UNIVERSITAS NIAS
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sempurna.
Sehubungan dengan hal itu, perlu kiranya kami dengan ketulusan hati mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Adrianus Bawamenewi, SH., MH, selaku Dosen Pengampu
mata kuliah Pengantar Pendidikan yang juga banyak membantu dan mengarahkan kami
hingga rampungnya makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami
masih sangat terbatas.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak guna membangun dan melengkapi makalah ini agar makalah ini menjadi
lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata kami ucapkan semoga Tuhan YME membalas budi baik kita semua.
Ya’ahowu
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………………………. i
Daftar isi…………………………………………………………………………………………………….. ii
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….. 1
Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………………… 2
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………… 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa indonesia takk ada
yang mampu menandinginya. Indonesia yang terdiiri atas berbagai dan suku
bangsa dapat dipersatukan oleh pancasil. Itu sebabnya sering kali pancasila
dianggap sebagai ideologi yang sakti. Siapa pun coba menggulingkannya,akan
berhadapan langsung dengan seluruh komponen-komponen kekuatan bangsa dan
negara indonesia.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Menurut Diponolo (1975: 23-25) negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang
berdaulat yang dengan tata pemerintahan melaksanakan tata tertib atas suatu umat di
suatu daerah tertentu. Sejalan dengan pengertian negara tersebut, Diponolo
menyimpulkan 3 (tiga) unsur yang menjadi syarat mutlak bagi adanya negara yaitu:
Ketiga unsur tersebut lazim dinyatakan sebagai unsur konstitutif. Selain unsur
konstitutif ada juga unsur lain, yaitu unsur deklaratif, dalam hal ini pengakuan dari
negara lain.
Berbicara tentang negara dari perspektif tata negara paling tidak dapat dilihat dari
2 (dua) pendekatan, yaitu:
a. Negara dalam keadaan diam, yang fokus pengkajiannya terutama kepada bentuk dan
struktur organisasi negara.
a. Aristoteles: Negara (polis) ialah” persekutuan daripada keluarga dan desa guna
memperoleh hidup yang sebaik-baiknya”.
b. Jean Bodin: Negara itu adalah “suatu persekutuan daripada keluarga-keluarga dengan
segala kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat”.
e. Hansen Kelsen: Negara adalah suatu “susunan pergaulan hidup bersama dengan tata-
paksa”.
g. Woodrow Wilson: Negara merupakan “rakyat yang terorganisasi untuk hukum dalam
wilayah tertentu (a people organized for law within a definite territory).
1. unsur negara
Adapun unsur - unsur negara yang bersifat konstitutif adalah harus ada rakyat,
wilayah tertentu, dan pemerintahan yang berdaulat. Ketiga unsur tersebut bersifat
konstitutif karena merupakan syarat mutlak bagi terbentuknya negara. Apabila saah satu
unsur tersebut tidak ada atau tidak lengkap, maka tidak bisa disebut sebagai negara.
Disamping itu, terdapat pula unsur deklaratif, yakni harus ada pengakuan dari negara.
1. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa rakyat mustahil
negara akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa, " Negara tidak akan berdiri tanpa
adanya sekelompok orang yang mendiami bumi ini" .
2. Wilayah
Wilayah tertentu ialah batas wilayah dimana kekuasaan negara itu tidak berlaku diluar
batas wilayahnya karena bisa menimbulkan sengketa internasional, walaupun sebagai
pengecualian dikenal apa yang disebut daerah eksteritorial yang artinya kekuasaan
negara bisa berlaku diluar daerah kekuasaannya sebagai pengecualian misalnya
ditempat kediaman kedutaan asing berlaku kekuasaan negara asing itu. Mengenai batas
wilayah negara itu orang tidak dapat melihat dalam Undang-Undang Dasar Negara, tapi
merupakan pernjanjian (traktat) antara dua negara atau lebih yang berkepentingan dan
biasanya merupakan negara tetangga. Jika hanya antara dua negara maka perjanjian
tersebut bersifat billateral. Jika lebih maka sifat perjanjian tersebut multilateral.
Wilayah/teritori mempunyai arti luas yang meliputi: Udara, Darat dan Laut. Ketiganya
ditentukan oleh perjanjian internasional. Karaktersitik wilayah bisa berupa kondisi
alam, ekonomi, demografi, dan sosial-budaya. Beberapa contoh wilayah yang ada di
permukaan bumi antara lain: Wilayah hutan hujan tropis (region alamiah) Amerika
latin (region budaya) Kepulauan Wallacea (region fauna) Corn belt (region
pertanian) Zona dataran rendah Jakarta (region fisiografi) Secara umum suatu wilayah
terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Wilayah formal Wilayah ini identik dengan definisi wilayah
secara umum, yaitu suatu daerah atau kawasan di muka bumi yang memiliki
karakteristik yang khas sehingga dapat dibedakan dari wilayah lain di sekitarnya. 2.
Wilayah fungsional Suatu kawasan yang terdiri atas beberapa pusat wilayah yang
berbeda fungsinya. Contoh jelas dari wilayah fungsional adalah perkotaan. Dilihat dari
konsepnya, wilayah perkotaan terdiri atas tiga komponen, yaitu: 1) Nodus atau inti, yang
merupakan pusat kota. 2) Internal area (hinterland), wilayah sekitar kota yang fungsinya
memasok kebutuhan harian kota tersebut. 3) area, merupakan jalur penghubung antara
kota wilayah pemasok kebutuhan kota tersebut.
3. Pemerintah
2. Tujuan Negara
b. Aliran kolektivis atau sosialis Aliran ini berpandangan bahwa kesejahteraan dan
kebahagiaan manusia hanya dapat diwujudkan melalui politik dan sistem ekonomi
terpimpin/totaliter.
Secara terminologis atau secara istilah, dasar negara dapat diartikan sebagai
landasan dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara. Dasar negara
juga dapat diartikan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Secara teoretik,
istilah dasar negara, mengacu kepada pendapat Hans Kelsen, disebut a basic norm atau
Grundnorm (Kelsen, 1970: 8). Norma dasar ini merupakan norma tertinggi yang
mendasari kesatuan-kesatuan sistem norma dalam masyarakat yang teratur termasuk di
dalamnya negara yang sifatnya tidak berubah (Attamimi dalam Oesman dan Alfian,
1993: 74). Dengan demikian, kedudukan dasar negara berbeda dengan kedudukan
peraturan perundang-undangan karena dasar negara merupakan sumber dari peraturan
perundang-undangan. Implikasi dari kedudukan dasar negara ini, maka dasar negara
bersifat permanen sementara peraturan perundang-undangan bersifat fleksibel dalam
arti dapat diubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Dalam karyanya yang berjudul Nomoi (The Law), Plato (Yusuf, 2009)
berpendapat bahwa “suatu negara sebaiknya berdasarkan atas hukum dalam segala hal”.
Senada dengan Plato, Aristoteles memberikan pandangannya, bahwa “suatu negara yang
baik adalah negara yang diperintahkan oleh konstitusi dan kedaulatan hukum”. Sebagai
suatu ketentuan peraturan yang mengikat, norma hukum memiliki sifat yang berjenjang
atau bertingkat. Artinya, norma hukum akan berdasarkan pada norma hukum yang lebih
tinggi, dan bersumber lagi pada norma hukum yang lebih tinggi lagi, demikian
seterusnya sampai pada norma dasar/norma yang tertinggi dalam suatu negara yang
disebut dengan grundnorm.
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
Jadi, pancasila sebagai dasar negara digunakan untuk mengatur segala tatanan
kehidupan bangsa indonesia dan mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila dijadikan
sebagai dasar negara karena memang sesuai dengan jiwa bangsa indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Unsur penting berdirinya suatu negara ini guna diperlukan untuk mengamankan
wilayah serta mengatur hubungan masyarakat supaya tertip. Agar hal tersebut bisa
dicapai, dibutuhkan kekuasaan yang dipegang serta dijalankan oleh pemerintah negara.
Pada urgensi pancasila sebagai dasar negara, yaitu : Agar para pejabat publik
dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah. Agar partisipasi aktif seluruh
warga negara dalam proses pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan bangsa
dijiwai oleh nilai-nilai pancasila.