Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

IDENTITAS NASIONAL

Disusun untuk memenui tugas mata kuliah

Kewarganegaraan

Dosen Pengampu :

Ahmad Habiburrohman Aksa, M.Ag

Disusun oleh kelompok 1 :

Moh. Anang Ma’ruf 23.13.00047

Ahmad Arizal 23.13.00161

Mabrurah 23.13.00044

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT PESANTREN MATHALIUL FALAH

PATI JAWA TENGAH

2023-2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas karunia nikmat yang telah diberikan. Atas izinnya kami dapat
menyelaisaikan makalah ini sesuai waktu yang ditentukan. Selanjutnya sholawat serta salam kami
haturkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya dan
keturunannya.

Kami menulis makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan
dengan tema materi identitas nasional didalamnya membahas tentang konsep bangsa, hakikat negara,
serta fungsi dan tujuan negara.

Harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat pada kami dan teman-teman sekelas di
PGMI II C IPMAFA serta segala pihak yang menghendakinya. Dalam penulisannya kami menemui
beberapa hambatan dan kami menyadari ketidaksempurnaanya makalah kami, maka dari itu kami
membutuhkan kritik dan saran untuk mengisi kekurangan-kekurangan dalam makalah ini.

Pati, 02 April 2024

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….…..3

A. Latar Belakang…………………………………………………………....3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….…..3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………....4

A. Konsep Bangsa……………………………………..……………………..4
B. Hakikat Negara……………………………................................................5
C. Fungsi Dan Tujuan Negara………………………………………………..7

BAB II PENUTUP………………………………………………………………11

A. Kesimpulan………………………………………………………………11
B. Saran……………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Identitas nasional merupakan konsep yang vital bagi sebuah negara. Identitas nasional
mencerminkan nilai-nilai, budaya, sejarah, dan aspirasi bersama dari suatu bangsa. Memahami
identitas nasional membantu memperkuat rasa solidaritas, persatuan, dan kebanggaan nasional.
Identitas nasional memainkan peran penting dalam pembangunan bangsa. Identitas yang kuat
dapat menjadi pendorong bagi pembangunan ekonomi, sosial, politik, dan budaya suatu negara.
Identitas nasional yang jelas dapat membantu memperkuat stabilitas politik dan integrasi sosial.
Mempertahankan identitas nasional tidaklah mudah. Globalisasi, konflik internal, migrasi,
dan tantangan lainnya dapat mengancam stabilitas identitas nasional suatu negara. Oleh karena itu,
penting untuk memahami konsep bangsa, hakikat negara, dan fungsi dan tujuan negara agar
identitas nasional tetap terjaga.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, kami merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Jelaskan konsep bangsa?
2. Jelaskan hakikat negara?
3. Sebutkan fungsi dan tujuan negara?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini agar pemateri dan pembaca dapat memahami konsep
bangsa, hakikat negara, dan fungsi dan tujuan negara.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Bangsa
Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologis,
identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan ”nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa
Inggris yaitu identity yang memiliki pengertian harfiah yaitu ciri, tanda / jati diri yang melekat
pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Sedangkan kata
“nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah pandangan
hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat negara dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk
disini adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara
yang merupakan norma peraturan yang harus dijunjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa
kecuali, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak asasi
manusia yang berkembang. Istilah Identitas Nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. 1
Bangsa adalah orang-orang yang bersama asal keturunan, adat, bahasa dan sejarahnya serta
pemerintahan sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian bangsa adalah kumpulan
manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa serta wilayah tertentu dimuka bumi.
Bangsa adalah sekelompok manusia/orang yang memiliki hal-hal berikut :
a. Cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi satu kesatuan.
b. Persamaan senasib sepenanggungan.
c. Karakter yang sama.
d. Adat istiadat atau budaya yang sama.
e. Satu kasatuan wilayah.
f. Terorganisir dalam satu wilayah hukum.
Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang sama-
sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengetahui adanya satu pemerintahan yang mengurus
tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Bisa diartikan
sebagai satu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum yang mengikat
masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa bagi ketertiban sosial.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, negara merupakan organisasi di suatu wilayah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati rakyatnya, serta merupakan kelompok sosial
yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi dibawah lembaga politik atau

1
Abd, Wahib, Pendidikan Kewarganegaraan, UIN Jember, Hlm 8

4
pemerintah yang efektif, mempunyai satu kesatuan politik yang berdaulat sehingga berhak
menetukan tujuan nasionalnya. 2
Pada negara Indonesia sendiri, terdapat beberapa faktor penting yang menjadi pembentuk dari
bangsa Indonesia hingga saat ini. Berikut faktor pembentukan bangsa Indonesia.
a. Memiliki persamaan nasib, dimana bangsa Indonesia berada di bawah penderitaan
yang sama yaitu penjajahan bangsa asing yang berlangsung selama 350 tahun.
b. Memiliki keinginan bersama untuk mendapatkan kemerdekaan dan melepaskan diri
dari belenggu penjajah asing yang ada.
c. Terdapat kesatuan tempat tinggal, dalam hal ini yaitu wilayah yang ada di negara
Indonesia yang terbentang luas dari Sabang hingga Merauke.
d. Memiliki cita-cita bersama dalam mencapai kemakmuran serta keadilan bagi seluruh
masyarakat di dalamnya sebagai sebuah bangsa.
Konsep bangsa indonesia mempunyai identitas nasional yang tercermin dalam simbol-simbol
kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia,
Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi
(Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat. Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara
Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara
yang merdeka, berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa
dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jati diri serta kepribadiannya. Rasa
solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi kemerdekaan.
Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa
dan negara di masa depan.

B. Hakikat Negara
Pengertian Negara yang diutarakan para ahli ketatanegaraan sangat aneka ragam, dengan
sudut pandang yang berbeda. Ahli politik sudah tentu mendefiniskan Negara dari sudut pandang
politik, ahli hukum juga menguraikan arti Negara dalam koteks hukum, begitu juga ahli sosiologi,
mendefinisikan Negara dalam kajian-kajian sosiologi. Namun semua ahli sepakat, bahwa Negara
itu harus ada, apa pun bentuknya, karena adanya masyarakat maka adanya Negara pun diperlukan.
Negara sebagai kesatuan individu-idividu yang terorganisir dan mendiami sebuah wilayah serta
berdaulat. Pada dasarnya keberadaan Negara diperlukan mutlak dalam sebuah kesatuan individu-
individu untuk menjaga dan melindunggi keberlangsungan hidup masyarakat.
Hans Kelsen dalam bukunya "General Theory of Law and State" menyatakan bahwa istilah
"Negara" sering digunakan dengan makna yang luas untuk merujuk kepada "masyarakat" atau
bentuk-bentuk khusus dari masyarakat. Namun, istilah tersebut juga sering digunakan dengan
2
Yona Oktavia Indrianti, Safari Hasan, Konsep Bangsa Dan Negara , hlm 1-3

5
makna yang sempit untuk merujuk kepada organ-organ khusus dalam masyarakat, seperti
pemerintah, bangsa, atau wilayah yang mereka diami. 3 Bagi Kelsen, konsep Negara selalu terkait
dengan aspek hukum, dan pemahamannya menjadi lebih sederhana ketika dilihat dari perspektif
teori hukum atau ilmu hukum murni. Baginya, Negara dipandang sebagai fenomena hukum, suatu
badan hukum atau korporasi. Meskipun Kelsen tidak memberikan penjelasan konkret tentang
perbedaan antara Negara dan korporasi lainnya, perbedaan mendasarnya terletak pada tatanan
norma yang membentuk korporasi Negara.
Sedangkan pengertian Negara berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia; Negara adalah;
pertama, organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan
ditaati oleh rakyat; dan kedua; kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu
yang diorganisasi dibawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempuyai kesatuan
politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Aristoteles pemikir Yunani
Kuno, mengartikan bahwa Negara adalah suatu kekuasaan masyarakat (persekutuan dari pada
keluarga, desa/kampung) yang bertujuan untuk mencapai kebaikan yang tertinggi bagi umat
manusia.4
Menurut Max Weber, Negara adalah suatu masyarakat yang memiliki monopoli atas
penggunaan kekerasan fisik yang sah di dalam suatu wilayah. Weber mengartikan Negara sebagai
entitas yang menggunakan kekerasan secara legal, terutama dalam situasi darurat atau untuk
menanggapi pemberontakan atau ancaman dari luar. Pandangan ini lebih bersifat sosiologis.
Sementara itu, Robert M. Maclver mendefinisikan Negara sebagai asosiasi yang mengatur
ketertiban dalam suatu masyarakat di wilayah tertentu berdasarkan sistem hukum yang dijalankan
oleh pemerintah. Maclver menekankan aspek hukum Negara, di mana kekuasaannya diberikan
untuk memastikan keberlangsungan hidup masyarakat melalui pembuatan dan penegakan aturan
hukum.5
C. F. Strong, dalam bukunya "Modern Political Constitutions: An Introduction to the
Comparative Study of Their History and Existing Form", mengungkapkan bahwa hakikat suatu
Negara yang membedakannya dari bentuk perkumpulan lainnya adalah kepatuhan anggotanya
terhadap hukum. Negara, sebagai masyarakat teritorial, dibagi menjadi yang memerintah dan
yang diperintah. Definisi ini menyoroti karakteristik Negara modern, di mana kepatuhan hukum
sangat kuat dan hubungan antara pemerintah dan rakyat berjalan secara sinergis. Pandangan ini
juga sejalan dengan pemahaman Miriam Budiardjo, yang menyatakan bahwa Negara adalah suatu
wilayah teritorial di mana warganya diperintah oleh sejumlah pejabat dan meminta ketaatan pada
peraturan perundang-undangan melalui kontrol monopolistik atas kekuasaan yang sah. 6
3
Kelsen, Hans, 2006, General Theory of Law and Satate, New York: Rusesel and Russel, 1971. Terjemahan
Indobesia, Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum Dan Negara, Bandung: Nuansa,hlm.261.
4
Diponalo, G.S, 1975, Ilmu Negara, Jilid I, Jakarta: Balai Pustaka,hlm.23
5
Maclver, Robert. M, 1955, The Modern State, London: Oxford University Press, hlm.22
6
Strong, C.F, 2004, Modern Political Constitutions: An Intrudiction to the Comparative Study of Their History
and Exisiting Form, London: The English Book Society and Sidgwick & Jackson Limetid, 1966. Terjemahan

6
Menurut H.J.W. Hetherington, negara bukanlah sekadar organisasi yang dibuat oleh manusia
untuk kepentingan pribadi, melainkan merupakan suatu gejala sosial dan politik yang memiliki
kekuasaan tertinggi untuk mengatur warga negaranya di suatu wilayah. Negara dipandang sebagai
institusi atau kumpulan institusi yang menyatukan penduduk dalam wilayah tertentu di bawah
otoritas tunggal untuk mencapai tujuan dan kondisi kehidupan bersama. 7
Sifat hakikat dari sebuah negara senantiasa sama walaupun corak negara itu berbeda satu
sama lain. Sebagai organisasi di masyarakat, ia dibedakan dari organisasi-organisasi lain karena
negara mempunyai sifat-sifat yang khusus. Kekhususannya terletak pada monopoli kekuasaan
jasmaniah yang tidak dimiliki oleh organisasi yang lain.
Hal ini karena negara dapat mendisiplinkan warganya melalui mekanisme penjatuhan
hukuman. Selain itu, negara juga dapat mewajibkan warganya untuk mengangkat senjata kalau
negara itu diserang oleh musuh. Kewajiban itu juga berlaku bagi warga negara di luar negeri.
Negara dapat memerintahkan warga negara untuk memungut pajak dan menentukan mata uang
yang berlaku di dalam wilayahnya. Dengan demikian hakikat negara dapat dikualifikasi ke dalam
3 karakteristik sebagai berikut:
1. Bersifat memaksa.
2. Bersifat monopoli.
3. Bersifat mencakup semua (all-encompassing all embracing).
C. Fungsi Dan Tujuan Negara
Setiap masing-masing negara memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan
factor-faktor yang mendasari berdirinya negara tersebut, penjelasannya sebagai berikut :
1. Fungsi Negara Secara Umum
Fungsi negara pada umumnya mencakup empat hal sebagai berikut:
a. Fungsi Keamanan dan Ketertiban
Negara sebagai stabilisator bagi masyarakat harus menjaga keamanan dan ketertiban di
negaranya demi menciptakan stabilitas negara yang kondusif yang dapat menjamin terlaksananya
program-program pembangunan dengan lancar. Selain itu, keamanan dan ketertiban negara
diharapkan dapat mencegah bentrokan dan pertikaian yang terjadi antarmanusia didalam
kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan fungsi tersebut, negara harus menciptakan hukum
berupa peraturan perundang-undangan untuk melakukan penertiban dan pengamanan.
b. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara berfungsi untuk berusaha sebaik mungkin menciptakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat. Usaha tersebut dilakukan dengan cara mengadakan pembangunan di segala

Indonesia, C.F. Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern (Kajian Tentang SEjarah & Bentuk-Bentuk
Konsitusi Dunia),Bandung: Nusamedia, hlm.6
7
Budiardjo, Miriam, 2000, Dasar – Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia,hlm.40

7
bidang dan menciptakan sistem ekonomi. Fungsi ini tidak hanya menjadi tanggung jawab negara
sepenuhnya, melainkan dibutuhkan dukungan dari rakyat.
c. Fungsi Pertahanan
Fungsi pertahanan berkaitan dengan pertahanan dari serangan negara lain. Oleh karena itu,
diperlukan pengadaan alat pertahanan negara serta personil keamanan yang terlatih dan tangguh.
d. Fungsi Keadilan
Fungsi keadilan harus dilakukan oleh negara tanpa membeda-bedakan dan dengan cara
dibentuknya badan-badan peradilan negara yang berkewajiban menjamin keadilan setiap Warga
Negara. Usaha yang dapat dilakukan antara lain dengan memberikan keputusan yang adil dalam
hukum. Jika keadilan tidak ditegakkan, akan muncul gejolak dalam masyarakat yang justru akan
mengganggu keamanan negara. Sebaliknya, jika keadilan ditegakkan akan muncul kehidupan
masyarakat yang dinamis dan harmonis.8

2. Fungsi Negara Menurut Para Ahli


Fungsi negara juga banyak diutarakan oleh para ahli negara di dunia. Beberapa ahli
mengungkapkan fungsi negara sebagai berikut:
a. John Locke
Fungsi negara menurut John Locke terdiri dari tiga bagian, yaitu:
• Fungsi membuat peraturan perundang-undangan (legislatif)
• Fungsi membuat peraturan dan mengadili (eksekutif)
• Fungsi urusan luar negeri, perang, dan damai (federatif)
b. Montesquieu
Menurut Montesquieu, fungsi negara terdiri dari tiga fungsi pokok. Pendapat ini dikenal
dengan istilah “Trias Politika”, yaitu:
• Fungsi membuat peraturan perundang-undangan (legislatif)
• Fungsi pelaksanaan undang-undang (eksekutif)
• Fungsi pengadilan dan pengawasan (yudikatif)
c. Miriam Budiardjo
Prof. Miriam Budiardjo berpendapat bahwa pada umumnya fungsi negara adalah sebagai berikut:
• Melaksanakan Ketertiban
• Mengusahakan Kesejahteraan dan Kemakmuran Rakyat
• Melaksanakan Pertahanan
• Menegakkan Keadilan
d. Van Vollenhoven
Fungsi negara menurut Van Vollenhoven terdiri dari empat fungsi yang dikenal dengan istilah
“Catur Praja”. Keempat fungsi itu adalah:
8
Junaedi, Agus Dimyati, Hakikat dan Fungsi Negara: Telaah atas Persoalan Kebangsaan di Indonesia, hlm 5-7

8
• Fungsi menyelenggarakan pemerintahan (bestuur)
• Fungsi mengadili (rechtsprak)
• Fungsi membuat peraturan (regeling)
• Fungsi ketertiban dan keamanan (politie)
1. Tujuan Negara Secara Umum
Berdirinya suatu negara tentu memiliki tujuan. Pada hakikatnya, tujuan setiap negara berbeda
antara negara satu dengan negara lainnya. Hal ini disesuaikan dengan pandangan hidup rakyat
yang bersumber dari nilai-nilai luhur bangsa. Tujuan masing-masing negara dipengaruhi oleh
tempat, sejarah pembentukan, dan pengaruh dari penguasa negara yang bersangkutan. Adapun
tujuan negara secara umum adalah menyelenggarakan kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat.
Tujuan negara merupakan pedoman dalam menyusun dan mengendalikan alat perlengkapan
negara serta mengatur kehidupan rakyatnya. Dengan mengetahui tujuan negara, kita juga dapat
mengetahui sifat organisasi negara dan legitimasi kekuasaan negara.

2. Tujuan Negara Menurut Para Ahli


Berikut ini merupakan pendapat beberapa tokoh/ahli mengenai tujuan negara, antara lain
sebagai berikut:
a. Plato : tujuan negara adalah untuk memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai makhluk
individu maupun sebagai makhluk sosial.
b. Roger H. Soltau : tujuan negara adalah untuk memungkinkan rakyatnya berkembang serta
mengungkapkan/menyelenggarakan daya cipta yang sebebas-bebasnya.
c. Harold J. Laski : tujuan negara adalah menciptakan keadaan yang didalamnya rakyat
dapat mencapai keinginan-keinginannya secara maksimal.
d. John Locke : tujuan negara adalah untuk memelihara dan menjamin terlaksananya hak-
hak asasi manusia yang tertuang dalam perjanjian masyarakat.
e. Niccolo Machiavelli : tujuan negara adalah untuk mengusahakan terselenggaranya
ketertiban, keamanan, dan ketentraman
f. Benedictus Spinoza : tujuan negara adalah menyelenggarakan perdamaian, ketentraman,
dan menghilangkan ketakutan.
g. Thomas Aquinas & Augustinus : tujuan negara adalah untuk mencapai kehidupan dan
penghidupan yang aman dan tentram dengan taat dibawah pimpinan Tuhan. Pemimpin
negara menjalankan kekuasaan hanyalah berdasarkan kekuasaan Tuhan yang diberikan
kepadanya.9

9
Isharyanto, Ilmu Negara, hlm 85-86

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Identitas nasional merupakan jati diri yang melekan pada suatu


bangsa atau negara yang disebabkan oleh latar belakang berdirinya dan tujuan suatu negara.
Konsep bangsa terbentuk berdasarkan kesamaan yang dimiliki masyarakat pada suatu wilayah
tertentu. Negara sebagai pemerintahan pada suatu wilayah muelalui praktek-praktek politik
organisasi. Fungsi dan tujuan negara secara garis besarnya yaitu memberikan kesejahteraan dan
keamanan kepada seluruh rakyatnya.

B. Saran

Dalam penulasan makalah ini kami menyadari terdapat banyak sekali kekurangan. Untuk itu
kami sebagai penulis menerima setiap saran yang membangun dari teman teman pembaca agar
makalah ini bisa jadi lebh baik.

10
DAFTAR PUSTAKA
G.S, Diponalo, 1975, Ilmu Negara, Jilid I, Jakarta: Balai Pustaka.
Robert. M, Maclver, 1955, The Modern State, London: Oxford University Press.
Hans, Kelsen, 2006, General Theory of Law and Satate, New York: Rusesel and Russel, 1971.
Terjemahan Indobesia, Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum Dan Negara, Bandung: Nuansa.
Isharyanto, Ilmu Negara.
Junaedi, Agus Dimyati, Hakikat dan Fungsi Negara: Telaah atas Persoalan Kebangsaan di Indonesia.
Miriam, Budiaedjo, 2000, Dasar – Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia.
Strong, C.F, Strong, 2004, Modern Political Constitutions: An Intrudiction to the Comparative Study
of Their History and Exisiting Form, London: The English Book Society and Sidgwick & Jackson
Limetid, 1966. Terjemahan Indonesia, C.F. Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern (Kajian
Tentang SEjarah & Bentuk-Bentuk Konsitusi Dunia),Bandung: Nusamedia.
Wahib, Abd, Pendidikan Kewarganegaraan, UIN Jember.

11

Anda mungkin juga menyukai