Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terbentuknya negara indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.

Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena

potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang

banyak. Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam.

Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan

gangguan dari dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis.

Meski demikian, bangsa Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk

tegaknya negara kesatuan Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi

dan letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan

memberikan motivasi dalam menciptakan suasana damai. Melihat luasnya bahasan dari

masalah kewarganegaraan, maka penulis pada makalah ini hanya menitik beratkan pada

permasalahan tentang kewarganegaraan.

Sebagai warga negara yang baik kita wajib membina dan melaksanakan hak dan

kewajiban kita dengan tertib. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945 itu

bagian dari latar belakang dari kewarganegaraan.

Hakikatnya, sebagai warga negara yang baik seharusnya kita mengerti dan

memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam identitas nasional. Identitas

nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu bangsa dan negara, selain itu
2

pembentukan identitas nasional sendiri telah menjadi ketentuanyang telah disepakati

bersama

B. Rumusan Masalah

a. Jelaskan definisi kewarganegaraan ?

b. Apa tujuan kewarganegaraan ?

c. Jelaskan definisi bangsa dan negara ?

d. Jelaskan teori terbentuknya negara ?

e. Jelaskan bentuk-bentuk negara ?

f. Sebutkan teori ketatanegaraan terjadinya NKRI ?

g. Apakah pengertian dari Hak dan Kewajiban ?

h. Siapakah yang berhak menjadi warga Negara disuatu negara ?

i. Bagaimana pandangan idiologis atas Hak dan Kewajiban Warga Negara ?

j. Bagaimana contoh Hak dan Kewajiban Warga Negara ?

k. Apa pengertian identitas nasional ?

l. Apa sajakah factor-faktor yang mempengaruhi pembrntukan identitas nasional ?

m. Apa unsur-unsur pembentuk identitas nasional ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui secara umum

tentang kewarganegaraan

2. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan definisi kewarganegaraan

b. Menjelaskan tujuan kewarganegaraan


3

c. Menjelaskan definisi bangsa dan negara

d. Menjelaskan teori terbentuknya negara

e. Menjelaskan bentuk-bentuk negara

f. Menyebutkan teori ketatanegaraan terjadinya NKRI

g. Mampu memahami arti dari hak dan kewajiban warga negara

h. Mampu mengetahui seseorang yang berhak menjadi warga negara disuatu negara

i. Menjelaskan pandangan idiologis atas hak dan kewajiban warga negara

j. Mampu mengetahui contoh hak dan kewajiban warga negara

k. Mendapatkan ilmu pengetahuan baru dalam sisi identitas nasional dan nasionalisme,

serta kandungannya

l. Menambah pengetahuan baru, mengenai pentingnya identitas nasional


4

BAB II

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Pengertian Kewarganegaraan

Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan

atau ikatan antara negara dan kewarganegaraan. Kewarganegaraan diartikan segala jenis

hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk

melindungi orang yang bersangkutan. Adapun menurut undang-undang kewarganegaraan

Republik Indonesia. Kewarganegaraan adalah segala ikhwal yang berhubungan dengan

Negara. Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologi

a) Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hokum antara

orang-orang dengan negara

b) Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi

ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan

sejarah dan ikatan tanah air.

2. Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil

a) Kewarganegaraan dalam arti formil menunjukkan pada tempat kewarganegaraan.

Dalam arti sistematika umum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum

publik.

b) Kewarganegaraan dalam arti materil menunjukan pada akibat hukum dari status

kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban suatu negara.

Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik

tertentu (secara khusus : Negara) yang dengannya membawa hak untuk berpatisi dalam
5

kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga negara

(Daryono).

Kewarganegaraan ialah keanggotaan suatu bangsa tertentu yakni sejumlah

manusia yang terikat dengan yang lainnya karena kesatuan bahasa kehidupan social-

budaya serta kesadaran nasional (Wolhoff).

Kewarganegaraan ialah sesuatu yang berhubungan dengan manusia sebagai

individu dalam suatu perkumpulan yang terorganisir dalam hubungan dengan

negara(Soemantri)

B. Tujuan Kewarganegaraan

Tujuan kewarganegaraan adalah sebagia berikut :

a. Mewujudkan warga negara sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik

kebangsaan.

b. Kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perkehidupan bangsa.

c. Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan, cibta tanah air,

serta rela berkorbanbagi nusa dan bangsa.

d. Memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpatisipasi secara demokratis dan

bertanggung jawab.

C. Fungsi Kewarganegaraan

Dalam permendiknas No. 22 tahun 2006, mata pelajaran kewarganegaraan berfungsi

sebagai wahana untuk memebentuk warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter

yang setia pada bangsa Indonesia dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan

amanat pancasila dan UUD 1945.


6

Menurut Somantri (2001) memberikan pemaparan mengenai fungsi

kewarganegaraan sebagai berikut :

Usaha sabar yang dilakukan secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan

kemudahan belajar kepada peserta didik agar menjadi internalisasi moral pancasila dan

pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi tujuan nasional yang mewujudkan dalam

integritas pribadi dan perilaku sehari-hari.

D. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menurut permendiknas

No. 22 tahun 2006 meliputi sebagai berikut

1. Persatuan dan kesatuan

2. Norma hokum dan peraturan

3. Hak asasi manusia

4. Kebutuhan warga negara


7

BAB III

BANGSA DAN NEGARA

A. Pengertian Bangsa dan Negara

Bangsa adalah sekelompok orang yang memiliki kehendak untuk bersatu yang

memiliki persatuan senasib dan tinggal diwilayah tertentu, beberapa budaya yang sama,

mitos leluhur bersama Pengertian bangsa menurut para ahli :

1. Bangsa adalah suatu nyawa , suatu akal yang terjadi dari dua hal yaitu rakyat yang harus

menjalankan suatu riwayat, dan rakyat yang kemudian harus memiliki kemauan,

keinginan untuk hidup menjadi satu (Ernest Renan)

2. Bangsa adalah kelompok manusia yag memiliki kesamaan karakter yang tumbuh karena

kesamaan nasib (Otto Bauer)

3. Bangsa adalah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa mrp golongan yg

beraneka ragam & tidak bisa dirumuskan secara eksak (Hans Kohn)

4. Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa

kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geo-politik). (F. Ratzel)

5. Bangsa adalah suatu kesatuan budaya ( cultural unity ) dan kesatuan politik ( political

unity ). (Jalobsen dan Lipman)

6. Menurut Bung Karno, bangsa adalah:

a. Ras, yaitu sekelompok orang yang mempunyai ciri-ciri jasmaniah sama yang dibawa

sejak lahir.

b. Volk, yaitu sekelompok orang yang sudah mempunyai kesamaan dalam kebudayaan.
8

c. Natie, yaitu sekelompok orang yang sudah mempunyai persamaan kesadaran

bernegara dan kesadaran berpolitik tanpa membedakan ras atau volk , bahkan tidak

lagi membedakan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

Dari beberapa pengertian diatas dapatlah disimpulkan bahwa bangsa memiliki

beberapa unsur:

 Sekelompok manusia yang bersatu

 Memiliki persamaan sejarah

 Memiliki cita-cita yang sama

 Adanya perasaan senasib dan sepenanggungan

Aristoteles (384 -322 M), mengatakan bahwa manusia adalah Zoon Politicon

yang artinya mahluk yang hidup berkelompok, selalu ingin bergaul dan berkumpul

dengan sesama manusia lainnya.

Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang memiliki ciri-ciri : memiliki nama,

wilayah tertentu, mitos leluhur bersama, kenangan bersama, satu atau beberapa budaya

yang sama & solidaritas tertentu.

Dalam pengertian sosiologis, bangsa termasuk ”kelompok paguyuban” yang

secara kodrati ditakdirkan untuk hidup bersama dan senasib. Secara etimologi kata

Negara berasal dari kata state (inggris), Staat(belanda,jerman), E`tat(prancis), status,

statum(latin) yang berarti meletakkan dalam keadaan berdiri. Kata negara yang dipakai

diindonesia berasal dari bahasa Sansekerta yaitu negara atau nagari yang artinya wilayah,

kota, atau penguasa.

Menurut Konvensi Montevideo 1933, negara harus mempunyai empat unsur

konstitutif :
9

1. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga negara) atau bangsa (staatsvolk)

2. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan

3. Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yg berdaulat) atau pemerintahan yang

berdaulat;

4. Kesanggupan berhubungan dgn negara-negara lain.

Negara adalah organisasi yang di dalamnya ada rakyat, wilayah yang permanen,

dan pemerintah yang berdaulat (baik ke dalam maupun ke luar). Dalam arti luas, negara

merupakan kesatuan sosial (masyarakat) yang diatur secara konstitusional untuk

mewujudkan kepentingan bersama.

Dalam kehidupan tradisional, antara lain seperti kelompok suku-suku atau bangsa

tertentu. Sedangkan dalam kehidupan modern, sekarang ini kita kenal disebut ”negara”.

Pengertian negara menurut para ahli :

a. Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang mendiami wilayah

tertentu (George Jellinek)

b. Negara adalah organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada dibawah suatu

pemerintahan yang sama (R. Djokosoentono)

Sifat Hakikat Negara

1. Sifat Memaksa, negara memiliki mempunyai kekuatan fisik secara legal.

2. Sifat Monopoli, yaitu dalam menetap-kan tujuan bersama masyarakat.

3. Sifat Mencakup Semua ( All - Embracing ), yaitu semua peraturan perundang-

undangan yg berlaku adalah untuk semua orang tanpa kecuali


10

B. Teori Terbentuknya Negara

Terbentuknya suatu negara terdapat beberapa teori, antara lain :

1. Terjadinya negara secara primer

Terjadinya negara secara primer membahas bagaimana asal mula terjadinya

negara didunia. Menurut pandangan ini, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusis

selalu membutuhkan bantuan manusia yang lainnya. Atau dengan kata lain manusia harus

berhubungan dengan manusia yang lain demi kelangsungan hidupnya. Pada awalnya

hubungan itu dalam bentuk keluarga, lambat laun berkembang dalam bentuk kelompok-

kelompok lebih besar, dipimpin oleh salah seorang dari mereka yang dianggap

terkemuka. Terbentuknya kelompok-kelompok itu didasari oleh kesesuaian dan

kesamaan, misalnya nasib, budaya dan lain-lain.

2. Teori perjanjian masyarakat

Teori perjanjian masyarakat dipelopori oleh Thomas Hobbes, Jhon Locke dan

J.J.Roousseau, menurut Thomas, rakyat disuatu wilayah tertentu sepakat untuk

membentuk suatu wilayah negara dan menyerahkan hak-hak mereka kepada negara yang

baru dibentuk. Berbeda halnya dengan Jhon Locke yang mengemukakan tentang adanya

pactum unionis selain pactum subjectionsnya Hobbes, John mengatan bahwa sebagian

besar anggota suatu masyarakat membentuk persatuan terlebih dahulu, kemudian mereka

menyatakan diri mereka menjadi warga negara dari negara tersebut. Sedangkan Rousseau

menyatakan bahwa orang-orang membuat suatu perjanjian untuk membentuk negara,

tetapi mereka tidak sepenuhnya memberikan hak-hak mereka kepada negara. Teori-teori

mereka ini disebut juga dengan istilah “mainstream liberalism” sehingga dari gaya

berfikir renaissance yang menggunakan otonomi manusia.


11

3. Teori Penaklukan

Menurut teori ini pihak-pihak atau kelompok-kelompok bangsa tertentu yang kuat

menaklukan hak atau kelompok yang lain pada akhirnya kelompok yang kuat mendirikan

negara.

4. Teori organisasi

Menurut teori organisasi negara lahir dan berkembang sebagai halnya dengan

kelahiran makhluk hidup lainnya. Negara akan memiliki organ-organ penting seperti

halnya dengan tubuh manusia dan makhluk lainnya.

Adapun teori terbentuknya negara berdasarkan :

1. Teori klasik

a. Teori hukum alam (plato dan Aristoteles)

“kondisi alam tumbuhnya manusia berkembangnya negara”

b. Teori ketuhanan (Islam ,Kristen)

“Segala sesuatu adalah ciptaan Tuhan”

c. Teori perjanjian (Thomas Hobbes)

“Manusia mengahadapi kondisi alam dan timbul kekerasan.”

Manusia akan musnah bila tidak mengubah caranya. Manusia pun bersatu untuk

mengatasi tantangan dan menggunakan persatuan dalam gerak tunggal untuk

kebutuhan bersama.

2. Teori modern

a. Karena penaklukkan

b. Karena Fusi (Peleburan)

c. Karena pemisahan diri


12

d. Karena pendudukan atas wilayah kosong

C. Bentuk-bentuk Negara

Bentuk negara ada dua :

1. Negara kesatuan

Negara kesatuan merupakan suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan saru

pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Dalam pelaksanaannya

negara kesatuan ini terbagi kedalam dua macam:

a. Negara kesatuan dengan system sentralisasi,yakni system pemerintahan yang seluruh

persoalan yang berkaitan dengan negara langsung diatur dan diurus oleh pemerintah

pusat,sementara daerah-daerah tinggal melaksanakannya.

b. Negara kesatuan dengan system desentralisasi, yakni kepala daerah(sebagai

pemerintah daerah) diberi kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah

tangganya sendiri atau dikenal dengan otonomi daerah.

2. Negara serikat

Negara serikat merupakan bentuk negara gabungan dari beberapa negara bagian

dari negara serikat. Negara-negara bagian tersebut pada awalnya merupakan negara yang

merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri. Setelah menggabungkan diri dengan negara

serikat maka dengan sendirinya negara tersebut melepaskan sebagian dari kekuasaannya

dan menyerahkan kepada negara serikat.

Kekuasaan asli dalam negara serikat merupakan tugas negara bagian. Karena ia

berhubungan langsung dengan rakyatnya. Sementara negara serikat bertugas untuk

menjalankan hubungan luar negeri, pertahanan negara, keuangan dan urusan pos. Selain

kedua bentuk negara tersebut (kesatuan dan federasi), dilihat dari sisi jumlah orang yang
13

memerintah dalam sebuah negara , maka bentuk negara terbagi kedalam 3 kelompok,

yakni; monarkhi, oligarki, dan demokrasi.

a. Monarkhi

Monarkhi merupakan kata yang berasal dari bahasa yunani “monas” yang

berarti tunggal dan “arkien” yang berarti memerintah. Jadi dapat dikatakan bahwa

negara monarkhi adalah bentuk negara yang dalam pemerintahannya hanya dikuasai

dan diperintah oleh satu orang.

b. Oligarki

Dengan asas oligarki pemimpin organisasi yang bernama negara itu ditangan

satu kelompok manusia dengan jumlah anggota yang biasanya sangan sedikit dan

eksklusif.

c. Demokrasi

Jika dalam negara itu dipergunakan asas demokrasi maka pemimpin dipegang

sendiri oleh rakyat (demos)

D. Unsur-unsur terbentuknya Bangsa

Menurut Friedrich Hertz (Jerman), ada 4 unsur yang berpengaruh dalam

terbentuknya suatu bangsa :

 Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional.

 Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya.

 Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualitas, keaslian atau kekhasan yang

mandiri.

 Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsabangsa dalam mengejar

kehormatan, pengaruh dan prestise


14

E. Teori ketatanegaraan terjadinya NKRI

1. Perjuangan bangsa terutama dalam pembentukan ide-ide dasar

2. Proklamasi bukan merupakan tujuan akhir dalam hidup bernegara

3. Keadaan negara yang dicita-citakan adalah merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan

makmur

4. Terbentuknya negara adalah kehendak seluruh rakyat

5. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religious

6. Perjuangan bangsa terutama dalam pembentukan ide-ide dasar

7. Proklamasi bukan merupakan tujuan akhir dalam hidp bernegara


15

BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN

A. Pengertian

Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung

kepada kita sendiri. Contohnya : hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan nilai dari

guru dan sebagainya

Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung

jawab. Contohnya : melaksanakan tata tertib disekolah, membayar spp atau melaksanakan

tugas yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya dan sebagainya.

Sebagai warga negara yang baik kita wajib membina dan melaksanakan hak dan

kewajiban kita dengan tertib. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945

yang meliputi:

Dalam UUD 1945 Amandemen tentang warga negara dan Penduduk diatur dalam

pasal 26 dan pasal 27. Dalam pasal 26 mengatur apa yang telah dimaksud Warga Negara

yaitu orang – orang Bangsa Indonesia asli dan orang – orang Bangsa lain yang disyahkan

dengan UU sebagai WNI. Penduduk ialah WNI dan WNA yang bertempat tinggal

diIndonesia. Selanjutnya diatur dengan UUNo. 12tahun 2006 tentang kewarga negaraan RI .

Pasal 27 ayat 1 : Mengatur tentang persamaan kedudukan WNI dalam hukum dan

Pemerintahan dan wajib menjujung hukum dan pemerintahan tanpa

kecualinya.

ayat 2 : Tiap-tiap WN berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan.
16

Ayat 3 : Setiap WN berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan bela

negara. Selanjutnya upaya bela negara diatur dalam UUNo. 3 tahun

2002 tentang Pertahana Negara.

Dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

A. Pasal 9 ayat (1)

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang

diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

Pasal 9 ayat (2)

Keikut sertaan warga negara dalam upaya belanegara, sebagaimanaa dimaksud

dalam ayat 1, diselenggarakan melalui :

 Pendidikan kewarganegaraan ;

 Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib ;

 Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau

secara wajib ; dan

 Pengabdian sesuai dengan profesi.

Pasal 9 ayat (3)

Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaran, pelatihan dasar kemiliteran secara

wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur dengan undangundang.

B. Penjelasan Pasal 9 UU No. 3 Tahun 2002

Ayat (1)

Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warganegara yang dijiwai oleh kecintaannya

kepadda Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Upaya bela negara, selain sebagai
17

kewajiban dasar negara, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang

dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam

pengabdian kepada negara dan bangsa.

Ayat (2)

huruf a : Dalam pendidikan kewarganegaraan sudah tercakup pemahaman tentang

kesadaran bela Negara.

Huruf b : Cukup jelas

huruf c : Cukup jelas

huruf d : Yang dimaksud dengan pengabdian sesuaui dengan profesi adalah pengabdian

warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan negara

termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil akibat yang ditmbulkan oleh perang,

bencana alam, atau bencana lainnya.

Ayat (3) : Cukup jelas

Pengertian warga negarasecara umum adalah penduduk sebuah negara atau bangsa

berdasarkan keturunan, tempat lahir dan sebagainya, yang memiliki kewajiban dan hak

penuh sebagai seorang warga negara dari negara itu.(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994 :

1125)

C. Hak dan Kewajiban Dalam Bela Negara

Hak secara umum adalah sesuatu yang sepatutnya diterima seseorang setelah ia

memenuhi kewajiban. Sedangkan kewjiban adalah sesuatu yang seharusnya dan wajib

dilakukan seseorang dengan legitimasi yang berlaku dalam masyarakat ataupun dalam

hukum. Hak dan kewajiban warga negara terhadap negara diatur dalam UUD 1945 dan

aturan hukum lainnya yang merupakan tindak lanjut dari UUD 1945.
18

Hak warga negara adalah sesuatu yang dapat dimiliki oleh warga negara dari

negaranya, seperti hak untuk hidup secara layak dan aman, pelayana dan hak lain yang

diatur dalam UU.

Kewajiban warga negara terhadap negaranya adalah kewajiban untuk membela

negara dan mentaati UU. Prinsip utama dalam penentuan hak dan kewajiban warga negara

adalah terlibatnya warga negara, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui

perwakilan dalam setiap perumusan hak dan kewajiban tersebut, sehingga warga negara

sadar dan memperlakukan hak dan kewajiban sebagai bagian dari kehidupannya.

(Supriatnoko, 2008 : 170)

Hak warga Negara Hak warga negara dari negaranya diatur dalam UUD 1945, yaitu :

1. Pasal 27 ayat 2 pekerjaan yang layak

2. Pasal 27 ayat membela negara

3. Pasal 28 hak berpendapat

4. Pasal 29 kemerdekaan memeluk agama

5. Pasal 30 ayat 1 hak dalam pertahanan keamanan negara

6. Pasal 31 ayat 1 hak mendapat pengajaran

7. Pasal 32 ayat 1 hak mengembangkan dan memajuka kebudayaan

8. Pasal 33 hak ekonomi atau untuk mendapatkan kesejahteraan sosial

9. Pasal 34 fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara

Kewajiban warga Negaraa Kewajiban warga negara tehadap negaranya diatur

pula dalam UUD 1945 yaitu :


19

1. Pasal 27 ayat 1 wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada

kecualinya.

2. Pasal 27 ayat 3 kewajiban membela negara

3. Pasal 30 ayat 1 kewajiban ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan

negara.

D. Status Kewarganegaraan

Kedudukan warganegara dalam Negara Hubungan warga negara dengan Negara

terwujud dalam bentuk hak dan kewajiban antara keduanya. Warga negara punya hak dan

kewajiban terhadap negara. Sebaliknya negara punya hak dan kewajiban terhadap

warganya.Jadi warga negara dengan negara punya hubungan timbal balik yang sederajat.

Hubungan warga negara dengan negara ini bersifat khusus, sebab mereka yang menjadi

warga negaralah yang memiliki hubungan timbal balik. (Winarno, 2009 : 50)

E. Penentuan Warga Negara Indonesia

Siapa saja yang dapat menjadi warga negara dari suatu negara? Setiap negara

berdaulat berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara. Dalam

menentukan kewarganegaraan seseorang, dikenal dengan adanya asas kewarganegaraan

berdasarkan:

1. Asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran

Penentuan kewarganegaraan bedasarkan kelahiran seseorang dikenal dengan dua

asas kewarganegaraan yaitu ius soli dan ius sanguinis. Kedua istilah tersebut berasal dari

bahasa latin, ius berarti hukum, dalil atau pedoman. Soli berasal dari kata solum yang

berarti negeri, tanah atau daerah, dan sanguinis berasal dari kata sanguis yang berarti

darah. Dengan demikian ius soli berarti pedoman kewarganegaraan yang berdasarkan
20

tempat atau daerah kelahiran, sedangkan ius sanguinis adalah pedoman kewarganegaraan

berdasarkan darah atau keturunan atau keibubapakan.

2. Asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan

Selain hukum kewarganegaraan dilihat dari sudut kelahiran,kewarganegaraan

seseorang juga dapat dilihat dari sistem perkawinan. Didalam sistem perkawinan,terdapat

dua buah asas, yaitu :

a. Asas kesatuan hukum

b. Asas persamaan derajat

3. Asas kewarganegaraan berdasarkan naturalisasi

Walaupun tidak dapat memenuhi status kewarganegaraan melalui sistem kelahiran

maupun perkawinan, seseorang masih dapat mendapatkan status kewarganegaraan

melalui proses pewarganegaraan atau naturalisasi.

Dalam pewarganegaraan ini ada yang aktif ada pula yang pasif. Dalam

pewarganegaraan aktif, seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih atau

mengajukan kehendak menjadi warga negara dari suatu negara.sedangkan dalam

pewarganegaraan pasif, seseorangyang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu negara

atau tidak mau diberi atau dijadikan warga negara suatu negara, maka yang bersangkutan

dapat menggunakan hak repudasi, yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan

tersebut(Kartasapoetra. 1993: 216-7).

Dalam penjelasan umum Undang-undang No. 62/1958 bahwa terdapat 7 (tujuh)

cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia, yaitu :

a. Karena kelahiran

b. Karena pengangkatan
21

c. Karena dikabulkannya permohonan

d. Karena pewarganegaraan

e. Karena perkawinan

f. Karena turut ayah atau ibu

g. Karena pernyataan

Selain dari ketentuan diatas, dapat juga kewarganegaraan seseorang ditentukan

persamaan derajat.

a. Asas persamaan hokum

Didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu ikatan yang tidak

terpecah sebagai inti dari masyarakat. Dalam hidup bersama suami istri perlu

mencerminkan suatu kesatuan yang bulat termasuk dalam masalah kewarganegaraan.

Berdasarkan asas ini diusahakan status kewarganegaraan suami dan istri adalah sama

an satu.

b. Asas persamaan derajat

Berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan status

kewarganegaraan suami atau istri. Keduanya memiliki hak yang sama untuk

menentukan sendiri kewarganegaraan. Jadi mereka dapat berbeda kewarganegaraan

seperti hak ketika belum berkeluarga. (Winarno, 2009 : 51) .

Jadi suami-istri yang berbeda kewarganegaraan melakukan ikatan perkawinan

yang syah menurut hukum negara, tidak serta merta kehilangan warga negara masng-

masing. Jadi mereka kebebasan apakah mau disatukan kewarganegaraannya atau

tetap masing -masing kewarganegaraan asal. Jadi jelas disini masalah

kewarganegaraan merupakan hak asasi, sehingga undangundang tidak bisa


22

memaksakan peralihan kewarganegaraan salah satu pihak dalam ikatan suami-istri

tersebut. Yang menjadi masalah kewarganegaraan adalah munculnya apatride dan

bipatride.

Apatride adalah orang kehilangan kewarganegaraan. Bipatride adalah orang

yang mempunyai dua kewarganegaraan. Bahkan dapat muncul multipatride yaitu

orang yang punya kewarganegaraan lebih dari dua negara. Hal ini semuanya dapat

terjadi karena penentuan warganegara berdasarkan Ius Soli dan Ius Sanguinis, tiap-

tiap negara tidak sama ada yang Ius Solidan ada Ius Sanguinis. Mungkin ada negara

yang menganut kedua teori ini.

Warga Negara Indonesia Indonesia telah menentukan siapa yang menjadi

WNI, yaitu (pasal 26 UUD 1945) Yakni :

a. Orang-orang Indonesia asli dan orang bangsa lain yang disahkan dengan

undang-undang menjadi Warga Negara Indonesia.

b. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan warga negara asing.

Ketentuan lebih lanjut diatur dalam UU No. 12 tahun 2006 dan UU

lainnya asalkan tidak bertentangan ( atau belum diganti) dengan UU 12/2006.

Seperti peraturan pelaksanaan UU No. 62/1958 jo UU No./1976.

4. Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

Yang dimaksud kewarganegaraan Indonesia menurut UU o. 12 Tahun 2006

tentang kewarganegaraan RI adalah : Pasal 4

a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan atau

berdasarkan perjanjian pemerintah Indonesia dan negara lain sebelum UU 12

Tahun 2006 berlaku sudah menjadi WNI.


23

b. ........dst ( silahkan baca UU No. 12 / 2006 )

Sebaliknya WNI yang dimaksud pasal 4 UU No.2 Tahun 2006 bisa

kehilangan status WNI-nya disebabkan pasal 23 yaitu :

a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri.

b. .......dst. ( silahkan baca pasal 23 UU No.2 / 2006 ).

Orang asing (WNA) dapat menjadi WNI berdasarkan Pasal 8 yaitu

Kewarganegaraan Repulik Indonesia dapat juga diperoleh melaluipewarganegaraan

(tata cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia

dengan cara ajukan permohonan pewarganegaraan sesuai ketentuan yang diatur dalam

pasal 9. (silahkan baca UU No.12 / 2006 tentang Kewarganegaraan).

5. Pandangan idiologis atas hak dan kewajiban warga negara idiologi negara Republik

Indonesia

Berdasarkan pertanyaan diatas tentu sebuah hak dan kewajiban warga negara

tidak lepas dari idiologi yang dianut oleh system kenegaraan. Landasan utama bangsa

Indonesia adalah pancasila. Tentu saja pancasila sebagai landasan warga negara

Indonesia dalam bertingkah laku, termasuk segala mekanisme pemerintah.

Pancasila, menurut Soekarno (2006) sebagai penggali dijelaskan bahwa

pancasila telah mampu mempersatukan bangsa Indonesia. Tidak terlepas pada revolusi

melawan imperialisme dibumi nusantara untuk menyatakan kemerdekaan, pancasila

sebagai filsafat cita-cita dan harapan segenap bangsa Indonesia. Bahkan pada sila ke

tiga disebutkan “Persatuan Indonesia”. Hal inilah yang menunjukan bahwa bangsa

Indonesia memiliki semangat bersatu dari beragam suku bangsa yang berbeda.
24

Perbedaan itu lenyap ketika mereka menyadari arti persamaan sebagai bangsa

Indonesia.

Terlebih semangat persatuan bangsa Indonesia telah dikumandangkan pada

sumpah pemuda. Para pemuda bersumpah berbangsa satu, bertanah air satu dan

menjunjung bahasa persatuan.

Bukti-bukti yang telah diuraikan ini menunjukkan negara Indonesia didirikan

atas pondasi persatuan. Negara yang terdiri dari beragam identitas mampu disatukan

atas nama persatuan. Dengan demikian berdasarkan teori yang dinyatakan Geovanni

Gentle(Syahrian:2003) bahwa negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara

nasionalis.

6. Contoh hak dan kewajiban warga negara

Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain

tanpa terkecuali. Persamaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari

berbagai kecemburuan social yang dapat memicu berbagai permasalahan dikemudian

hari, contohnya:

1. Contoh hak warga negara Indonesia

a. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum

b. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

c. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama dimata hukum dan

didalam pemerintahan

d. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

2. Contoh kewajiban warga negara Indonesia


25

a. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,

mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dari serangan musuh

b. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan

oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)

c. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara,

hokum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-

baiknya

d. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala

hukum yang berlaku diwilayah negara indonesia


26

BAB V

IDENTITAS NASIONAL

A. Pengertian

Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara

etimologis, identitas nasional berasal dari kata ?identitas? dan ?nasional?. Kata identitas

berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri

yang melekat pada seseorang, kelompok atau . sesuatu sehingga membedakan dengan yang

lain. Kata ?nasional? merujuk pada konsep kebangsaan. Kata identitas berasal dari bahasa

Inggris identiti yang memiliki pengerian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang

melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.

Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian

bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan

paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah

tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara yang

merupakan norma peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa

kecuali ?rule of law?, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi

serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia. atau juga Istilah

Identitas Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis

membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

B. Identitas Nasional Indonesia :

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia

2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih

3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya


27

4. Lambang Negara yaitu Pancasila

5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945

8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

9. Konsepsi Wawasan Nusantara

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional.

C. Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional

Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:

1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak

lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia

terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg

bangsa.

2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang

tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,

Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai

agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah

agama resmi negara dihapuskan.

3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah

perangkat- perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan

oleh pendukung- pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang

dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk

kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.


28

4. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami

sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan

manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia. Dari unsur-unsur

Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai

berikut : -Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar

Negara, dan Ideologi Negara -Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata

perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu

Kebangsaan Indonesia Raya. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan

(Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta

kepercayaan.

D. Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Nasional

1. Ikatan kekerabatan (darah dan keluarga)

kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa dan adat istiadat merupakan factor-faktor

primordial yang dapat membentuk bangsa-bangsa. Primordialisme tidak hanya

menimbulkan pola perilaku yang sama, tetapi juga melahirkan presepsi yang sama

tentang masyarakat negara yang dicita-citakan.

2. Keagamaan ( Sakralitas Agama)

Kesamaan agama yang dipeluk oleh suatu mayarakat, atau ikatan ideology doktriner

yang kuat dalam suatu masyarakat merupakan factor sacral yang dapat membentuk

bangsa-negara. Ajaran-ajaran agama dan ideology doktriner tidak menggambarkan

semata-mata bagaimana seharusnya hidup (dalam hal ini cara hidup yang suci, agama

menjanjikan surga,ideology doktriner menjanjikan masyarakat tanpa kelas), karena

menggambarkan cara hidup yang seharusnya dan tujuan suci


29

E. Pengertian Pancasila Sebagai Identitas Nasional

Sebagai identitas nasional, Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus mampu

mendorong bangsa Indonesia secara keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya yang

bukan berarti menentang arus globalisasi, akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam

menjalani dan menghadapi tantangan dan peluang yang tercipta. Bila menghubungkan

kebudayaan sebagai karakteristik bangsa dengan Pancasila sebagai kepribadian bangsa,

tentunya kedua hal ini merupakan suatu kesatuan layaknya keseluruhan sila dalam Pancasila

yang mampu menggambarkan karakteristik yang membedakan Indonesia dengan negara

lain.Naskah Pancasila .

Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilan

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Identitas Nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada

padanan sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas

Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang

secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa

pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional.

Menurut Berger dalam The Capitalist Revolution, eraglobalisasi dewasa ini, ideology

kapitalisme yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu
30

persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar

bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib, social, politik dan

kebudayaan.

Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan suatu ideologi,

yaitu dari ideologi partikular kearah ideology universal dan dalam kondisi seperti ini

kapitalismelah yang akan menguasainya. Dalam kondisi seperti ini, negara nasional akan

dikuasai oleh negara transnasional yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan

prinsip kapitalisme. Konsekuensinya,negara-negara kebangsaan lambat laun akan

semakin terdesak. Namun demikian, dalam menghadapi proses perubahan tersebut sangat

tergantung kepada kemampuan bangsa itu sendiri.

Menurut Toyenbee, cirri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam

menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi Challence dan response. Jika

Challence cukup besar sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan

hal ini sebagaimana terjadi pada bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di

Amerika. Namun demikian jika Challance kecil sementara response besar maka bangsa

tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa yang kreatif.

Oleh karena itu agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi

maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian

bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi.

Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan

penuh tantangan yangcenderung menghancurka nasionalisme, muncullah kebangkitan

kembali kesadaran nasional.


31

F. Alasan Pancasila Menjadi Identitas Bangsa

Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional karena Bangsa Indonesia

sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memilki sejarah serta prinsip dalam

hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia .Tatkala bangsa Indonesia

berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakanlah prinsip-prinsip dasar filsafat

sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsip dasar itu

ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang

kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila. Jadi,

filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber pada

kepribadiannya sendiri. Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat

bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan

keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.


32

BAB VI

WAWASAN NUSANTARA

A. Landasan Wawasan Nasional

Wawasan nasional dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang

dianut oleh negara yang bersangkutan.

1. Paham-paham kekuasaan

a. Machiavelli (abad XVII)

Dengan judul bukunya The Prince dikatakan sebuah negara itu akan bertahan

apabila menerapkan dalil-dalil:

1) Dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan segala cara dihalalkan

2) Untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (devide et empera) adalah

sah

3) Dalam dunia politik,yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.

b. Napoleon Bonaparte (abad XVIII)

Perang dimasa depan merupakan perang total, yaitu perang yang mengerahkan

segala daya upaya dan kekuatan nasional. Napoleon berpendapat kekuatan politik

harus didampingi dengan kekuatan logistik dan ekonomi, yang didukung oleh sosial

budaya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa untuk membentuk

kekuatan pertahanan keamanan dalam menduduki dan menjajah negara lain.

c. Jendral Clausewitz (abad XVIII)

Jendral Clausewitz sempat diusir pasukan Napoleon hingga sampai Rusia dan

akhirnya dia bergabung dengan tentara kekaisaran Rusia. Dia menulis sebuah buku
33

tentang perang yang berjudul “Vom Kriegen” (tentang perang). Menurut dia perang

adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Buat dia perang sah-sah saja untuk

mencapai tujuan nasional suatu bangsa.

d. Fuerback dan Hegel (abad XVII)

Paham materialisme Fuerback dan teori sintesis Hegel menimbulkan aliran

kapitalisme dan komunisme. Pada waktu itu berkembang paham perdagangan bebas

(Merchantilism). Menurut mereka ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara adalah

seberapa besar surplus ekonominya, terutama diukur dengan seberapa banyak emas

yang dimiliki oleh negara itu.

e. Lenin (abad XIX)

Memodifikasi teori Clausewitz dan teori ini diikuti oleh Mao Zhe Dong yaitu

perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Perang bahkan

pertumpahan darah/revolusi di negara lain di seluruh dunia adalah sah, yaitu

dalam rangka mengkomuniskan bangsa di dunia.

B. Wawasan Nasional Indonesia

Wawasan nasional Indonesia dikembangkan berdasarkan wawasan nasional secara

universal sehingga dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dipakai

negara Indonesia.

1. Paham kekuasaan Indonesia Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi

Pancasila menganut paham tentang perang dan damai berdasarkan : “Bangsa Indonesia

cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Dengan demikian wawasan nasional

bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran kekuasaan dan adu kekuatan karena hal

tersebut mengandung persengketaan dan ekspansionisme.


34

2. Geopolitik Indonesia Indonesia menganut paham negara kepulauan berdasar

ARCHIPELAGO CONCEPT yaitu laut sebagai penghubung daratan sehingga wilayah

negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai Tanah Air dan ini disebut negara

kepulauan.

3. Dasar pemikiran wawasan nasional Indonesia Bangsa Indonesia dalam menentukan

wawasan nasional mengembangkan dari kondisi nyata. Indonesia dibentuk dan dijiwai

oleh pemahaman kekuasan dari bangsa Indonesia yang terdiri dari latar belakang sosial

budaya dan kesejarahan Indonesia.

Untuk itu pembahasan latar belakang filosofi sebagai dasar pemikiran dan

pembinaan nasional Indonesia ditinjau dari :

1. Pemikiran berdasarkan falsafah Pancasila Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan

Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak dan daya pikir, sadar akan keberadaannya

yang serba terhubung dengan sesama, lingkungan, alam semesta dan dengan

Penciptanya. Kesadaran ini menumbuhkan cipta, karsa dan karya untuk

mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dari generasi ke generasi.

Wilayah perairan laut Indonesia dapat dibedakan tiga macam, yaitu zona

LautTeritorial, zona Landas kontinen, dan zona Ekonomi Eksklusif.

a. Zona Laut Teritorial

Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis

dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan,

sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik

sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut. Laut yang terletak antara

garis dengan garis batas teritorial di sebut laut teritorial.


35

b. Zona Landas Kontinen Landas

Kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi

merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua).

c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut

terbuka diukur dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia

mendapat kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut. Di dalam

zona ekonomi eksklusif ini kebebasan pelayaran dan pemasangan kabel serta pipa

di bawah permukaan laut tetap diakui sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Laut

Internasional, batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif antara dua

negara yang bertetangga saling tumpang tindih, maka ditetapkan garis-garis yang

menghubungkan titik yang sama jauhnya dari garis dasar kedua negara itu sebagai

batasnya.
36

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya menganut prinsip “ius sanguinis”

mengatur kemungkinan warganya untuk mendapatkan status kewarganegaraan melalui

prinsip kelahiran. Seorang warga negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU

sebagai warga negara republik indonesia.

Pendidikan kewarganegaraan (PKN) sebagai salah satu program pendidikan yang

bertujuan membelajarkan peserta didik agar memliki kemampuan berpikir kritis, rasional

dan kreatif dan menanggapi isu-isu kewarganegaraan memerlukan suatu program

pembelajaran yang dapat mengajak mahasiswa untuk berfikir analitis.

Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan dalam lapangan kerja atau

perbaikan taraf hidup ekonomi dan menikmati hasil-hasilnya secara adil sesuai dengan nilai-

nilai kemanusiaan dan drama baktinya yang diberikan kepada masyarakat, bangsandan

negara.

B. Saran

Berikut upaya-upaya menghargai kebersamaan kedudukan warga negara :

1. Setiap kebijakan pemerintah hendaknya bertumpu pada persamaan dan menghargai

prularitas

2. Pemerintah harus terbuka dan membuka ruang kepada masyarakat berperan serta dalam

pembangunan nasional tanpa membeda-bedakan sara, gender dan budaya

3. Produk hokum atau peraturan perundang-undangan harus menjamin persamaan warga

negara
37

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sanusi. 2006. “Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan

Kewarganegaraan. Bandung: Labolatorium Pkn UPI

http://id.wikipedia.org/wiki/kewarganegaraan

M.S,H. kaelan, 2010 pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi paradigm. Yogyakarta

Blog.ub.ac.id/makalah-pendidikan-kewarganegaraan-identitas-nasional

Sartini,dkk 2002. Pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi paradigm. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai