Anda di halaman 1dari 15

CITA NEGARA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK

AJI WIJAYA WIGUNA (2101020011)

RAPIDA TIJA (2101020049)

ALNOVITA PUTRI HASIBUAN (2101020012)

MATA KULIAH:

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPU:

HJ.NILASARI SIAGIAN S.H,S.PDI,M.H

FAKULTAS TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER II

INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL-ULUM KISARAN

T.A 2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr,wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami ucapkan khadirat ALLAH SWT atas berkat
rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Cita
Negara” tepat waktu. Tak lupa pula sholawat berangkaikan salam kami ucapkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang sama-sama kita harapkan syafaatnya di hari akhir kelak.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
proses penyusunan makalah ini, baik bantuan materi maupun non materil.
Kami menyadari bahwa memang masih banyak kekurangan pada makalah kami dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca pada
umumnya sangatlah penting yang gunanya untuk menyempurnakan makalah ini, kami berharap
maklah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Kisaran, April 2022


Disusun oleh
Kelompok

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................. i


Daftar isi ...................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 2
C. Tujuan Masalah ............................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Cita Negara ................................................... 3
B. Negara Persatuan RI ....................................................... 3
C. Pandangan tentang Hakikat Manusia .............................. 4
D. Pancasila Integralistik ...................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 10
B. Saran ............................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dianggap sebagai norma dasar

sekaligus sumber hukum positif bagi bangsa Indonesia. Dalam perspestif hukum

tata negara, pembahasan mengenai konsep negara menjadi penting karena suatu

konsep negara, suatu pandangan tentang negara, hakikat negara dan susunannya

mempunyai pengaruh besar terhadap penafsiran aturan-aturan dasar di suatu

negara.

Cita negara merupakan hakekat terdalam dari negara. cita

Negara merupakan suatu prinsip konstitusional yang berdiri bahwa kepentingan

umum akan selalu mendahului kepentingan individu dan kelompok.

Negara Indonesia merupakan negara persatuan republik indonesia yang

berkedaulatan rakyat. Negara indonesia terdiri dari berbagai unsur yang

membentuk yaitu suku, kepulauan, kebudayaan, golongan, dan agama.

Sebagai makhluk sosial, setiap manusia mempunyai kecenderungan

untuk hidup bersama dan berkelompok dengan sesamanya, serta mendiami suatu

daerah tertentu. Sekelompok manusia yang hidup bersama disebut masyarakat.

Masyarakat-masyarakat yang mempunyai perbedaan dalam hal ras, suku, watak

dan agama akan berkumpul bersama dalam tempat tertentu akan membentuk suatu

4
bangsa. Tempat dari suatu bangsa itu tinggal disebut negara. Dalam negara itu

juga, perilaku suatu bangsa harus diatur atau dalam hal ini bangsa harus tunduk

pada aturan yang berlaku di negara yang ditempatinya. sebuah bangsa terdiri dari

beragam masyarakat. Karena perbedaan ini pula, tidak jarang terjadi konflik yang

memicu perpecahan antar masyarakat dalam bangsa pada suatu negara.

teori integralistik, dengan para pencetusnya yakni Spinoza, Adam Muller dan

Hegel. Dalam perspektif yang disusun di atas teori ini, negara berkewajiban bukan

hanya untuk menjamin kepentingan seseorang atau golongan, melainkan juga

menjamin kepentingan masyarakat secara holistik sebagai sebuah kesatuan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud cita negara ?

2. Apa yang dimaksud negara persatuan dan pandangan hakekat manusia ?

3. Bagaimana pancasila menganut paham integralistik ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memberikan informasi mengenai cita negara/hakekat negara yang

didasarkan pada pandangan hakekat manusia dan memahami paham

integralistik yang dianut oleh pancasila, sehingga dapat menumbuhkan

rasa nasionalisme yang tinggi.

2. Untuk menyelesaikan amanah dari dosen yang telah diberikan ke kami.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Cita Negara

Kata cita negara ialah terjemahan kata staatsidee. Kata ini menjadi

populer antara lain karena disinggung dalam pidato Soepomo pada Rapat Badan

Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 31 Mei 1945. Ia

menerjemahkan dengan “dasar pengertian negara” sebagaimana dikemukakan

dalam bagian pidatonya yang berbunyi: “Oleh karena segala pembentukan

susunan negara itu tergantung daripada dasar pengertian negara (staatsidee) tadi”.

Menurut Oppenheim menguraikan mengenai cita negara yaitu hakikat yang paling

dalam dari negara (de staats diespste vormende kracht), dimana cita negara

merupakan suatu prinsip konstitusional yang berdiri bahwa kepentingan umum

akan selalu mendahului kepentingan individu dan kelompok.

B. Negara Persatuan RI

Negara persatuan rakyat Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan

bangsa Indonesia dibentuk diberbagai macam unsur, antara lain: Suku Bangsa;

Kebudayaan; Golongan; serta Agama. 1Kesemuanya itu merupakan satu

Negara, satu wilayah, satu rakyat, satu pemerintah, satu tertib hukum nasional,

satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air yaitu Indonesia Bangsa Indonesia

mendirikan Negara Indonesia menggunakan aliran “Negara Persatuan” yaitu


1
Bona ventura:bentuk-bentuk negara:(Ardiansyah)

6
Negara yang menguasai segala paham dan golongan perseorangan, artinya bukan

Negara yang berdasarkan individualisme, bukan Negara yang berdasarkan kelas,

namun Negara yang mengatasi segala golongan dan melindungi seluruh warganya

yang terdiri atas berbagai macam golongan

serta paham.2

C. Pandangan tentang Hakikat Manusia

a. Unsur susunan kodrat manusia:

1. Jiwa terdiri dari anasir/paham:

 Akal (Cipta), digunakan untuk penalaran, memperoleh

pengetahuan, kebenaran, rasio, serta analasis

 Rasa, dipakai untuk menyerap keindahan, nuansa alam

 Kehendak (Karsa), digunakan dalam mengambil keputusan-

keputusan

2. Badan terdiri dari anasir/paham:

 An organik/benda mati, yang tak bergerak tidak berjiwa dan tidak dapat

melakukan kegiatan apapun

 Animal/hewaniah, badan manusia yang menyampaikan seluruh

keinginan-keinginan, dorongan, nafsu, dan kehendak. Badan dapat

membatasi kemampuan nafsu dan pikiran manusia

b. Unsur sifat kodrat manusia:

2
Juna dinasthi: system pemerintaha indonesia:(Ardiansyah)

7
1) Makhluk individu artinya manusia memiliki sifat sebagai pribadi atau aku

yang berdiri sendiri dan tidak terlepas dari orang lain

keberadaannya.

2) Makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri dan pasti

membutuhkan pertolongan atau bantuan orang lain.

c. Unsur kedudukan kodrat manusia:

1) Makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa artinya sesuatu yang perlu di

yakin oleh semua manusia bahwa segala yang ada di alam semesta ini ada

yang menciptakannya yaitu Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan

makhluk yang mempunyai keistimewaan, yaitu memiliki akal budi,

sehingga manusia memiliki derajat yang tinggi dari semua ciptaan

manusia Tuhan Yang Maha Esa karena sebagai makhluk yang berfikir.

2) Makhluk yang berdiri sendiri artinya manusia mandiri, baik secara fisik

maupun karonahanian Hakekat manusia yang berhubungan ke segala

arah dalam wujud sikap, perbuatan dan kewajiban-kewajiban yang saling

mengkait satu sama lain, yaitu:

1. Hubungan manusia – Tuhan YME

Sikap, kita percaya dan taqwa kepada Tuhan YME menurut agama dan

kepercayaan masing-masing Perbuatan, Beriman dan bertaqwa kepada-Nya

8
Kewajiban, Kita sebagai ummat manusia mempunyai tanggung jawab kepada

Tuhan kepada Tuhan kita terhadap ajarannya dan terhadap segala perintah-

Nya. Salah satunya ialah beribadah, walaupun tanggung yang satu

ini masih banyak yang tidak melakukannya.

2. Hubungan manusia – terhadap diri sendiri

Sikap sebelum berakhlak dengan orang lain, seorang mukmin harus

dapat mencerminkan akhlaqul karimah terhadap dirinya sendiri. Sebab orang

mukmin adalah pemimpin bagi dirinya sendiri sebelum menjadi pemimpin bagi

orang lai. Perbuatan Sikap seseorang terhadap diri pribadiny, baik bersifat jasmani

maupun rohani.

Kewajiban Manusia memiliki dua unsur utama, yakni jasmani dan

rohani kebutuhannya pun harus memenuhi semua dua unsur ini. Jasmani adalah

tubuh atau jasad yang terlihat. Sedangkan rohani adalah unsur yang tak

terlihat seperti akal, hati nurani, dan nafsi.3

Kewajiban terhadap jasmani lainnya seperti makan minum,

istirahat/tidur secukupnya, memelihara kebersihan dan kesehatan badan,

minum obat atau berobat ketika sakit, berpakaian atau menutup aurat yang benar,

menjauhkan diri dari perbuatan yang menyebabkan jasmani sakit, menggunakan

anggota badan/panca indra secara benar, dan menghiasi diri dengan perilaku atau

akhlak yang mulia.

D. Pancasila Integralistik
3
Ahmad Rafiq, 2000, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta:Raja Grafindo Persada

9
Teori integralistik diperkenalkan oleh Prof. Dr. Soepomo pada

sidang BPUPKI 31 Mei 1945 dalam menjelaskan konsep dasar negara teori

intgralistik ajaran dari Spinoza. A. Muller dan hegel, mengajarkan bahwa negara

merupakan sesenan masyarakat integral, yg mengatasi seluruh golongan yang ada,

tidak memihak kepada segala sesuatu golongan, organis tidak dapat di pisah-

pisahkan, yang utama adalah penghidupan bangsa seluruhnya.

Teori integralistik (paham negara persatuan ) mengusahakan

terbentuknya keseimbangan lahir batin dari semua unsur, terbentuknya semangat

kekeluargaan dan semangat gotong royong yang tinggi, sehngga pancasia

mencerminkan pandangan integralistrik.

a. Negara integralistik

Negara yang melindungi segenap bangsa dan segala tumpah darah

Indonesia bangsa indonesia merupakan penjelmaan dari sifat kodrat

manusia sebagai mahluk individu dan sosial. Negara merupakan kesatuan integral

dan menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan.

b. Nilai-nilai pancasila yang merupakan asas paham integralistik :

1. Sila-sila merupakn satu kesatuan yang bulat, utuh,

menyeluruh, dan sistematis

10
2. Masing-masing sila pancasila tidak dapat diberi arti secara

tersendiri- sendiri yang terpisah dari sila –sila yang lainnya atau

keseluruhan silanya.

3. Pancasila tidak dapat didapatkan/diperas menjadi Trisila dan

Ekasila, namun tetap merupakan Eka Pancasila.

4. Nilai-nilai pancasila selalu mengutamakan aspek keserasian

keselarasan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban setiap

manusia Indonesia.

5. Sila ketiga pancasila dijabarkan kebatang tubuh UUD 1945 pasal

1, 32, 35, 36.

6. Sila-sila pancasila harus dijabarkan ke dalam pasal-pasal batang

tubuh UUD 1945.

c. Perbedaan Ciri Berfikir Bangsa Indonesia dengan Bangsa-bangsa Lain:4

1. Ciri berfikir Integralistik, dikembangkan di negara indonesia yang

berasas kekeluargaan dengan ciri-ciri:

a. Berfikir yang didasari kehayatan keesaan Tuhan YME

b. Berfikir yang didasarkan kehayatan kodrat manusia (saling tergantung,

saling menerima antar manusia, salingasih, asuh dan asah, dan saling

membantu).

c. Berfikir demi keseluruhan, bukan sebagian-sebagian, maka secara

fundamental bertolak dari suatu priori bahwa tugas hidup manusia ialah

member
4
Gabriella Aningtyas Varianggi:pengertian bangsa dan negara:(Ardiansyah)

11
d. Berfikir merepleksi persepsi (sikap pantul diri terhadap penghindraan

orang lain)

2. Berfikir individualistik : dikembangkan dinegara negara liberal yang

diutamakan nilai kebebasan individu/perorangan, metode berfikir

liberalistik.

3. Berfikir Materialisme Diale: dikembangkan di negara-negara

komonis/persemakmuran dari sejarah kehidupan sosialnya, kemudian

dinamakan materialism-historik. Aliran pikiran ini sangat menonjolkan

adanya kelas/penggolongan, pertentangan antar golongan, konflik dan

jalan kekerasan/revolusi dan perebutan kekuasaan negara.

BAB III

PENUTUP

12
A. Kesimpulan

Cita negara yaitu hakikat yang paling dalam dari negara (de staats

diespste vormende kracht), dimana cita negara merupakan suatu prinsip

konstitusional yang berdiri bahwa kepentingan umum. Negara persatuan yaitu

negara menguasai semua golongan. Negara yang memiliki sifat persatuan

bersama, kekeluargaan, dan berprinsip satu untuk semua. Negara persatuan pada

hakekatnya mendasarkan pada sifat kodrat manusia. Negara Indonesia merupakan

susunan masyarakat integral yang mengatasi seluruh golongan yang ada dan tidak

memihak terhadap suatu golongan. Sehingga Pancasila mencerminkan pandangan

integralistik yang mengusahakan terbentuknya keseimbangan lahir batin dari

semua unsur, terbentuknya semangat kekeluargaan dan semangat gotong royong

yang tinggi.

B. Saran

Seperti yang kita ketahui bahwa generasi muda sekarang masih

minim pemahaman tentang pancasila, cita negara, dan hakekat negara. Kami

sebagai penulis ingin berpesan kepada Pemerintah untuk tetap memperhatikan

mental anak bangsa dan mengerti artinya sebenarnya itu pancasila, cita negara,

dan hakekat negara dengan menanamkan pancasila dari sejak mulai sekolah

sampai bekerja pun sehingga seluruh penduduk indonesia punya rasa

nasionalisme yang tinggi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Devi. 2014. Cita Negara dalam UUD 1945.

http://deppoyaryani.blogspot.co.id/2014/05/cita-negara-staatsidee-dalam-uud-

14
1945.html. (Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015)

Einjelfin. 2013. Makalah Hakikat Bangsa dan Negara.

http://einjelfin.blogspot.co.id/2013/05/makalah-hakikat-bangsa-dan-negara.html.

(Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015)

Penulis. 2012. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi (Bahan Kuliah),

Makassar: UMI

15

Anda mungkin juga menyukai