Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan lembar tugas mandiri ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga lembar tugas mandiri ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga lembar tugas mandiri ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi lembar tugas mandiri ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Lembar tugas mandiri ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan lembar tugas mandiri ini.
Penyusun
masyarakat
sehingga
membuat
masyarakat
semakin
ketergantungan satu sama lain dan secara tidak langsung akan membuat
masyarakat ingin membentuk satu kesatuan yaitu bangsa bansa sebagai jalan
untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain.
seluruh rakyat Indonesia. Hal ini berbeda bila bangsa Indonesia mendapatkan
kemerdekaan karena diberi oleh bangsa lain.
2. Pancasila dan UUD 1945
Tanpa Pancasila, masyarakat nasional kita tidak akan pernah mencapai
kekukuhan seperti yang kita miliki sekarang ini. Hal ini akan lebih kita sadari
jika kita mengadakan perbandingan dengan keadaan masyarakat nasional di
banyak negara, yang mencapai kemerdekaannya hampir bersamaan waktu
dengan kita. Tampaknya, Pancasila masih kurang dipahami benar oleh
sebagian bangsa Indonesia. Padahal, maraknya korupsi, suap, main hakim
sendiri, anarkis, sering terjadinya konflik dan perpecahan, dan adanya
kesenjangan sosial saat ini, kalau diruntut lebih disebabkan belum
dipahaminya, dihayati, dan diamalkannya Pancasila.
3. Simbol-Simbol/Lambang-Lambang Persatuan Bangsa
Contoh simbol-simbol/lambang-lambang pemersatu bangsa Indonesia
yaitu Bahasa Nasional yaitu bahasa Indonesia, Lagu kebangsaan yaitu
Inonesia raya, lambang negara yaitu Garuda Pancasila dan Bendera
kebangsaan yaitu bendera merah putih.
4. Kebudayaan Nasional
Tersebarnya budaya daerah tertentu ke wilayah lain di Nusantara
tetunya memungkinkan terjadi persaingan antarbudaya daerah tersebut. Hal
ini perlu disikapi secara serius oleh para pengambil kebijakan dalam dalam
hal ini pemerintah. Kalau dibiarkan pergesekan antarbudaya daerah tersebut,
dikhawatirkan akan menjadi pemicu di sintegrasi bangsa. Apalagi Indonesia
memiliki banyak pulau dan banyak ragam budaya, hal ini tentunya akan
berimbas kepada persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mempersatukan
bangsa yang berbeda budaya, yaitu salah satunya dengan mempersatukan
bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia.
mempersatukannya
melalui
konsep
negara
kesatuan
yang
kebhinekaan
budaya
yang
dapat
hidup
berdampingan
secara
damai merupakan kekayaan yang tak ternilai dalam khasanah budaya nasional
karena diunggulkannya suatu nilai oleh seseorang atau sekelompok masyarakat,
yang
diunggulkannya.
Sehingga
permasalahan multicultural
justru
sejarah memperlihatkan bahwa kaum konserfatif cepat atau lambat akan terdesak
untuk memberi tempat pada adanya perobahan. Proses itu seringkali tidak
berjalan secara linier, tapi berjalan maju mundur. Konflik antara kaum progresif
dengan kaum konserfative maupun konflik diantara kaum progresif itu
sendiri. Dalam masyarakat yang sudah selesai konflik itu sudah ditempatkan
dalam suatu mekanisme yang biasanya merupakan tatanan sosial politik yang
sudah dirasionalisasikan sehingga konflik itu didorong untuk diselesaikan secara
argumentatif. Sebaliknya pada masyarakat berkembang (masyarakat yang belum
selesai) konflik itu biasanya berlangsung secara liar karena para pelakunya
masih
sama-sama
mencari
mekanisme
untuk
menyelesaikan/
agama yang terjadi, sering kali berintikan pada permasalahan hubungan antara
etnik asli setempat dengan pendatang, konfkil konflik itu terjadi karena adanya
pengaktifan
secara
berlebihan
jatidiri
etnik
untuk
solidaritas
dalam
kepemilikan terhadap budaya bangsa. Dalam hal ini sudah terlihat jelas peran
pemuda, tidak hanya memiliki rasa kepemilikan terhadap budaya, melainkan
sebagai pemuda yang menjadi agen perubah seharusnya mampu memberikan
pengetahuan kepada masyarakat Indonesia terkait dengan kebudayaan bangsa.
Sehingga budaya bangsa yang merupakan nilai luhur nenek moyang dapat terjaga
dan terlestarikan keberadaannya.
Kemudian dalam kaitannya pancasila sebagai identitas Nasional Bangsa,
peran pemuda juga sangat penting dalam penegakan nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam pancasila. Pancasila merupakan dasar Negara yang dijadikan
acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila mampu menyatukan
bangsa Indonesia yang bersuku-suku dari sabang sampai merauke. Pemuda
sebagai tulang punggung bangsa dimasa yang akan datang sudah sepantasnya
menjalankan apa yang terkandung dalam pancasila. Sehingga nilai-nilai luhur
pancasila dapat merasuk kedalam kalbu para pemuda yang menjadikan pemuda
cinta dan bangga terhadap tanah airnya. Serta akan tercermin ke dalam setiap
tingkah laku para pemuda yang dapat dijadikan sebagai identitas bangsa Indonesia
yang berbudi luhur.
cara
efektif
yang
bisa
digunakan
untuk
membangun
dan
mengembalikan jati diri bangsa Indonesia serta menekan pengaruh buruk pihak
lain baik yang berasal dari luar maupun dari dalam yang mengikis jati diri bangsa
Indonesia yaitu yang pertama dimulai dari diri kita sendiri. Hal itu dapat
dilakukan dengan membiasakan diri dari sekarang untuk bersikap sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila sebagai jati diri kita. Seperti harus
bertakwa kepada Tuhan YME, maksudnya kita harus selalu menjalankan perintah
Tuhan dan menjauhi laranganNya. Dari sila pertama ini saja sebanarnya jika
diterapkan dengan baik bangsa Indonesia ini pasti akan menjadi bangsa yang
damai, tentram, aman, adil, dan sejahtera. Sebab pemuda Indonesia akan takut
terhadap dosa dan akan berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku.
Selain itu pemuda harus bersikap adil dan menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan. Pemuda harus memenusiakan orang lain tanpa pandang bulu dan
bersikap
adil
kepada
siapa
saja
dan
tidak
boleh
sewenang-wenang
memperlakukan orang yang lemah kemudian tunduk patuh terhadap orang yang
mempunyai kekuasaan tinggi dan mempunyai uang banyak. Sebab apabila hal ini
terjadi dapat menjadiakn keadilan bangsa kita ini menjadi lemah, karena hukum
hanya bersifat tajam bagi masyarakat yang kedudukannya rendah sementara bagi
kalangan atas hukum sangat tumpul dan bahkan bisa dibeli dengan uang.
Sehingga nilai keadilan sosial harus dikembangkan dan ditegakkan di semua
kalangan terutama pada kehidupan kita sehari-hari.
Kemudian pemuda juga harus selalu bersatu sebagai negara kesauan
republik Indonesia, walaupun sebenarnya kita mempunyai kebudayaan, agama,
ras, dsb yang beranekaraga, namun dari keberanekaragaman tersebut sebenarnya
kalau disatukan dalam satu wadah besar (NKRI) bisa menjadi kekayaan besar
yang saling melengkapi dan memajukan bangsa Indonesia. Sehingga pemuda
tidak perlu mempersoalkan kebinekaan tersebut apalagi terlalu fanatik dan ingin
menghancurkan satu sama lain, hal inilah yang dapat melemahkan persatuan
Indonesia dan memudahkan bangsa Indonesia untuk dihancurkan. Persatuan dapat
menjadi benteng ketika antar pemuda diadu domba. Hal ini terlihat paemuda
zaman sekarang begitu mudah dibodohi ketika disuruh menghancurkan suatu
kaum lain untuk menmperlemah kedaulatan Bangsa Indonesi. Peradu dombaan
antar pemuda dapat dicegah apabila pemuda Indonesia memiliki nilai-nilai
persatuan antar satu sama lain.
Pemuda juga harus menanamkan sikap demokrasi yang tingi. Ketika
generasi pemuda menjadi seorang pemimpin di negara Indonesia,mereka harus
sadar bahwa mereka sebenarnya sebagai wakil rakyat untuk mengatur dan
mengambil kebijakan dalam rangka memajukan dan mensejahterakan bengsa
Indonesia. Bukan sebaliknya, sebagai pemimpin hanya untuk mencari harta
sebanyak-banyaknya untuk kepentingan pribadi. Ingat negara Indonesia sebagai
negara demokrasi dengan pemerintahan tertinggi dipegang oleh rakyat, jadi
sebagai seorang pemimpin sebanarnya merupakan pelayan dan wakil untuk
rakyat. Banyak kasus-kasus korupsi di negara ini karena mensalahartikan
kekuasaannya sebagai ajang untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. Hal inilah
yang membuat perekonomian negara Indonesia ini semakin mempuruk.
Kemudian dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin kita juga
harus memusyawarahkannya dengan demokratis dan tidak mengambil keputusan
secara sepihak yang menguntungkan kelompok tertentu. Dan yang tidak kalah
pentingnya dalam pemilihan waklil rakyat sikap adil dan demokratis harus benarbenar kita junjung tinggi. Kita harus menghindari kasus suap-menyuap, agar
negara kita ini benar-benar menjadi negara yang demokratis sesuai dengan nilai
yang terkandung dalam panca sila sebagai kepribadian yang harus kita miliki.
Selanjutnya pemuda juga harus menjunjung tinggi nilai keadilan tanpa
pandang bulu dan di segala sektor bagi seluruh warga negara Indonesia. Jika ke-5
sila tersebut sudah tertanam kuat pada diri sendiri selanjutnya pemuda harus
mengajak orang-orang yang ada di lingkungan sekitar. Generasi pemuda dapat
menjadi contoh untuk generasi anak-anak dalam berbuat kebaikan dan dapat
menjadi kebanggan generasi tua. Contohnya sederhana seperti mengajak temanteman atau para pemuda-pemudia lain agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila, dan menasetinya/menegur apabila teman-teman
atau pemuda lain berperilaku bertentangan dengan Pancasila.
Agar pemuda Indonesia mampu menjalankan nilai-nilai pancasila dengan
baik, cara efektif yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan ketakwaan
kepada Tuhan YME. Karena dengan ketakwaan dan keyakinan yang tingi, pemuda
akan mempunyai rasa takut terhadap dosa sehingga mereka akan enggan berbuat
salah. Kasus-kasus seperti: korupsi, kolusi, penipuan, pencurian, pembunuhan,
pelecehan seksual, dsb. Pasti tidak akan terjadi karena pemuda sudah diberi bekal
iman dan taqwa yang cukup. Namun jika primordialisme terhadap agama yang
dianut terlalu tinggi maka akan mengakibatkan perpecahan. Hal ini dapat diatasi
dengan menenemkan sikap toleransi melalui pendidikan di sekolah umum. Maka
dari itu, sebaiknya pemerintah mewajibkan para generasi penerus bangsa untuk
mendapatkan program wajib belajar selain sekolah umum juga sekolah
keagamaam seperti madrasah/pondok pesantren bagi yang muslim. Sehingga
untuk meningkatkan ketakwaan agar tidak perprilaku menyimpang yaitu melalui
program pendidikan Agama. Selanjutnya untuk mendapatkan pendidikan
mengenai cara hidup berkemajemukan (bertoleransi) serta untuk meningkatkan
keahlian/ketrampilan khusus, melalui sekolah umum.
Secara otomatis apabila pemuda telah menanamkan kuat jati diri bangsa
Indonesia pada diri masing-masing melalui cara-cara diatas, mereka akan
mempunyai filter dengan sendirinya untuk memilih dan memilah pengaruh
kebudayaan lain yang masuk ke negara kita. Yang baik kita pakai dan yang buruk
atau tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia, kita tinggalkan. Kemudian
pengaruh
kebudayaan
lokal
juga dapat
disaring melalui
pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Chotib, M. Dhazali, Tri suharno, Suardi Abubakar, Muchis Catio. 2006.
Kewarganegaraan 1 menuju Masyarakat Madani. Jakarta:Yudhistira.
Habib, M.A.F. 2012. Cara mengembalikan jati diri bangsa Indonesia. 18 hlm.
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-42607-Makalah-Cara
%20Mengembalikan%20Jati%20Diri%20Bangsa%20Indonesia.html,
diakses 9 Mei 2015 pukul 21.35 WIB.
Praheto, B.E. 2010. Pemuda Indonesia dan identitas bangsa di
era global. 1 hlm. http://edukasiunnes.blogspot.com/2010/05/pemuda-indonesia-danidentitas-bangsa.html, diakses 9 Mei 2015 pukul 20.15
WIB.
Aim, Abdulkarim. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Grasindo.
lwasilah, A. Chaedar. 1997. Politik Bahasa dan Pendidikan. Bandung: PT. Remaj
a Rosdakarya.
Dardjowidjodjo, Soenjono. 1996. Bahasa Nasional Kita. Bandung: ITB.