperti perekat velcro untuk melibat ujung baju agar terlihat
berganti dengan warna berbeda.

Gunung Berapi memberi pesan penting bangsa Indonesia


Persiapan panjang dari event ini memang tak main-main,
dikomandoi langsung oleh Wishnutama sebagai Creative Director terbayar
lunas. Beberapa penampilan dari 6000 pendukung acara, sanggup berjuang
demi menampilkan acara terbaik. Kerja sama antara tim kreatif, pengisi
acara, pemerintah dan seluruh rakyat nampaknya akan membakar
semangat para atlet yang bertanding.
Satu lagi yang mendebarkan dan membuat kagum seluruh
pengunjung acara adalah cara atlet legenda pembawa obor. Dengan estafet
(kerja sama) antara legenda-legenda olahraga nasional, kemudian
diserahkan pada juara bulutangkis Olimpiade Susi Susanti. Di akhir, Susi
dengan membawa Obor berjuang menaiki puncak gunung berapi yang
sudah di setting untuk menyambut Obor Olimpiade menghadirkan simbol
api energi sebagai bagian dari acara Asian Games.

Tarian Kolosal yang Energik


Selain seni tari Ratoh jaroe, perhelatan opening Ceremony yang
mampu menyita atensi publik, yaitu ragam kombinasi tarian kolosal dan
modern yang memiliki ornamen artistik. Suguhan penampilan para penari
kembali mempresentasikan kekayaan seni tari khas Indonesia. Kali ini
desainer kenamaan Rinaldy Yunardy dan koreografer Eko Supriyanto
menghadirkan rangkaian tarian dari berbagai provinsi.
17

Adapun segmentasi yang dapat dibanggakan pada perhelatan


opening ceremony seperti tarian Sipitu Cawan, Gending Sriwijaya, Tari
Piring, Zapin, Tarian Transisi Bunga, Lenong Betawi dan Jaipongan.
Tarian Tradisional—Kekayaan dan Keindahan Bumi Pertiwi
terukir dalam 19 tarian daerah yang diperagakan oleh 467 penari. Bukan
hanya itu, dibantu iringan lagu dari sederet musisi ternama Tanah Air
seperti Rossa, Fatin, dan GAC, membuat drama kolosal semakin
bermakna. Disamping itu, ada beberapa persembahan segmen “Earth”
yang didesain sempurna dari segi kostum dan koreo tarian di bawah bulan
purnama.
Berbeda dengan segmen “Fire”, tari kontemporer yang terinspirasi
dari tari kecak. Tari Kecak ini didaulat sebagai simbol semangat generasi
muda yang membara untuk berlaga lebih baik di Asian Games 2018.

C. Analisa Kasus
Kami mengambil kasus mengenai Asian Games yang baru saja
berakhir beberapa minggu lalu. Pekan olahraga terbesar di Asia ini
diadakan di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus sampai 2 September
dan diikuti oleh para atlet dari 45 negara dengan 40 cabang olahraga yang
dilombakan. Konsep yang digunakan pada pembukaan (opening
ceremony) asian games 2018 banyak membuat negara lain merasa kagum
karena menunjukkan indentitas bangsa kita yang sebenarnya dimana pada
dasarnya indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau, suku,
agama, budaya, maupun bahasa.
Di era modern sekarang ini banyak sekali kasus kasus yang muncul
akibat mulai lunturnya identitas nasional di dalam diri generasi muda.
Namun di tengah maraknya kasus kasus tersebut upacara pembukaan asian
games 2018 kembali mengingatkan kita akan siapa kita sebenarnya, betapa
kaya dan beragamnya bangsa kita.
Pada malam pembukaan asian games 2018 dapat dirasakan suasana
yang sangat kental akan keberagaman. Gambaran utuh kesatuan bangsa
Indonesia diikat dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, meskipun
18

berbeda-beda namun tetap satu, sebagai dasar kehidupan bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara ditengah perbedaan. Pada dasarnya identitas
nasional merupakan hal yang membedakan bangsa kita dari bangsa lain
maka suasana beragam namun tetap satu hanya bisa dirasakan di Indonesia
yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan kebudayaan.
Maraknya kasus intoleransi baik budaya dan agama sekarang ini
bukan merupakan parameter kondisi bangsa kita yang sesungguhnya.
Terbukti dengan ribuan penonton dari berbagai wilayah di indonesia acara
tetap berjalan dengan baik serta khidmat akan persatuan yang kental.
Dari kasus diatas hal yang bisa dipelajari adalah bagaimana kita
saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di negara kita
yang kaya ini. kita sebagai generasi penerus bangsa memiliki kewajiban
untuk tetap mempertahankan jati diri bangsa/ identitas nasional. Hal-hal
yang bisa dilakukan untuk tetap menjaga identitas nasional antara lain:
1. Saling Toleransi antar umat beragama.
2. Mempertahankan kebudayaan yang semakin memudar ditengah
globalisasi.
3. Gencar mengenalkan kebudayaan-kebudayaan Indonesia baik didalam
maupun luar negeri dengan cara yang kreatif dan inovatif.
4. Menghindari sikap-sikap yang dapat menimbulkan perpecahan bangsa
seperti perkelahian antar etnis yang semakin marak terjadi.
5. Menanamkan sikap sadar akan persatuan dan kesatuan bangsa.
19

Daftar Pustaka
 Kaelan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma
 A. Ubaidillah, dkk. 2000. Pendidikan Kewargaan (Civic Education)
Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press
 Kohn, Prof.Hans. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta:
ERLANGGA
 Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan
Tinggi), Cetakan II. Yogyakarta: UNY Press
 Hadiwinata Khrisna, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Malang:
UPT MKU Politeknik Negeri Malang
 Smith, Anthony D., 2003. Nasionalisme: Teori, Ideologi, Sejarah. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai