Anda di halaman 1dari 20

Pendidikan Kewarganegaraan.

Muhammad Ilham Suyudi (1)


Kelas 3.Mf
061630200839
BAB1
BAB1 IDENTITAS DAN INTEGRASI.

A. BANGSA DAN INTEGRITAS.


B. IDENTITAS NASIONAL INDONESIA.
C. NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA.
D. INTEGRASI NASIONAL.
E. PEMBANGUNAN INTEGRASI DI INDONESIA
A. BANGSA DAN INDENTITAS.
1. PENGERTIAN BANGSA.
Istilah bangsa dalam bahasa inggris disebut nation. Kata nation berasal dari kata nation (Latin)
yang berarti lahir. Kata bangsa sendiri berasal dari bahasa Sansengkerta wangsa yang berarti orang-
orang yang satu keturunan atau trah (Jawa). Hans Kohn(1984) menurutnya, meskipun faktor-faktor
objektif itu oenting, namun unsurnya yang terpenting itu adalah kemampuan hidup bersama sebagai
faktor pembentuk bangsa atau disebut sebagai faktor subjektif.
• Bangsa menurut arti sosiologi antropologi
Bangsa menurut arti sosiologi antropologi adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri dan
masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat
istiadat yang disebut ikatan primordial.
• Bangsa menurut arti politis
Suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya
sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan kedalam, yang diikat dalam kekuasaan politik, yaitu negara.
Dengan kata lain bangsa yang sudah bernegara.
2. Cultural Unity dan Political Unity
AT Soegito (2004) dengan mengutip pendapat Jacobsen dan Lipman, menyatakan
bahwa bangsa memiliki duaarti, yaitu bangsa dalam pengertian kebudayaan (cultural unity)
dan bangsa dalam pengertian politik kenegaraan (political unity).
• Cultural Unity adalah persekutuan hidup masyarakat yang merasa satu satuan dalam ras,
bangsa, religi, sejarah dan adat istiadat. Bangsa dalam artian politik (kenegaraan).
• Political unity adalah suatu penduduk (warga Negara) yang berdiam di suatu daerah yang
sama, dengan pemerintahan yang sama, dan tunduk pada kedaulatan Negara sebagai
kekuasaan tertinggi.
Bisa disimpulkan bahwa cultural unity adalah bangsa dalam arti sosiologi antropologi
sedangkan political unity adalah bangsa dalam pengertian politis.
3.PROSES PEMBENTUKAN BANGSA-
NEGARA.
Secara umum dekenal adanya dua proses pembentukan bangsa Negara, yaitu model ortodoks dan model
mutakhir (Ramlan Surbakti: 1999).
Model ortodoks bermula dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu untuk kemudian bangsa tersebut
membentuk satu Negara sendiri.
Model mutakhir yang berawal dari adanya Negara terlebih dahulu yang terbentuk melalui proses
tersendiri, sedangkan pembentuk Negara merupakan sekumpulan suku bangsa dan ras.
Perbedaan proses pembentukan bangsa model ortodoks dan model mutakhir.

Model Ortodoks Model Mutakhir

Ada tidaknya perubahan unsur dalam masyarakat. Tidak ada perubahan Mengalami perubahan

Lama waktu proses pembentukan bangsa-negara Membutuhkan waktu yang singkat Memerlukan waktu yang lama

Muncul setelah munculnya setelah terbentuknya


Kesadaran politik masyarakat bangsa-negara Merupakan kondisi awal terbentuknya bangsa Negara.

Dianggap sebagai bagian terpisahkan dari proses Merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses
Derajat partisipasi politik dan rezim politik integrasi nasional. integrasi nasional.
4.Identitas Cultural dan Identitas Nasional a.Identitas cultural
unity atau identitas kesukubangsaan
cultural unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau bangsa dalam arti sosiologis
antropologis yang disatukan oleh kesamaan dalam hal ras, suku, agama, adat dan budaya, keturunan(darah), dan
daerah asal(homeland).
• Dapat juga disebut identitas kesukubangsaan.
• Memiliki kesetiaan atau loyalitas pada identitasnya.
• Bersifat askriptif(sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah(bawaan, primer, dan etik.
b.Identitas political unity atau identitas kebangsaan
political unity merujuk pada bangsa dalam artian politik. Yaitu, Negara yang terbentuk dari satu bangsa
dengan identitas primordial yang sama atau dapat dikatakan Negara terbentuk dari factor-faktor objektif bangsa.
• Identitas-identitas kebangsaan merupakan bentukan dan kesepakatan dari banyak bangsa didalmannya.
• Identitas bangsa bersifat buatan, sekunder, etis, dan nasional.
• Memiliki loyalitas ganda.
B. IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
Kata identitas berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang dimiliki
seseorang, kelompok, masyarakat, bahkan suatu bangsa sehingga dengan
identitas itu bias membedakan dengan yang lainnya.
1. Faktor Pembentkan Identitas Bersama
a. Primordial
meliputi: kekerabatan (darah dan keluarga), kesamaan suku bangsa, daerah asal (home land), bahasa dan
adat istiadat. Faktor primodial merupakan identitas yang khas untuk menyatukan masyarakat Indonesia
sehingga mereka dapat membentuk bangsa negara.

b. Sakral
dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh
masyarakat yang bersangkutan. Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk
bangsa negara. Negara Indonesia diikat oleh kesamaan ideologi.
c. TOKOH
Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh
masyarakat dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara.
Dianggap sebagai penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan
simbol pemersatu bangsa yang bersangkutan.
d. Bhinneka Tungggal Ika
Perinsip Bhinneka Tunggal Ika pada dasarnya adalah kesediaan
warga bnagsa untuk bersatu dalam perbedaan dengan kata lain
kesediaan untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan
pemerintahannya tanpa menghilangkan keterikatan dengan suku
bangsa,ras,agama dan adatnya.
 e.Sejarah
Persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat
menyatukan diri dalam satu bangsa. seperti pengalaman masa lalu, sama-sama
menderita karena penjajahan atau perjanjian kerjasama. tidak hanya melahirkan
solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar anggota
masyarakat itu.
f. Perkembangan Ekonomi
perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan
profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan
variasi kebutuhan masyarakat, semakin saling tergantung diantara jenis pekerjaan.
Semakin kuat saling ketergantungan anggota masyarakat karena perkembangan
ekonomi, akan semakin besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat disebut
Solidaritas Organis.
g.Kelembagaan
lembaga pemerintahan dan politik seperti birokrasi, angkatan bersenjata,
pengadilan, dan partai politik. Lembaga itu melayani dan mempertemukan warga
tanpa membeda-bedakan asal usul dan golongan dalam masyarakat. Kerja dan
perilaku lembaga tersebut dapat mempersatukan orang sebagai satu bangsa.
2.Identitas Nasional Indonesia
proses pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan waktu dan perjuangan panjang
diantara warga bangsa-negara yang bersangkutan dikarnakan identitas nasional adalah hasil
kesepakatan masyarakat bangsa itu.
Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia adalah sebagai berikut.
• Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
• Bendera Negara, yaitu Sang Merah Putih.
• Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya.
• Lambing Negara, yaitu Garuda Pancasila.
• Semboyan Negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
• Dasar falsafah Negara, yaitu Pancasila.
• Konstitusi (Hukum dasar) Negara, Yaitu UUd 1945
• Bentuk Negara kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
• Konsepsi Wawasan Nusantara
• Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.
3. Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Kaelan (2002) menyatakan jati diri bangsa Indonesia adalah nilai yang merupakan hasil buah
pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik yang
memberikan watak,corak, dan ciri masyarakat Indonesia yaitu, bangsa yang religious, menghormati
bangsa lain, adanya persatuan, gotong royong, dan musyawarah,serta ide tentang keadilan social.
Yang dirumuskan sebagai nilai dasar Pancasila.
C. NEGARA KEBANGSAAN
INDONESIA.
1. Hakikat Negara Kebangsaan Indonesia.
Hakikat dari Negara Indonesia adalah negara kebangsaan (nation state). Negara bangsa(nation state) di bangun,
dilandasi dan diikat oelh semangat kebangsaan atau disebut nasionalisme. Nasionalisme diartikan sebagai tekad dari
orang-orang yang ada diwilayah itu untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama
walaupun warga masyarakat itu berbeda dalam ras, etnik agama, ataupun budaya bahkan dalam sejarah sekalipun.
Factor-faktor penting bagi pembentukkan bangsa Indonesia :
• Adanya persamaan nasib
• Adanya keinginan bersama
• Adanya kesatuan tempat tinggal
• Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu bangsa.
Berdasarkan hal itu maka faktor pembentukan identitas kebangsaan Indonesia ialah faktor historis.
2. Proses Terbentuknya Negara Indonesia
Rangkaian tahap perkembangan negara Indonesia digambarkan sesuai dengan keempat alinea
dalam pembukaan UUD 1945. Secara teoritis, perkembangan terbentuknya Negara Indonesia
sebagai berikut.
• Terbentuknya Negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya pengakuan akan hak
setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya.
• Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan panjajahan.
• Terbentuknya Negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa Indonesia, sebagai
suattu keinginan luhur bersama.
• Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan Negara yang meliputi tujuan, bentuk,
system pemerintahan, UUD, dan dasar negara.
3. Cita-Cita, Tujuan, dan Visi Negaa Indonesia.
Bangsa Indonesia Bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu , berdaulat, adil, dan makmur
berdasarkan Pancasila dan dalam Alinea II pembukaan UUD 1945.
Tujuan Negara Indonesia terjabar dalam allenia IV pembukaan UUD 1945 Secara rinci sebagai
berikut.
• Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
• Memajukan kesejahteraan umum.
• Mencerdaskan kehidupan bangsa.
• Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan social.
Adapun visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang
damai,demokratis,berkeadilan,berdaya saing,maju, dan sejahtera dalam wadah NKRI yang didukung
oleh manusia Indonesia.
D. INTEGRASI NASIONAL
1.Pengertian Integrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kata Integrasi berarti
pembauran atau penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat.
Berintegrasi artinya berpadu, berarti membuat untuk menyempurnakan dengan
cara menyatukan.
Istilah integrasi nasional mempunyai dua macam pengertian yaitu:
• Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu
identitas nasional.
• Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara
unsure-unsur kebudayaan yang berbeda sehinnga mencapai suatu keserasian
fungsi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
2. Jenis Integrasi
Myron Weiner dalam Yahya Muhaimin & Colin Mc Andews (1982) membedakan
lima jenis tipe atau jenis integrasi, yaitu:
a. Integrasi bangsa, Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompokbudaya dan sosial dalam
satu wilayah dan proses pembentukanidentitas nasional, membangun rasa kebangsaan dengan
caramenghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit.
b. Integrasi wilayah,Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenangkekuasaan nasional pusat di
atas unit-unit sosial yang lebih kecilyang beranggotakan kelompok-kelompok sosial budaya masyarakat 
c. Integrasi nilai, Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang
diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan
d. Integrasi elit-masa, Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yangminimum yang
diperlukan dalam memelihara tertib sosial.
e. Integrasi tingkah laku, Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasidan yang
diterima demi mencapai tujuan bersama.
E. PENGEMBANGAN INTEGRASI
DIINDONESIA
1.Integrasi di Indonesia
Dalam Kajian Tentang Heterogenitas masyarakat Indonesia,
diidentifikasikan dua jenis halangan integrase yang dihadapi negara ini.
Yang pertama adalah pembelahan bersifat horizontal yang berakar
pada perbedaan suku,ras,agama, dan geografi. Yang kedua adalah
bersifat vertical, yakni celah perbedaan antara kaum elit yang berlatar
belakang pendidikan kekotaan dan kaum masa yang berpandangan
tradisional.
2.Pengembangan Integrasi
Howard Wriggins dalam Yahya Muhamin & Collin McAndrew(1982) menyebut ada 5 pendekatan atau cara
bagaimana bnagsa dapat mengembnagkan integrasinya. Kelima cara tersebut adalah:
• Adanya ancaman dari luar.
• Gaya politik kepemimpinan
• Kekuatan lembaga-lembaga politik
• Ideology nasional
• Kesempatan pembangunan ekonomi
Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat terintegrasi apapila
memenuhi 3 hal, yakni:
• Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental yang dapat dijadikan rujukan
bersama.
• Masyarakat terhimpun dalam unit social sekaligus, memiliki “cross cutting affilation” sehingga menghasilkan
“cross cutting loyality”.
• Masyarakat berada di atas saling ketergantungan di antaa unit-unit social yang terhimpun di dalamnya
dalam pemenuhankebutuhan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai