Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dr. Winarno, S.Pd., M.Si.


DAFTAR ISI
• BAB 1 IDENTITAS DAN INTEGRASI

• BAB 2 WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN

• BAB 3 NEGARA DAN KONSTITUSI

• BAB 4 DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI

• BAB 5 NEGARA HUKUM DAN HAM

• BAB 6 WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK


INDONESIA

• BAB 7 KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI GEOSTRATEGI


INDONESIA
BAB 1

IDENTITAS DAN INTEGRASI

Ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas dari bangsa


yang bersangkutan.
Identitas–identitas yang disepakati dan diterima oleh
bangsa menjadi identitas nasional.
Identitas nasional dibutuhkan agar menjadi pengikat
sekaligus pembeda dengan bangsa lain. Selain identitas,
bangsa yang telah hidup bernegara memerlukan integrasi
guna menjamin dan mempertahankan kesatuannya.
Pembangunan integrasi umumnya menjadi tugas pertama
bangsa-bangsa yang baru merdeka.
A. BANGSA DAN IDENTITAS
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang secara harafiah berarti jati diri,
ciri-ciri, atau tanda-tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga mampu
membedaknnya dengan yang lainnya.

1. Pengertian Bangsa
Istilah bangsa dalam bahasa Inggris disebut “nation” yng berarti suatu kelahiran,
suatu keturunan, suatu suku bangsa yang memiliki kesamaan keturunan, orang-orang
yang sama keturunan.

a. Bangsa Menurut Arti Sosiologis Antropologis


Adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota
persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat.

b. Bangsa Menurut Arti Politis


Adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk kepada
kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam.
Mereka diikat oleh suatu kekuasaan politik, yakni negara.
2. Cultural Unity dan Political Unity

Bangsa adalah suatu cultural unity. Cultural unity terjadi karena suatu masyarakat
Sebagai persekutuan hidup itu merasa satu satuan dalam ras, bahasa, religi, sejarh,
dan adat istiadat.

Cultural Unity adalah bangsa dalam pengertian antropologi/sosiologi

Political Unity adalah bangasa dalam pengertian politik kenegaraan persekutuan hidup
berdiri sendiri yang merasa satu kesatuan dalam hal ras, religi, bahasa, sejarah, dan
adat istiadat.
3. Proses Pembentukan Bangsa-Negara
Pembentukan bangsa-negara memiliki dua proses, yaitu model ortodeks dan model
mutakhir.

Model ortodeks bermula dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu untuk kemudian
Bangsa itu membentuk suatu negara tersendiri.

Model mutakhir berawal dari adanya negara terlebih dahulu yang terbentuk melalu
proses tersendiri ,sedangkan penduduk negaranya merupakan sekumpulan
suku bangsa dan ras.
4. Identitas Kultural dan Identitas Nasional
A. Identitas Cultural Unity atau Identitas Kesukubangsaan

Cultural unity disatukan oleh adanya kesamaan dalam hal ras, suku, agama, adat
dan budaya, keturunan(darah),, dan daera asal(homeland). Unsur-unsur ini menjadi
identitas kelompok bangsa yang bersangkutan sehingga bisa dibedakan dengan
Bangsa lainnya. Identitas cultural unity dapat disebut dengan identitas
kesukubangsaan. Identitas ini, misalnya berwujud pada bahasa ibu, pakaian daerah,
nama diri, falsafah hidup, dan tradisi.
Identitas yang dimiliki oleh sebuah cultural unity kurang lebih bersifat askritif(sudah
ada sejak lahir), bersifat alamiah(bawaan), primer, dan etnik. Identitas ini juga memiliki
kesetiaan atau loyalitas pada identitasnya.

B. Identitas Political Unity atau Identitas Kebangsaan

Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu bangsa-negara.
Kesamaan primordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut untuk bernegara.
Negara terbentuk dari satu bangsa dengan identitas primordial yang sama atau
atau dapat dikatakan negara terbentuk dari faktor-faktor objektif bangsa.
B. IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
Kata identitas berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang dimiliki seorang, kelompok,
masyarakat, bahkan suat bangsa sehingga dengan identitas itu bisa membedakan
dengan yang lainnya.
Istilah nasional menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup manusia yang
lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa, dan
sebagainya.

Kata nasional merujuk pada bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu, identitas
nasional lebih merujuk pada identitas bangsa dalam pengertian politik (political unity).
1. Faktor Pembentukan Identitas Bersama

Proses pembentukan bangsa-negara membutuhkan identitas-identitas untuk


menyatukan masyarakat bangsa yang bersangkutan. Ia akan menjadi identitas
nasionalnya. Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama suatu bangsa
adalah :
a. Primordial e. Sejarah
b. Sakral f. Perkembangan Ekonomi
c. Tokoh g. Kelembagaan
d. Bhinneka Tunggal Ika
2. Identitas Nasional Indonesia
Proses pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan waktu dan perjuangan
panjang di antara warga bangsa-negara yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan identitas
nasional adalah hasil kesepakatan masyarakat bangsa itu.

Setelah bangsa Indonesia bernegara maka mulai dibentuk dan disepakati apa-apa yang
dapat menjadi identitas nasional Indonesia. Dapat dikatakan Indonesia relatif berhasil
dalam membentuk identitas nasionalnya, kecuali pada saat proses pembentukan ideologi
Pancasila sebagai identitas nasional yang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan
untuk saling memberi dan menerima di antara warga bangsa.

Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia adalah berikut.


a. BahasaNasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia
b. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih
c. Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya
d. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila
e. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal ika
f. Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila
g. Konstitusi (Hukum Dasar) negara, yaitu UUD 1945
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
i. Konsepsi Wawasan Nusantara
j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional
3. Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai identitas memiliki keunikan bila dibangingkan dengan sejumlah


identitas lainnya. Pancasila bukan sekedar identitas dalam wujud lambang yang bersifat
fisik, namun ia lebih pada identitas bangsa dalam wujud psikis, yakni yang mencerminkan
watak dan perilaku manusia Indonesia. Identitas sebagai penanda bukan hanya bersifat
fisik, melainkan juga meliputi nilai-nilai dan konsepsi. Pancasila adalah penanda bagi
Indonesia yang bersifat nonfisik.

Nilai- nilai dasar itu dirumuskan sebagai nilai-nilai Pancasila sehingga Pancasila sebagai
jati diri bangsa.

Pancasila menjadi keunikan bangsa Indonesia ketika pendukung unsur kepribadian dan
identitas itu bergaul dengan masyarakat dunia atau bangsa-bangsa lain di dunia.
Keunikan itu terjadi bukan dalam keterpisahan, tetapi terjadi dalam pergaulan. Secara
singkat dikatakan pancasila sebagai pernyataan jati diri, di satu pihak mempunyai
dasarnya pada fakta empiris, di lain pihak dapat memberi orientasi ke arah cita-cita
bangsa yang memang masih harus digulati terus-menerus.
C. NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA
1. Hakikat Negara Kebangsaan Indonesia
Negara kita adalah Negara Republik Indonesia Proklamasi 17 Agustus 1945 disingkat
negara RI Proklamasi. Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa negara Indonesia
yang didirikan ini tidak bisa lepas dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan tanggal
17 Agustus 1945. dengan momen 17 Agustus 1945 itulah bangsa Indonesia berhasil
mendirikan negara sekaligus menyatakan kepada dunia luar mengenai adanya negara
baru, yaitu Indonesia.

Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia adalah :


a. Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah
penjajahan bangsa asing yang kurang lebih selama 350 tahun,
b. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari
belenggu penjajahan,
c. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang
membentang dari Sabang sampai Merauke, dan
d. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan
keadilan sebagai suatu bangsa.
2. Proses Terbentuknya Negara Indonesia
Terbentuknya negara Indonesia merupakan proses atau rangkaian tahap-tahap yang
berkesinambungan. Rangkaian tahap perkembangan tersebut digambarkan sesuai
dengan keempat alenia dalam pembukaan UUD 1945. secara teoritis, perkembangan
terbentuknya negara Indonesia sebagai berikut.
a. Terbentuknya negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya
pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya.
b. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawah penjajahan. Perjuangan
panjang bangsa Indonesia menghasilkan proklamasi.
c. Terbentuknya negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa
Indonesia, sebagai satu keinginan luhur bersama.
d. Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang
meliputi tujuan, bentuk, sistem pemerintahan, UUD, dan dasar negara.

Bukti menunjukkan bahwa negara Indonesia terbentuk melalui proses perjuangan


(revolusi). Yaitu perjuangan melawan penjajahan sehingga berhasil memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Usaha mendirikan negara melalui perjuangan sangat
membanggakan diri seluruh rakyat Indonesia.
3. Cita-cita, Tujuan, dan Visi Negara Indonesia
Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Dengan rumusan yang singkat, negara Indonesia bercita-cita mewujudkan
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Hal ini sesuai dengan amanat dalam alenia II Pembukaan UUD 1945, yaitu
negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Tujuan negara Indonesia selanjutnya terjabar dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945.
Secara rinci sebagai berikut.
a. Melindungi segenap bangsa indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia

Berdasarkan Rencana Pembanguna Jangka Menengan (RPJM) Nasional 2010-2014


(Perpres No. 5 Tahun 2010) disebutkan bahwa visi Pembangunan Nasional tahun
2010-2014 adalah “terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan”.
D. INTEGRASI INTERNASIONAL
1. Pengertian Integrasi
Integrasi memiliki dua pengertian, yaitu (1) Pengendlian terhadap konflik dan
penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu, (2) Membuat suatu
keseluruhan dan menyatakan unsur-unsur tertentu.
Istilah integrasi nasional terbagi menjadi dua macam pengertian, yaitu :
1. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial le dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu
identitas nasional, dan
2. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara
unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian
fungsi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
2. Jenis Integrasi

Myron Weiner dalam Yahya Muhaimin & Colin Mc Andrews (1982) membedakan 5
tipe integrasi :

 Integrasi Bangsa
Yakni proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam
satu kesatuan wilayah dan pada pembentukan identitas nasional.
Yang mana membangun rasa kebangsaan dalam suatu wilayah.
 Integrasi Wilayah
Yakni pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas uni-unit
atau wilayah-wilayah yang lebih kecil yang mungkin beranggotakan suatu
kelompok budaya atau sosial tertentu.

 Integrasi Nilai
Yakni adanya konsensus atau persetujuan terhadap nilai-nilai bersama
yang diperlukan untuk memelihara tertib sosial.

 Integrasi elit-massa
Yakni kemampuan menghubungkan antara yang memerintah dengan
yang diperintah, antara penguasa dengan rakyat atau antara elit
dengan massa.
E. PENGEMBANGAN INTEGRASI DI INDONESIA
1. Integrasi di Indonesia

Dalam kajiannya tentang heterogenis masyarakat di Indonesia, William Liddle


dalam Nazaruddin Syamsudin (1989) mengidentifikasikan dua jenis halangan
integrasi yang dihadapi negeri ini.
Yang pertama adalah adanya apa yang disebut pembelahan horizontal yang berakar
pada perbedaan suku, ras, agama, dan geografi.
Hambatan yang kedua bersifat vertikal, yakni celah perbedaan antara elit dan masa.
Latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elit berbeda dari masa yang
berpandangan tradisional.

Pembelahan secara horizontal dan vertikal dapat mmicu munculnya gejala-gejala


yang dapat mengancam integrasi bangsa. Jika tidak ada upaya mengintegrasikan
maka pembelahan tersebut dapat dijadikan basis bagi kelompok-kelompok
masyarakat yang berkonflik.
2. Pengembangan Integrasi

Howard Wriggins dalam Yahya Muhamin & Collin McAndrew (1982) menyebut ada 5
pendekatan atau cara bagaimana bangsa dapat mengembangkan integrasinya.
Kelima cara tersebut adalah :
i. Adanya ancaman dari luar.
ii. Gaya politik Kepemimpinan.
iii. Kekuatan Lembaga-lembaga Politik.
iv. Ideologi Nasional.
v. Kesempatan Pembangunan Ekonomi.
Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat
terintegrasi apabila memenuhi 3 hal, yakni.
1) Masyarakat dapat menemukan dan menyepakatai nilai-nilai fundamental
yang dapat dijadikan rujukan bersama
2) Masyarakat terhimpun dalam unit sosial sekaligus, memiliki “cross cutting
affiliation” sehingga menghasilkan “cross cutting loyality”.
3) Masyarakat berada di atas saling ketergantungan di antara unit-unit sosial
yang terhimpun di dalamnya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.
Membangun integrasi nasional bagi suatu negara mencakup dua masalah pokok, yakni.
a. Bagaimana membuat rakyat mengakui dan patuh terhadap tuntutan-tuntutan
negara, dan
b. Bagaimana meningkatkan konsensus normatif yang mampu mengatur perilaku
politik setiap anggota masyarakat.
BAB 2
WARGA NEGARA DAN
KEWARGANEGARAAN

Anda mungkin juga menyukai